1 minggu kemudian
Pengacara
Li menemui Yun Gao dan mengabarkan bahwa dia telah berhasil menemukan Chun
Xiang.
Feng
Feng sibuk memberikan perintah kepada para pelayan yang sedang menata rumah
serta membersihkan rumah. “Ku beritahu kalian. Hari ini adalah ulang tahun ke
80 thn ketua. Kalian lebih baik tidak meninggalkan apapun, mengerti?” perintah
Feng Feng. Dan mereka semua mengiyakan.
Yan
datang dan langsung berbaring di atas sofa. Melihat itu, Feng Feng langsung
mengomel, karena Yan telah membuat sofa yang dirapikannya menjadi berantakan.
Feng Feng juga mengeluh betapa capeknya dia, karena sedari pagi dia sibuk mengurusi
semuanya, sehingga untuk beristirahat pun dia tidak sempat.
“Sayang!
Kamu akan mengetahuinya nanti,” kata Yan, menghentikan keluhan Istrinya.
Ketika
Yun Gao bersama Pengacara Li turun. Feng Feng, Yan, serta seluruh pelayan
langsung menyanyikan lagu selama ulang tahun dan bertepuk tangan dengan meriah.
Tapi Yun Gao mengabaikan mereka, dan pergi bersama Pengacara Li.
“Ayah
begitu aneh hari ini. Kita telah menyanyikan lagu untuknya, tapi dia malah
pergi begitu saja. Aku tidak percaya dia benar memiliki hati sekeras batu,”
keluh Feng Feng. Kemudian dia menyuruh pelayan untuk menghubungin toko kue, dan
menambahkan 2 lapis kue lagi.
Didalam
mobil. Pengacara Li meminta maaf, karena beberapa hal yang telah berubah, maka
dia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menemukan Chun Xiang. Namun
akhirnya dia berhasil dan menemukan bahwa Chun Xiang masih tinggal di tempat
yang sama seperti yang Yun Gao
beritahukan padanya. Tapi menurut informasi dari Kepala Desa, Chun Xian dan
keluarga hidup sedikit susah.
“Ketika
dia muda, dia tidak menikah. Dan hanya ketika Ayahnya meninggal, dia membayar
$200 untuk menikahi seorang petani berusia 30 thn. Tapi hal yang paling
menyedihkan adalah si Petani cepat meninggal, dan meninggalkan hutan $60.000.
Ketua, aku pikir hidupnya benar- benar sulit,” jelas Pengacara Li.
“Sudahlah,
berhenti bicara. Chun Xiang tidak seharusnya hidup begitu. Menyetirlah lebih
cepat! Berapa lama kamu piki aku bisa hidup? Lebih cepat menyetir!” perintah
Yun Gao dengan wajah serius.
Chun
Xiang yang telah meninggal, dimakamkan oleh para warga desa. Dan mereka semua
berkumpul mendoakan Chun Xiang yang telah tidak ada di dunia ini.
“Nenek
memiliki terlalu banyak hal yang dia tidak bisa selesaikan. Dia tidak bisa
melihat Ayah dan Ibuku sampai dia beruban. Dia tidak bisa melihat Pi Dan dan
aku tumbuh besar. Aku pikir bahwa dia tidak bisa merindukan kakek Wang Cai
lagi. Aku akan menggantikan Nenek, dan bertemu kakek Wang Cai lagi,” kata Fu An
dengan penuh tekad.
Fu
An serta Pi Dan duduk merenung di depan bengkel sepeda ketua desa, dikarena kan
mereka tidak memiliki cukup uang untuk bisa turun gunung. Melihat itu, ketua
desa pun menawarkan agar Fu An menjual saja sepeda tua yang Fu An miliki,
karena sepeda tua miliki Fu An memiliki banyak sejarah panjang dan pasti harga
nya akan mahal jika di jual.
“Tapi
aku tidak mengenal kolektor barang antik,” kata Fu An.
“Serahkan
padaku. Kamu tinggalkan saja sepeda ini di tempat ku. Dan aku akan memberikan
$20.000 dulu untuk mu supaya dapat turun dari gunung,” jelas Kepala Desa. Dan
walaupun sulit untuk percaya, tapi akhirnya Fu An pun setuju.
Fu
An meminta lonceng dari kakek Wang Cai yang terpasang di sepeda, karena itu
adalah benda milik Neneknya. Dan Kepala Desa membiarkannya.
Flash back
“Seorang
gadis dan pria yang bertemu dibawah jatuhnya bunga Tung, mereka akan di berkati
dan tidak akan pernah terpisah. Chun Xiang, kamu harus menunggu ku. Aku pasti
akan kembali padamu,” kata Yun Gao sambil memegang kedua tangan Chun Xiang
dengan erat.
Flash back end
“Chun
Xiang, aku kembali. Apa kamu masih menunggu ku?” gumam Yun Gao bertanya sambil
memperhatikan jalanan yang dilaluinya dari jendela mobil.
Tepat
disaat itu, mobil Yun Gao berpapasan dengan Fu An, Pi Dan, serta Dong Ni yang
sedang berjalan untuk pergi dari gunung.
Tags:
Easy Fortune Happy Life