Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 02 – 2


Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 02 – 2
Images by : SET TV , TTV, iQiyi

Zi Hao sibuk mempelajari data mengenai departemen pakaian Hua Li. Dia ingin mencari brand baru untuk dept. store mereka. Ibu menghampiri Zi Hao dan bertanya apa Zi Hao sudah melihat daftar nama wanita yang dia ingin jodohkan pada Zi Hao? Dan Zi Hao tentu saja tidak melihatnya.
“Biar ku kasih tahu, istri Ketua dari Da Shan Enterprise sedang mencari pasangan untuk putri bungsu mereka. Putrinya itu sangat…”
“Ibu. Apa kau tahu kalau departemen pakaian Hua Li sudah mengalami kerugian sebesar NT $25 juta untuk trisemester sebelumnya? Jadi, untuk semester ini target keuntungan yang harus di capai sebesar NT $40 juta agar bisa menutupi kerugian sebelumnya. Ibu harusnya khawatir mengenai apakah kita bisa mencapai keuntungan tersebut atau tidak. Kenapa malah terus mengkhawatirkan kehidupan percintaanku?”
“Eh, Yang Zi Hao. Aku adalah ibumu. Tidak ada yang salah dengan mengkhawatirkan kehidupan percintaan putra sendiri. Terlebih lagi, seorang pria harus mempunyai keluarga sebelum fokus berkarir. Dengan begitu, dia baru bsa stabil. Pria yang stabil akan sukses di segala hal yang di lakukannya. Ibu melakukan ini demi karir-mu, masa depanmu dan perusahaan kita. Benar tidak?”
Zi Hao membenarkan. Tapi, dia ini sedang berusaha menargetkan brand terkenal untuk bekerja sama dengan Hua Li dept.store mereka, dimana akan meningkatkan keuntungan departemen pakaian. Ibu terlihat tertarik, tapi dia malah tetap menyuruh Zi Hao untuk memikirkan mengenai perjodohan saja.
Untunglah ponselnya berbunyi, jadi dia bisa meminta ibu untuk diam. Melihat putranya sibuk menerima telepon, ibu akhirnya memilih kembali ke kamar.
--
Dirumahnya, Ke Ai menatap ke langit, tetapi hari ini tidak ada bintang.  Xiao Gang masih di rumah Ke Ai, dan menyuruh Ke Ai untuk mencoba seragam kerjanya saja daripada menatap langit.
Ke Ai masih merasa khawatir. Dia tidak pernah bekerja di perusahaan besar, dan pasti cara menjual baju di dept. store dengan pasar berbeda. Dia sudah terbiasa berjualan bebas di pasar, dan tiba-tiba harus bekerja di perusahaan besar terstruktur. Dia takut tidak akan bisa.
Xiao Gang menyemangati Ke Ai untuk percaya diri karena dia yakin kalau Ke Ai akan mampu melaluinya.
“Waktu bisa merubah segalanya. Tidak di sangka, Yang Zi Hao akan mengambil tempatku dan masuk ke universitas K.”
“Itu, tentang Yang Zi Hao…. Kau dekat dengannya?”
“Tidak! kami tidak dekat sama sekali. Kami satu sekolah di SMA dan kelasnya berada di sebelah kelasku. Dia sangat menyebalkan. Selalu mencari masalah denganku. Tapi, kenapa dia membantuku kali ini?”
“Dia terlihat baik.”
“Siapa yang tahu. Mungkin dia ingin membalas dendam padaku lewat pekerjaan.”
“Xiao Ai, jika dia membully-mu, kau harus memberitahuku.”
“Jangan khawatir. Tidak semudah itu baginya untuk membullyku.”
Mereka saling tertawa. Dan Xiao Gang akhirnya pamit untuk pulang.
--

Zi Hao berdiri di beranda kamarnya. Dia teringat ucapan putus asa Ke Ai di pasar tadi pagi mengenai kehidupannya yang sulit.
--
Esok pagi,
Ke Ai berpenampilan rapi dan siap untuk bekerja di dept store Hua Li.

Dengan langkah percaya diri, Ke Ai masuk ke dalam Hua Li. Dan manager toko yang sedang hamil (Ying Ying), mengantarkan Ke Ai berkeliling dan memberitahu semua ruangan departemen yang ada. Dia juga menunjukkan loker Ke Ai untuk menyimpan barang-barangnya. Dia juga menyuruh Ke Ai untuk memakai bedak dan lipstick. Karena Ke Ai tidak ada lipstick, dia meminjamkan lipstick-nya pada Ke Ai.
“Nama ibuku juga adalah Ying Ying. Tapi, namanya di tulis dengan hurup berbeda tapi pengucapannya mirip,” beritahu Ke Ai, untuk mencairkan suasana.
“Kau tidak perlu menjilat padaku. Aku tidak peduli walaupun kau di pekerjakan oleh wakil presiden. Aku tidak akan memperlakukanmu dengan sopan. Aku ini hamil di usia tua, jadi tolong kau jangan membuat masalah apapun. Aku tidak mau bayi ku jadi sepertiku, tidak menyukaimu!”
Mendengar perkataan tidak suka manager Ying Ying, membuat Ke Ai teringat saat dia menghadap HRD tadi pagi. Saat HRD tahu dia tidak berkuliah, HRD langsung memandang remeh padanya.

Sebelum mall di buka, Zi Hao dan Li Jian berkeliling melihat keadaan mall dan penampilan pekerja.

Ying Ying membawa Ke Ai ke counter toko mereka, dimana Ke Ai di tempatkan. Di counter itu juga ada pekerja bernama Li Xiao Tian yang sudah bekerja 3 bulan.
Saat melihat Zi Hao dan Li Jian lewat, otomatis Ying Ying, Xiao Tian langsung menunduk memberi salam. Hanya Ke Ai yang masih berdiri kaku hingga Ying Ying harus memberi tanda padanya untuk menundukkan kepala. Tapi, Zi Hao malah tidak pergi juga dan malah berdiri di depannya.
“Chang Ke Ai, tegakkan kepalamu,” perintah Zi Hao.
Ke Ai jadi makin takut.

“Ini hari kerja pertamamu, apa kau tidak terbiasa?” tanya Zi Hao dan tersenyum. Dan tiba-tiba saja dia membetulkan kerah baju dan kancing baju Ke Ai. Semua langsung memandang dengan heran pada perlakuan spesial Zi Hao pada Ke Ai.

Dan…. Wow, Zi Hao mendekatkan wajahnya ke Ke Ai, dan Ke Ai refleks memundurkan wajahnya. Semua langsung memasang ekspresi terkejut, mengira kalau Zi Hao akan mencium Ke Ai.
“Kau takut padaku?” tanya Zi Hao dan tersenyum nakal.

Dan secara perlahan, Ke Ai langsung memajukan wajahnya lagi. Ternyata, Zi Hao hanya ingin mengambil label baju Ke Ai yang tertempel di baju, dan tidak di lepas oleh Ke Ai. “Jadi, kau ukuran L,” ujar Zi Hao.
Ke Ai jelas kesal, tapi dia tidak bisa berkata apapun lagi. Usai memerintahkan Ke Ai agar lebih memperhatikan penampilannya, Zi Hao baru pergi.
Di dalam lift, Zi Hao bertanya pendapat Li Jian, apa tadi dia terlihat tampan? Li Jian dengan setengah hati mengiyakan.
“Tapi, apa kau masih murid SMA hah? Kau membully orang yang kau suka. Kekanak-kanakkan,” ejek Li Jian.
“Li Jian! Kau bersikap kurang ajar pada atasanmu dan berperilaku buruk selama bekerja. Gajimu akan di potong NT $5000. Aku akan memotongnya langsung dari uang yang aku pinjam padamu.”
“Kau menyalahgunkan kekuasaanmu dan masih mengambil keuntungan dariku!”
“Panggil aku ‘wakil presiden’!”
Dan Li Jian mulai memperlakukan Zi Hao dengan hormat agar Zi Hao tidak jadi memotong gajinya. Dia bahkan langsung memuji Zi Hao sebagai pria paling tampan. Zi Hao terseyum senang mendengarnya.
--
Para pekerja yang berada di sekitar toko tempat Ke Ai bekerja, mulai bergosip mengenai Ke Ai yang adalah penjual baju di pasar. Mereka penasaran berapa banyak baju yang akan bisa di jual oleh Ke Ai? Salah seorang pekerja mengejek Ke Ai yang akan sulit berjualan baju karena mall kan berbeda level dengan pasar.
Ke Ai dapat dengan jelas mendengar semua ucapan mereka tersebut, tapi dia berusaha mengabaikannya.
Pas sekali ada seorang pelanggan, dan Ke Ai langsung menyambutnya dengan ramah. Para pekerja yang bergossip langsung sibuk membuat taruhan kalau Ke Ai tidak akan bisa menjual apapun.
“Apa kau pernah ke pasar Tian Tian dengan Ling Ling? Aku punya toko di sana, namanya toko baju Ke Ai,” ujar Ke Ai, mengenali pelanggan tersebut.
“Kau salah orang,” bantah pelanggan itu, tampaknya dia malu karena di dengar belanja baju di pasar.
“Aku tidak mungkin salah mengenali orang lain. Aku ingat dengan jelas kau membeli dress dengan motif bunga dariku. Oh ya, ini, ini adalah baju two piece. Kau pasti suka. Kau mau mencobanya?”
“Kau benar-benar sudah salah orang,” pelanggan itu masih terus membantah.
Tapi, Ke Ai malah terus bersikeras mengenali pelanggan tersebut. Pelanggan itu akhirnya kesal dan berteriak keras memarahi Ke Ai.
“Aku tidak mungkin membeli baju di pasar. Jangan merendahkan ku karena kau dari pasar,” marah pelanggan itu dan akhirnya memilih pergi.
Para pekerja langsung tertawa dan meminta uang taruhan yang di menangkannya.
Seorang pelanggan lain datang lagi, dan Ke Ai langsung menghampirinya dengan ramah. Ke Ai bahkan merekomendasikan baju, tapi pelanggan itu malah tidak suka. Dia jadi berteriak-teriak dan ingin bertemu supervisor. Ying Ying langsung muncul dan meminta maaf. Ke Ai juga ikut meminta maaf. Puas memarahi mereka, pelanggan itu baru pergi.
Ying Ying menyuruh Ke Ai untuk mengikutinya. Dia hendak menegur Ke Ai.
--

Ibu Ke Ai sendirian menjaga toko dan jelas dia merasa kesepian. Xiao Gang datang ke toko dan membawakan makan siang untuk ibu. Melihat Xiao Gang, ibu jadi curhat mengenai kekhawatirannya pada Ke Ai yang pertama kali bekerja di perusahaan besar. Xiao Gang langsung menenangkan ibu untuk tidak khawatir.
--
Ying Ying memarahi Ke Ai karena sudah membuat pelanggan merasa jengkel. Seharusnya Ke Ai tidak terus mengikuti pelanggan. Para pelanggan tidak suka di ikuti, mereka akan memanggil mereka jika ingin menanyakan sesuatu atau butuh bantuan.
“Bukankan kau pernah bertemu situasi seperti ini di pasar?”
“Tidak. pelangganku semuanya baik.”
Ying Ying menghela nafas, “Itulah kenapa aku bilang kau tidak akan bisa melakukannya. Ku kasih tahu ya, tidak semua pelanggan itu baik. Saat kau di pasar, kau adalah boss-nya. Kau pikir kalau kau dan pelangganmu tidak di pisahkan oleh kelas sosial. Tapi, di sini, hal itu tidak sama. Pelanggan yang ke sini, adalah orang terkenal, pebisnis, artis dan para orang kaya. Kau tidak bisa melawan mereka. Kau mengerti? Jadi, tolong ingat hal ini, perusahaan memperkerjakanmu untuk menghasilkan uang, bukan untuk membuat teman.”
“Aku bekerja dengan hati. Aku percaya aku bisa menjadi teman dengan pelangganku.”
“Aku tidak mengerti kenapa wakil presiden memperkerjakanmu. Baiklah. Kalau begitu, tolong jangan menggunakan caramu berjualan di pasar di sini. Bisa kan?”
Belum selesai mengomeli Ke Ai, Xiao Tian datang melapor kalau cardigan rajutan yang tadi di pegang oleh pelanggan rusak. Ying Ying langsung menyuruh Ke Ai untuk membayar ganti rugi untuk cardigan yang rusak itu. setelah mengomeli Ke Ai, dia langsung pergi.

Ke Ai merasa sedih. Tapi, dia masih berpikiran positif, melihat cardigan itu yang sesuai dengan ukurannya, dia menganggap telah berhasil menjual 1 baju di toko pada dirinya sendiri.

Ibu menelponnya dan bertanya keadaannya. Ke Ai walau merasa sedih, tapi masih berusaha agar terdengar baik-baik saja. Dia berbohong mengenai pekerjaannya yang lancar dan para pekerja juga menyukainya.


2 Comments

Previous Post Next Post