Sinopsis Lakorn – Nang Rai Episode 01 - 2



Sinopsis Lakorn – Nang Rai Episode 01 - 2
Images by : Channel 7

Esok hari,
Kae bersiap untuk pergi ke kampus untuk mengikuti ujian, tapi ibunya (Panee) malah memanggilnya. Dia mau minta uang untuk beli nomor lotre yang dia yakini akan menang. Kae menasehati Panee untuk tidak membeli hal tidak pasti seperti itu. Tapi, Panee malah kesal dan balas menjawab : “Tau darimana kau kalau nomor itu akan kalah?!”
“Kalau begitu, tau darimana mama kalau nomor itu akan menang?” balas Kae.
“Kau mau kasih aku uang atau mengajariku?!” marah Panee.
Terpaksa, Kae memberikan uangnya. Tapi, Panee malah tidak tahu malu dan meminta di berikan 2000 baht. Kae mengeluarkan semua uangnya, dan memberitahu kalau uangnya hanya tersisa 1000 baht, dan dia hanya bisa memberikan 500 baht.
“Aku tidak bekerja di konstruksi bangunan lagi. Aku hanya waitress sekarang ini,” beritahu Kae.
“500?! Aisssh!!! Kenapa kenapa kenapa hidupku sangat menyedihkan seperti ini?!” gerutu Panee tidak tahu di untung.
--

Kae sedang menunggu bus di halte. Dan dia teringat dengan kartu nama yang dia terima dari J’Noi. Tampaknya, Kae memikirkan untuk mengikuti casting tersebut.
--

Hari Jum’at, hari casting…
Sutradara (P’Hong) memberikan pengarahan kepada Wadee mengenai adegan yang harus di perankannya dan juga script yang harus di hafal. Wadee akan membacakan script sebagai nang’ek. Dan yang akan menjadi lawan main sementara untuk audisi ini, P’Hong menyuruh J’Noi yang berperan. J’Noi menolak, tapi karena di paksa, dia terpaksa setuju.
J’Noi mulai berakting sebagai orang jahat yang mengganggu nang’ek. Tapi, aktingnya tampak setengah hati, hingga P’Hong menegurnya.
“Biar aku saja yang membantu (menjadi lawan main),” terdengar suara Nguan.
Semua kru kaget karena Nguan datang ke audisi dan bahkan menawarkan diri untuk menjadi lawan main Wadee dalam audisi casting ini. Nguan beralasan kalau dia datang karena ingin melihat audisi dan kebetulan jadwalnya lagi kosong.
Wadee sendiri terlihat malas melihat Nguan.

Audisi akhirnya di mulai lagi,
Nguan berperan sebagai orang jahat yang menggoda Wadee. Wadee berperan sebagai nang ek dan berusaha menghindari dari godaan Nguan yang adalah pacar dari sahabatnya, Linda. Nguan tampak sangat menjiwai script karena dia memaksa agar Wadee menjadi miliknbya.
“Sutradara, ini sudah cukup kan?” tanya Wadee pada P’Hong setelah menunjukkan bakat akting-nya.

Eh, si Nguan malah terus berakting dengan menarik paksa Wadee dan mencium leher-nya. Wadee menjerit dan mendorong tubuh Nguan dengan kasar, “Kau nggak bisa lihat apa kalau aku sudah selesai akting?!” marah Wadee.
Nguan membela diri kalau dia kan hanya berperan sebagai perannya, orang jahat. P’Hong menyuruh Nguan untuk berhenti bicara mengganggu seperti itu, atau Wadee akan ketakutan.
J’Noi memberitahu P’Hong kalau masih ada peserta audisi satu orang lagi. Dan pas sekali, seorang kru datang membawa masuk Kae. Wadee langsung menyambut Kae dengan riang, dan juga senang karena Kae akhirnya mau datang audisi.
“Aku datang untuk mencari uang untuk keluargaku. Sudah cukup bagus jika aku bisa menjadi pemeran pembantu,” ujar Kae.
P’Ke juga menghampiri Kae dan senang karena Kae mau datang. Dia kira kalau Kae tidak akan datang. Dan dia juga memuji wajah Kae yang semakin cantik setelah memar di bibirnya menghilang, sehingga tampak seperti malaikat. Kae tersenyum malu mendengarnya.
J’Noi mengajak semuanya untuk makan siang dulu, baru nanti lanjut audisi lagi.

P’Ke, Wadee dan Kae duduk bersama untuk makan siang di kantin perusahaan. Mereka makan siang dengan mie. Tapi, setiap kali Wadee mau memasukkan mie ke dalam mutunya, Nguan yang duduk di meja di depannya, malah terus membuat suara dengan menghisap mie. Hal itu membuat Wadee jadi kehilangan selera.
“Nguan memang seperti itu. Dia suka memancing emosi orang,” bisik P’Ke. “Itulah kenapa tidak ada satupun orang yang mau bicara dengannya. Mereka takut akan di ‘gigit’ olehnya. Tapi, dia bertingkah aneh hari ini. Dia menawarkan diri untuk menjadi lawan main audisi. Aku tidak tahu apa dia punya niat baik atau buruk. Jangan pedulikan dia.”
Tapi, Wadee yang sudah hilang selera memilih pergi dengan ibunya untuk duduk makan di tempat lain.
Tinggallah, Kae berdua dengan Ke.
“Kau, lebih muda dua tahun dari Wadee, tapi kenapa kau terlihat lebih tua 5 tahun?” tanya Ke.
Kae langsung memegangi wajahnya dengan malu.
“Eh, tunggu. Aku tidak bilang kau punya wajah tua. Akulah yang berwajah tua,” jelas Ke sambil tertawa. “Maksudku, kau punya aura dewasa.”
“Oh, aku punya 3 adik. Mungkin itulah kenapa aku terlihat lebih tua.”

Mereka kemudian lanjut makan lagi. Kae bertanya pada P’Ke, apa yang harus di lakukannya nanti di audisi? P’Ke langsung memberikan script audisi nanti. Halaman pertama adalah untuk peran nang ek, sementara halaman selanjutnya adalah peran untuk nang rai.
“Kau hanya perlu membaca peran nang ek. Karena wanita cantik sepertimu pasti harus menjadi nang ek,” ujar P’Ke.
--
Kae pergi ke kamar mandi dan masuk ke dalam bilik. Dia mencoba latihan membaca script untuk peran nang ek. Dia berlatih dengan keras. Dan malah jadi tidak yakin untuk ikut audisi karena merasa tidak pantas.
Pas sekali, saat itu terdengar suara Wadee dan ibunya yang masuk ke dalam kamar mandi. Ibu memuji Wadee yang telah berusaha keras di audisi itu dan pasti akan mendapatkan peran nang ek.
“Jangan terlalu berharap, bu. Kae benar-benar cantik.”
“Itu benar. Kau dan Kaewalai sangat cantik daripada yang lainnya. Yang lain tampak biasa-biasa saja.”
“Di samping itu, aku tidak ingin bersaing dengan Kae. Aku suka kepribadiannya, bu. Meskipun kami baru bertemu sekali.”
“Ibu juga suka anak itu. Dia terlihat seperti anak yang baik. Tapi, hanya ada satu orang yang bisa menjadi nang ek, sayang.”
“Aku sudah memikirkannya. Aku akan menjadi nang rai. Aku suka akting, bu. Aku bisa memainkan peran apapun,” ujar Wadee. Dan Kae yang mendengar dari dalam bilik kamar mandi, tertegun.
“Kalau begitu, terserah padamu saja.”
Dan Wadee langsung berakting berteriak seperti nang rai di lakorn. Ibu tertawa melihatnya dan memuji Wadee yang memang pandai berakting.
Sementara itu, di dalam bilik kamar mandi, Kae memikirkan percakapan Wadee dan ibunya tersebut.
--
Wadee dan ibunya pamit untuk pulang duluan hingga tidak bisa melihat audisi Kae.
Audisi di mulai,
Nguan mulai akting menggoda sang nang ek. Tapi, anehnya, Kae tidak membacakan seperti yang tertulis di script nang ek, malah yang dia bacakan adalah yang di ucapkan di nang rai.
Semua kru jelas kaget. J’Noi dan Ke menyadari kalau Kae membaca script nang rai. Nguan juga bingung dan bertanya pada P’Hong. J’Noi memberitahu kalau ada kesalahan, tapi P’Hong malah menyuruh Nguan untuk mengikuti Kae saja.
Wow, akting Kae sebagai nang rai benar-benar top! Tatapan matanya tampak kejam. Dia berteriak dengan penuh amarah. Dan penuh rasa iri. Air mata amarahnya bahkan keluar dengan begitu natural.
Para kru yang melihat bahkan sampai merinding melihat perpaduan akting Kae sebagai nang rai dengan Nguan. Semua langsung bertepuk tangan untuk akting Kae tersebut.
“Hey, aku ingin bilang kalau kau sangat bagus. Kau membuatku merinding,” puji J’Noi. “Tapi peran yang kau mainkan…”
“Kau seharusnya berperan sebagai nang ek,” sambug P’Ke. “Bukan nang rai.”
“Aku ingin menjadi nang rai, bukan nang ek,” jawab Kae. “Aku tidak cocok menjadi peran nang ek. Anuwadee lebih cocok.”

Nguan memberi pendapat kalau pemeran nang rai lebih cantik dari nang ek, pasti akan lebih menarik. Dan mendengar perkataan Nguan itu, para kru jadi setuju karena ada benarnya. P’Hong bahkan memberi pujian pada akting Kae.
--
Ingat dengan pelayan yang membawakan Nee jus jeruk? Namanya ternyata, Bandarn (Boy).
Saat sedang membawa mampan berisi sayur-sayuran, dia hampir di tabrak oleh mobil ibunya Nee (Kesiree). Tapi bukannya minta maaf, Khun Kesiree malah memarahi Bandarn yang membuat supirnya harus mengerem mendadak tadi. Nee langsung mengatakan kepada Khun Kesiree kalau bahan makanan Bandarn juga rusak jadinya karena terlindas mobil mereka.

Khun Kesiree langsung mengeluarkan uangnya untuk mengganti bahan makanan yang rusak itu. Bandarn menolak dengan sopan dan masuk ke dalam lingkungan kampus. Jan ternyata mengenali Bandarn yang adalah pelayan yang menghidangkan jus jeruk peras untuk Nee saat di pesta tempo hari.
“Dia kuliah di sini? Kau jangan sampai bicara padanya, Nong Nee. Dia berbeda daripada kita,” peringati Khun Kesiree.
--

Ladawan menemui Pob di rumah Pob. Dengan manjaaah, dia berkata kalau dia harus kembali ke London hari ini.
“Hati-hati ya,” jawab Pob cuek.
Lada kesal. Dia malah menyuruh Pob berterimakasih padanya karena dia tidak menyuruh agar acara pertunangan mereka segera di adakan. Dia hanya ingin membuat headline kalau dia adalah model dan mendapatkan pria kaya dan tampan. Juga, dia ingin terkenal di media sosial.

Tidak lama, ponsel Lada berbunyi. Dan Pob langsung memanfaatkan hal itu untuk pergi dengan alasan kalau dia ada pemotretan. Lada awalnya tampak kesal, tapi dia langsung sumringat begitu menjawab teleponnya dan berujar : “Hai, darling.” (Iuhhh, selingkuh!)
--

Khun Kesiree mengantarkan Nee hingga ke depan pintu masuk kampus. Dan mereka melihat Bandarn lagi. khun Kesiree menegaskan sekali lagi kalau Nee tidak boleh berteman dengan siapapun dan hanya fokus untuk sekolah. Dia bahkan memerintahkan Jan untuk mengawasi Nee di kampus.
“Ibu, aku sudah 18 tahun.”
“18 tahun itu harus di awasi. Itu usia dimana para remaja menjadi liar dan mengikuti nafsu mereka. Kau terlalu naif. Kau akan mudah percaya pada orang,” ujar Khun Kesiree.
--
VK Ent.
Pob menjalani pemotretan. Seperitnya, dia berprofesi sebagai model. Lawan modelnya bertanya dengan penasaran, dimana tunangan Pob? Kapan mereka akan bertunangan?
“Entahlah, para orang tua yang mengatur,” jawab Pob dengan cuek.
Dia kemudian pamit permisi untuk pergi istirahat.

Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Saat sedang istirahat, dia melihat kedatangan Kae ke gedung VK Ent. Pob langsung mengikutinya.

Wadee juga ada di sana dengan ibunya. Mereka ternyata akan menjadi lawan main di lakorn terbaru. P’Hong memberitahu Kae, sebelum syuting di mulai, Kae akan syuting MV terlebih dahulu. Kae mengangguk mengerti.
“Hanya ada satu masalah. Mereka berdua sama-sama cantik. Aku penasaran siapa yang akan menjadi nang ek, dan siapa yang akan menjadi nang rai?” ujar J’Noi.
“Aku ingin…” ujar Wadee.
“Aku ingin menjadi nang rai,” potong Kae.
Wadee terkejut. “Aku juga ingin menjadi nang rai.”
P’Ke sampai bingung karena mereka berdua malah berebut ingin jadi nang rai. Dan P’Hong jadi ikutan stress juga.
Pas sekali, mereka mleihat kedatangan Pob. Semua kru langsung berdiri untuk menyambutnya. Wadee berbisik pada Kae kalau Pob adalah pemilik dari VK Ent. Sangat tampan dan kaya.
“Khun Pob, ada urusan apa hingga Anda kemari?” tanya P’Ke.
Tapi, Pob terus menatap ke arah Kae. P’Ke sampai harus memanggilnya beberapa kali hingga dia baru sadar. Pob membuat alasan kalau dia hanya ingin melihat proses syuting MV dan jika butuh bantuan, dia akan usahakan membantu.
P’Hong dan J’Noi langsung memberitahu kalau mereka kekurangan peran untuk pra ek. Mereka ingin pra ek di perankan oleh artis baru, atau yang belum pernah tampil di dalam lakorn ataupun movie. Lebih penting lagi, ketika para gadis melihatnya, mereka akan mengedipkan mata padanya dan berteriak.
“Aku rasa… Khun Pawapob memenuhi kriteria itu,” ujar Nguan yang berdiri di belakang mereka.
J’Noi, P’Hong dan P’Ke langsung menggangguk setuju. Pob menolak karena dia hanya pernah menjadi model, tidak pernah sama sekal berakting.
“Tidak masalah. Kami bisa mengajarimu akting,” ujar J’Noi, P’Hong dan P’Ke bersamaan.
“Aku masih punya pemotretan. Aku pergi dulu ya,” alasan Pob dan langsung pergi. Tentu saja sebelum pergi, dia tersenyum kecil sambil menatap Kae.
--

Di kampus,
Nee menyelesaikan kelasnya, dan pergi ke kantin untuk makan. Jan selalu mengikutinya dan bahkan membawakan buku-bukunya. Beberapa mahasiswa/I yang melihatnya langsung berbisik dengan suara keras, mengejeknya yang datang ke kampus untuk kuliah tapi malah seperti penjahat yang selalu di awasi.
Jan mengomentari kantin yang tidak ada orang yang mengambil piring kotor di meja, jadi dia menyarankan untuk pergi makan di tempat lain. Dia akan segera menelpon supir untuk membawa mereka makan di tempat lain.
“Tidak perlu. Cukup bersihkan piring di sini, dan cari kain untuk membersihkan meja,” perintah Nee.
Jan merasa keberatan, tapi untunglah Bandarn datang untuk membersihkan meja. Jan kaget, apa Bandarn juga bekerja di sini?
“Ibuku menjual makanan di sini dan ayahku adalah cleaning service di sini,” jawab Bandarn.
Jan langsung mendorong Bandarn untuk menjauh dari Nee. Dia bahkan mengingatkan Nee mengenai pesan Khun Kesireen dan memaksa Nee untuk pergi makan di tempat lain. nee menolak dengan alasan dia harus membaca dan lebih baik makan di sini agar tidak membuang waktu.
“Keterlaluan! Kaya ataupun miskin, bukankah kita semua sama-sama manusia?!” kesal seorang mahasiswa yang melihat gaya sombong Jan.
Jan merasa kesal dan hendak menampar mereka, tetapi Nee menghalanginya.


3 Comments

Previous Post Next Post