Sinopsis J-Drama : I Give My First Love To You Episode 2 - part 2


Network : TV Asahi

Takuma melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Dan setelah selesai, Ayah Mayu menjelaskan kepada kedua orang tua Takuma bahwa kondisi jantung Takuma tidak mengalami perubahan yang berarti dan masih stabil seperti sebelumnya, jadi Takuma pun bisa tetap melanjutkan mengonsumsi obat yang sebelumnya. Dan kedua orang tua Takuma merasa lega serta senang.

“Yang penting adalah bagaimana caranya supaya penyakitnya tidak semakin parah. Mungkin kamu juga sudah paham, tetapi di sekolah jangan memaksakan diri, ya. Walau kurasa kamu pasti ada rasa iri melihat orang lain berlarian di sekolah,” kata Ayah Mayu menasehati Takuma.

“Ah, enggak masalah. Aku sudah terbiasa berdiam diri,” balas Takuma.



Ayah Mayu menanyakan apa Mayu ada merepotkan, dan dengan sedikit sinis Ibu Takuma mengatakan bahwa Mayu sih sehat. Takuma menyela dan menjawab bahwa semuanya baik, dia dan Mayu berteman biasa.

“Jawabannya enggak sesuai dengan pertanyaan,” kata Ayah Mayu, heran.

“Punya teman itu hal bagus,” kata Ayah Takuma.

“Yang jelas, dia tidak merepotkan,” jawab Takuma.



Kou mendatangin Mayu di klub panahan. Dia menanyakan dimana Takuma karena dia tidak melihatnya, dan Mayu menjawab bahwa Takuma sedang melakukan pemeriksaan dirumah sakit. Kou kemudian mengatakan kalau dia tahu Takuma memiliki penyakit yang sama dengan Ayahnya, dan kini Ayahnya sudah meninggal.

Kou lalu menanyakan apa Mayu menyukai Takuma, dan Mayu mengiyakan. “Hentikan saja. Dia akan mati,” kata Kou. Dan Mayu langsung menamparnya.

“Jangan berkata seperti itu lagi!”



“Aku cuma ingin memberitahukanmu saja, karena kurasa kamu tak paham! Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang berharga. Sekarangpun, aku masih ingat bagaimana wajah Ayahku pada saat terakhirnya. Padahal dia tetawa sambil bilang aku baik- baik saja. Namun kemudian dia meninggalkan kami. Jangan jatuh cinta pada orang yang sebentar lagi akan mati!” kata Kou dengan tegas menasehati Mayu. Lalu dia meminta agar Mayu menjadi miliknya saja.


Mayu memukul keras perut Kou yang ingin memeluknya. “Sudah terlambat bagimu untuk melarangku jatuh cinta padanya!”

“Pukulanmu terlalu keras!” keluh Kou sambil memegang perutnya.

“Anggap saja pukulan itu sebagai peringatan dariku,” kata Mayu tidak peduli. Lalu dia pergi meninggalkan Kou.


Kou berbaring di lantai sambil tersenyum. “Ternyata, Tuan Putri memang yang terbaik.”



Diaula olahraga. Takuma duduk dipinggir memperhatikan Mayu dan para teman sekelasnya yang sedang bermain basket. Lalu melihat betapa hebatnya Mayu dalam bermain, Takuma teringat kenangan masa kecil mereka.


Flash back

Mayu bermain olahraga, dan selama bermain Mayu selalu menjadi incaran anak Pria untuk di lemparin bola. Kata mereka, karena Mayu belagu. Takuma yang duduk dipinggir lapangan dan melihat itu, dia masuk ke lapangan untuk membantu Mayu.



Namun karena kondisi Takuma yang sangat lemah, dia langsung merasa kesakitan dan pingsan, padahal hanya dia cuma melemparkan bola sekali saja. Melihat itu, Mayu langsung merasa panik serta cemas.

“Takuma! Takuma! Takuma!” panggil Mayu, menangis.

Flah back end


Bel dibunyikan, tanda pertandingan telah selesai. Dan kelas Mayu berhasil memenangan pertandingan basket antar kelas tersebut. Selanjutnya lawan mereka adalah kelas 3-A, yaitu melawan Kou serta teman sekelasnya.

“Bagaimana kalau kita bertaruh?” tantang Kou. Dia datang menghampiri Mayu.

“Bertaruh?”



“Jika kami pemenangnya… aku akan merenggut bibirmu, Tuan Putri,” bisik Kou didekat Mayu. Dan semua orang yang mendengar itu langsung merasa heboh.

“Kalau kami yang menang, apa yang kalian pertaruhkan?” balas Mayu.

“Apapun itu. Kamu bisa meminta sesuatu. Bagaimana?” balas Kou.

“Kalau begitu, dengan pantatmu, tolong goyangkanlah tulisan bahwa ‘Suzuya Kou adalah orang terbodoh di sekolah ini’,” kata Mayu. Dan Kou setuju, karena dia yakin bahwa dia pasti menang.



“Temanmu Kakinouchi Takuma palingan takkan membantumu, kan?” sindir Kou sambil menatap Takuma, lalu dia pergi.


Selagi kelas lain bertanding. Takuma pergi meninggalkan aula olahraga, dan Kou yang telah menunggunya, dia memanggil Takuma. Dia menyindir bahwa Takuma pasti sebenarnya ingin membantu kalau bukan karena ada penyakit.

“Dia hanyalah temanku,” kata Takuma, karena mengerti Kou mengangapnya sebagai saingan.



Pertandingan dimulai. Kou dan timnya yang bermain sangat baik berhasil membuat Mayu dan timnya merasa kelelahan. Dan akhirnya hasil dari babak pertama adalah Kou dan timnya berhasil menang dengan skor 28- 12.

Sebagai pelatih, Takuma memberikan pengarahan. Lawan mereka adalah anak tahun ketiga yang pasti sedang kelelahan karena belajar untuk ujian, sehingga stamina mereka pasti akan menurun di babak kedua. Jadi Mayu dan tim harus membalas pada saat itu juga. Dan semua setuju dengan Takuma.



Pertandingan babak kedua dimulai. Perkataan Takuma benar, anak tahun ketiga sudah mulai kehilangan stamina, tapi walau begitu mereka tetap saja unggul 2 poin dan waktu tersisa 10 detik saja.

Disaat yang penting seperti itu, kaki Mayu tanpa sengaja terkilir ketika melompat. Melihat itu, Takuma melepaskan ikat kepalanya.



Takuma masuk ke lapangan, dan ikut bermain, tapi dia tidak banyak bergerak serta berlari. Takuma meminta Mayu melemparkan bola padanya, lalu setelah itu Takuma melompat dan melemparkan bola masuk ke jaring yang bernilai 3 poin. Dan tepat ketika itu bel berbunyi.

Skor hasil 39 vs 40, kemenangan untuk kelas 1- B. Dan dengan semangat semua langsung bersorak gembira. Takuma serta Mayu bertos.



Kou melakukan hukumannya, yaitu menggoyangkan pantatnya seperti menulis kata ‘Suzuya Kou adalah orang terbodoh di sekolah ini’. Dia melakukan itu atas panggung dan di depan banyak orang. “Memang sih, ini memalukan,” gumam Kou, merasa malu sendiri.





Takuma memeriksa kaki Mayu yang terkilir. Dan menemaninya ke rumah sakit untuk diperiksa. Disana mereka bertemu dengan seorang pasien wanita, yang mengenal Takuma sedari kecil mungkin sekitar saat Takuma kelas 6 SD dan datang ke rumah sakit untuk di rawat. Pasien tersebut bernama Teru Uehara.

Post a Comment

Previous Post Next Post