Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 01 – 1


Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 01 – 1
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Di sebuah sekolah, sedang di adakan sebuah upacara penghargaan. Dimana, saat upacara, ada sekelompok siswa yang memainkan musik dan konduktornya adalah seorang siswa lelaki, Yang Zi Hao.
Kepala sekolah, membacakan nama-nama siswa yang masuk dalam 5 besar untuk tes ujian (Try Out). Satu persatu nama di bacakan dari rangking 5 sampai ke juara 1. Dan penerima juara 1 dari TO adalah…
“Chang Ke Ai,” bacakan kepala sekolah. “Selamat kepada Chang Ke Ai, yang telah mendapatkan juara 1 untuk kelima kalinya dalam TO yang di adakan di sekolah. Kalian semua harus belajar darinya. Mari kita persilahkan Chang Ke Ai untuk berbagi pengalamannya dalam belajar. Mari sambut Chang Ke Ai dengan tepuk tangan meriah.”
Dan semua langsung bertepuk tangan meriah. Sementara itu, Zhi Hao memberi tanda kepada para pemusik untuk mulai bermain lagi.
Chang Ke Ai naik ke podium. Dan saat dia akan memberikan pidato-nya, Zi Hao malah menyuruh musik bermain dengan keras. Tidak hanya itu, dia bahkan bertepuk tangan dan memberikan tanda kepada semua peserta upacara untuk ikut bertepuk tangan. Jelas saja, suara Chang Ke Ai jadi tidak terdengar.
Chang Ke Ai tidak menyerah dan berpidato dengan suara keras. Inti dari pidatonya adalah apa yang kalian lakukan sekarang, akan menentukan masa depan kalian. Saat pidato-nya berakhir, musik juga berakhir.
Ke Ai memandang penuh amarah ke arah Zi Hao.
--
Ke Ai sedang berjalan dengan teman-temannya, dan teman-temannya iri pada Ke Ai yang pasti tidak harus pusing memikirkan ingin kuliah dimana karena pasti akan bisa masuk universitas manapun.
“Tidak semudah itu. Aku tetap harus belajar keras, kan?” ujar Ke Ai.
“Segera, setelah kita berhasil masuk universitas, dunia kita pasti akan lebih berwarna.”
“Benar. Terlebih lagi ada 3 hal di universitas yang harus dilakukan. Klub, belajar dan cinta. Aku ingin melewati semua itu.”
Mereka bahkan mulai berkhayal mengenai pangeran berkuda putih. Salah seorang teman Ke Ai, khawatir kalau udah kuliah pun, Ke Ai hanya akan fokus belajar. Ke Ai langsung membantah, dia ingin punya tahun-tahun yang menyenangkan selama kuliah. Dia ingin melakukan semua yang ingin mereka lalukan juga. Mereka langsung bertanya tipe kesukaan Ke Ai.
“Aku suka…”
“Tidak akan ada pria yang menyukai-nya,” ujar Zi Hao yang kebetulan lewat bersama teman-temannya. “Da Tou, apa kau mau pergi ke perpustakaan untuk melakukan pertemuan sosial (kencan buta) dengannya?”
“Tentu saja, tidak,” jawab Da Tou, teman Zi Hao.
Dan Zi Hao semakin mengejek Ke Ai. Dia bahkan mengatakan kalau Ke Ai hanya bisa pacaran dengan buku. Puas mengejek Ke Ai, Zi Hao langsung pergi.

Teman-teman Ke Ai jelas kesal, tapi Ke Ai menyuruh mereka untuk tidak mempedulikan Zi Hao. Lebih baik belajar saja.
Zi Hao mendengarnya, dan tersenyum penuh arti di belakang Ke Ai.
--

Ke Ai berdiri di depan kelas. Dia menyemangati teman-temannya untuk belajar keras karena hanya tersisa 100 hari untuk ujian masuk universitas. Dan hari ini mereka akan belajar sendiri, jadi jika ada yang tidak di mengerti, bisa datang untuk bertanya padanya.
Semua mulai belajar. Tapi, di depan kelas mereka malah ada suara berisik. Itu suarah Zi Hao bersam teman-temannya yang sedang bermain memecahkan papan kayu. Ke Ai tidak tahan dan akhirnya keluar utnuk memarahi mereka. Zi Hao beralasan kalau dia sedang berlatih untuk membelah papan.
“Kenapa kau memilih berlatih membelah kayu ketika setiap orang sedang belajar sendiri? Kau pasti sengaja kan. Terus, itu hanya papan tipis, apa gunanya di pakai berlatih?” marah Ke Ai.
“Kapan aku mau berlatih, itu bukan urusanmu. Sekolah kita tidak ada membuat peraturan tidak boleh berlatih ketika ada jam bebas. Kau yang tidak bisa konsentrasi, dan malah menyalahkan orang lain karena berisik.”

“Perilakumu itu mengganggu. Semua orang juga tahu kau salah. Tidak perlu bilang mengenai peraturan sekolah. Kau sengaja melakukan ini. Sekarang ini hanya tersisa 100 hari hingga test. Kita kita bisa membuang waktu. Kalau kau tidak mau belajar, tapi kenapa kau mengganggu yang lain. Kenapa kau sangat egois?!”
“Hidup bukan hanya tentang test. Haruskah kita belajar selama sisa 100 hari ini dan tidak melakukan apapun?”
Wow, Ke Ai dan Zi Hao saling menatap tajam. Mereka berseteru, guys. Dan Ke Ai langsung mengejek Zi Hao yang adalah ‘sperma’ beruntung yang berhasil membuahi ‘telur’. Dan bisa melakukan apapun dengan bebas. Tapi, dia bukanlah orang yang beruntung, karena itu dia harus belajar keras untuk masa depannya.
“Walaupun kau gagal masuk universitas, tapi kau masih bisa kuliah di luar negeri dengan bantuan dari keluargamu. Kalau begitu, kenapa kau tidak membiarkan kami untuk bisa belajar di lingkungan yang tenang? Atau, kau pikir karena kau tidak bisa masuk universitas manapun, kau ingin semua orang juga gagal,” ujar Ke Ai.
Zi Hao terhina di bilang tidak bisa masuk universitas manapun. Dia benar-benar malu di anggap begitu remeh. Dia hanya belum mulai belajar saja. Jangan mentang-mentang Ke Ai juara 1, malah jadi sombong.
“Kau bilang padaku mau masuk ke universitas mana kau? Aku pasti akan masuk juga ke sana. Aku akan buktikan kalau kau tidak begitu pintar.”
“Kau sedang menyumpahiku agar gagal ya?”
“Aku tidak seburuk itu. Aku pasti bisa mendapatkan nilai bagus sepertimu.”
Da Tou langsung melarang Zi Hao untuk menantang Ke Ai yang pintar. Zi Hao semakin terpancing. Dia benar-benar menantang Ke Ai.
“Baiklah. Jika kita bisa masuk kampus yang sama, atau kita bahkan masuk ke kelas yang sama, aku akan membawakan tas mu selama 1 tahun!” tantang Ke Ai.
“Baiklah. Setuju. Jangan menyesal nanti. Aku pastikan akan mengisi tas-ku dengan baik (dengan berat)! Aku memastikan tas-ku penuh!”
Dan begitulah taruhan antara Ke Ai dan Zi Hao di buat.
--
Ke Ai mulai belajar dan dia juga mengajari teman-temannya yang bertanya padanya.

Zi Hao juga belajar dengan keras. Dia bahkan memasang foto Ke Ai di depannya sebagai motivasinya dalam belajar.

Ke Ai lewat di depan kelas Zi Hao dan tidak melihat Zi Hao. Setelah itu, dia lewat.
Zi Hao belajar di rumah. Dia bahkan memaksakan dirinya agar tidak tertidur.


Ujian sekolah sudah selesai. Semua orang berteriak senang kaerna telah selesai ujian dan lulus. Saat itu, Ke Ai lewat di depan Zi Hao, dan entah kenapa, Zi Hao tampak terpesona pada Ke Ai.
--

Tibalah akhir dimana mereka memeriksa hasil test ujian masuk universitas. Zi Hao membuka website kampus dan sangat senang karena nomor ujian dan namanya ada. Da Tou bahkan bahagia dan memujinya. Tapi, setelah di lihat dengan seksama, Zi Hao berada dalam status : daftar tunggu. Jadi, kalau ada yang batal masuk, barulah Zi Hao bisa masuk.
--

Zi Hao menerima telepon dari kampus kalau dia berhasil masuk dan di suruh untuk melakukan daftar ulang. Zi Hao sangat senang dan langsung memberitahu ibunya kalau dia berhasil masuk Universitas K jurusan Bisnis Administrasi. Ibunya jelas senang dan memuji putranya.
--
Hari pertama kuliah,
Zi Hao masuk ke dalam kampus dengan langkah ringan. Dia benar-benar bahagia dan teringat dengan taruhan Ke Ai padanya waktu itu. Tapi, anehnya, dia malah tidak melihat Ke Ai di kerumunan mahasiswa/I baru. Jadi, dia menanyakannya kepada senior di sana yang mendata mahasiswa/I baru.
“Oh, Chang Ke Ai menyerah (tidak jadi masuk), jadi yang berada di daftar tunggu bisa  masuk universitas ini,” jawab senior.
“Bagaimana mungkin siswa hebat seperti Chang Ke Ai tidak jadi masuk? Ah, apa dia pergi kuliah ke luar negeri ya? Kalau begitu, dia pasti sangat kaya. Dia tidak mungkin ikut wamil, jadi pasti keluar negeri,” ujar teman Zi Hao, yang satu sekolah dengannya dan Ke Ai dulu.
Zi Hao langsung lemas. Dan dia berteriak : CHANG KE AI!!!
--
10 tahun kemudian,
Di lorong-lorong pasar, seorang wanita sedang belari di kejar oleh dua orang pria. Wanita itu adalah Chang Ke Ai. Dan orang-orang pasar membantu Ke Ai untuk menghentikan pengejaran dua pria tersebut. Sayangnya, kedua pria itu tidak berhenti mengejar Ke Ai juga.

Mereka berlarian hingga ke jalanan besar. Dan saat menyeberang, dia hampir di tabrak sebuah mobil, untunglah mobil itu cepat mengerem. Dan Ke Ai langsung berkata maaf dan lanjut lagi lagi.
Karena mobil ngerem mendadak, penumpang yang duduk di kursi belakang dan hendak minum, jadi menumpahkan minumannya ke baju-nya. Pria itu adalah, Yang Zi Hao. Dan dia tidak sempat melihat wajah Ke Ai. Sekilas dia lihat sih, tapi nggak begitu jelas.
“Wakil President, maaf,” ujar supir.
“Jalan saja. Kita sudah hampir terlambat untuk rapat. Aku punya pakain ekstra di kantor.”
--
Akhirnya, dua pria yang mengejar Ke Ai dan Ke Ai beristirahat di taman setelah capek kejar-kejaran (hhahaahaha). Salah seorang pengejar bahkan mengira kalau Ke Ai pasti atlet lari, dia hampir terkena stroke hanya untuk menagih hutang pada Ke Ai.
“Bukankah aku sudah bilang pada kalian untuk tidak datang ke pasar? Kau akan menakuti ibuku dengan penampilan kalian itu,” ujar Ke Ai.
“Itu karena ponsel mu tidak aktif,” ujar si pengejar.
Ke Ai memeriksa ponselnya dan ternyata habis baterai. Dia bahkan menunjukkannya pada mereka berdua. Dia langsung meminta maaf.
“Sudahlah, jadi berapa banyak uang yang kau perlukan kali ini?”
“NT $ 2000,” jawab Ke Ai.
“Apa?! Apa kau tidak tahu, kau harusnya membayar hutangmu hari ini!”
“Kalau begitu, kenapa tidak datang nanti malam? Aku akan memberikan uangnya malam ini.”
“Kau membayar sedikit demi sedikit setiap bulan. Boss kami tidak sabaran. Kau yakin bisa bayar hari ini?”
“Ya.”
Para pengejar yang adalah debt collector akhirnya bersedia menunggu hingga malam, tapi kalau nanti malam nggak dapat, mereka akan memotong jari kelingking Ke Ai. Setelah itu, mereka baru pergi.  
--

 Zi Hao tiba di kantor. Dan sekretarisnya langsung membacakan jadwal Zi Hao hari ini. Termasuk jam 4 nanti, Simon akan datang untuk memotong rambut Zi Hao. Sepertinya, Zi Hao ini kerjanya di mall, karena begitu dia masuk mall, semua sudah berbaris dan memberi salam padanya.
Zi Hao merasa terlalu berlebihan hingga harus ada yang datang memotong rambutnya. Sekretarisnya langsung menjelaskan kalau itu adalah perintah Ketua, jadi dia memohon pada Zi Hao untuk tidak mempersulitnya. Hanya perlu potong rambut kemudian pergi ke acara makan malam nanti dengan penampilan menawan.
“Semua itu tergantung mood-ku.”

Zi Hao bertemu dengan seorang pria, Liang Zi Jie, dan tampaknya mereka saingan. Karena mereka bertatap tajam dan mulai saling mengomentari masing-masing pekerjaan di departemen mereka.
Mereka masuk lift berdua, dan begitu tertutup, mereka langsung menghela nafas lega. Zi Jie bahkan langsung tertawa dan menanyakan aktingnya tadi. Gimana? Bagus kan?
“Bagaimana keadaan ibumu hari ini?” tanya Zi Hao.
“Dia masih sama saja.”
“Sepupuku terkasih, aku ingin kau tahu bahwa seberapa kasarnya aku nanti, aku tidak bermaksud seperti itu,” ujar Zi Hao dan merapikan dasi Zi Jie.
“Okay, aku tahu. Aku tahu kau sayang padaku.” (Hahahaha… jadi mereka akting di depan orang-orang kalau mereka itu saling tidak menyukai walaupun sepupu).
Begitu pintu lift terbuka, mereka langsung bersikap dingin lagi.
--

Ke Ai kembali ke pasar. Dan ternyata, ibunya membuka toko pakaian di pasar itu. Ibu bertanya, kemana saja Ke Ai?
“Aku tadi sakit perut, jadi ke kamar mandi. Tidak ada pelanggan ya hari ini,” komentar Ke Ai melihat toko yang sepi.
“Ya. Aku pun tidak tahu mengapa.”

Ke Ai langsung berdoa agar toko mereka laris dan orang-orang berbelanja. Di depan toko mereka, ada pasangan ibu dan anak yang berjualan pangsit, dan tampaknya mereka akrab dengan Ke Ai. Karena melihat wajah Ke Ai yang murung, mereka langsung memberikan semangat pada Ke Ai.

3 Comments

Previous Post Next Post