Ditaman.
Dengan penuh perhatian sebagai seorang sahabat, Yuiko memeluk Mayu yang
menangis dan menghiburnya. “Tidak usah berbicara apa- apa,” kata Yuiko kepada
Mayu kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya.
Seraya
menangis, kubulatkan keputusan. Aku sudah tidak mau berbohong lagi.
Diatap
sekolah. Takuma datang menemui Mayu yang telah menunggu, dan dia menanyakan apa
yang mau Mayu katakan.
“Apa
kamu ingat taman di bukit yang dulu sering kita datangin bersama?” tanya Mayu.
Dan Takuma mengiyakan. “Sepulang sekolah, aku akan menunggu mu di sana. Kalau
kamu tidak datang, aku takkan lagi mengejarmu. Aku akan menunggumu! AKU AKAN
MENUNGGUMU!” kata Mayu sambil berusaha untuk tersenyum. Lalu dia berjalan pergi
dengan cepat.
Kou
yang kebetulan berada disana juga, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan itu.
Dan setelah Mayu pergi, dia pun mendekati Takuma. “Aku akan menggantikan mu ke
tempat nya Tuan Putri. Dan kamu menjenguk Teru,” jelas Kou, lalu dia pergi
begitu saja.
Mendengar
hal itu, Takuma pun menjadi merasa bimbang.
Yumi
mengajak Kou untuk pergi karaoke bersama, tapi Kou menolak karena Mayu. Dan
mengetahui itu, Yumi berkomentar bahwa perbuatan Kou saat ini tidak seperti Kou
yang biasanya.
“Tempo
hari kamu menyuruhku untuk agresif mendekatinya, kan?” kata Kou.
“Rasanya,
saat kamu jatuh cinta, yang kulihat sama seperti kebanyakan cowok,” komentar
Yumi.
“Aku
ini mempunyai banyak wajah,” bisik Kou sambil memeluk Yumi. Dan Yumi mendorong
serta menendang kaki Kou, lalu dia pergi.
Istirahat
makan siang. Dilapangan. Ritsu menceritakan mengenai kakaknya, Kou, kepada
Takuma. Dia menjelaskan bahwa dia dan kakaknya punya perbedaan, karena penyakit
Ayah mereka, Kou hanya mengingat penderitaan ibu mereka saja.
Sementara
Ritsu sendiri. Dia banyak mengingat ketika Ibu ada bersama Ayah mereka, Ibu
lebih banyak tersenyum. Jadi menurutnya, mencintai orang yang penyakitan tidak
bisa disebut kesialan.
“Kebahagiaan
terbesar Taneda pun kurasa adalah saat bersama mu,” jelas Ritsu, memberikan
nasihat pada Takuma.
“Terima
kasih, ya,” balas Takuma sambil tersenyum.
Lonceng
sekolah berbunyi, menandakan waktu pulang sekolah. Dan dengan cepat, sebelum
seluruh murid lain keluar dari dalam kelas, Mayu keluar dari dalam kelas.
Melihat hal itu, Takuma mengerti apa yang ingin Mayu lakukan sebenarnya.
Takuma
menaiki bus dengan perasaan bimbang. Dia masih memikirkan siapa yang harus dia
pilih, Mayu kah atau Teru.
Teru
memandangin fotonya yang sedang berduaan dengan Takuma. Dan dia tersenyum lebar
memandangi foto itu.
“Mau
turun?” tanya supir bus.
“Tidak,”
jawab Takuma. Dan Bus kembali jalan.
Tidak
bisa. Aku tidak bisa terus begini. Maaf, Teru. Aku ingin berada di sisi Mayu.
Ternyata, aku memanglah menyukai Mayu. Aku akan mengatakan itu pada Teru. Jika
tidak setelah itu, aku tidak bisa pergi ke tempat Mayu.
Kalau
diingat- ingat, harusnya saat itu aku langsung saja pergi ke tempat Mayu. Hari
itu, karena salahku… Teru pun meninggal.
Lanjut......
ReplyDelete