Sinopsis
Drama Taiwan – Hello Again Episode 03 – 2
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Rapat di adakan,
Semua
para supervisor dan manager serta Chang Ke Ai hadir di rapat tersebut. Zi Hao
juga hadir dan memberitahukan agenda rapat adalah membahas mengenai pengajuan
banding Chang Ke Ai atas hukuman yang di terimanya kemarin. Zi Hao memberikan
kesempatan pada Ke Ai untuk menjelaskan.
“Kemarin
adalah hari kerja pertamaku. Aku melakukan siaran live untuk menarik pelanggan
untuk meningkatkan penjualan. Responnya sangat bagus, banyak masyarakat
tiba-tiba datang. Meskipun hal itu membuat sedikit kekacauan di lantai 2, tapi
penjualan mencapai NTD 780 ribu dalam sehari. Itu adalah penjualan terbaik
tahun ini. Aku sudah mempelajari peraturan karyawan, dan di dalamnya tidak ada
peraturan yang menyatakan tidak boleh melakukan penjualan melalui siaran live.
Aku merasa kalau aku tidak salah. Aku berharap perusahaan dapat membatalkan hukumanku,”
jelas Ke Ai.
“Itu
benar kalau tidak ada aturan jelas mengenai penjualan melalui siaran live.
Tapi, jelas tertera kalau menyebabkan kekacau balauan di mall akan di hukum.
Dan kau membuat kekacauan. Itu tidak ada hubungannya dengan performa penjualan.
tn. Yang, aku tidak mengira ada yang salah dengan hukumannya,” balas Xiang Yin.
“Apa
maksudmu dengan kekacauan? Bukankah kekacauan yang timbul karena keramaian
massa di akhir tahun artinya bisnis berjalan lancar? Kita ini sedang melakukan
bisnis, bukankah kita berharap banyak yang datang? Semakin banyak orang semakin
banyak uang yang masuk. kenapa kalau jadinya kacau? Aku tidak merasa kalau
situasi kemarin adalah kekacauan.”
Zi
Jie tersenyum mendengar perkataan Ke Ai. Sementara itu, Xiang Yin tetap bersikeras
kalau keputusannya benar. Dia terus menyudutkan Ke Ai, dan berkata kalau mereka
mengikuti cara Ke Ai, kalau begitu apa bedanya Hua Li dengan pasar?
Suasana
menjadi tegang. Xiang Yin berkata kalau tidak mungkin untuk mendetail-kan buku
petunjuk peraturan karyawan yang ada, tapi yang jelas, setiap hal yang
mengganggu kedamaian mall tidak di izinkan.
“Kita
sebenarnya ingin berjualan atau ingin kedamaian?” tanya Ke Ai balik.
Semua
para supervisor dan manager jadi mulai saling berdiskusi menilai apa yang
terjadi.
“Kelihatannya
Nn. Chang Ke Ai telah menyebutkan topik yang menarik,” Zi Hao angkat bicara.
“Jelas kalau dia melakukan siaran langsung untuk mendapatkan pelanggan bagi
Index (toko baju dimana Ke Ai di tempatkan menjadi SPG). Dia juga membuat target
berbeda untuk Index. Hasilnya sangat memuaskan. Ini yang di kenal sebagai
disruptive innovation dalam manajemen. Percobaan Chang Ke Ai membuat kesempatan
inovasi untuk kita. Tapi… itu benar kalau dia menyebabkan kekacauan dan
mengganggu brand lainnya.”
“Wakil
presiden kita sangat pintar,” puji Xiang Yin, senang.
“Apakah
yang lain mempunyai pendapat terkait banding ini?” tanya Zi Hao.
Semua
malah saling menatap satu sama lain. Karena tidak ada pendapat lagi, Zi Hao
memutuskan untuk mulai di lakukan vote. Angkat tangan bagi yang setuju untuk
membatalkan hukuman Ke Ai. Dan ada 5 orang yang setuju. Dan yang tidak setuju,
juga mengangkat tangan. Hanya Zi Jie yang tidak mengangkat tangan sama sekali.
“Aku…,”
ujar Zi Jie dan semua menatapnya. Menunggu jawabannya. “Bisakah aku golput? Aku
akan golput.”
“Baiklah.
Karena ada 5 vote yang setuju dan tidak setuju…” ujar Zi Hao.
“Maka,
kau adalah penentunya,” sambung Zi Jie.
Semua
makin tegang menanti pilihan Zi Hao. “Pernahkah kalian mendengar teori ikan
lele? Bagi departemen pakaian wanita, Chang Ke Ai mungkin adalah ikan lele yang
bisa memotivasi dan membuat sarden pemalas untuk berjuang. Performance
penjualan kita selama ini tidak ada perubahan, tapi dia memecahkan rekor. Tapi,
kita tidak menyemangati ikan lele yang hanya peduli pada dirinya sendiri dan
tidak peduli pada orang lain. Demi toko brand lain, aku tidak setuju untuk
membatalkan hukumannya.”
Zi
Jie kaget dengan keputusan Zi Hao. Dan Zi Hao menegaskan pada Ke Ai, kalau Ke
Ai tetap mendapatkan hukuman (denda dan namanya di umumkan di mading). Dan
rapat di bubarkan.
Ke
Ai berdiri kaku merasa kecewa. Tapi, dia berusaha tersenyum dan keluar ruangan.
Zi Hao sendiri tersenyum senang seolah telah menang. Zi Jie nampaknya kecewa
dengan keputusan Zi Hao.
--
Ke
Ai benar-benar kesal. Dia mengira Zi Hao akan mendukungnya, ternyata malah
mempermalukannya. Zi Jie diam-diam mengikuti Ke Ai dan memperhatikan yang Ke Ai
lakukan. Ke Ai benar-benar kesal dan bertekad akan makan ikan lele hari ini.
Dia
langsung pergi ke restoran yang ada di dalam mall, dan bertanya apakah ada
menghindangkan ikan lele?
“Tidak
ada.”
“Lalu
ikan apa yang ada?”
“Mackerel.”
“Berapa
harga makan siang ikan mackerel?”
Zi
Jie muncul dan memberitahukan kalau departemen makanan adalah wilayah
kekuasaannya. Jadi, dia memerintahkan pelayan untuk menghidangkan 2 set makan
siang ikan mackerel. Dia yang akan traktir. Ke Ai bingung, tapi dia nerima aja,
toh dapat makan siang gratis jadinya.
Ke
Ai berterimakasih atas traktiran Zi Jie. Ke Ai manggil Zi Jie dengan sebutan
tn. Liang.
“No.
No. No. Kau terus memanggilku tn. Liang yang menunjukkan kalau kita tidak
dekat. Kau adalah teman SMA Zi Hao, dan aku adalah sepupunya. Jadi, hubungan
kita harusnya adalah teman. Ya, benar. Hallo, panggil saja aku Zi Jie. Jadi,
aku akan memanggilmu Ke Ai. Ke Ai! Namamu sangat imut.”
Ke
Ai sedikit heran melihat tingkah aneh Zi Jie. Zi Jie malah memuji dirinya
sendiri yang jauh lebih ramah daripada Zi Hao. Dia juga lebih menyukai
kedamaian daripada perang. Dan situasi di rapat tadi terlalu tegang, jadi dia
memilih untuk golput.
Ke
Ai tidak menyalahkan Zi Jie karena sudah golput, karena walaupun Zi Jie memilih,
hasil akhirnya akan tetap sama. Zi Hao sebagai orang yang membuat keputusan
pasti tetap akan membuatnya kalah dalam banding.
“Yang
Zi Hao dan aku tumbuh besar bersama. Apa kau mau tahu semua rahasianya? Hal itu
mungkin akan berguna bagimu di lain waktu,” tawari Zi Jie.
“Yang
Zi Hao adalah sepupumu. Tapi, kau ingin memberitahu rahasianya pada orang yang
baru pertama kali kau temui?”
“No.
Kita sudah bertemu dua kali.”
“Okay,
pada orang yang sudah kau temui dua kali. Dan orang itu adalah musuh sepupumu. Kau
benar-benar aneh. Maksudku, kau unik.”
“Benar.
Aku akui kalau aku adalah orang yang unik. Tidak kah kau ingin tahu lebih
banyak tentangku?”
“Aku
hanya tahu kalau ini sudah hampir jam kerja. Terimakasih atas traktiran makan
siangmu. Aku harus kembali kerja,” hindari Ke Ai dan langsung pergi.
Ke
Ai pergi sambil menelpon Xiao Gang dan memberitahu kegagalan banding-nya. Sementara
Zi Jie, dia malah berencana untuk meningkatkan hubungan Ke Ai dan Zi Hao. Dia tidak
suka kalau Ke Ai dan Zi Hao adalah musuh.
--
Xiao
Gang lanjut kerja setelah menerima telepon Ke Ai. Dia menemui klien-nya. Dan klien-nya
ini sangat percaya pada Xiao Gang karena dia bahkan tidak memeriksa hasil kerja
Xiao Gang lagi.
“Tapi,
aku ingin menanyakan pendapatmu mengenai hal ini,” ujar klien tersebut.
“Perusahaan
secara mengejutkan mendapatkan tawaran hak penjualan sebuah pakaian terkenal wanita.
Dari sisi positif, hal ini merupakan peluang bagus untuk Anda mengembangkan bisnis
Anda. Tapi…”
“Tidak
masalah. Katakan saja.”
“Pakaian
wanita bukanlah pekerjaan Anda. Itu mungkin akan berefek pada daya saing Anda jika
Anda terganggu. Juga, masyarakat akan memperhatikan Anda dengan seksama setelah
berita hak penjualan itu di siarkan. Jadi, aku rasa langkah terbaik adalah
membiarkan yang professional untuk menghandle agar dapat menstabilkan langkah
pertama Anda.”
“Benar.
Itu adalah hal yang ku pikirkan juga. Sejujurnya, aku juga tidak tahu apapun
mengenai perilaku konsumsi wanita. Baiklah! Aku akan melakukan sesuai yang kau
katakan.”
Sepertinya,
klien Xiao Gang ini adalah tn. Jiang.
--
Trio
pekerja pembenci Ke Ai, tiba-tiba menghampiri Ke Ai dan memeluknya. Mereka berkata
kalau mereka tahu Ke Ai sudah di persalahkan dan mereka datang untuk memberikan
semangat. Ke Ai dengan canggung berterimakasih atas hal itu. Setelah itu, trio
pekerja juga berkata akan memberikan 5 menit untuk menjelek-jelekkan Zi Hao. Satu
persatu trio pekerja mulai mengejek dan menjelekan Zi Hao, dan karena itu Ke Ai
juga ikut menjelekkan Zi Hao.
Sialnya,
pas gilirannya menjelekan Ke Ai, Zi Hao dan Li Jian malah datang ke toko Index.
Zi Hao juga memberikan tanda pada Xiao Tian agar tidak bersuara memberitahu
kedatangannya. Posisinya Zi Hao ini berdiri di belakang Ke Ai.
Sementara
itu, trio pekerja sangat gugup karena melihat kedatangan Zi Hao. Hanya Ke Ai
yang belum sadar akan situasi itu. Dan dengan cepat, Daniel menghentikan omelan
Ke Ai dan langsung lari pergi bersama dua temannya kembali ke toko mereka.
Saat
sudah menyadari kehadiran Zi Hao pun, ternyata Ke Ai tidak takut sama sekali
dan malah terus lanjut bekerja. Dia bahkan bertanya ada masalah apa hingga Zi
Hao tidak pergi juga.
“Aku
datang untuk membeli baju,” jawab ZI Hao. Li Jian langsung mengeryit karena
mendengar alasan Zi Hao itu. Dan Zi Jie juga memperhatikan mereka dari sebuah
toko.
“Tn.
Yang, ini adalah bagian baju wanita. Bagian baju pria ada di lantai 3,”
beritahu Ke Ai.
“Siapa
yang bilang aku beli baju untuk diriku? Tidak bisakah aku membelinya untuk
orang lain?”
“Baiklah,
kalau begitu jenis baju apa yang ingin Anda beli? Atau apa tipe wanita yang ingin
Anda berikan baju padanya?”
“Tipe
wanita?” ulang Zi Hao dan memperhatikan Ke Ai. “Orang-nya tidak ramah dan mudah
sekali terpancing.”
Dan
Ke Ai mulai merekomendasikan baju yang mungkin sesuai dengan wanita tersebut,
tapi Zi Hao malah menyebut model baju yang Ke Ai rekomendasikan itu kuno.
“Sebenarnya,
terkadang dia seperti bunga morning lily. Tapi, terkadang dia seperti merak
yang sombong. Aku harap baju nya akan bisa membuat aura unik-nya keluar.”
“Apakah
orang itu wanita yang normal ketika dia seperti lily dan merak di saat bersamaan?”
gumam Ke Ai.
“Benar,
dia bukanlah wanita normal.”
Setelah
merekomendasikan beberapa baju, akhirnya Zi Hao memilih untuk membeli sebuah
dress putih. Tapi, selama mendengar penjelasan Ke Ai, Zi Hao hanya terus
memandang wajah Ke Ai. Ke Ai sendiri kaget melihat baju yang di pilih oleh Zi
Hao adalah seharga NTD 18000. Dia jadi merasa kalau Zi Hao cukup baik pada
wanita.
Li
Jian mendapat telepon kalau President sudah tiba, dan Zi Hao langsung pergi. Tidak
lupa, dia meminta Li Jian untuk membayar baju yang di belinya.
--
Zi
Hao menemui President (pemimpin perusahaan) yang sudah duduk di ruangannya. Dia
mempertanyakan rapat yang di adakan tadi pagi. Padahal Zi Hao baru memegang
departemen pakaian wanita tapi sudah terjadi keributan.
“Dua
tantemu datang ke perusahaan,” beritahu President (yang adalah Ayah Zi Hao).
“Jadi
karena alasan itu Anda datang kemari?”
“Mereka
peduli pada kemampuan dan performa kerjamu. Biarku bilang, aku sudah tua, aku tidak
bisa menunggumu mengambil alih tempatku. Tapi, jika kau tidak bisa bekerja
dengan baik, Zi Jie lah yang akan mengambil alih posisiku.”
“Aku
tidak masalah.”
“Apa
maksudmu? Sejujurnya, Zi Jie itu cukup berkemampuan, tapi dia tidak ambisius. Dua
tantemu tidak mengerti permasalahannya. Pokoknya, kau harus cepat dan
menunjukkan hasil yang baik hingga segalanya bisa lebih mudah. Aku tahu, kalau kau
tidak bekerja untuk dirimu sendiri tapi tolong, tanggung lebih banyak tanggung
jawab untuk Hua Li Dept. Store dan karyawan.”
Zi
Hao menghela nafas dan mengiyakan perkataan ayahnya. Dia juga memberitahu kalau
sedang berusaha mendekati tn. Jiang dan D.K agar mau bekerja sama dengan
mereka. Dia telah menyiapkan banyak acara apalagi sekarang musim natal dan
tahun baru, untuk meningkatkan penjualan mereka. Ayahnya tentu senang dengan Zi
Hao yang telah merencanakan segalanya.
“Oh
ya, ibumu menyuruhku mengingatkanmu untuk bertemu putri dan bank Ju Bang. Kencan
buta,” ujar ayah.
Zi
Hao langsung menolak.
“Apa
kau kira mudah untuk mengubah pikiran ibumu? Anakku, dengarkan aku. Karena kau
memiliki lebih banyak dari orang lain, jadi beban-mu juga lebih berat daripada
orang lain.”
“Aku
tahu, ayah.”
“Bicaralah
pada ibumu. Tapi jangan bilang pada ibu, kalau ayah tidak memberitahu ya.”
--
Malam
hari,
Zi
Hao tidak langsung pulang dan malah berdiri di depan mall. Semua karyawan yang
keluar memberi salam padanya. Zi Hao berdiri di sana untuk menunggu Ke Ai, tapi
dia heran sendiri saat Ke Ai tidak keluar juga. Apakah Ke Ai pulang lebih
cepat?
Umur
panjang, baru juga di pikirkan, Ke Ai keluar dan berjalan pergi begitu saja
melewati Zi Hao. Zi Hao jadi kaget sendiri karena Ke Ai melewatinya begitu
saja.
Dia
berjalan mengikuti Ke Ai, tapi Ke Ai sama sekali tidak menyadarinya. Jadi, Zi
Hao akhirnya memanggilnya, dan Ke Ai langsung berteriak histeris saat berbalik,
karena lampu jalan belum menyala saat itu. Zi Hao membekap mulut Ke Ai agar
tidak berteriak.
“Ini
aku. Yang Zi Hao,” ujar Zi Hao dengan suara keras.
Pas
sekali, lampu jalan menyala. Suasana jadi terasa romantis karena mereka saling
bertatapan.
Eh
sayangnya, suasana romantis itu harus hilang karena Ke Ai melihat ada kecoak
terbang. Dan Zi Hao lebih heboh reaksinya, saat mendengar kata ‘kecoak’ dia
langsung memeluk Ke Ai dan merengek ketakutan. Zi Hao paling takut dengan
kecoak.
Ke
Ai jelas tertawa mendengar dan melihat reaksi Zi Hao. Sementara itu, Zi Hao
langsung bersikap cool lagi. Ke Ai kemudian bertanya untuk apa Zi Hao
menemuinya?
“Aku
mengakui kekalahanku. Aku sudah berjanji akan mentraktir-mu steak terbaik jika
kau bisa menjual 100 pakaian. Selamat atas kemenanganmu. Ayo pergi.”
“Aku
menolak di senangi setelah di tampar (di persulit)!” tolak Ke Ai dan langsung berjalan
pergi.
“Eh,
aku hanya bersikap adil di pekerjaan.”
Tapi,
Ke Ai tetap menolak pergi makan dengan Zi Hao. Zi Hao terus memaksa dan
menghalangi Ke Ai untuk pergi. Dia bahkan memegang tangan Ke Ai.
“Apa
kau percaya kalau aku bisa menggendongmu ke sana?” tanya Zi Hao.
“Aku
tidak mau…”
Belum
selesai Ke Ai bicara, Zi Hao sudah langsung menggendongnya. Bukan gendongan ala
putri, tapi di panggul. Kayak bawa karung beras (hahahaha :D).
Ke
Ai memberontak di turunkan. Tapi, Zi Hao, mah mana peduli, dia hanya
memperingati kalau Ke Ai banyak bergerak dan terjatuh, dia tidak akan peduli.
Tags:
Hello Again
Lanjut.........Semangat.....
ReplyDelete