Images by : Mango TV
Guo Yan menjelaskan pada Murong mengenai pemikirannya.
Bahasanya rumit, euy. Intinya Guo Yan merasa kalau dunia ini adalah bagian dari
sebuah dimensi luas yang dimana mungkin saja ada orang yang mengendalikan dunia
ini. Orang itu yang mengatur segala yang terjadi di dunia ini termasuk waktu
dan segala peraturannya. Ada orang di luar sana yang melihat dan mengatur
caranya dunia ini bekerja. Jadi, di dunia ini banyak sekali misteri yang harus
di pecahkan.
“Jadi, Luo Xi bisa melompati waktu adalah
karena dia mendapat senjata dimensi tingkat tinggi?”
“Le Xue setelah dirasuki oleh HunDun,
sekarang dia menjadi abadi. Dia seharusnya bisa merubah dimensi, jadi dia tidak
akan merasakan perubahan waktu,” jelas Guo Yan. “Dan HunDun dan Dewa Waktu
keduanya adalah dimensi tingkat tinggi. Dewa waktu di serang oleh Hun Dun dan
membuatnya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kita bertiga.”
“Lalu, bagaimana dengan Luo Xi?”
“Pan Huan sangat merindukan Luo XI. Jadi, mengatur
ulang waktu dunia Luo Xi dan memberikannya kekuatan dan alat trans-dimensi jadi
ketika dia dalam bahaya, dia bisa melompati waktu dan bertemu dengan kita. Lalu,
kita akan bisa melindunginya.”
“Maksudmu, karena pengaruh dari Pan Huan,
kita bisa bertemu dengan Luo Xi dan jatuh cinta dengannya lagi.
“Itu kalian. Bukan aku.”
“Kau memiliki banyak pikiran, siapa yang bisa
tahu apa yang benar-benar kau rasakan.”
“Mungkin alasan Luo Xi mampu menjelajahi
waktu dan bertemu kita adalah karena kita merasakan dia dalam bahaya. Jadi,
kita melindunginya.”
“Jika yang kau katakan adalah benar, maka
semuanya sudah di atur. Itu bisa di sebut dengan takdir. Tapi, jika takdir
benar-benar ada, apa yang kita lakukan sekarang, adalah untuk apa?”
“Aku benci mengatakan hal mengenai nasib dan
takdir. Menurutmu, aku di takdirkan untuk minum dari gelas ini? Menurutku, ini
adalah keputusanku sendiri untuk meminum dari gelas ini. Aku ingin minum, maka
aku minum. Bukan karena aku harus minum, maka aku minum. Nasibku adalah
keputusanku sendiri bukan Tuhan!”
(Berat kan pembicaraannya. Kalian ngerti kan?
Menurutku yang di tanyakan Murong mengenai takdir dan jawaban Guo Yan, sangat
menarik. Aku ngerti maksud mereka dengan pemahamanku, tapi susah untuk ku jelaskan
lewat tulisan. 😊)
--
Luo Xi pergi menemui Le Xue. Dia memberitahu
mengenai He Mo yang sangat sedih dan dia tidak tahu harus bagaimana. Dia meminta
Le Xue untuk ikut dengan mereka pulang, hidup seperti sebelumnya, melupakan
semua yang terjadi seolah sebelum Le Xue melompati waktu. Le Xue menolak.
“Aku juga ingin pulang. Tapi sekarang, aku
tidak bisa menua ataupun mati. Jika aku hidup di kota, orang-orang akan
menyadari hal itu. Qin Shang juga sudah menemuiku, mereka juga ingin mencari
cara, tapi pada akhirnya, bersembunyi di gunung ini adalah satu-satunya
pilihanku.”
Le Xue kemudian menyuruh Luo Xi untuk pulang.
Dengan mata berlinang, Luo Xi pun akhirnya pergi dari tempat Xue.
--
Menjelang malam hari,
He Mo pergi menemui Xue. Mereka bicara di
balkon rumah Xue, karena Xue tidak mengundangnya masuk dalam rumah.
“Aku tahu kau ingin bicara apa. Luo Xi sudah
kemari tadi karenamu. Aku sungguh berharap kau bisa bangkit dan berhenti merasa
kehilangan.”
“Kau benar-benar ingin begitu? Apakah kau bahkan
peduli pada perasaanku? Hanya dalam beberapa bulan, kita jadi…”
“He Mo, setelah ribuan tahun, aku tidak bisa
menjadi kekasihmu lagi. Tapi, kau tetap orang yang berarti di hidupku. Jika kau
bertanya apakah aku peduli pada perasaanmu, aku peduli. Dan hanya karena aku
peduli. Aku harap kau bisa melupakanku dan menemukan kebahagiaanmu sendiri. Jika
kita sudah selesai, maka kau bisa pergi.”
He Mo mengerti, dan dia meminta izin untuk
memeluk Xue untuk terakhir kalinya. Tidak ada jawaban dari Xue, dan He Mo terdiam.
Dia tahu kalau Xue tidak ingin dia memeluknya, jadi yang bisa di lakukannya
hanya pergi.
--
Qin Shang dan Luo Xi bicara di tepi pantai. Qin
Shang tiba-tiba saja bertanya apakah Luo Xi percaya pada takdir?
“Aku tidak tahu. Mungkin percaya. Karena bisa
bertemu orang-orang itu adalah takdir.”
“Jika itu takdir, maka apapun yang kita lakukan,
bukankah itu tidak berarti? Luo Xi, berapa banyak waktu yang kita punya untuk
bersama?”
“1 bulan,” jawab Luo Xi dengan sedih. Dan kemudian
dia menangis, “Bisakah kau tidak pergi?”
Qin Shang juga menangis, “Jika suatu hari kau
ingin meninggalkan keluargamu, saudara dan temanmu, akankah kau sangat sedih? Ini
adalah rumahmu. Jika kau pergi, kau akan sangat merindukannya. Akupun begitu. Kau
pernah bilang kalau aku yang dulu, tidak akan pernah bicara pada Zhao Xin. Sebagai
kaisar dari sebuah negara, aku tidak seharusnya kehilangan arah dalam hubungan
pribadi. Jadi selama ini, aku menolak untuk bertemu dan menunjukkan perasaanku
padanya. Dia sangat mirip seperti ibuku. Ibu yang melindungiku ketika aku
kecil. Melihat Zhao Xin selalu mengingatkanku akan ibuku. Ibu yang melindungiku
sehingga aku bisa menjadi kaisar.”
--
Esok hari,
Zhao Xin dan semuanya akhirnya pergi dari
pulau Penglai. Sebelum pergi, mereka mendapat kabar kalau insiden rem bus yang
blong adalah ulah dari tn. Wei, dan tn. Wei telah menjalani persidangan dengan
hukuman penjara seumur hidup. Para pengikutnya telah berpencar. Jadi, tn. Wei tidak
akan bisa melukai siapapun sekarang.
Dari jauh, Xue melihat kepergian semuanya.
--
Hari-hari terus berlalu. Luo Xi belajar dan
mengikuti ujian. Hingga akhirnya dia lulus. Setelah lulus, Jingjing memberikan
kabar gembira pada Luo Xi kalau atasan Li menjadikan Luo Xi menjadi karyawan
perusahaannya.
Luo Xi pulang dengan bahagia ke rumah dan
menujukkan ijazah kelulusannya. Ayah dan ibu jelas merasa senang dan bangga.
Luo Xi pergi ke rumah Qin Shang dan yang
lain. Tapi, Qin Shang dan Guo Yan malah sibuk bermain game perang. Tentu saja
Luo Xi jadi kesal karena di abaikan.
Tidak lama, Qin Shang mendapat telepon dari
pelatihnya yang sudah di depan rumah. Luo Xi heran dan bertanya pada Guo Yan, “Pelatih
apa?”
“Pelatih ilmu bela diri. Tapi bukan pelatih
biasa. Pelatih itu adalah pensiunan dari pasukan khusus.”
Dan Guo Yan bingung sendiri, apa Qin Shang
tidak memberitahu Luo Xi? Luo Xi berkata tidak.
Guo Yan meminta Luo Xi mengikutinya. Dia membawa
Luo Xi ke kamar Qin Shang. Di atas meja belajar ada buku mengenai militer,
pertanian dan teknologi serta politik. Selama ini, Qin Shang mempelajari hal
itu.
Dan juga ada bibit-bibit di dalam botol yang
di kumpulkan oleh Qin Shang. Tapi untuk apa? Guo Yan menjelaskan kalau itu
untuk di bawa oleh Qin Shang kembali ke Qi nantinya. Agar bisa menaklukan
dunia. Qin Shang belajar ilmu bela diri di sini setiap hari juga agar dia bisa
mengajarkannya kepada para pengawalnya di Qi. Dan semua buku yang di baca-nya
untuk membantunya di negara Qi nanti. Qin Shang ingin membuat negara yang makmur
tanpa kekuarangan makanan. Qin Shang juga mempelajari strategi perang darinya.
“Luo Xi, Qin Shang pasti akan kembali ke Qi.”
“Tapi sekarang, aku juga tidak tahu bagaimana
untuk membawanya kembali.”
“Sebenarnya, kami sudah tahu hampir sebagian
besarnya.”
“Sudah tahu?”
Dan Guo Yan menjelaskannya. Mengenai tanda lahir
di pergelangan tangan Luo Xi dan kalung giok yang Luo Xi miliki. Jika kedua hal
itu bertemu dan Luo Xi dalam keadaan bahaya maka Luo Xi akan bisa melompati
waktu. Dan dia sudah memberitahukan hal itu pada Qin Shang.
“Luo Xi, kau selama ini selalu mencari cara
agar bisa membawa Qin Shang kembali ke Qi karena kau ingin membawa Le Xue kembali.
Tapi, karena kau sudah menemukan Le Xue di sini, kau tidak punya motivasi lagi
untuk melakukan hal itu. Bukankah kau tidak ingin Qin Shang pergi lagi?”
Luo Xi terdiam.
“Luo Xi, Qin Shang adalah raja yang sangat
kuat. Dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa menunggu untuk kembali. Dia
juga tidak bisa memaksa untuk melakukan sesuaut yang tidak pasti. Dia sudah
tahu cara untuk kembali. Dia pasti akan pergi. Bukankah tanda lahir di tanganmu
itu mulai memudar?” tanya Guo Yan. Dan Luo Xi langsung melihat tanda lahirnya, benar,
sudah sangat memudar. “Meskipun aku tidak tahu mengapa. Itu mungkin karena kau
tidak bisa terus menjelajahi waktu. Tanda lahir mu terus memudar hingga akhirnya
menghilang. Dan kau akan kehilangan kemampuan untuk menjelajahi waktu. Jadi,
kau harus mempersiapkan dirimu untuk berpisah. Manfaatkan waktu yang tersisa,”
nasihat Guo Yan.
Luo Xi menangis, mengingat kenyataan yang
harus di hadapinya cepat atau lambat.