Network: TV
Asahi
Junpei
dipanggil oleh dua orang atasannya ke ruang rapat. Disana mereka menanyakan
alasan kenapa Junpei berhenti, karena banyak karyawan yang menginginkan agar
Junpei tetap bekerja disini. Dan Junpei berbohong, dia mengatakan bahwa dia
ingin berhenti, karena Ibunya yang berada di Tokyo sedang sakit.
“Kami
akan menganggapnya sebagai mutasi kerja,” kata atasan 1.
“Kamu
akan dipindahkan ke Markas di Tokyo. Bukankah itu bagus? Tanpa kehilangan
pekerjaanmu, kamu bisa kembali ke Tokyo. Sulit untuk melepaskanmu dan karena
menjaga Ibumu adalah hal yang penting,” kata atasan 2.
Para
rekan sekerja Junpei merasa senang dan memberikan selamat kepada Junpei yang
tidak jadi berhenti dari pekerjaan.
“Ini
melegakan, kan? Kamu akan kembali ke kota dimana Istrimu berada. Anakmu pasti
senang juga, kan?” tanya Rina. Dan Junpei mengiyakan.
Rina
lalu menyentuh kepala Junpei, dia beralasan bahwa ada uban di sana dan dia
mencabutnya. Dan para teman Junpei, menatap mereka berdua dengan tatapan
curiga.
Junpei
menelpon Azu dan memberitahukan apa yang terjadi, dia akan kembali ke Markas di
Tokyo akhir bulan ini dan bekerja disana. Junpei sebenarnya merasa bersalah
karena telah berbohong kepada perusahaan, sebenarnya dia berniat berhenti dan
mencari pekerjaan baru, tapi perusahaan menawarkan agar dia tidak perlu
berhenti dan pindah ke Tokyo saja.
“Kamu
benar. Dari sekarang, kamu tidak memiliki pilihan selain kembali bekerja,”
komentar Azu dengan suara pelan.
Di
café. Azu dan Haru bertemu. Disana Azu menceritakan tentang perselingkuhan
sesaat yang dilakukannya karena merasa tidak bisa memaafkan Junpei saat itu,
dan karena dia merasa depresi juga. Tapi akhirnya dia menyadari bahwa Junpei
adalah seseorang yang special untuknya, dan kini dia telah kembali bersama
dengan Junpei. Namun mengenai perselingkuhan sesaat nya itu, Azu merasa
bersalah karena tidak bisa menceritakannya kepada Junpei.
“Jika
kamu memberitahu dia, kamu mungkin merasa tenang, tapi dia yang akan terluka.
Pada akhirnya, itu hanya untuk kepuasan mu. Anggap lah perasaan bersalah itu
hukuman untukmu,” kata Haru, memberikan saran, lalu dia menanyakan apa Azu adan
bertemu lagi dengan Pria itu.
“Tentu
saja tidak!” balas Azu dengan cepat.
Haru
kemudian membahas tentang Kuroi yang asli dan Kuroi yang Azu kenal, dia
mengatakan bahwa seperti nya kedua orang tersebut adalah orang yang berbeda.
Dan dengan kebingungan Azu pun menanyakan maksud Haru.
Haru
mengeluarkan hape nya dan menunjukan foto Kuroi asli yang didapatkannya dari
seorang customer, dan melihat foto tersebut Azu merasa sangat sulit percaya,
karena orang yang berada di foto dan Kuroi yang dikenalnya, berbeda.
“Ini
juga ada halaman wawancara nya,” kata Haru sambil menunjukan artikel di
internet yang ada memasukan foto Kuroi asli.
“Eh…
tunggu. Kemudian Kuroi-san yang aku temui itu, siapa?” gumam Azu dengan kebingungan.
Haru
menanyakan darimana Azu mengenal Kuroi palsu tersebut, dan Azu pun menjelaskan
bahwa dia mengenal Kuroi palsu dari sebuah app yang disarankan oleh
customernya. Haru kemudian menyuruh Azu mengontak Kuroi palsu, dan Azu pun
melakukannya. Tapi akun yang digunakan oleh Kuroi palsu, tidak aktif lagi.
“Bisakah
kamu menghubungin pengembang app ini? Untuk mengecek latar belakang si Penipu
ini, ketika dia pertama kali mendaftar?” tanya Haru, menyarankan dengan panik.
“Okay.
Aku akan mencobanya,” balas Azu. Lalu dia mencoba menelpon Reika, tapi nomor
yang ditelponnya tidak bisa dihubungin.
“Pernahkan
kamu mengambil foto aneh atau apapun itu?”
“Pastinya
tidak,” jawab Azu.
“Baiklah.
Aku mencoba menyelidikinya juga, si Kuroi Penipu ini. Ini terasa sangat menyeramkan,”
gumam Haru dengan cemas. Sementara Azu, dia terdiam, karena merasa bingung
sekaligus syok.
Dijalanan
yang sepi. Kuroi palsu berjalan sendirian tanpa tersenyum.
Tags:
Holiday Love