Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 02 – 3




Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 02 – 3
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Zi Hao tidak bisa tenang karena memikirkan Ke Ai. Dia penasaran apakah Ke Ai baik-baik saja di hari pertama kerja. Baru juga di pikirin, Li Jian langsung masuk dan melapor kalau dia mendengar terjadi sesuatu di toko tempat Ke Ai di tempatkan. Zi Hao langsung bangkit mau membantu Ke Ai, eh, tapi dia tiba-tiba mengurungkan niatnya.
“Kau tidak akan membantu-nya?” tanya Li Jian bingung.
“Pria harus fokus pada karir-nya. Berdasarkan penelitian yang di adakan majalah GQ di pertengahan pertama tahun 2018, 90% wanita berpikir bahwa pria terlihat paling tampan ketika bekerja serius.”
Li Jian sampai speechless dan tidak berkata apapun lagi. Zi Hao menyuruhnya untuk menyiapkan mobil menuju rumah tn. Jiang, dia akan memberikan proposal kerja sama sendiri kepada sekretarisnya. Dia harus memastikan tn. Jiang melihat proposalnya sebelum tn. Jiang kembali keluar negeri.  

“Sebelum kita ke rumah tn. Jiang, kita akan ke departemen pakain wanita untuk memeriksa dulu,” ujar Zi Hao (wkwkwk alasan aja. Bilang aja ingin lihat keadaan Ke Ai).
--


Mereka tiba di lantai yang khusus menjual pakaian wanita. Tapi, belum sempat Zi Hao menghampiri Ke Ai, Xiao Gang ternyata sudah lebih dahulu menemui Ke Ai. Dia bahkan menyentuh rambut Ke Ai. Dan tampak jelas tatapan cemburu Zi Hao.
“Kau tampak lucu menggunakan bando itu,” puji Xiao Gang. “Oh ya, ini hadiah untuk merayakan hari kerja pertamamu. Aku meminta Wen Wen untuk membantuku memilih hadiah ini. Kau harus berdiri lama karena kau bekerja sebagai SPG. Sepasang sepatu ini mempunyai desain yang unik, dapat mengurangi tekanan di kakimu ketika kau berdiri.”

Ke Ai jelas senang dan berterikamasih atas hadiah sepatu Xiao Gang. Tetapi, Ke Ai kemudian dengan sedih memberitahu Xiao Gang kalau orang-orang di sini mengatainya sebagai burung pipit yang ingin menjadi phoenix.
“Xiao Ai, ingatlah kalau kau adalah Chang Ke Ai. Tidak peduli kemanapun kau pergi, jadilah dirimu sendiri.”
“Benar. Aku adalah Chang Ke Ai. Kenapa aku harus peduli dengan yang orang lain katakan?”
“Ya. Itu baru benar,” puji Xiao Gang. Dan dia kemudian pamit untuk kembali ke kantor-nya.

Setelah Xiao Gang pergi, Ke Ai baru menyadari kalau di sana ada Zi Hao. Tapi, Zi Hao sudah kesal melihat kedekatan Ke Ai dan Xiao Gang dan memilih pergi. Ke Ai bingung melihat wajah Zi Hao yang marah dan langsung pergi saat dia menoleh. Ke Ai mengira kalau Zi Hao tadi datang untuk melihatnya melakukan hal bodoh, jadi dia bertekad akan melakukan yang terbaik. Ke Ai kemudian pergi untuk menukar sepatunya dengan sepatu pemberian Xiao Gang.
Zi Hao pergi sampai menggerutu karena kesal tidak memikirkan untuk membelikan sepatu untuk Ke Ai. Tapi kekesalannya langsung hilang begitu membaca pesan dari Ke Ai, “Apa kau ada waktu saat jam makan siang?” Zi Hao langsung tersenyum senang dan membatalkan untuk ke rumah tn. Jiang. Zi Hao bahkan memerintahkan Li Jian untuk memesan dua set makan siang dari Hotel Chuan Jing.
Li Jian senang mengira kalau 2 set makan siang yang di pesan Zi Hao adalah untuk dirinya dan Zi Hao. Dia bahkan berkata akan memesan set yang terbaik.
“As you wish,” ujar Zi Hao membalas pesan Ke Ai. Tapi, Li Jian salah paham mengira Zi Hao mengatakan hal itu padanya, terserah dia mau memesan apa.
--

Ke Ai menerima pesan dari Zi Hao, “As You Wish.” Ke Ai langsung tersenyum senang. Dia mengingat semua informasi mengenai semua data Hua Li dept. store yang telah di carinya kemarin malam. Mengenai fokus utama desain pakaian dan range umur customer. Dia juga mempelajari pakaian populer berdasarkan musim-nya.

Ke Ai bahkan melihat pakaian di toko dan mempelajari bahan dan yang mana yang mungkin akan populer. Dia sangat fokus hingga tidak mendengarkan panggilan Ying Ying. Dia juga memperhatikan para pelanggan yang datang dan membagi mereka dalam beberapa tipe pelanggan.
Xiao Tian menghampiri Ke Ai dan menghiburnya agar tidak sedih karena tidak berhasil menjual baju hari ini. Dia mengira Ke Ai diam karena sedih akan hal itu. Dia sendiri juga tidak berhasil menjual baju kemarin, tapi dia tidak sedih karena masih mendapat upah.
“Tapi, kau sangat tidak beruntung. Semua orang mengira kalau kau di kirim oleh wakil presiden. Dia harusnya membantumu. Tapi, ternyata tidak. Dia bahkan mengganggumu pagi ini.”
“Jadi, kau berpikir kalau kinerjamu tergantung pada keberuntunga?”
“Ya. Aku tidak bisa memaksa jika pelanggan tidak mau membeli baju yang ku tawarkan.”
“Terimakasih atas perhatianmu. Aku sudah memutuskan akan mengajarimu.  Tapi, aku butuh bantuanmu. Kita akan membagi penjualan di antara kita.”
Xiao Tian bingung dengan maksud Ke Ai. Tapi, Ke Ai sudah sibuk melihat ponselnya. Dia bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk Zi Hao, karena Zi Hao sudah membayarkan hutang NT $7 juta-nya.
--

Ke Ai membawa proposal yang telah di siapkannya kepada Zi Hao. Zi Hao jelas kecewa karena ternyata tujuan Ke Ai meminta bertemu adalah untuk memberikan proposal tersebut, bukan untuk makan siang bersama.
“Jadi, set makan siang itu bukan untukku,” gumam Li Jian kecewa.
“Kenapa aku harus makan siang denganmu?” tanya Ke Ai, bingung.
“Itu… sudahlah. Katakan saja langsung. Bagaimana kau akan membayarku?”
“Gaji bulananku akan di potong sebanyak 50% termasuk bonus liburan dan bonus penjualan. Jika aku bisa membuat NT $10 juta penjualan per bulan, aku dapat melunasi hutangku padamu dalam waktu 3 tahun,” jelas Ke Ai.
Dan Li Jian mulai melakukan kalkulasi di dalam pikirannya. Dia merasa kalau Ke Ai hanya omong besar karena tidak mungkin bisa menjual 10juta per bulan dan sanggup melunaskan hutang NT $7 juta dalam waktu 3 tahun.
“Tapi, jika aku bekerja keras dan bisa menjual NT $3 juta per bulan, bonusku akan bertambah. Dan aku mungkin akan bisa melunasi hutangku dalam waktu 2 tahun,” lanjut Ke Ai. “Aku harus berterimakasih pada Hua Li dept. store untuk manfaat sempuran dan sistem komisi yang di terapkan.”
“Kau sangat ingin menyingkirkanku dengan cepat?” ujar Zi Hao kecewa (hahaha… bagi Zi Hao, Ke Ai yang begitu ingin segera melunaskan hutang, berarti sangat ingin cepat terbebas darinya).
“Hah?” bingung Ke Ai.

Dan akhirnya Zi Hao mulai serius. Dia merasa akan sulit menjual hingga NT $10 juta per bulan. Tapi, Ke Ai tetap yakin dengan kemampuannya bahwa dia pasti akan mampu mencapai hal itu. Sementara itu, Li Jian merasa kalau Ke Ai dan Zi Hao hanya sedang berbicara omong kosong dan dia malas mendengarnya. Dan wuuussh, Li Jian memutuskan untuk menghilang (kekekeke.. ini emang di buat efek CG seolah Li Jia menghilang menjadi asap :D)
“Lalu, sebelum kau bisa melunasi hutangmu, kau harus bekerja di Hua Li dept. store.”
“Karena yang kau katakan bahkan jika aku tidak bisa melunasi hutangku dalam 3 tahun, bahkan jika aku butuh waktu 4 atau 5 tahun, aku akan berusaha semampuku.”
“Very good. Kalau begitu, berapa banyak pakaian yang berhasil kau jual pagi ini?” tanya Zi Hao mengintimidasi.
“Huff, akhirnya mereka kembali normal,” dan Li Jian muncul kembali (bukan aku yang ngada-ngada lho, eman ada efek CG hahhaha :D)
“Apa kau menjual 20 pakaian? 10? Tidak masalah. Ini hari kerja pertamamu. Jadi, apa 5 pakaian?”
“Hanya 1. Yang aku pakai sekarang ini. Aku membelinya karena aku telah merusak-nya,” jujur Ke Ai.
Dan Zi Hao baru menyadari kalau cardigan yang Ke Ai gunakan ada sedikit sobekan. Dia langsung menghela nafas dan menyindir Ke Ai yang tidak berhasil menjual pakaian sama sekali.
“Ini adalah hari kerja pertamaku. Di pagi hari, aku harus membiasakan diri dengan lingkungan baru. Dan sore, aku akan menjual pakaian tanpa masalah,” tekad Ke Ai.
“Okay. Karena kau pintar, berapa banyak pakaian yang akan bisa kau jual sore nanti?” 
Ke Ai mengangkat kedua jarinya. Dan Zi Hao langsung mengejek hanya 10 pakaian.
“Kau memandang remeh padaku ya?! Aku akan menjual 100 buah pakaian,” ujar Ke Ai. “Aku akan menjual 100 pakaian sore ini. Kau akan terkejut.”
“Okay. Jika kau bisa menjual 100 pakaian sore ini, aku akan membelikanmu steak termahal dari hotel Hatta! 1 porsinya seharga NT $12.000.”

Eh, Ke Ai malah minta agar di berikan uang tunai-nya saja, tidak usah di belikan daging (wkwkwk). Zi Hao kesal. Dan Ke Ai akhirnya setuju dengan taruhan tersebut (tapi, lucu lho, Ke Ai gangguin Zi Hao dengan ngajak buat pinky promise, tapi pas mau di sambut sama Zi Hao, Ke Ai langsung pura-pura menerima telepon).
Setelah Ke Ai pergi, Li Jian langsung mengejek Zi Hao.
--
Ibu Ke Ai di pasar merasa bingung karena Ke Ai membuat pengumuman di sosmed akan melakukan siaran live. Dia tidak mengerti akan hal itu. dan Wen Wen langsung menjelaskan kepada ibu. Semua pedagang pasar juga penasaran dan ingin melihat siaran live yang dibuat Ke Ai.
--

Tepat saat jam menunjukkan 12.30, Ke Ai langsung melakukan siaran live di sosmed-nya. Semua followers-nya jelas kaget apalagi Ke Ai mempromosikan pakaian di Hua Li dept. store. Selama siaran live, Xiao Tian membantu Ke Ai untuk me-video-kannya.
Para pekerja di toko sebelah memandang remeh apa yang Ke Ai lakukan. Ying Ying juga panik melihat yang Ke Ai lakukan. Tapi, Ke Ai malah mengajak Ying Ying untuk ikut siaran.
Wen Wen bahkan jadi bersemangat untuk ke Hua Li untuk mendukung Ke Ai (dengan beli baju). Para follower Ke Ai juga jadi bersemangat setelah melihat baju yang Ke Ai promosikan dan langsung menuju Hua Li.


Saat Wen Wen tiba di sana, toko baju tempat Ke Ai bekerja sudah penuh. Dan Wen Wen jelas senang melihatnya. Para pelanggan yang datang, ada yang sengaja membeli baju untuk merayakan hari kerja pertama Ke Ai juga. Toko menjadi sangat sibuk.
Para pekerja di toko sebelah langsung memasang muka sinis dan cemburu melihat kesuksesan penjualan Ke Ai. Bahkan jumlah pelanggan yang datang jauh lebih banyak dari acara sale tahunan biasanya.

Post a Comment

Previous Post Next Post