Fu
An terbangun dengan kepala sedikit pusing, dan ketika dia melihat Da Feng yang
tidur di sebelahnya dalam keadaan telanjang. Dia langsung tersadar dan
berteriak keras. Serta Da Feng pun terbangun.
“Gadis
desa. Ini masih pagi, bisakah kamu lebih tenang sedikit?” komentar Da Feng,
merasa terganggu.
“Mengapa
kamu tidak mengenakan pakaian?”
“Itu
karena kamu mengenakan pakaian ku,” jawab Da Feng sambil menunjuk.
Fu
An berteriak lagi, ketika dia menyadari bahwa benar dia sedang memakai pakaian
Da Feng bukan pakaiannya sendiri. Dia lalu mengambil bantal dan memukuli Da
Feng,” Mesum! Mesum! Mesum!!” katanya, marah.
“Jika
aku mesum, maka kamu buas. Lihatlah!” balas Da Feng sambil memperlihatkan
punggung nya yang penuh bekas cakaran. Melihat itu Fu An menjadi sangat
kebingungan.
Xie Fu An… Xie Fu An… kemarin malam,
apa yang sebenarnya kamu lakukan? Gumam Fu An merasa takut
serta panik.
“Kemarin
malam, kita berada di atas tempat tidur dan bergulat. Disini, disana, sekitar
10 kali,” kata Da Feng, seperti tahu apa yang sedang Fu An pikirkan.
“Tidak
mungkin!” balas Fu An, tidak mau percaya.
“Jika
tidak kamu pikir siapa yang membantu mu memakai kan baju ini? Dan walaupun kamu
seorang gadis desa sepertimu sedikit jelek, tapi tubuhmu…” kata Da Feng,
menggoda Fu An.
Tidak
tahan mendengar kata- kata Da Feng, maka Fu An menutup telinganya dan berlari
dengan cepat keluar dari dalam kamar.
Fu
An keluar dari dalam kamar, dan tidak sengaja menabrak Yan Yang. Namun saat Yan
Yang bertanya, dia tidak menjawab dan terus berlari pergi dengan cepat.
Yan
Yang masuk ke dalam kamar dan menanyakan apa yang telah Da Feng lakukan pada Fu
An. Dan Da Feng menunjukan bekas cakaran di punggungnya.
Dikantor.
Fu An memandangin dirinya sendiri di cermin dan menggerutu dalam hatinya. Xie Fu An. Siapa yang menyuruhmu menjadi
serakah dan tidak mendengarkan perkataan Nenek. Jika Nenek tahu, bahwa karena
beberapa coklat… hah..
“Jika
Nenek tahu, dia pasti kecewa padaku,” gumam Fu An.
Si
Karyawan yang telah di pecat kakek, mendengar suara Fu An, dia langsung
bersembunyi di dalam kamar mandi. Dan dengan sengaja, dia berpura- pura
mengobrol dengan seseorang. Dia meminta maaf dan mengatakan bahwa dia pasti
akan membayar biaya pengobatan Ayahnya secepat mungkin, karena saat ini gaji
nya telah di potong.
Mendengar
itu, Fu An pun menguping, lalu ketika si Karyawan tersebut keluar dari dalam
bilik kamar mandi, Fu An langsung mengenalinya. Lalu kemudian Fu An tanpa sengaja
melihat berkas rumah sakit milik si Karyawan dan foto Ayahnya yang terjatuh.
Melihat itu maka Fu An pun langsung merasa bersalah, karena dialah yang membuat
si Karyawan di pindahkan ke bagian lain oleh kakek.
“Aku
minta maaf. Sebenarnya hari itu, aku tidak bermaksud sengaja. Untuk
menjatuhkanmu, itu benar- benar bukan motif ku. Bisakah aku melakukan sesuatu
untuk membayarmu?” jelas Fu An, merasa bersalah.
“Lupakan
saja. Aku tidak ingin menjadi pengganggu. Aku hanya orang kecil yang tidak
seorang pun pedulikan,” kata si Karyawan, sengaja berpura- pura sedih.
Melihat
itu, Fu An pun merasa tidak tega. Lalu tiba- tiba dia mendapatkan ide, dan
menarik si Karyawan untuk mengikutinya.
Fu
An membawa si karyawan untuk mengikuti rapat. Diruangan rapat itu, Fu An
menggantung satu buah kaus kaki yang telah di berikan obat olehnya, sehingga
ketika orang mengenakan itu, kaki mereka tidak akan bau.
Fu
An menyuruh mereka semua untuk mengendus kaus kaki itu, dan benar kaus kaki itu
tidak bau serta berbau mint yang menyegarkan. Fu An kemudian membuka kaus kaki
tersebut yang ternyata di dalamnya dia memasukan ikan asin. Mengetahui itu
semua orang langsung menutup hidung, karena bau nya ikan asing.
Namun
ikan asing itu membuktikan bahwa kaki sebau apapun, ketika mengenakan kaus kaki
itu maka akan menjadi wangi dan bau nya menyegarkan.
“Okay,
percobaan produk ini berjalan mulus.
Selanjutnya, kita akan membagi tim untuk melanjutkan nya,” jelas Da Feng. Lalu
dia menyuruh beberapa karyawan untuk membawa produk ini ke laboratorium, dan
memberitahukan hasilnya nanti kepadanya. Lalu untuk sebagian karyawan lain, dia
menyuruh mereka untuk memeriksa pasar.
“Manager
Yan,” panggil Fu An, ketika Da Feng akan meninggalkan ruangan rapat. Fu An
menarik tangan si Karyawan dan menjelaskan bahwa dia ingin si Karyawan ini
menemaninnya dan menjadi asistennya.
“Kai
Li tidak lagi berada di bagian ini. Dia tidak perlu berpatisipasi dalam
pekerjaan ini. Dan seharusnya dia tidak diperbolehkan menghadiri rapat ini. apa
kamu tahu?” tegur Da Feng.
Kai
Li berpura- pura bersikap kecewa dan ingin pergi. Melihat itu, Fu An menahannya
dan lalu berdebat dengan Da Feng supaya Kai Li membantunya, karena ini adalah
salahnya jadi dia ingin menebusnya dengan melakukan sesuatu untuk Kai Li.
“Dia
orang yang ketua turunkan sendiri, aku tidak punya kekuasaan untuk membawanya
balik, kamu mengerti?” kata Da Feng.
“Aku
tidak pernah bilang aku tidak mengerti. Dan kemarin, bukankah kamu bilang,
tidak peduli apa pertolongan yang kubutuhkan, kamu akan menolongku?” balas Fu
An.
Da
Feng membahas mengenai kejadian semalam, dan membuat Fu An merasa malu. Tapi
walau begitu Fu An tetap ingin mempertahankan Kai Li untuk membantunya. Fu An
mengancam bila Da Feng tidak mau membantu, maka dia akan meminta bantuan Feng
Feng serta Yan, atau jika tidak dia akan langsung bicara kepada kakek.
“Baiklah.
Aku akan mengundurkan tanggal pemindahanmu sampai proposal ini selesai.
Selanjutnya mengenai kamu bisa kembali atau tidak ke bagian ini, kita akan
membahasnya nanti berdasarkan kerja keras mu,” kata Da Feng akhirnya.
“Ya,
manager. Ya, Fu An,” kata Kai Li, berterima kasih.
“Xie
Fu An, kamu senang sekarang? Dan tentang survey pasar apa kamu punya ide?”
tanya Da Feng. Dan sambil tersenyum Fu An mengangguk dan mengatakan ada.
Di
sekolah. Fu An menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang mengenakan kaus kaki
adalah anak- anak sekolah, sehingga tempat terbaik untuk melakukan survey pasar
adalah di tempat yang di penuhi target pasar untuk produk mereka.
Fu
An dibantu oleh Kai Li, mereka membagikan kaus kaki kepada anak- anak yang
memiliki masalah bau kaki. Lalu setelah anak- anak itu mencoba kaus kaklnya,
mereka membagikan kertas survey yang harus di isi.
Setelah
semua selesai, hasil survey pun dikumpulkan, dibantu oleh Da Feng. Kemudian
ketika semua hasil survey telah terkumpul, maka Fu An, Kai Li, serta Da Feng
pun berniat untuk kembali ke kantor.
Pi
Dan berlari memanggil Fu An. Dia mengajak Fu An serta Da Feng untuk bergabung
bermain dodgeball bersama temannya. Dan Fu An tentu saja langsung menolak,
karena mereka harus kembali ke kantor dan bekerja. Pi Dan kemudian merengek,
dan dengan tegas Da Feng pun menolak juga, karena mereka memiliki pekerjaan
penting.
“Bagaimana
begini, kalian berdua pergi bermain lah.
Aku akan membantu membawakan semua hasil suvey dan produk contoh kembali
ke kantor,” kata Kai Li, menggunakan kesempatan tersebut.
“Tolonglah,
tolong, sekali saja,” pinta Pi Dan merengek- rengek, menarik tangan Da Feng.
Sehingga akhirnya Da Feng pun setuju.
Da
Feng memberikan semua barang yang dipegangnya, dan mengingatkan Kai Li untuk
langsung balik ke kantor jangan pergi kemana- mana, karena ini adalah sesuatu
yang penting. Fu An lalu juga memberikan
semua barang yang dipegangnya kepada Kai Li.
Kemudian
setelah itu, Da Feng dan Fu An pun mengikuti Pi Dan. Melihat itu, Kai Li
tersenyum senang dan jahat.
Pertandingan
akan dimulai. Da Feng setim bersama Pi Dan dan kawan. Sementara Fu An setim
dengan anak – anak yang lain. Mereka berdua saling berhadapan menjadi lawan.
Dengan gaya yang sangat keren, Fu An membuat tanda bahwa Da Feng serta timnya
pasti akan mereka kalahkan. Kemudian setelah itu mereka berdua saling bersorak
di tim masing- masing.
Pertandingan
dimulai. Fu An melepaskan sepatunya, lalu bermain dengan bersemangat. Tapi
karena kehebatan Da Feng dalam bermain menangkap dan melempar bola, maka dia
pun berhasil mengeluarkan semua teman setim Fu An, sehingga hanya Fu An sendiri
yang tersisa di tim. Menyadari itu, Fu An menjadi panik sendiri.
“Kakak
Da Feng, cepat pukul kakak ku! Setelah kita pukul dia, maka kita akan menang!”
teriak Pi Dan menyemangati Da Feng. Dan para anak yang lain ikut berteriak
‘Pukul, Pukul, Pukul’
Da
Feng mengangkat bola di tangannya tinggi- tinggi, dan dengan takut Fu An
menutup mata dan melindungin diri. Kemudian disaat itu, Da Feng melemparkan
bola dengan kuat, tapi sengaja dia tidak mengenai Fu An. Merasakan itu, Fu An
merasa lega serta cemas juga.
“Aku
sudah bilang kamu tidak sendirian. Tidak peduli apa, aku akan membantumu,” kata
Da Feng mengulurkan tangannya. Dan Fu An menyambut tangan Da Feng yang
membantunya untuk berdiri. Lalu setelah itu, lama mereka berdua saling
bertatapan. Dan anak- anak bertepuk tangan untuk mereka.
Semua
hasil survey pasar dan rincian produk, Kai Li mengirimkan itu kepada si Pria
yang pernah ditemuinya secara rahasian. Dan mendapatkan data tersebut, si Pria
tersenyum senang.
“Kamu telah bekerja keras, Yan Yun
Gao. Aku akan membantu mu mempromosikan kaus kaki penghilang bau.”
Di
ruang rapat. Da Feng menjelaskan produk yang merupakan ide dari Fu An. Yaitu
kaus kaki penghilang bau, dan yang menjadi target produk ini adalah murid serta
pekerja kantoran yang sering mengeluhkan kaki bau.
Tepat
disaat itu, Feng Feng serta Yan masuk ke dalam ruang rapat. Mereka mengatakan
bahwa mereka datang untuk membantu Fu An melakukan percobaan, karena mereka
sangat menyanyangin Fu An.
“Pa,
demi kebaikan produk Ba Bao Tang, kami tidak bisa membiarkan hanya murid saja
yang melakukan test bahan. Bagaimana bisa hati mu tenang hanya dengan itu? Kamu
membutuhkan diriku untuk melakukan percobaan ini secara pribadi untuk
membuktikan kualitasnnya,” kata Yan dengan bangga.
Lalu
Feng Feng pun melakukan drama seolah dia adalah orang yang baik. kemudian dia
menyuruh Yan untuk mengangkat kakinya ke atas meja. Melihat itu, Da Feng menutup
hidungnya dan memaling kan wajahnya dengan jijik.
“It’s
Show Time,” kata Yan, bangga dan percaya diri.
Setiap
orang yang melihat itu, tidak berani untuk mencium bau kaki Yan karena merasa
jijik. Dan karena itu, maka Fu An pun berdiri dan berniat mencium bau kaki Yan,
tapi Feng Feng serta Yan menahan agar Fu An tidak perlu melakukan itu. Yun Gao
tersenyum melihat itu.
“Berhenti!
Hal paling penting, tentu saja manager yang harus melakukannya sendiri,” kata
Da Feng dengan sangat, sangat, terpaksa banget. Semua itu dilakukannya untuk
memperlihatkan kebaikan dirinya di depan Yun Gao. Dan benar, Yun Gao tersenyum
kepadanya.
“Silahkan,”
kata Feng Feng dan Yan dengan senang.
Tags:
Easy Fortune Happy Life