Sinopsis Lakorn – Nang Rai Episode 01 - 3


Sinopsis Lakorn – Nang Rai Episode 01 - 3
Images by : Channel 7
Wadee berterimakasih pada Kae. Kae jelas bingung, untuk apa berterimakasih?
“Jangan menyembunyikannya lagi dariku. P’Noi, P’Ke, P’Hong sudah memberitahuku. Kau menawarkan diri untuk memainkan peran nang rai, bukankah begitu P’Mafai?”
“Ya,” benarkan Mafai.
“Aku memang ingin menjadi nang rai.”
Wadee tidak percaya. Dia yakin kalau Kae pasti takut kalau dia tidak akan mendapatkan peran nang ek, jadi mengalah demi-nya.’
“Aku melakukan ini agar aku bisa mendapatkan uang. Aku tidak ingin ketenaran. Dan aku rasa memainkan peran nang ek, akan terus berulang di semua lakorn. Tapi, jika aku mendapatkan peran nang rai, aku akan mendapatkan kesempatan untuk di banyak lakorn,” jelas Kae.
“Terserahlah. Apapun yang kau katakan, aku tetap ingin berterimakasih atas kemurahan hatimu. Kau membuatku bisa mendapatkan peran nang ek lebih mudah. Tidak ada kompetisi. Dan kita akan menjadi teman untuk waktu yang lama.”
“Ya, kita harus menjadi teman untuk waktu yang lama.”
--
Kae dalam perjalanan pulang. Sebenarnya, ibu Wadee hendak memberikan tumpangan untuk mengantarnya ke rumah, tapi Kae menolak. Dia masih harus bekerja untuk mendapatkan uang bagi keluarganya sebelum bayaran MV-nya keluar.




Kae teringat kebahagiaan Pannee (ibunya) saat dia memberitahu kalau dia sudah menandatangani kontrak lakorn untuk peran nang rai. Panee benar-benar senang karena Kae akan menjadi artis dan artinya akan mendapatkan banyak uang. Dia bahkan sudah langsung meminta Kae untuk memberikan 50.000 baht padanya, dan uang itu akan menjadi 500.000 baht. Ayah Kae juga meminta uang 10.000 baht untuk dia pakai rehab. Adik-adiknya pun juga langsung meminta uang. Prang ingin membeli mobil dengan alasan agar bisa mengantar jemput Nao dan Chom dari sekolah. Chon minta uang agar bisa bersekolah di luar negeri. Nao minta uang agar bisa melihat pertandingan balap motor di Eropa. Pokoknya, seluruh keluarga hanya menginginkan uang Kae. Tapi, Kae sangat menyanyangi mereka semua hingga menyanggupi untuk mengambulkan semua yang mereka inginkan.
Saat sedang berjalan, Kae tidak berhati-hati karena melamun dan hampir tertabrak mobil. Pob yang kebetulan lewat, berhenti dan menanyakan keadaannya. Kae berkata kalau dia baik-baik saja.
“Aku ingin meminta maaf untuk hari itu,” ujar Pob (hari di pesta, saat dia tanpa sengaja menabrak Kae itu -di episode 01 part 1-)
“Ku rasa kamu salah orang,” ujar Kae.
“Tidak. Aku ingat matamu. Matamu berbeda dengan mata orang lain.”
Kae terperangah mendengar jawaban Pob. Sayangnya, momen itu harus hancur karena teriakan orang di belakang mobil Pob yang terhalang dan tidak bisa lewat karena mobil Pob menghalangi jalan.
“Masuklah ke dalam mobilku. Sebelum kita di teriaki lagi. Tolong,” pinta Pob.
Dan Kae akhirnya masuk ke dalam mobil Pob.
Eh, sangat di sialkan, pasangan model-nya tadi, Paksuda (Pat) ternyata melihat Pob. Dan juga melihat Kae yang masuk ke dalam mobil Pob.
--
Kae meminta di turunkan. Pob heran, kenapa? Apa dia tidak boleh menurunkan Kae di depan rumah Kae? Kae membenarkan karena dia merasa kurang nyaman.
“Kalau begitu tidak masalah. Masalahnya… aku ingin kau memaafkanku,” ujar Pob.
Kae merasa tidak nyaman dan meminta Pob untuk menurunkannya sekarang, di depan halte bus di depan. Pob akhirnya menurunkan Kae.
“Tunggu dulu. Apa kau tidak mau memaafkanku? Atau kau ingin aku tetap mengikutimu dan meminta maaf?” tanya Pob dengan tersenyum.

Sayangnya, sebelum sempat menjawab, Pat yang melihat Pob tadi, ternyata mengikuti Pob. Dia segera menekan klakson dan turun dari mobil, sambil bertanya apa mobil Pob rusak? Dia juga memandang dengan pandangan menghina pada penampilan Kae. Kae jadi merasa jengkel di pandang seperti itu, dan berjalan pergi.
--

Eh, ternyata Pat malah mengikuti Kae dan meminta Kae untuk bicara dengannya. Kae tidak mau dan terus berjalan, tapi Pat malah turun dari mobilnya. Dia bertanya, mengapa tadi Kae bicara dengan Pob? Dia menghina penampilan Kae. Kae tidak takut dan balas menghina Pat yang berpenampilan mewah tapi bicaranya kurang ajar.
Pat marah dan hendak menampar Kae.
“Khun Paksuda!” teriak sebuah suara. Ternyata, 2 orang masyarakat mengenali Paksuda yang adalah model dan meminta izin untuk berfoto bersama.
Kae langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk berjalan pergi. Paksuda sangat kesal di buatnya dan menepis tangan kedua orang yang ingin berfoto dengannya itu.
--
Malam hari,
Pob, Nee, Khun Kesiree dan Khun Wichan makan malam bersama. Selama makan, Khun Wichan menanyakan kuliah Nee. Dia bahkan menekankan kalau Nee adalah harapan mereka dan harus menjadi nomor satu di fakultas. Hal itu karena Pob tidak bisa mewujudkan keinginan mereka.
Khun Kesiree kemudian bertanya pada Jan, apakah Bandarn masih berkeliaran di sekitar Nee? Khun Wichan mengira kalau Bandarn cukup bagus karena satu kampus dengan Nee, jadi dia mau tahu Bandarn itu anak siapa?
“Dia putra dari pemilik kantin dan pembersih di fakultas Nong Nee. Dia mencoba untuk menggapai ‘bintang’ (orang kaya),” ujar Khun Kesiree.
Khun Wichan langsung tidak suka. Jan malah melapor kalau Bandarn tadi membersihkan meja di mana Nee duduk. Khun Kesiree langsung ingin melaporkan Bandarn ke rektor.
“Ma, itu terlalu berlebihan. Ini itu kampus, bukan sekolah SD. Jika Nee tidak tertarik padanya, maka itu berakhir,” ujar Pob.
“Nong Nee, jangan tertarik padanya!” tegas Khun Kesiree.
“Ma, Pa, aku malu kalau P’Jan selalu mengikutiku,” ujar Nee. “Orang-orang menertertawaiku di depan dan belakangku.”
“Orang-orang itu tidak punya tata krama.”
“Aku setuju dengan Nee,” bela Pob.
“Baiklah, tapi kau harus berjanji padaku Nong Nee. Jangan berteman dengan siapapun. Kau hanya boleh membaca buku dan ke sekolah,” tegas Khun Wichan.
“Ya.”
 Khun Kesiree kemudian bertanya bagaimana pemotretan yang Pob lakukan tadi dengan Pat? Pob hanya menjawab kalau semuanya berjalan lancar. Tapi, dia kemudian memanfaatkan moment itu untuk memberitahu kalau dia tertarik untuk syutig MV.
Nee, Khun Wichan dan Khun Kesiree tampak terkejut.
--

P’Noi, P’Ke dan P’Hong serta para kru tiba di hotel dimana mereka akan syuting MV. Kae dan Wadee juga datang bersama ke hotel tersebut, dan P’Ke menyambut mereka dengan ceria sambil memanggil mereka nang ek dan nang rai.
Eh, Nguan malah mengejek dan menyindir kalau Wadee lah yang seperti nang rai di dunia nyata karena kalah dari nang ek. Untunglah, P’Noi balas menyindir Noi yang akhir-akhir ini banyak bicara. Apa yang Nguan makan hingga menjadi cerewet begitu?
P’Hong segera melerai dengan cara menyuruh semua agar segera bersiap dan ke lokasi syuting. P’Ke memberitahu kalau yang memerankan pra ek belum datang, tapi bentar lagi datang kok. Pas sekali, Pob tiba.
Pob memberi salam pada semua mereka, dan bahkan berkata pada P’Hong untuk tidak sungkan memarahinya jika nanti dia membuat kesalahan. P’Hong menjawab kalau dia sudah sangat senang Pob bisa tampil di MV-nya.
“Apa yang harus ku lakukan di MV ya?” tanya Pob.
“Kau tidak perlu melakukan apapun Khun Pob. Kau hanya perlu menunjukkan wajah dan rambutmu bersama dengan 2 wanita itu (Kae dan Wadee). Awal MV akan seperti drama percintaan, tapi dengan sedikit komedi,” jelas salah seorang kru.
Wadee merasa sangat kagum karena mereka akan membuat MV dan beradu dengan Pob. Kae sendiri hanya diam menatap Pob.
--

Syuting MV di mulai,
Pob, Nguan, Wadee dan Kae menaiki sebuah mobil dan berakting seperti dua pasang pasangan. Di MV, Kae memiliki penampilan yang mencolok karena dia di pakaikan lipstick berwarna merah merona.
--

Setelah syuting selesai, P’Noi memberikan kunci kamar Kae dan Wadee. Dia berterimakasih atas kerja keras mereka, dan karena itu nanti malam mereka akan mengadakan pesta jam 6 sore. Jadi, mereka harus bersiap. Kae dan Wadee mengiyakan.
Pob kemudian menghampiri mereka, dan bertanya pada P’Noi serta P’Ke, apakah dia bisa tidur di hotel ini malam ini?
“Kenapa kau tidak pergi tidur di rumah ayahmu yang ada di dekat pantai?” tanya P’Noi heran.
“Terlalu sepi jika aku tidur sendiri di sana. Tidur di sini, pasti akan lebih menyenangkan,” jawab Pob, tapi matanya terus menatap Kae.
Kae sendiri tersenyum kecil mendengar jawaban Pob. P’Noi dan P’Ke heboh sendiri.
Heeemmmmm, kebahagiaan itu harus hilang karena kedatangan Pat. Pat sok menyapa mereka dengan ramah dan memberitahu kalau syuting lakorn -nya juga ada di dekat situ, makanya dia mampir. Dia bahkan membeli sedikit makanan untuk mereka. Kru yang mendengar langsung mengambil makanan yang Pat bawa untuk Pob.
“Omong-omong, mana nang ek dan nang rai yang akan ada di MV bersama Pob?” tanya Pat sok ramah. Dan barulah dia melihat Kae, “Oh… jadi kau. Kau yang menumpang mobil Pob hari itu kan.”
Semua langsung menatap ke arah mereka, penasaran. Pob langsung menjelaskan kalau dia yang memberikan tumpangan pada Kae hari itu.
“Issh, kau selalu saja membela orang lain,” jawab Pat, seolah jawaban Pob hanyalah bohong.
“Hm, ah.. aku rasa kita sudah bekerja keras hari ini. Mari kembali ke kamar untuk mandi dan istirahat,” sela P’Noi dengan gugup dan membubarkan mereka semua.

Setelah semua pergi, Pat tanpa malu mengajak Pob untuk pergi makan bersamanya di sekitar sini. Pob menolak dan menyuruh Pat untuk pergi sendiri karena dia akan menginap di hotel ini dan pesta dengan mereka. Dia bahkan langsung meninggalkan Pat sendirian. Pat benar-benar kesal.
--

Malam hari,
Semua kru dan artis MV berkumpul di sisi kolam berenang untuk bersenang-senang (makan, minum dan berbincang). Pob sendiri berdiri agar jauh tapi terus memandang Kae yang sedang berbincang dengan P’Ke dan Wadee.
Nguan tiba-tiba menghampiri Kae dan memberikan makanan untuk Kae. Kae merasa kalau dia tidak akan bisa menghabiskan makanan itu jadi dia akan membaginya dengan Wadee.
“Tunggu. Nang ek tidak makan makanan goreng. Itu bisa membuat gemuk. Jika kamu tidak bisa memakannya, Kae, maka biar aku yang akan memakannya,” ujar Nguan dan mengambil ayam goreng dari piring Wadee dan memakannya.

Wadee jelas di buat sangat-sangat kesal. P’Ke pun kesal melihat kelakukan Nguan, dan meminta P’Ke untuk tidak usah mempedulikannya. Kae kemudian pamit untuk pergi ke kamar untuk beristirahat karena kepalanya pusing. Wadee memeriksa suh tubuh Kae yang sedikit demam, dan ingin ikut Kae ke kamar, tapi Kae menolak dan menyuruh Wadee untuk lanjut pesta saja.
Saat mau pergi ke kamar, Kae sempat melihat Pat yang ternyata datang ke pesta dan berdiri tegak di samping Pob. Tapi, Pat melihatnya dengan pandangan tajam.
Kae kembali sendirian ke dalam hotel dan menunggu lift. Pob mengikutinya dan berdiri di sampingnya.
“Apa kau belum memaafkanku? Kenapa sangat sulit memaafkan orang yang tidak sengaja melakukan sesuatu? Tolong, maafkan aku.”
“Itu terjadi tidak sengaja. Dan aku baik-baik saja. Jadi, kenapa minta maaf?” tanya Kae dan memilih naik dengan tangga.
Pob tersenyum dan mengikutinya. Kae terus berjalan cepat dan masuk ke dalam kamar, walaupun Pob memanggilnya.
“Kae, kenapa kau tidak memberiku jawaban pasti? Apakah kau memaafkanku atau tidak?” tanya Pob di depan pintu.
“Terlalu sulit untuk kau mengerti.”
“Jika mudah, itu tidak akan menyenangkan,” balas Pob.
Kae tersenyum kecil mendengar jawaban Pob.
“Jadi, gimana? Kau memaafkanku atau tidak?” tanya Pob lagi.
“Jika aku tidak jawab?”
“Jika kau tidak jawab, aku akan terus mengganggumu hingga kau memaafkanku.”
Mereka berdua sama-sama tersenyum kecil. Seorang pelayan lewat di belakang Pob, dan Pob memanggilnya.

Sebuah kertas tisu di selipkan masuk lewat sela bawah pintu. Tissue itu di tulis dengan pena warna biru, Tolong maafkan aku 😊 . Dan di selipkan lagi kertas tissue, Gimana

Kae tersenyum membaca. Pob sendiri merasa sedih karena tidak ada tanggapan dan hendak pergi. Tapi baru dia mau pergi, dia melihat sebuah kertas tissue di selipkan dari bawah pintu keluar kepadanya, Aku memaafkanmu 😊
Pob benar-benar senang hingga jingkrak-jingkrak yes di depan kamar Kae. Wadee yang hendak kembali ke kamar, melihat tingkah Pob dan Pob langsung sok jaim. Wadee bertanya, apa yang Pob lakukan di depan kamarnya?
“Khun Wadee, apa kamu mengantuk? Kalau belum, bisa kita bicara?” tanya Pob, bukannya menjawab pertanyaan Wadee.

Post a Comment

Previous Post Next Post