Network: TV
Asahi
Rina
mengikuti Izutsu pulang. Sesampainya dirumah dan masuk ke dalam kamar, Izutsu
menemukan dua buah koper yang berisikan pakaian yang terlibat sangat rapi.
“Apakah
kamu bodoh? Kamu pikir pasangan bodoh itu akan berpisah, jadi kamu berencana
untuk mengejarnya, huh?” kata Izutsu dengan kesal.
Rina
mengabaikan kekesalan Izutsu dan menutup kedua kopernya. “Bahkan jika kita
bersama- sama, itu tidak mungkin untuk kita bisa membangun sebuah hubungan yang
berdasarkan kepercayaan,” katanya.
Izutsu
merasa sangat kesal dan marah. Dengan kasar dia menjambak rambut Rina, dan lalu
mencium Rina, kemudian dia menghempaskan Rina ke atas tempat tidur. Dengan
ketakutan, Rina berusaha melarikan diri, tapi dia tidak bisa, karena Izutsu
dengan kuat menahannya dan melepaskan bajunya.
“Aku
akan membuatmu mengerti! Aku akan membuatmu mengerti sekali lagi yang mana yang
lebih cocok denganmu!” geram Izutsu.
“Tidak!”
teriak Rina sambil memukul Izutsu dengan sekuat mungkin. Kemudian setelah
Izutsu melepaskannya, Rina langsung berlari menjauh sambil menangis.
“Aku
tidak akan membiarkanmu menyentuhku sejaripun! Kita pernah saling mencintai.
Ketika kita menikah, kamu mencoba untuk mengontrolku setiap waktu, karena kamu
tidak mempercayai ku! Pernahkah aku mengkhianati kamu sebelumnya? Pernahkah aku
melakukan hal yang tidak setia? Aku berharap kamu bisa lebih percaya diri,”
kata Rina, mencurahkan perasaannya. Dia berbicara sambil berusaha memakai
pakaiannya kembali
“Kamu
pikir aku tidak memiliki kepercayaan diri?” balas Izutsu.
“Iya.
Karena kamu tidak memiliki kepercayaan diri, kamu merasa takut setiap waktu aku
akan pergi. Kamu hanya bisa menunjukan cintamu dengan cara yang possessive.
Tapi itu bukan cinta. Itu hanya pria narsis yang berpikiran sempit,” jelas
Rina.
“Karena
kamu pikir kamu punya pria lain sekarang, kamu bisa berbicara seperti jika kamu
mengetahui segalanya. Tanpa latar pendidikan, anak miskin bisa hidup seperti
ini terima kasih kepada siapa??? Itu karena aku, sialan!!” teriak Izutsu dengan
marah sambil mengikuti Rina yang keluar dari dalam kamar sambil membawa
kopernya.
Rina
mengabaikan perkataan kasar Izutsu kepadanya, karena itu sudah biasa. Dan karena
Rina terus mengabaikannya, maka Izutsu memegang tangan Rina dan menahannya,
lalu dia menanyakan kemana Rina akan pergi. Dan Rina menjawab bahwa dia akan
pergi ke rumah Ibunya. Kemudian dengan kata menjengkelkan yang biasa, Izutsu
menghina Rina, dia mengatai rumah tua Rina yang sangat kecil dan hanya memiliki
dua kamar.
“Tidak
peduli betapa kecilnya, itu lebih baik daripada di sini,” kata Rina dengan
pelan.
“Begitukah?
Keluar! Jangan kembali ke rumah ini!”
kata Izutsu dengan tenang, dan Rina pun segera berjalan pergi ke arah pintu.
Kemudian Izutsu melanjutkan, “Kamu tidak akan pernah mendapatkan
satu yen pun dari ku,” kata nya.
Dan Rina langsung terhenti.
Izutsu dengan marah mengatakan bahwa setelah Rina
mengkhianatinya dan meninggalkannya seperti ini, bagaima bisa Rina berpikiran
untuk mendapatkan uang darinya. Mendengar itu, Rina mendekati Izutsu, dia
menjelaskan bahwa dia membutuhkan uang untuk Kai dan Remi, jika Izutsu tidak
memberikannya uang, bagaimana dengan biaya sekolah Kai dan Remi, lagian Izutsu adalah Ayah kedua anak nya.
“Hey, bukankah kamu mau pergi?” kata Izutsu dengan pelan,
dan Rina menggelengkan kepala pelan. “Silahkan keluar,” kata Izutsu. Dia
kemudian langsung mendorong Rina dan koper Rina keluar. Lalu dia mengambil
sepatu, tas, jaket Rina, dan membuang semuanya itu keluar juga, “Ini berakhir,”
kata Izutsu dengan sikap dingin, lalu dia menutup pintu.
Azu menerima banyak telpon dan email dari semua
pelanggannya yang ingin membatalkan pemesanan. “Mengapa?” gumam Azu, sulit
percaya.
Rina datang ke tempat penitipan anak untuk menjemput
kedua anaknya, tapi ternyata kedua anak nya telah dijemput dan dibawa oleh
Izutsu. Mengetahui hal tersebut, Rina merasa sangat terkejut dan segera berlari
pulang ke rumah Izutsu.
Rina memasukan kunci untuk membuka pintu, tapi dia tidak
bisa masuk, karena Izutsu mengunci pintu dari dalam rumah. Rina kemudian
memencet bel berkali- kali, tapi Izutsu tidak mau membuka kan pintu untunya.
Rina lalu masuk melalui pintu samping, dan mengedor- ngedor pintu kaca, dia
meminta agar Izutsu mengizinkannya bertemu kedua anaknya.
“Aku tidak akan pernah membiarkan kamu bertemu mereka
lagi. Kamu yang bilang sendiri barusan, kamu bilang biaya sekolah mereka sangat
besar. Kamu tidak mampu membayainya. Itu mengapa aku yang akan mengurusnya. Itu
saja! Dadah...” kata Izutsu dengan santai sambil menikmati segelas susu hangat.
Rina tidak menyerah dan terus memohon kepada Izutsu. Dan
dengan nada kasar, Izutsu menghina Rina, dia mengatakan bahwa wanita seperti
Rina tidak mungkin bisa bahagia kalau meninggalkannya. Mendengar hinaan itu
Rina langsung mengeraskan hatinya, dia berhenti memohon- mohon kepada Izutsu.
“Aku pasti akan mendapatkan anak ku kembali suatu hari
nanti,” kata Rina dengan tegas. Kemudian dia pergi.
Azu merasa sangat terkejut, ketika dia mendapatkan sebuah
pesan fitnah yang berisikan foto dirinya didalam kamar hotel. Kemudian disaat
itu Kakak Azu menelpon, dia menanyakan apa Azu baik- baik saja, lalu dia
memberitahu bahwa ada seseorang yang mengirimkan foto Azu didalam kamar hotel
kepadanya, mungkin orang itu mengira dia adalah pelanggan Azu, karena dia ada
didalam daftar teman Azu. Dan Kakak merasa khawatir bahwa bisa saja semua
pelanggan Azu mendapatkan pesan yang sama seperti dirinya.
Dear
pelanggan Nail Salon Azu. Azu-san yang merupakan seorang Ibu rumah tangga dan
Nailist, dia adalah seorang Istri murahan yang melakukan perzinahan. Jika kamu
pergi ke tempatnya, kamu mungkin bisa berakhir terlihat sama sepertinya. Isi pesan e-mail.
Azu merasa kebingungan serta panik, dia bertanya apa yang
harus dilakukannya. Dan Kakak menenangkan Azu, dia meminta Azu untuk tetap
tenang, karena dia akan kesana malam ini. Lalu telpon dimatikan.
Azu melihat situs website miliknya, dan disana dia
mendapatkan ratusan komentar dari banyak orang yang mengetawai nya. Mereka
mengatakan bahwa bisnis Azu pasti akan hancur.
Haru datang ke asrama Junpei. Disana dia menceritakan
bahwa Azu merasa sangat menyesal, dan Junpei mengerti. Junpei mengatakan bahwa
dia juga bersalah, tapi dia tidak menyangka kalau Azu bisa melakukan itu.
“Tunggu sebentar! Walaupun kamu bilang kamu mengerti,
tapi sebenarnya tidak! Azu bukan orang yang akan mengkhianati orang lain. Apa
yang Azu lakukan memang buruk, tapi dia tidak akan pernah melakukan itu lagi,
kamu tahu kan?” kata Haru, membela Azu.
Junpei hanya diam saja. Melihat itu Haru mengatakan bahwa
hanya Junpei yang bisa membuat Azu tersenyum lagi. Tapi sebelum Haru selesai
berbicara, Junpei langsung memotong, dan mengatakan bahwa dia tidak ingin Haru ikut
campur.
Disaat Azu sedang mengobrol dengan Kakaknya, Nanaka yang
telah selesai menggosok gigi datang menghampirinya. Jadi Azu dan Kakaknya pun
langsung berhenti berbicara. Kemudian setelah Nanaka masuk ke kamar dan tidur,
barulah Azu dan Kakaknya kembali berbicara.
“Nanaka, akankah dia baik- baik saja? Teman Ibunya
disekolah juga adalah pelanggan ku,” kata Azu, merasa khawatir pada anaknya.
Haru pamit pulang, namun sebelum dia pergi, dia
mengingatkan agar Junpei berhati- hati kepada wanita bernama Rina itu, walaupun
Junpei tidak lagi berhubungan dengannya.
Walaupun
aku tahu bahwa aku seharusnya memaafkan dia. Walaupun aku piki aku egois. Aku
tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa ... Gumam Junpei dalam hatinya.
Tags:
Holiday Love