Feng
Feng dengan semangat mengibas- ngibaskan tanganya di kaki Yan sehingga bau kaki
Yan semakin tersebar di udara. Dan sambil menutup hidungnya sendiri, Yan
mengibas- ngibaskan tangannya juga di dekat kakinya sendiri. Lalu menguatkan dirinya, Da Feng pun menunduk dan
mencium kaki Yan. Melihat itu Yan serta Feng Feng tertawa senang.
“Bagaimana?”
tanya Feng Feng.
“Sangat
bagus. tidak ada bau,” jelas Da Feng.
Feng
Feng serta Yan merasa terkejut sekali mendengar itu, dan dengan segera Yan pun
langsung mengangkat kakinya dan mencium bau kakinya sendiri. Lalu Feng Feng
menanyakan bagaimana, dan karena masih tidak yakin, maka Yan melepaskan kaus
kakinya sendiri dan menciumnya lagi. Dan hasilnya ternyata benar, tidak ada bau
sama sekali.
“Mereka
sukses, mengapa kamu sangat bahagia?” tegur Feng Feng dengan kesal kepada Yan
yang malah senang.
“Tidak,
mereka telah menyembuhkan bau kakiku,” jelas Yan.
“Diam,”
kata Feng Feng, pelan.
Yun
Gao memberikan selamat kepada Fu An serta Da Feng. Lalu dia mengumumkan kepada
semua orang bahwa proyek kaus kaki di setujuinya. Dan dengan senang Fu An
langsung memeluk Da Feng, namun saat tersadar Fu An langsung melepaskan dirinya
dan bertepuk tangan dengan canggung.
Yun
Gao yang awalnya berniat keluar dari ruangan rapat, ketika melihat Fu An serta
Da Feng berpelukan. Dia berhenti berjalan dan tersenyum memandangin mereka.
Lalu setelah itu, dia membuka pintu dan pergi.
Ketika
semua orang di ruang rapat telah bubar, disaat itu Kai Li datang. Melihat dia,
Da Feng pun menegurnya. Dia menanyakan mengapa bisa Kai Li tidak muncul saat
rapat penting tadi, padahal dia ingin memperkenalkan Kai Li pada ketua. Dan Kai
Li terdiam, tidak bisa menjawab.
Fu
An mendekati Feng Feng dan Yan, dia berterima kasih karena hari ini mereka
berdua telah menolongnya. Dan dengan sikap perhatian, Feng Feng mengatakan
bahwa mereka adalah keluarga, jadi masalah Fu An juga adalah masalahnya,
makanya mereka senang kalau bisa melakukan sesuatu yang membantu Fu An.
Fu
An kemudian memperkenalkan Kai Li kepada mereka berdua, dan menceritakan
bagaimana Kai Li telah membantunya dalam bekerja. Dan Fu An meminta tolong Feng
Feng untuk membantu agar Kai Li bisa di kembalikan ke bagian Da Feng.
“Okay.
Apapun yang kamu katakan, aku akan setuju,” kata Feng Feng, setuju karena ingin
mengambil hati Fu An.
“Terima
kasih,” kata Fu An dengan senang.
Kai
Li menyela pembicaraan mereka semua, dia meminta maaf kepada Fu An karena hari
ini dia datang untuk mengucapkan selamat tinggal. Dia lalu menyerahkan surat
pengunduran dirinya kepada Da Feng. Dia beralasan bahwa tiba- tiba ada situasi
darurat yang terjadi di keluarganya, jadi dia harus kembali ke kampung
halamannya.
“Fu
An, kamu benar- benar sangat baik padaku. Aku merasa sedih tidak bisa bekerja
denganmu lagi. Tapi, bisakah kita masih menjadi teman?” tanya Kai Li, berpura-
pura sedih. Dia lalu memeluk Fu An dan tersenyum penuh arti.
“Begitu
tiba- tiba. Tapi jangan khawatir. Kamu harus segera pulang untuk membantu, dan
ketika semua sudah selesai, kamu cepatlah kembali ke sini,” kata Fu An, tulus.
Kai
Li kemudian mengucapkan terima kasih kepada semua nya dan pamit kepada mereka.
Sesudah itu dia berjalan pergi dari sana.
Malam
hari. Ditaman. Fu An memakai jam tangan yang dulu pernah Da Feng berikan
kepadanya, walaupun jam itu sedikit besar, tapi Fu An senang karena bisa
melihat jam dengan jelas. Lalu Fu An melambaikan tangannya ke langit dan
menyapa Nenek, tepat disaat itu bel di sepeda bergoyang dan berbunyi terkena
angin. Melihat itu Fu An tersenyum dan berbicara pada bel tersebut.
“Apa
kamu tahu, Ba Bao Tang akan menggunakan resep mu untuk membuat obat china
herbal di kaus kaki yang menghilangkan bau. Kakek bilang setelah kaus kakinya
selesai di produksi, dia akan menamakannya ‘kaus kaki Chun Xiang’.
Kendengarannya bagus, kan? Kamu bahkan tidak sempat melihat ekspresi wajah
kakek. Aku bertaruh, dia benar- benar menyukai kamu,” kata Fu An bercerita
kepada Nenek.
Yan
Yang datang membawa kan teh untuk Fu An. Lalu tiba- tiba saja, Fu An teringat
kejadian pagi ini, dimana dia berlari keluar dari kamar Da Feng dan
menabraknya. Dan dengan canggung, Fu An pun ingin membahas itu untuk
menghilangkan kesalah pahaman yang mungkin ada di dalam pikiran Yan Yang.
Tapi
sebelum Fu An mengatakan apapun, Yan Yang menyela dan mengatakan bahwa Da Feng
sudah memberitahunya. Berita bagusnya, tidak ada yang terjadi pada malam itu.
Mengetahui itu, Fu An merasa sangat lega.
“Oh
ya, apakah kamu sudah terbiasa tinggal bersama kami sekarang?” tanya Yan Yang.
“Setiap
bangun pagi, aku pikir aku sedang bermimpi. Tempat tidurnya lembut, pakaiannya
bagus, dan hidangannya…”
“Ok,
aku mengerti,” potong Yan Yang.
Fu
An kemudian menceritakan bahwa ada sesuatu yang disukainya. Dia suka bekerja di
Ba Bao Tang, karena dia benar- benar menyukai pekerjaan ini.
“2
tahun lalu, aku bekerja di Ba Bao Tang, aku kira saat itu aku benar- benar
tidak beruntung,” kata Yan Yang, bercerita.
“Benarkah?
Kamu pernah bekerja di Ba Bao Tang sebelumnya? Apakah Ba Bao Tang punya jurusan
fashion?” tanya Fu An, terkejut. Lalu dia tertawa bercanda.
Yan
Yang menceritakan bahwa dia pernah tamat dari sekolah pengobatan, dan bahkan
dia memiliki sertifikat pengobatan. Yang menjadi motivasi terbesarnya saat itu
ketika belajar adalah dia mau menjalankan Ba Bao Tang. Karena sebagai seorang
dokter, dia ingin bisa menyembuhkan pasien. Tapi itu semua berubah saat dia
telah benar- benar masuk ke dalam Ba Bao Tang.
“Di
dalam hati mereka berharap seluruh dunia sakit, dan setiap orang yang sakit itu
hanya membeli produk Ba Bao Tang,” jelas Yan Yang. Itulah alasan mengapa dia
lebih memilih untuk menjadi desaigner baju pengantin saja.
“Aku
tidak suka orang yang seperti itu. Karena hidup itu berharga dan menjadi sakit
bahkan lebih berharga. Nenekku sering bilang, tidak peduli berapa banyak pun
uang yang kamu miliki, tidak mungkin bisa membeli kebahagiaan dan kesehatan,”
komentar Fu An.
“Kamu
sangat benar. Kakek sering bilang bahwa kamu adalah bintang kebahagiaan Ba Bao
Tang. Hatimu baik,” balas Yan Yang, setuju.
Yan
Yang kemudian memberitahukan tujuan aslinya datang menemui Fu An yaitu karena
Da Feng secara khusus meminta padanya untuk mendadanin wanitanya agar terlihat
cantik di acara perayaan besok. Dan mendengar itu, Fu An sedikit tidak
mengerti, jadi dia pun bertanya siapa wanita Da Feng.
“Aku
pikir kamu sangat mengerti apa jawabannya. Jika tidak mengapa aku berada
disini? Lalu jam itu tidak akan ada di lenganmu,” kata Yan Yang menggoda Fu An.
Dan dengan malu, Fu An langsung menutupi jam tangan yang di pakainya.
Yan
Yang dengan tegas, dia menyuruh Fu An
untuk bersiap jam 10 besok pagi dan jangan sampai telat. Lalu setelah itu dia
pamit, dan pergi.
“Siapa
yang wanitanya,” gerutu Fu An. Lalu dia teringat akan semua kebaikan Da Feng
yang selalu membantunya dan mengatakan bahwa dia tidak sendirian. “Aku bahkan
belum setuju dengannya dan aku tidak akan berjanji apapun padamu!” gerutu Fu An
kepada jam tangan Da Feng yang dipakainya. Lalu setelah itu dia memandangin
langit malam sambil tersenyum.
Tags:
Easy Fortune Happy Life
Lanjut....
ReplyDeleteLanjut dong........
ReplyDelete