Sinopsis C- Drama : Easy Fortune Happy Life Episode 2 - part 5



Network : TTV
Setelah semuanya selesai. Feng Feng dan Yan segera mendekati Zhen Zhen untuk mengambil kaset rekaman. Dan Zhen Zhen pun merasa sedikit takut, tapi dia berhasil merebut kaset rekaman yang dipegang oleh rekannya. Lalu dia memberikan itu kepada Da Feng.

“Jika kami menyebarkannya, dan itu tidak benar. Maka itu akan lebih menyulitkan,” kata Zhen Zhen beralasan. Lalu dia pergi.



Da Feng kemudian menarik pita di kaset tersebut dan merusaknya. Melihat itu, Feng Feng serta Yan tersenyum lega.


Xie Hu Lan, tidak peduli dimana pun kamu. Aku pasti akan menemukanmu. Pikir Da Feng.



Pengacara Li menemui Yun Gao, dia menjelaskan apa yang akan dilakukannya, yaitu jika Yun Gao meninggal sebelum Fu An di temukan, maka seluruh harta Yun Gao akan diberikan kepada pihak bank untuk disumbangkan. Jadi karena itu, Pengacara Li akan pergi ke bank besok untuk mengurus semuanya.

Setelah selesai menjelaskan, Pengacara Li menanyakan apa Yun Gao yakin akan menyumbangkan segalanya. Dan Yun Gao membalas yakin.

“Pengacara Li, apa kamu mengerti perilaku burung nasar (burung pemakan bangkai)? Dia mencari bangkai binatang untuk dimakan. Pikirkan lah, keluarga ku memiliki ciri yang sama seperti Nasar, akankah mereka diam saja melihat $80 miliar jatuh ke kantong orang lain? Jangan khawatir, sekarang mereka sedang mencari cara untuk menemukan Xie Hu Lan. Bahkan walaupun Hu Lan bersembunyi di Mars, dia tidak akan bisa melarikan diri dari cengkaraman mereka,” jelas Yun Gao.


Satu hal yang paling Yun Gao harapkan sekarang adalah sebelum mereka bisa menemukan Hu Lan. Tidak peduli dimanapun Hu Lan berada, dia berharap Hu Lan mempunyai penghangat, makanan, dan pakaian. Yun Gao merasa khawatir kepada Hu Lan.


Fu An dan Pi Dan merasa kebingungan, karena telah banyak hal yang berubah di kota. Mereka telah berkeliling dan bertanya kepada polisi, tapi mereka mendapatkan 5 alamat yang berbeda- beda.



“Bagaimana jika kakek Wang Cai sama dengan nenek. Dia sudah pergi ke surga,” kata Pi Dan.

“Pei, pei, pei,” kata Fu An sambil mengetuk lantai (buang sial). “Anak kecil jangan bicara omong kosong, bahkan jika kakek Wang Cai benar- benar sudah pergi ke surga. Aku masih harus membawa Nenek ke makam nya,” kata Fu An.


Fu An percaya pada perkataan Nenek , yaitu jika mereka berusaha keras dan terus berharap, maka suatu saat akan membuahkan hasil.

“Kemudian apa yang kita lakukan sekarang?” tanya Pi Dan.

“Ah... aku terpikir sesuatu. Besok, bawa gambar kakek Wang Cai dan bertanya ke sekeliling, mungkin saja orang yang tinggal diarea sekitar sini ada yang tahu dimana kakek,” jawab Fu An.

Tapi masalahnya sekarang adalah mereka tidak mempunyai hape. Jadi cara itu akan menjadi percuma saja.



Kepala desa merasa cemas kepada Fu An, karena sudah lama Fu An pergi, tapi sampai saat ini belum ada kabar apa mereka baik- baik saja. Pang Dai juga merasa sama cemasnya, dia takut Fu An dibully di kota.


Da Feng, Feng Feng, dan Yan. Mereka datang ke desa Fu Man untuk mencari informasi mengenai Fu An. Dan mereka datang mengunjungin kepala desa. Namun Pang Dai yang mengenali mereka bertiga, dia langsung menarik kepala Desa untuk sedikit menjauhi mereka sebentar.


“Orang2 itu yang menyebabkan Fu An diusir dari rumah sakit dan tidak bisa melakukan bisnis lagi disana. Mereka semua orang yang buruk. Seorang pria tua hampir meninggal, dan mereka bahkan tidak ingin menyelamatkannya. Aku melihat nya dengan kedua mataku sendiri! Aku bertaruh mereka marah pada Fu An karena menyelamatkan kakek mereka, dan mereka ke sini untuk membalas dendam,” jelas Pang Dai.

“Tidak heran, lihat mereka. Mata mereka terlihat begitu dingin. Sampai Fu An menemukan Wang Cai, kita jangan membiarkan mereka tahu dimana mereka berada,” usul kepala Desa. Dan Pang Dai pun langsung setuju.



Da Feng melihat- lihat isi bengkel dan menemukan sebuah buku yang berisikan catatan Anak mudah Desa Muda yang luar biasa. Didalam buku itu ada foto Pang Dai, dan foto Fu An.

“Gadis desa ini begitu mengejutkan. Tidak disangka dia berbakat di banyak aspek,” gumam Da Feng.



Kepala desa berbohong kepada mereka semua, dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki foto Fu An. Dan dia menggambarkan wajah Fu An dengan begitu buruk. Melihat itu, Da Feng merasa marah, karena dia merasa telah di tipu.



“Kamu ingin kakek ku terkejut sampai mati melihat gamabr ini sebelum dia berhasil menemukan orang yang dicarinya? Kami datang bukan untuk di bodohi! Aku akan membeli tempat ini besok dan menghancurkannya,” ancam Da Feng.

Mendengar hal itu, Yan senang karena Da Feng ada disini, jadi mereka tidak perlu melakukan apapun.



Merasa takut akan ancaman Da Feng, maka Pang Dai pun memberikan foto Fu An palsu yang tidak lain adalah adiknya sendiri. Dan wajah adik Pang Dai, hampir mirip dengan  Pang Dai. Melihat foto itu, setiap orang langsung merasa kecewa, tapi ini tentang $80 miliar, jadi mereka pun mau tidak mau, harus mencari dan menemukan Fu An.

“Sekarang kalian telah memiliki fotonya, kamu sudah bisa pergi,” kata kepala Desa. Dan Da Feng memberikan uang, lalu membawa foto tersebut.


Feng Feng serta Yan langsung mengikuti Da Feng pulang, karena mereka ingin meminta copyan foto Fu An juga.

Setelah mereka semua pergi, kepala desa dan Pang Dai langsung tertawa dengan keras. Lalu Pang Dai meminta uang bagiannya, tapi kepala Desa tidak mau memberikan itu kepada Pang Dai sama sekali.

“Dia memberikannya padaku, bukan padamu, jadi tidak ada yang perlu dibagi,” kata Kepala desa.

“Kamu berdiri lebih dekat dengannya, jadi tentu saja dia memberikannya padamu!” protes Pang Dai.



Didalam mobil. Da Feng menatap frustasi foto Fu An palsu. “Penampilan seperti ini. Diletakan di dekat pintu mungkin akan membawa kesialan dan diatas tempat tidur akan mencegah kehamilan! Aku pikir aku akan mati karena syok olehnya sebelum aku mendapatkan $80 miliar. Menikahi kamu? Uh… tidak mungkin. Aku pikir kamu lebih baik hanya menghilang dan tidak mengotori penampilan kota.”


Da Feng berhenti di rumah Fu An yang telah terbakar. Dia mengingat semua kejadian yang terjadi saat kebaran itu.


Da Feng turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah yang telah terbakar itu. “Mengapa aku datang ke sini? Orang jelek itu pasti telah mengejutkan pikiranku. Apa ini?” pikir Da Feng, lalu dia merasa seperti menginjak sesuatu.



Da Feng menemukan album foto Fu An, Pi Dan, dan Chun Xiang yang sedang berfoto bersama. “Mereka hanya berfoto, tapi mereka semua tersenyum seperti idiot.” Pikir Da Feng.

Da Feng teringat perkataan Fu An, saat mereka berada di dalam lumpur hidup.


“Yan Da Feng, kamu orang yang sangat menyedihkan. Kamu terlihat seperti orang yang memiliki segalanya. Tapi sebenarnya, kamu tidak memiliki apapun. Aku merasa hidup ku lebih beruntung dan bahagia daripada hidupmu,” kata Fu An.

“Lupakan lah. Ini mungkin foto terakhir milik gadis itu,” pikir Da Feng. Lalu dia membawa foto tersebut bersama dengannya.


Da Feng menghubungin seseorang dan meminta dicarikan seseorang. Dia menawarkan $200 juta, jika orang tersebut berhasil menemukan orang yang ingin dicarinya.

1 Comments

Previous Post Next Post