Sinopsis Lakorn – Nang Rai Episode 01 - 4


Sinopsis Lakorn – Nang Rai Episode 01 - 4
Images by : Channel 7

Wadee dan Pob bicara di café hotel. Pob langsung bertanya sudah berapa lama Wadee berteman dengan Kae? Wadee langsung tersenyum, mengerti kalau Pob pasti tertarik pada Kae.
“Sebenarnya, kami baru mengenal. Tapi, Kae orang yang baik. Dia benar-benar baik.”
“Benarkah?”
“Ya. Dia cantik, pintar dan berbakat. Dia lebih cocok menjadi nang ek. Tapi, dia berkorban demiku.”
“Aneh. Aku belum pernah bertemu orang seperti itu. Tidak ada alasan baginya untuk berkorban padamu.”
“Kae juga bilang padaku kalau dia tidak mau terkenal. Dia hanya ingin bekerja jadi bisa mempunyai uang untuk membiayai orang tua dan adiknya. Dan peran nang rai, mempunyai kesempatan lebih besar untuk bekerja daripada nang ek.”
Pob tersenyum.
“Apa ada lagi yang mau Khun Pob tanyakan?”
“Tidak ada. Terimakasih ya sudah mau menjawab pertanyaanku.

Wadee mengiyakan. Dan sebelum kembali ke kamar, dia berpura-pura bicara sendiri kepada dirinya, mempertanyakan kenapa orang secantik Kae masih belum punya pacar ya? Hahhaha…  dia memberikan informasi berharga pada Pob. Dan Pob tersenyum lebar mengetahui Kae yang belum punya pacar.
--

Esok hari,
Nee duduk membaca di kantin. Bandarn menghindangkan jus jeruk dan memberitahu kalau dia memeran sendiri jus-nya. Nee menolak untuk minum, sehingga Bandarn berkata kalau dia tidak memasukkan narkoba ataupun racun di minuman itu jadi tidak perlu takut.
“Kenapa kau menolak sesuatu yang kau sukai? Atau itu karena kau membenci pelayan sepertiku yang menghidangkannya padamu?” tanya Bandarn. “Kau suka minuman itu, jadi minum saja.”
“Uh.”
“Atau itu karena minuman itu di buat oleh orang miskin? Orang rendahan?” tanya Bandarn.

Nee membantah hal itu. Dia mengeluarkan uangnya untuk membayar jus tersebut. Bandarn sebenarnya tidak suka karena yang Nee lakukan sama saja seperti menolak niat baiknya. Tapi, dia akan tetap menerimanya. Nee memberikannya 100 baht dan itu cukup untuk membayar 5 gelas jus jeruk. Karena dia sudah memberikan 1 jus jeruk hari ini, dia akan menghidangkannya untuk Nee lagi sampai 4 hari ke depannya. Setelah itu, dia pamit pergi.

Nee tersenyum malu-malu. Dan mulai menikmati jus jeruk tersebut.
Beberapa mahasiswa yang waktu itu menyindirnya, lewat dan kembali menyindir kalau ternyata kutu buku juga bisa tersenyum.
--

Kae dan Panee ke bank. Panee sangat senang karena Kae mendapatkan banyak uang untuk tampil di MV. Dia bahkan berkata kalau tahu Kae akan menjadi artis dan menghasilkan banyak uang, dia pasti tidak akan membiarkan Kae sekolah. Lebih baik dia membiarkan Kae menjadi artis lakorn sejak kecil saja.
Karena baru pertama kali ke bank, mereka bingung harus ke counter mana. Seorang pria, Arthit, melihat mereka dan menghampiri. Dia menanyakan keperluan mereka, dan karena mereka bilang ingin membuka tabungan, dia menyuruh mereka untuk ke counter-nya saja.
Panee langsung senang. Kenapa? Karena dia melihat tanda di meja Arthit adalah untuk VIP.

Panee memberikan cek bayaran kerja Kae, dan meminta uangnya di cairkan cash. Setelah itu, berikan sebagian padanya dan sisanya di tabungan atas nama Kaewalai. Arthit nampaknya tertarik pada Kae karena dia terus memandang Kae sambil tersenyum, dan memuji Kae yang cantik. Panee bahkan menyombongkan Kae yang akan segera menjadi artis.

Selesai membuka tabungan, mereka pulang dan benar-benar senang karena akhirnya untuk pertama kali memiliki buka tabungan. Tapi… sepertinya emang jodoh ya… dia malah tanpa sengaja bertabrakan dengan Pob yang datang ke bank.
Panee langsung marah-marah pada Pob yang sudah menabrak putrinya. Pob mah tidak peduli di marahi, toh dia tidak mendengar omelan Panee karena hanya terfokus pada Kae. Kae sampai harus membawa Panee pergi.
Panee memberitahu Kae kalau dia hanya memberikan Kae 3.000 baht dari bayaran yang Kae terima, sementara sisanya dia yang simpan. (Bayaran yang di terima Kae adalah 38.000 baht. Itu artinya, Panee mengambil 35.000 baht. Wow, banyak yang ambil bagian).
“Baiklah, ma. Tapi, tolong benar-benar di tabung yang uangnya. Karena aku tidak tahu berapa lama mereka akan memperkerjakanku.”
“Kae, kau jauh lebih cantik daripada para nang ek. Kenapa mereka tidak akan memperkerjakanmu? Kau adalah nang rai yang cantik.”
“Ya, tapi aku juga harus pandai berakting, ma.”
“Lalu, kau harus berusaha lebih keras. Jadi, orangtua dan saudaramu bisa hidup mudah. Kae, kita sudah cukup lama hidup susah. Ketika kau berakting, bayangkan saja wajah kami dan itu akan membantumu aktingmu. Aku yang akan menyimpan buku tabungan ini,” ujar Panee. (Ihh, usaha juga lah, masak bisanya Cuma nuntut.) “Sekarang ini, aku bisa mau lotere dengan mudah.”

Pat ternyata juga datang ke bank dan melihat Kae. Dia langsung bertanya, untuk apa Kae kemari? Panee langsung marah-mara pada Pat. Dan Pat langsung menghina ibu Kae yang berpenampilan susah. Setelah itu, dia masuk ke dalam bank.
“Lihat saja, anakku pasti akan seperti kau segera. Dia akan terkenal!”
“Hanya bermain di satu MV, kau kira akan terkenal? Astaga, biar ku kasih tahu ya, satu MV itu bayarannya sama dengan bayaranku untuk 1 episode lakorn yang ku perankan.”


Panee semakin kesal dan ingin memukulnya. Kae menahannya. Eh, Pat malah melihat Pob yang ada di dalam bank juga, dan langsung menuduh Kae yang sengaja datang kemari untuk bertemu dengan Pob. Dia memperingati Kae untuk menjauhi Pob jika tidak mau terkena masalah.
“Siapa Pob?” tanya Panee.
“Tidak usah pedulikan. Mari pergi,” ajak kae.
--
Kae dan Panee sudah pulang. Dan Kae langsung memasak untuk orang tua dan adik-adiknya. Seluruh keluarga sangat senang karena Kae mendapatkan banyak uang. Tapi, setelah itu mereka malah bertengkar. Ayah ingin di berikan 10.000 baht tapi Panee tidak mau memberikannya.

Ayah dan ibu mulai bertengkar. Mereka mulai mengklaim Kae sebagai milik mereka. Panee bahkan berkata kalau dia yang membesarkan dan memberi makan Kae, jadi Kae harus membayarnya sekarang setelah dewasa.
“Membayar?! Kau hanya ingin dia yang membayar? Bagaimana dengan mereka bertiga?! Prang, Chom, Wan! Kenapa kalian tidak mencoba bekerja?! hasilkan uang dan bayar kembali ibu kalian,” marah Ayah. “Kakakmu adalah satu-satunya yang lelah bekerja untuk kalian semua!”
“Sial! Pergi saja kau,” usir Panee. “Kau mau 1.000 baht atau tidak? kalau mau ambil kalau tidak ya sudah. Pergi!”
“Beri aku 2.000 baht!”
Dan mereka mulai bertengkar. Kae sampai harus melerai mereka. Kae pun memberikan uangnya untuk ayah, agar mereka tidak bertengkar.
“Kae, kau… kau adalah anak yang spesial. Melihatmu, kau mengingatkanku dengan…”
“Khem!” potong Panee. Dan langsung menyuruh ayah (Khem) untuk diam.
Khem mengerti dan tidak ingin mencari masalah, jadi dia memutuskan untuk pergi.

Sementara itu, adik-adik Kae langsung meminta uang pada Panee. Mereka minta 3000 baht untuk setiap orang. Astaga, itu jumlah uang yang sama seperti yang Panee berikan pada Kae yang bekerja. Kae menatap ibu.
“Sudah, kasih mereka juga. kalian kan saudara! Kae, kau dapat 3000 baht jadi mereka juga akan mendapat jumlah yang sama,” ujar Panee. Padahal kan, Kae yang bekerja keras. “Kae, jangan kau pasang wajah (cemberut) seperti itu padaku ya.”
Prang kemudian protes mengenai rumah mereka yang sudah rusak, dan ingin pindah rumah baru. Atap rumah mereka bahkan juga sudah bocor.
“Yang Prang katakan benar. Kae, kau harus bekerja lebih rajin lagi, jadi orang-orang itu akan memperkerjakanmu di lebih banyak lakorn!” perintah Panee.
Dan Kae tampak sedih. (aku yang lihatnya juga sedih, kerja keras nggak di anggap. Malah, di suruh menghasilkan lebih banyak uang).
--
Malam hari,
Kae sendirian di dalam kamarnya.
Dan kita di perlihatkan, bagaimana masing-masing anggota keluarga Kae menghabiskan uang yang Kae hasilkan.
Khem, ayah Kae, menghabiskannya untuk membeli lebih banyak minuman keras. Khem bahkan berteriak keras dengan bahagia karena punya banyak uang untuk beli minuman.
Panee, ibu Kae, menghahiskannya untuk berjudi. Dia bahkan memasang lebih banyak taruhan. Dia tidak takut akan kehabisan uang karena anaknya sekarang adalah artis.
Chom, menghabiskan uang untuk mabuk-mabukkan dengan teman-teman geng motornya.
Nao, bersama teman-teman berandalnya. Dan seperti orang tidak sadar, kayak makai obat nar**** gitu.

Prang, pergi ke bar. Memasang gaya genit dan menggoda banyak pria. Seorang pria bernama Tum mendekatinya dan bahkan mengajak Prang untuk ikut dengannya.

Di saat seluruh keluarganya menghabiskan uangnya untuk hal tidak berguna, Kae sendirian di dalam kamarnya. Menatap air hujan yang bocor membasahi kamarnya, yang tidak memiliki kasur. Hanya sebuah tikar.



2 Comments

Previous Post Next Post