Sinopsis J-Drama : Holiday Love Episode 5 - part 3



 Network: TV Asahi

Rina mengikuti Izutsu pulang. Sesampainya dirumah dan masuk ke dalam kamar, Izutsu menemukan dua buah koper yang berisikan pakaian yang terlibat sangat rapi.

“Apakah kamu bodoh? Kamu pikir pasangan bodoh itu akan berpisah, jadi kamu berencana untuk mengejarnya, huh?” kata Izutsu dengan kesal.


Rina mengabaikan kekesalan Izutsu dan menutup kedua kopernya. “Bahkan jika kita bersama- sama, itu tidak mungkin untuk kita bisa membangun sebuah hubungan yang berdasarkan kepercayaan,” katanya.


Izutsu merasa sangat kesal dan marah. Dengan kasar dia menjambak rambut Rina, dan lalu mencium Rina, kemudian dia menghempaskan Rina ke atas tempat tidur. Dengan ketakutan, Rina berusaha melarikan diri, tapi dia tidak bisa, karena Izutsu dengan kuat menahannya dan melepaskan bajunya.

“Aku akan membuatmu mengerti! Aku akan membuatmu mengerti sekali lagi yang mana yang lebih cocok denganmu!” geram Izutsu.


“Tidak!” teriak Rina sambil memukul Izutsu dengan sekuat mungkin. Kemudian setelah Izutsu melepaskannya, Rina langsung berlari menjauh sambil menangis.

“Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku sejaripun! Kita pernah saling mencintai. Ketika kita menikah, kamu mencoba untuk mengontrolku setiap waktu, karena kamu tidak mempercayai ku! Pernahkah aku mengkhianati kamu sebelumnya? Pernahkah aku melakukan hal yang tidak setia? Aku berharap kamu bisa lebih percaya diri,” kata Rina, mencurahkan perasaannya. Dia berbicara sambil berusaha memakai pakaiannya kembali


“Kamu pikir aku tidak memiliki kepercayaan diri?” balas Izutsu.

“Iya. Karena kamu tidak memiliki kepercayaan diri, kamu merasa takut setiap waktu aku akan pergi. Kamu hanya bisa menunjukan cintamu dengan cara yang possessive. Tapi itu bukan cinta. Itu hanya pria narsis yang berpikiran sempit,” jelas Rina.



“Karena kamu pikir kamu punya pria lain sekarang, kamu bisa berbicara seperti jika kamu mengetahui segalanya. Tanpa latar pendidikan, anak miskin bisa hidup seperti ini terima kasih kepada siapa??? Itu karena aku, sialan!!” teriak Izutsu dengan marah sambil mengikuti Rina yang keluar dari dalam kamar sambil membawa kopernya.



Rina mengabaikan perkataan kasar Izutsu kepadanya, karena itu sudah biasa. Dan karena Rina terus mengabaikannya, maka Izutsu memegang tangan Rina dan menahannya, lalu dia menanyakan kemana Rina akan pergi. Dan Rina menjawab bahwa dia akan pergi ke rumah Ibunya. Kemudian dengan kata menjengkelkan yang biasa, Izutsu menghina Rina, dia mengatai rumah tua Rina yang sangat kecil dan hanya memiliki dua kamar.

“Tidak peduli betapa kecilnya, itu lebih baik daripada di sini,” kata Rina dengan pelan.



“Begitukah? Keluar! Jangan kembali ke rumah ini!” kata Izutsu dengan tenang, dan Rina pun segera berjalan pergi ke arah pintu. Kemudian Izutsu melanjutkan, “Kamu tidak akan pernah mendapatkan satu yen pun dari ku,” kata nya. Dan Rina langsung terhenti.



Izutsu dengan marah mengatakan bahwa setelah Rina mengkhianatinya dan meninggalkannya seperti ini, bagaima bisa Rina berpikiran untuk mendapatkan uang darinya. Mendengar itu, Rina mendekati Izutsu, dia menjelaskan bahwa dia membutuhkan uang untuk Kai dan Remi, jika Izutsu tidak memberikannya uang, bagaimana dengan biaya sekolah Kai dan Remi, lagian  Izutsu adalah Ayah kedua anak nya.



“Hey, bukankah kamu mau pergi?” kata Izutsu dengan pelan, dan Rina menggelengkan kepala pelan. “Silahkan keluar,” kata Izutsu. Dia kemudian langsung mendorong Rina dan koper Rina keluar. Lalu dia mengambil sepatu, tas, jaket Rina, dan membuang semuanya itu keluar juga, “Ini berakhir,” kata Izutsu dengan sikap dingin, lalu dia menutup pintu.



Azu menerima banyak telpon dan email dari semua pelanggannya yang ingin membatalkan pemesanan. “Mengapa?” gumam Azu, sulit percaya.

Rina datang ke tempat penitipan anak untuk menjemput kedua anaknya, tapi ternyata kedua anak nya telah dijemput dan dibawa oleh Izutsu. Mengetahui hal tersebut, Rina merasa sangat terkejut dan segera berlari pulang ke rumah Izutsu.



Rina memasukan kunci untuk membuka pintu, tapi dia tidak bisa masuk, karena Izutsu mengunci pintu dari dalam rumah. Rina kemudian memencet bel berkali- kali, tapi Izutsu tidak mau membuka kan pintu untunya. Rina lalu masuk melalui pintu samping, dan mengedor- ngedor pintu kaca, dia meminta agar Izutsu mengizinkannya bertemu kedua anaknya.



“Aku tidak akan pernah membiarkan kamu bertemu mereka lagi. Kamu yang bilang sendiri barusan, kamu bilang biaya sekolah mereka sangat besar. Kamu tidak mampu membayainya. Itu mengapa aku yang akan mengurusnya. Itu saja! Dadah...” kata Izutsu dengan santai sambil menikmati segelas susu hangat.

Rina tidak menyerah dan terus memohon kepada Izutsu. Dan dengan nada kasar, Izutsu menghina Rina, dia mengatakan bahwa wanita seperti Rina tidak mungkin bisa bahagia kalau meninggalkannya. Mendengar hinaan itu Rina langsung mengeraskan hatinya, dia berhenti memohon- mohon kepada Izutsu.
  


“Aku pasti akan mendapatkan anak ku kembali suatu hari nanti,” kata Rina dengan tegas. Kemudian dia pergi.

 Azu merasa sangat terkejut, ketika dia mendapatkan sebuah pesan fitnah yang berisikan foto dirinya didalam kamar hotel. Kemudian disaat itu Kakak Azu menelpon, dia menanyakan apa Azu baik- baik saja, lalu dia memberitahu bahwa ada seseorang yang mengirimkan foto Azu didalam kamar hotel kepadanya, mungkin orang itu mengira dia adalah pelanggan Azu, karena dia ada didalam daftar teman Azu. Dan Kakak merasa khawatir bahwa bisa saja semua pelanggan Azu mendapatkan pesan yang sama seperti dirinya.



Dear pelanggan Nail Salon Azu. Azu-san yang merupakan seorang Ibu rumah tangga dan Nailist, dia adalah seorang Istri murahan yang melakukan perzinahan. Jika kamu pergi ke tempatnya, kamu mungkin bisa berakhir terlihat sama sepertinya. Isi pesan e-mail.


Azu merasa kebingungan serta panik, dia bertanya apa yang harus dilakukannya. Dan Kakak menenangkan Azu, dia meminta Azu untuk tetap tenang, karena dia akan kesana malam ini. Lalu telpon dimatikan.


Azu melihat situs website miliknya, dan disana dia mendapatkan ratusan komentar dari banyak orang yang mengetawai nya. Mereka mengatakan bahwa bisnis Azu pasti akan hancur.



Haru datang ke asrama Junpei. Disana dia menceritakan bahwa Azu merasa sangat menyesal, dan Junpei mengerti. Junpei mengatakan bahwa dia juga bersalah, tapi dia tidak menyangka kalau Azu bisa melakukan itu.

“Tunggu sebentar! Walaupun kamu bilang kamu mengerti, tapi sebenarnya tidak! Azu bukan orang yang akan mengkhianati orang lain. Apa yang Azu lakukan memang buruk, tapi dia tidak akan pernah melakukan itu lagi, kamu tahu kan?” kata Haru, membela Azu.



Junpei hanya diam saja. Melihat itu Haru mengatakan bahwa hanya Junpei yang bisa membuat Azu tersenyum lagi. Tapi sebelum Haru selesai berbicara, Junpei langsung memotong, dan mengatakan bahwa dia tidak ingin Haru ikut campur.


Disaat Azu sedang mengobrol dengan Kakaknya, Nanaka yang telah selesai menggosok gigi datang menghampirinya. Jadi Azu dan Kakaknya pun langsung berhenti berbicara. Kemudian setelah Nanaka masuk ke kamar dan tidur, barulah Azu dan Kakaknya kembali berbicara.


“Nanaka, akankah dia baik- baik saja? Teman Ibunya disekolah juga adalah pelanggan ku,” kata Azu, merasa khawatir pada anaknya.



Haru pamit pulang, namun sebelum dia pergi, dia mengingatkan agar Junpei berhati- hati kepada wanita bernama Rina itu, walaupun Junpei tidak lagi berhubungan dengannya.


Walaupun aku tahu bahwa aku seharusnya memaafkan dia. Walaupun aku piki aku egois. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa ... Gumam Junpei dalam hatinya.

Post a Comment

Previous Post Next Post