Network : TTV
Tidak peduli betapa sulit
situasinya, kamu harus berani dan berharap. Selalu bersyukur, tidak pernah
menyesalinya. Ingat kebaikan dan keadalian adalah hadiah terbaik yang Tuhan
berikan. Aku akan memperhatikan mu dari langit.
Fu
an teringat perkataan Neneknya dan dia merasa sedih. Dia memeluk Pi Dan dengan
erat supaya Pi Dan tidak merasa kedinginan, karena saat ini mereka tidur diluar
ruangan, sehingga air hujan bisa mengenai mereka.
“Nenek, bagaimana keadaan mu di
langit? Aku kehilangan kalung jam kakek Wang Cai. Tidak ada uang. Dan sekarang
Pi Dan sakit. Nenek, kamu mengajari kami bahwa tidak peduli betapa besarnya
masalah, kami tidak boleh sedih. Aku benar- benar ingin mendengarkanmu, tapi
apa yang harus aku lakukan sekarang? Nenek apa yang harus ku lakukan?” tanya
Fu An dalam hatinya sambil menahan kesedihannya. Dia berusaha untuk tegar.
Didalam
kamar. Dong Jie memperhatikan foto Ibunya, kemudian dia mengambil kotak kaleng
milik Fu An dan melihat isi didalamnya.
Anak
buah Dong Jie yang melihat kalung jam di dalam kotak kaleng itu, dia mengambil
kalung jam tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah barang antik yang telah
berumur 50 tahun, jadi jika dijual maka harganya akan bagus. Namun dengan
paksa, Dong Jie merebut kalung jam tersebut, kemudian menyimpannya kembali.
“Barang
ini pasti sangat penting untuknya. Dia pasti sedang panik sekarang. Besok
pikirkanlah cara untuk mengembalikan ini padanya,” kata Dong Jie memberikan
perintah.
“Kak,
jika kita mengembalikan ini padanya. Maka itu terhitung sebagai balasan
untuknya,” kata anak buah Dong Jie.
“Jika
semudah itu, maka bagus. Aku hanya harus mengembalikan ini padanya. Tapi aku
masih berhutang padanya,” balas Dong Jie.
Dong
Jie mengambil pisau panjangnya, dan menlapnya dengan lembut. Kemudian dia
menyerahkan pedang itu dan menyuruh anak buahnya untuk menanjamkan pisau
tersebut lebih tajam dari pisau biasa, sehingga dia bisa memotong ususnya
dengan mudah jika dia tidak bisa membalas kebaikan Fu An.
“Itu
mudah. Aku akan membantu mu mempersiapkan gunting,” kata si anak buah. “Oh.
Tidak. Aku hanya bercanda. Jika kakak mau bunuh diri, aku akan ikut denganmu,”
kata si anak buah mengubah kata2 nya, ketika Dong Jie menatap tajam padanya.
“Tidak
perlu. Jika kamu ikut denganku, apa yang akan aku katakan pada Ibumu? Itu
menyakitkan untuk melihatmu bahkan sebagai hantu,” balas Dong Jie.
Pagi
hari. Fu An memberikan roti kepada Pi Dan, tapi Pi Dan memuntahkan roti
tersebut, dan mengatakan bahwa dia merasa sangat pusing, jadi dia ingin tidur.
Mendengar itu, Fu An pun merasa semakin cemas.
Fu
An kemudian meminta Anthony untuk memperhatikan Pi Dan dan menjaganya,
sementara dia akan pergi untuk mencari obat.
Fu
An pergi ke toko obat, tapi karena dia tidak mempunyai uang, maka dia pun di
usir. Fu An memohon, tapi si pemilik toko obat tidak mau membantu Fu An dan
mengancam akan memanggil polisi jika Fu An tidak pergi. Jadi dengan terpaksa,
Fu An pun pergi.
Dalam
kebingungan nya. Fu An tidak sengaja melihat Da Feng yang tampil di TV jalan,
dan melihat itu Fu An pun teringat akan jam tangan yang pernah Da Feng berikan.
Dia lalu memanggil taksi dan meminta untuk di antarkan ke Ba Bao Tang.
Sesampainya
di kantor Ba Bao Tang, karena tidak memiliki cukup uang, maka Fu An meminta si
supir untuk menunggu sebentar, karena dia akan masuk ke dalam sebentar mencari
temannya, lalu setelah itu dia pasti akan kembali. Mendengar itu, si Supir
merasa syok, karena Fu An dengan cepat keluar dari taksi dan berlari pergi.
“Ba Bao Tang. Tuhan, aku tidak
pernah berpikir keluarga farmasi nya sebesar ini,” pikir
Fu An, melihat betapa besarnya perusahaan Ba Bao Tang dari luar.
Lalu
setelah masuk ke dalam, Fu An merasa heran, karena dia tidak melihat adanya
obat, pasien, dan yang lain sebagainya seperti pada toko obat pada umumnya.
Fu
An menghampiri resepsionis dan mengatakan bahwa dia ingin bertemu dengan Da
Feng. Tapi karena Fu An belum ada membuat janji sebelumnya, maka si resepsionis
mengatakan bahwa Fu An tidak bisa bertemu dengan Da Feng.
Fu
An merasa bingung, kemudian disaat itu tanpa sengaja dia melihat foto Da Feng
yang sedang memakai jam tangan. Jadi Fu An menggunakan alasan itu untuk dapat
menemui Da Feng, dia menunjukan jam tangan dan foto di majalah tersebut kepada
resepsionis.
“Ini
asli. Jika kamu tidak percaya aku, maka kamu bisa menelpon dan bertanya. Aku
tidak berbohong,” kata Fu An berusaha menyakinkan si Resepsionis.
Da
Feng sedang bervideo chat dengan Zhen Zhen. Dan tepat dibagian ketika Zhen Zhen
mau membuka baju di depannya, telpon berbunyi. Lalu karena itu Zhen Zhen pun
mematikan video chat, dan dengan kesal Da Feng mengangkat telponnya.
Da
Feng menolak berbicara dan bertemu. Mendengar itu, Fu An langsung merebut
gagang telpon yang di pegang oleh si Resepsionis dan berbicara dengan cepat.
“Yan
Da Feng, ini aku Xie Fu An. Kamu lupa? Kita bertemu di rumah sakit, dan juga
kita jatuh bersama-sama ke dalam lumpur hidup? Dan juga kamu memberiku jam
tangan? Apa kamu lupa Yan Da Feng?” kata Fu An dengan cepat.
Resepsionis
merebut gagang telpon, dan para keamanan menahan Fu An karena Fu An telah membuat keributan di perusahaan.
Da
Feng sebenarnya tidak mau menemui Fu An, tapi karena Fu An berteriak akan
mengatakan apa yang ditakutinya. Maka Da Feng pun akhirnya mengatakan bahwa dia
akan turun.
Karena
merasa telah lama sekali menunggu, maka si supir taksi pun turun dan masuk ke
dalam perusahaan Ba Bao Tang untuk menemui Fu An.
“Kembali
bekerja!” hardik Da Feng kepada orang- orang yang berkerumun. Lalu kemudian Da
Feng mendekati Fu An, dan menanyakan ada apa Fu An mencarinya.
Tags:
Easy Fortune Happy Life
Mksi sdh cpt update....lnjut ya kak
ReplyDeleteSeru....jd kepo....lnjut ya mbk
ReplyDeleteLanjut.....seru kayaknya,semangat!!!!!
ReplyDelete