Network : TV Asahi
Takuma datang ke ruangan Kou. Dan Ritsu yang berada
disana, dia mengatakan bahwa dia telah mendengar tentang operasi yang akan
Takuma lakukan, dan menurutnya Takuma sangat berani. Tapi Takuma membalas bahwa
sebenarnya dia masih kurang berani, makanya dia datang kesini menemui Kou.
“Walau aku telah membulatkan tekad, rasa takut tetap
masih ada. Sekalipun operasinya berhasil, sampai kapankah aku bisa hidup?”
gumam Takuma.
“Kamu pasti akan terus hidup! Karena kakak ku saja terus
hidup. Dan aku percaya akan itu,” kata Ritsu, menyemangati Takuma. Dan mendengar
itu, Takuma tersenyum.
Lalu, hari ulang tahunku ke- 18 ku pun tiba. Kembali pada episode pertama, Takuma datang ke tempat
foto dan mengatakan bahwa dia ingin mengambil foto untuk kematiannya. Jika aku mati, foto ini akan menjadi foto kematian.
Hari H. Ibu Mayu berjalan bolak- balik, karena dia merasa
bimbang. Dia takut jika Takuma dan Mayu menikah diusia semuda ini, maka Mayu
nantinya akan kesulitan untuk masuk ke universitas atau mencari pekerjaan. Dan
Ayah Mayu yang berpikiran positif, dia meminta agar Ibu tenang saja, karena
tidak ada kolom yang menanyakan sudah menikah atau belum pada CV lamaran
perkerjaan.
“Kenapa kalian malah bertengkar?” sela Mayu yang datang
sambil mengenakan baju wedding dress putih. Dan melihat itu, Ibu tersenyum
karena Mayu kelihatan sangat cantik.
Mayu kemudian berjalan untuk menghampiri kedua orang
tuanya, tapi karena baju wedding dress nya terlalu panjang, maka tanpa sengaja
dia pun tersandung lalu terjatuh. Dan tepat disaat itu, Ibu Takuma datang, dan
dia dengan ramah membantu Mayu untuk berdiri.
“Maafkan aku,” kata Mayu dengan canggung.
“Bisakah kamu memakainya?” tanya Ibu Takuma sambil
memberikan sebuah gelang mutiara yang biasa dipakainya. Dan Mayu diam, karena
tidak tahu harus perbuat apa. Jadi Ibu Takuma pun langsung memasangkan gelang
itu di tangan Mayu.
“Aku belum begitu memaafkanmu. Kalian selalu saja
seenaknya melakukan ini dan itu, tetapi kalau sudah sejauh ini, sebagai orang
tua, kami hanya bisa turut mendukung,” jelas Ibu Takuma sambil tersenyum.
“Ibu,” panggil Mayu sambil balas tersenyum.
Kedua teman Kou datang ke rumah sakit dan mendandanin
Kou. Kemudian setelah itu, mereka memberikan mantel macan tutul yang pernah Kou
gunakan dulu kepada Ritsu, karena Ritsu tampak sangat gugup dan gelisah sekali,
sebab dia yang akan menjadi pembicara di pernikahan Takuma serta Mayu hari ini.
Dan Ritsu tersenyum menerima mantel kakak nya.
Didalam ruangan rumah sakit yang dijadikan aula
pernikahan. Ritsu yang memakai mantel kakaknya berjalan dengan percaya diri ke
depan panggung. Tapi ketika berbicara suara nya sedikit bergetar, karena gugup.
“Kalau begitu, mari kita sambut mempelai laki- laki dan
perempuannya!”
Takuma dan Mayu masuk ke dalam ruangan sambil bergadengan
tangan, dan setiap orang bertepuk tangan menyambut mereka berdua.
“Pertama- tama, kalian akan menandatanganin sertifikat
pernikahannya,” kata Ritsu mengarahkan. Dan kedua teman Kou maju ke depan, lalu
mereka memberikan surat pernikahan yang telah Kou persiapkan sendiri untuk
Takuma serta Mayu. Dan melihat itu, mereka berdua langsung menatap ke arah Kou
dan tersenyum.
Takuma dan Mayu saling bertukar cincin. Kemudian setelah
itu, Ritsu mengarahkan mereka untuk saling mengucapkan ikrar pernikahan.
“Saya, Kakinouchi Takuma. Berusaha segenap hati untuk
bisa panjang umur. Aku berikrar untuk tidak membuat Mayu bertindak sembrono,
menemaninya baik dalam suka maupun duka, dan menjadi rekan nomor satu baginya,
yang mencintai juga menyayanginnya selamanya,” kata Takuma.
“Saya, Taneda Mayu. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak
terlalu panik dengan keadaannya. Aku berikrar akan menjadi kekuatannya, menjadi
penyemangatnya, menjadi penasihatnya. Tidak menyerah dalam keadaan apapun juga.
Serta senantiasa mencintainya selamanya,” kata Mayu.
Mendengar itu, semua orang bertepuk tangan untuk mereka.
Takuma menghampiri kedua orang tuanya. Dia berterima
kasih karena mereka telah merestuinya. Lalu dia mengatakan pada Ibu bahwa dia
sangat menyayangin Ibu, dan kemudian dia memberikan buket bunga kepada Ibu.
Mayu menghampiri kedua orang tuanya. Dia berterima kasih
untuk semuanya selama ini. Dan dia memohon bimbingan mereka ke depannya.
Kemudian setelah itu, dia memberikan buket bunga kepada Ibu.
“Siapapun yang tidak setuju akan pernikahan ini, harap
angka tangan! Jika tidak, tutup mulutlah untuk selamanya!” kata Ritsu dengan
keras. Dan semua orang diam. “Mereka semua setuju. Cepetan ciuman, gih,” kata
Risu kepada mereka berdua.
Takuma dan Mayu saling bertatapan. Kemudian mereka saling
mendekatkan wajah mereka, dan mereka berciuman.
Takuma menyimpan barangnya di dalam kotak. Mayu masuk ke
dalam kamar, dan mengajak Takuma agar berfoto bersama.
“Kalau kamu mati, aku akan membunuhmu,” ancam Mayu.
“Berarti, aku takkan mati,” balas Takuma sambil
tersenyum.
Setelah selesai berfoto, Takuma menyerahkan kotak
miliknya kepada Mayu, dan menyuruh Mayu agar membaca itu, ketika dia sedang di
operasi.
“Ayo kita berjuang!” kata Ayah Mayu. Dan Takuma mengiyakan.
Takuma memandangin wajah kedua orang tuanya, dan Mayu.
Lalu setelah itu, dia dibawa masuk ke dalam ruangan operasi. Namun sebelum dia
masuk ke dalam ruangan operasi, diia mengangkat jari jempolnya. Dan melihat
itu, Mayu pun mengangkat jari jempolnya sambil tersenyum.
Operasi dimulai.
Mayu naik ke atas atap. Disana dia membuka kotak milik
Takuma yang diberikan kepadanya barusan. Dan di dalam kotak itu, dia menemukan
sebuah surat