Sinopsis C- Drama : Easy Fortune Happy Life Episode 6 - part 1

Network : TTV

Fu An terbangun dengan kepala sedikit pusing, dan ketika dia melihat Da Feng yang tidur di sebelahnya dalam keadaan telanjang. Dia langsung tersadar dan berteriak keras. Serta Da Feng pun terbangun.


“Gadis desa. Ini masih pagi, bisakah kamu lebih tenang sedikit?” komentar Da Feng, merasa terganggu.

“Mengapa kamu tidak mengenakan pakaian?”

“Itu karena kamu mengenakan pakaian ku,” jawab Da Feng sambil menunjuk.

Fu An berteriak lagi, ketika dia menyadari bahwa benar dia sedang memakai pakaian Da Feng bukan pakaiannya sendiri. Dia lalu mengambil bantal dan memukuli Da Feng,” Mesum! Mesum! Mesum!!” katanya, marah.



“Jika aku mesum, maka kamu buas. Lihatlah!” balas Da Feng sambil memperlihatkan punggung nya yang penuh bekas cakaran. Melihat itu Fu An menjadi sangat kebingungan.

Xie Fu An… Xie Fu An… kemarin malam, apa yang sebenarnya kamu lakukan? Gumam Fu An merasa takut serta panik.



“Kemarin malam, kita berada di atas tempat tidur dan bergulat. Disini, disana, sekitar 10 kali,” kata Da Feng, seperti tahu apa yang sedang Fu An pikirkan.

“Tidak mungkin!” balas Fu An, tidak mau percaya.


“Jika tidak kamu pikir siapa yang membantu mu memakai kan baju ini? Dan walaupun kamu seorang gadis desa sepertimu sedikit jelek, tapi tubuhmu…” kata Da Feng, menggoda Fu An.

Tidak tahan mendengar kata- kata Da Feng, maka Fu An menutup telinganya dan berlari dengan cepat keluar dari dalam kamar.

Fu An keluar dari dalam kamar, dan tidak sengaja menabrak Yan Yang. Namun saat Yan Yang bertanya, dia tidak menjawab dan terus berlari pergi dengan cepat.



Yan Yang masuk ke dalam kamar dan menanyakan apa yang telah Da Feng lakukan pada Fu An. Dan Da Feng menunjukan bekas cakaran di punggungnya.


Dikantor. Fu An memandangin dirinya sendiri di cermin dan menggerutu dalam hatinya. Xie Fu An. Siapa yang menyuruhmu menjadi serakah dan tidak mendengarkan perkataan Nenek. Jika Nenek tahu, bahwa karena beberapa coklat… hah..

“Jika Nenek tahu, dia pasti kecewa padaku,” gumam Fu An.


Si Karyawan yang telah di pecat kakek, mendengar suara Fu An, dia langsung bersembunyi di dalam kamar mandi. Dan dengan sengaja, dia berpura- pura mengobrol dengan seseorang. Dia meminta maaf dan mengatakan bahwa dia pasti akan membayar biaya pengobatan Ayahnya secepat mungkin, karena saat ini gaji nya telah di potong.



Mendengar itu, Fu An pun menguping, lalu ketika si Karyawan tersebut keluar dari dalam bilik kamar mandi, Fu An langsung mengenalinya. Lalu kemudian Fu An tanpa sengaja melihat berkas rumah sakit milik si Karyawan dan foto Ayahnya yang terjatuh. Melihat itu maka Fu An pun langsung merasa bersalah, karena dialah yang membuat si Karyawan di pindahkan ke bagian lain oleh kakek.


“Aku minta maaf. Sebenarnya hari itu, aku tidak bermaksud sengaja. Untuk menjatuhkanmu, itu benar- benar bukan motif ku. Bisakah aku melakukan sesuatu untuk membayarmu?” jelas Fu An, merasa bersalah.

“Lupakan saja. Aku tidak ingin menjadi pengganggu. Aku hanya orang kecil yang tidak seorang pun pedulikan,” kata si Karyawan, sengaja berpura- pura sedih.

Melihat itu, Fu An pun merasa tidak tega. Lalu tiba- tiba dia mendapatkan ide, dan menarik si Karyawan untuk mengikutinya.



Fu An membawa si karyawan untuk mengikuti rapat. Diruangan rapat itu, Fu An menggantung satu buah kaus kaki yang telah di berikan obat olehnya, sehingga ketika orang mengenakan itu, kaki mereka tidak akan bau.

Fu An menyuruh mereka semua untuk mengendus kaus kaki itu, dan benar kaus kaki itu tidak bau serta berbau mint yang menyegarkan. Fu An kemudian membuka kaus kaki tersebut yang ternyata di dalamnya dia memasukan ikan asin. Mengetahui itu semua orang langsung menutup hidung, karena bau nya ikan asing.

Namun ikan asing itu membuktikan bahwa kaki sebau apapun, ketika mengenakan kaus kaki itu maka akan menjadi wangi dan bau nya menyegarkan.

“Okay, percobaan produk ini  berjalan mulus. Selanjutnya, kita akan membagi tim untuk melanjutkan nya,” jelas Da Feng. Lalu dia menyuruh beberapa karyawan untuk membawa produk ini ke laboratorium, dan memberitahukan hasilnya nanti kepadanya. Lalu untuk sebagian karyawan lain, dia menyuruh mereka untuk memeriksa pasar.


“Manager Yan,” panggil Fu An, ketika Da Feng akan meninggalkan ruangan rapat. Fu An menarik tangan si Karyawan dan menjelaskan bahwa dia ingin si Karyawan ini menemaninnya dan menjadi asistennya.

“Kai Li tidak lagi berada di bagian ini. Dia tidak perlu berpatisipasi dalam pekerjaan ini. Dan seharusnya dia tidak diperbolehkan menghadiri rapat ini. apa kamu tahu?” tegur Da Feng.

Kai Li berpura- pura bersikap kecewa dan ingin pergi. Melihat itu, Fu An menahannya dan lalu berdebat dengan Da Feng supaya Kai Li membantunya, karena ini adalah salahnya jadi dia ingin menebusnya dengan melakukan sesuatu untuk Kai Li.


“Dia orang yang ketua turunkan sendiri, aku tidak punya kekuasaan untuk membawanya balik, kamu mengerti?” kata Da Feng.

“Aku tidak pernah bilang aku tidak mengerti. Dan kemarin, bukankah kamu bilang, tidak peduli apa pertolongan yang kubutuhkan, kamu akan menolongku?” balas Fu An.

Da Feng membahas mengenai kejadian semalam, dan membuat Fu An merasa malu. Tapi walau begitu Fu An tetap ingin mempertahankan Kai Li untuk membantunya. Fu An mengancam bila Da Feng tidak mau membantu, maka dia akan meminta bantuan Feng Feng serta Yan, atau jika tidak dia akan langsung bicara kepada kakek.


“Baiklah. Aku akan mengundurkan tanggal pemindahanmu sampai proposal ini selesai. Selanjutnya mengenai kamu bisa kembali atau tidak ke bagian ini, kita akan membahasnya nanti berdasarkan kerja keras mu,” kata Da Feng akhirnya.

“Ya, manager. Ya, Fu An,” kata Kai Li, berterima kasih.

“Xie Fu An, kamu senang sekarang? Dan tentang survey pasar apa kamu punya ide?” tanya Da Feng. Dan sambil tersenyum Fu An mengangguk dan mengatakan ada.


Di sekolah. Fu An menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang mengenakan kaus kaki adalah anak- anak sekolah, sehingga tempat terbaik untuk melakukan survey pasar adalah di tempat yang di penuhi target pasar untuk produk mereka.

Fu An dibantu oleh Kai Li, mereka membagikan kaus kaki kepada anak- anak yang memiliki masalah bau kaki. Lalu setelah anak- anak itu mencoba kaus kaklnya, mereka membagikan kertas survey yang harus di isi.

Setelah semua selesai, hasil survey pun dikumpulkan, dibantu oleh Da Feng. Kemudian ketika semua hasil survey telah terkumpul, maka Fu An, Kai Li, serta Da Feng pun berniat untuk kembali ke kantor.


Pi Dan berlari memanggil Fu An. Dia mengajak Fu An serta Da Feng untuk bergabung bermain dodgeball bersama temannya. Dan Fu An tentu saja langsung menolak, karena mereka harus kembali ke kantor dan bekerja. Pi Dan kemudian merengek, dan dengan tegas Da Feng pun menolak juga, karena mereka memiliki pekerjaan penting.



“Bagaimana begini, kalian berdua pergi bermain lah.  Aku akan membantu membawakan semua hasil suvey dan produk contoh kembali ke kantor,” kata Kai Li, menggunakan kesempatan tersebut.

“Tolonglah, tolong, sekali saja,” pinta Pi Dan merengek- rengek, menarik tangan Da Feng. Sehingga akhirnya Da Feng pun setuju.

Da Feng memberikan semua barang yang dipegangnya, dan mengingatkan Kai Li untuk langsung balik ke kantor jangan pergi kemana- mana, karena ini adalah sesuatu yang penting.  Fu An lalu juga memberikan semua barang yang dipegangnya kepada Kai Li.

Kemudian setelah itu, Da Feng dan Fu An pun mengikuti Pi Dan. Melihat itu, Kai Li tersenyum senang dan jahat.


Pertandingan akan dimulai. Da Feng setim bersama Pi Dan dan kawan. Sementara Fu An setim dengan anak – anak yang lain. Mereka berdua saling berhadapan menjadi lawan. Dengan gaya yang sangat keren, Fu An membuat tanda bahwa Da Feng serta timnya pasti akan mereka kalahkan. Kemudian setelah itu mereka berdua saling bersorak di tim masing- masing.


Pertandingan dimulai. Fu An melepaskan sepatunya, lalu bermain dengan bersemangat. Tapi karena kehebatan Da Feng dalam bermain menangkap dan melempar bola, maka dia pun berhasil mengeluarkan semua teman setim Fu An, sehingga hanya Fu An sendiri yang tersisa di tim. Menyadari itu, Fu An menjadi panik sendiri.


“Kakak Da Feng, cepat pukul kakak ku! Setelah kita pukul dia, maka kita akan menang!” teriak Pi Dan menyemangati Da Feng. Dan para anak yang lain ikut berteriak ‘Pukul, Pukul, Pukul’

Da Feng mengangkat bola di tangannya tinggi- tinggi, dan dengan takut Fu An menutup mata dan melindungin diri. Kemudian disaat itu, Da Feng melemparkan bola dengan kuat, tapi sengaja dia tidak mengenai Fu An. Merasakan itu, Fu An merasa lega serta cemas juga.


“Aku sudah bilang kamu tidak sendirian. Tidak peduli apa, aku akan membantumu,” kata Da Feng mengulurkan tangannya. Dan Fu An menyambut tangan Da Feng yang membantunya untuk berdiri. Lalu setelah itu, lama mereka berdua saling bertatapan. Dan anak- anak bertepuk tangan untuk mereka.


Semua hasil survey pasar dan rincian produk, Kai Li mengirimkan itu kepada si Pria yang pernah ditemuinya secara rahasian. Dan mendapatkan data tersebut, si Pria tersenyum senang.

“Kamu telah bekerja keras, Yan Yun Gao. Aku akan membantu mu mempromosikan kaus kaki penghilang bau.”


Di ruang rapat. Da Feng menjelaskan produk yang merupakan ide dari Fu An. Yaitu kaus kaki penghilang bau, dan yang menjadi target produk ini adalah murid serta pekerja kantoran yang sering mengeluhkan kaki bau.

Tepat disaat itu, Feng Feng serta Yan masuk ke dalam ruang rapat. Mereka mengatakan bahwa mereka datang untuk membantu Fu An melakukan percobaan, karena mereka sangat menyanyangin Fu An.

“Pa, demi kebaikan produk Ba Bao Tang, kami tidak bisa membiarkan hanya murid saja yang melakukan test bahan. Bagaimana bisa hati mu tenang hanya dengan itu? Kamu membutuhkan diriku untuk melakukan percobaan ini secara pribadi untuk membuktikan kualitasnnya,” kata Yan dengan bangga.


Lalu Feng Feng pun melakukan drama seolah dia adalah orang yang baik. kemudian dia menyuruh Yan untuk mengangkat kakinya ke atas meja. Melihat itu, Da Feng menutup hidungnya dan memaling kan wajahnya dengan jijik.

“It’s Show Time,” kata Yan, bangga dan percaya diri.


Setiap orang yang melihat itu, tidak berani untuk mencium bau kaki Yan karena merasa jijik. Dan karena itu, maka Fu An pun berdiri dan berniat mencium bau kaki Yan, tapi Feng Feng serta Yan menahan agar Fu An tidak perlu melakukan itu. Yun Gao tersenyum melihat itu.


“Berhenti! Hal paling penting, tentu saja manager yang harus melakukannya sendiri,” kata Da Feng dengan sangat, sangat, terpaksa banget. Semua itu dilakukannya untuk memperlihatkan kebaikan dirinya di depan Yun Gao. Dan benar, Yun Gao tersenyum kepadanya.

“Silahkan,” kata Feng Feng dan Yan dengan senang.


“Jangan khawatir. Aku percaya padamu,” kata Da Feng pada Fu An. Dan Fu An tersenyum.


Post a Comment

Previous Post Next Post