Sinopsis
Lakorn – Nang Rai Episode 02 - 4
Images by : Channel 7
Kae dan Wadee sedang bersiap untuk syuting.
Sambil bersiap, Wadee membahas mengenai Khun Arthit yang sepertinya telah
menjadi jasa pengantar jemput Kae. Kae tidak mau membahas hal tersebut. Jadi,
Wadee membahas mengenai tarian yang harus mereka lakukan di acara nanti.
Wadee mulai membuka musik di ponselnya dan
hendak menunjukan tariannya. Tapi, dia memerlukan properti untuk tariannya, dan
dia malah mengenakan topi yang ada di sana. Kae langsung memberitahu Wadee
kalau itu adalah topi Nguan, dan jika Wadee menggunakan topi itu, nanti Nguan
mengamuk. Wadee tidak peduli dan tetap menari.
Wadee juga mengajari Kae untuk menari.
--
P’Hong menghampiri Nguan dan kru, “Apa kalian
sudah siap?”
“Kami tidak bisa menemukan topi Nguan. Topi-nya
hilang,” lapor Mohm.
Ke dan J’Noi langsung memarahi Poei yang adalah
kru busana tapi malah menghilangkan properti syuting. J’Noi memerintahkan Poei
untuk mencari topi itu sampai ketemu dan terpaksa mereka harus syuting scene
lain dulu sambil topi itu ketemu.
“Kemarin jas-nya Nguan yang bau parfum,
sekarang topinya hilang. Bagaimana kau melakukan pekerjaanmu?!” omel J’Noi pada
Poei.
Nguan kemudian teringat sesuatu. Dia akan
mencari topi itu sendiri. Da mulai berjalan menuju ruang ganti Kae dan Wadee.
Dan benar, topinya ada pada Wadee. Dan Wadee
sedang mengajari Kae menari. Nguan langsung memarahi Wadee karena telah
mengambil topi keperluan syuting itu. usai mengatakan hal itu, Nguan langsung
pergi. Kae jadi takut karena Nguan tampak sangat marah.
--
Minggu depan,
Nguan sedang membawakan acara untuk mengumumkan
debut presenter untuk parfum Labell. Dan kedua presenter itu adalah Pob dan
Pat. Khun Kesi yang melihat acara itu sangat bangga pada Pob yang terlihat
tampan.
“Wanita itu nang ek atau nang rai, sih? Dia
terlihat sangat mendekati Pob, seolah dia ingin menelan Pob!” komentar seorang
wanita (sepertinya dia ibu Ladawan) pada Khun Kesi. Dia berkomentar seperti itu
karena Pat terus menempel dan memegang tubuh Pob.
“Aku rasa mereka hanya mengikuti konsep untuk
produk ini,” jawab Khun Kesi, membuat alasan.
Wanita itu kemudian mundur ke belakang untuk
menelpon Lada yang belum juga datang. Setelah wanita itu pergi, Khun Wichan
menyuruh Khun Kesi untuk memperhatikan Pat, yang terlihat berlebihan. Khun Kesi
menenangkan Khun Wichan, dia merasa kalau Pat itu hanya ingin memanfaatkan
popularitas Pob agar bisa ikut terkenal juga.
Acara selanjutnya adalah wawancara untuk Khun
Pob dan Pat. Awalnya wawancara berlangsung lancar, dan Pat terus menempel pada
Pob. Tapi, tiba-tiba Lada muncul dan mendorong Pat menjauh dari Pob. Tanpa
malu, Lada langsung menyapa para wartawan dan memperkenalkan dirinya sebagai
tunangan dari Pob.
Pat tidak terima dan mendorong Lada menjauh
dari Pob karena ini adalah acaranya.
Nguan sendiri membacakan acara selanjutnya
adalah pertunjukan spesial dari artis baru VK dengan Saturn Labell! Yaitu,
Wadee dan Kae. Wadee dan Kae langsung naik ke atas panggung dan menunjukkan
duet tarian mereka.
Hal itu menarik perhatian sebagian reporter
yang mewawancarai Pob. Pob sendiri juga melihat tarian Kae dan tampak senang.
Semua bertepuk tangan untuk penampilan Kae dan Wadee.
Sementara itu, Pat langsung protes pada EO
karena mengundang Kae ke acara ini. EO jelas heran, kenapa Kae tidak boleh
datang?
“Kenapa kau tidak memberitahuku terlebih
dahulu?” tanya Pat lagi, tidak menjawab pertanyaan EO.
“Kenapa aku harus memberitahu Anda terlebih
dahulu? Apa kau eksekutif VK?”
“Aku dengan paman dan tante (khun Wichan dan
Khun Kesi – pemilik VK -).”
“Aku tidak tahu hal itu. Para eksekutif yang
mengirim dua gadis itu kemari. Aku rasa mereka ingin memperkenalkan mereka.”
Pat malah ngambek dan tidak ingin melanjutkan
acara. Dia memilih untuk pulang. Setelah Pat pergi, Pob menghampiri EO itu dan
berterimakasih karena sudah mau melakukan permintaannya (wuoo, berarti Pob lah
yang menyuruh agar Kae dan Wadee di undang ke acara ini).
Pob menatap Kae yang tersenyum dan asyik
berbincang dengan para kru.
--
Kae dan Panee pergi ke bank lagi untuk
mencairkan uang check gaji Kae. Sambil menunggu uang check di cairkan, Panee
meminta Arthit untuk membantunya mencarikan mobil. Dia ada rencana untuk
melakukan DP mobil. Dan juga dia ingin membeli sepeda motor untuk anak muda.
Arthit menyanggupi untuk membantu Khun Panee.
“Khun Kaewalai, apa kau ingin aku mengajari
cara menyetir? Aku juga akan membantumu mendapatkan SIM,” tawari Arthit.
“Terimakasih. Tapi aku tidak ingin merepotkan.”
“Itu tidak merepotkan. Melakukannya sendirian
akan sangat menyulitkan ibumu.”
--
Ibu Ladawan memperingati Lada untuk segera
memutuskan pacarnya yang ada di luar negeri itu sebelum Pob tahu. Lada protes,
dia kan sudah melakukan semua yang ibunya inginkan, dengan berpura-pura di
depan wartawan kalau dia sangat mencintai Pob hingga rela pulang kemari.
“Kau kembali karna kau ingin mobil baru untuk
di London. Ingat ini, jika kau tidak memutuskan pacar asing mu itu, aku tidak
akan mewariskan hartaku!”
“Kau tidak ingin memberikannya padaku, apa kau
akan memberikannya pada selingkuhan ayah?” tantang Lada balik.
“Lada!” marah ibu. “Lihat saja, aku akan
menggunakan semua uang dan harta ku untuk di donasikan ke badan amal! Hal tu
lebih baik daripada membiarkan pacar asing-mu itu mengambil semuanya!”
--
Arthit membantu keluarga Kae untuk membeli
mobil. Chom sangat senang dan ibu langsung memperingati Chom untuk menunggu
hingga usia 18 tahun baru bisa membuat SIM dan mengendarai mobil.
“P’ Kae, aku sudah tahu caranya mengemudi.
Dapatkan aku mengantarkanmu ke lokasi syuting sekarang?” bujuk Prang.
“Ibu, aku ingin motor,” minta Nao.
“Motor? Minta sana sama P’Kae. Dia masih harus
pergi ke acara,” ujar Ibu.
“Baiklah. Tapi kau harus mengemudi hati-hati,”
setuju Kae.
Nao langsung senang. Dan Chom langsung ikut
meminta di belikan ponsel baru. Dan Kae menyetujuinya. Mereka bertiga langsung
mengatakan mencintai Kae. Panee juga menyuruh Kae untuk masuk ke dalam mobil
untuk mencoba mobil baru itu.
Sementara itu, Arthit memasang wajah sinis
melihat kelakuan semua anggota keluarga Kae.
--
Arthit mengajari Kae cara mengendarai mobil. Dan
Kae mendengarkan dengan seksama ajaran Arthit itu. Mereka mulai belajar
mengedarai mobil secara rutin.
--
Pat menemui Pob dan membicarakan mengenai
gossip terbaru Kae. Kae di kabarkan adalah nang rai yang lebih cantik daripada
nang ek dan kini sedang mencari cinta dengan pegawai bank. Dan Pob tampak tidak
suka dengan berita tersebut.
--
Kae dan Wadee telah selesai syuting. Saat Kae
bicara dengan kru mengenai syuting besok, Wadee diam-diam menerima telepon dan
tersenyum senang. Kae tentu heran melihat Wadee yang senyum-senyum, tapi Wadee
berkata tidak ada apa-apa.
Arthit, Kae dan Wadee kaget melihat ban mobil
Kae bocor. Wadee langsung panik dan bertanya-tanya, siapa yang melakukan hal
itu? sementara itu, Arthit memasang senyum jahat.
“Kau baik, Khun Arthit. Kau datang dan
menjemput Kae setiap saat padahal kau bukan pacarnya. Gini saja, aku akan
meminjamkan mobilku padamu agar kau bisa mencari mekanik dan membawanya kemari
untuk mengganti roda,” ujar Kae.
“Uh, aku akan…”
“Aku akan menjaga Kae,” potong Wadee.
Arthit terlihat kecewa dan akhirnya pamit pergi
untuk mencari mekanik setelah menerima kunci mobil Wadee.
Setelah Arthit pergi, Wadee langsung
mengomentari ban mobil Kae yang tiba-tiba pecah. Eh, malah muncul sebuah mobil
dan Pob turun dari mobil tersebut. Wadee langsung tersenyum sumringah.
“Aku ingin pipis. Aku ke kamar mandi dulu ya,”
ujar Wadee dan langsung pergi.
“Aku ingin bicara denganmu,” ujar Pob.
Dan diam-diam, Wadee mengintip mereka dari
jauh.
“Tapi, aku tidak mau,” jawab Kae.
Pob masih membujuk Kae untuk bicara sambil dia
mengantar Kae pulang. Kae mengatakan kalau mereka tidak boleh bicara satu sama
lain.
“Siapa
yang menentukan kalau kita tidak boleh saling berbicara? Kenapa tidak kita
biarkan hati kita yang menentukan? Karena ini adalah hidup kita. Ayo pergi. Aku
hanya meminta waktu 30 menit.”
“Tapi…”
Wadee
yang melihat Kae masih ragu, keluar dari persembunyiannya. Dia memanggil Kae
dan berbohong kalau Arthit menelponnya dan mengatakan agar Kae pulang naik
taksi saja. Wadee menyarankan agar Kae pulang denga Pob saja.
“Aku
percayakan sahabatku padamu. Tolong jaga dia ya,” ujar Wadee pada Pob. “Aku mau
pergi pipis dulu.”
Akhirnya,
Kae mau pergi dengan Pob.
Wadee
tersenyum senang melihatnya. Dia keluar dari persembunyiannya dan langsung
menelpon Arthit, dan berbohong kalau Kae sudah pulang dengan taksi yang
kebetulan lewat. (wkwkwk ternyata semua adalah rencana Wadee untuk membantu Pob
agar punya waktu berdua dengan Kae).
Nguan
ternyata dari tadi memperhatikan yang Wadee lakukan. “Benar-benar teman yang
baik, memecahkan ban mobil teman sendiri dan membiarkan orang lain meminjam
mobilnya sendiri,” sindir Nguan. “Bagaimana kau akan pulang?”
Dan
Wadee baru tersadar akan hal itu. Gimana caranya pulang?
“Syuting
sudah selesai. Aku akan mengantarkanmu. Mobilku di parkir di sana. Aku akan
menganggap hal ini sebagai berbuat amal,” tawari Nguan.
“Aku
tidak mau.”
“Terserah
kau. Tapi, aku dengar bahwa ‘preta’ (hantu lapar) suka berkeliaran di sekitar
sini. Uh, menyeramkan. Aku harus pergi.”
Wadee
takut dan ingin mengejar Nguan, tapi dia malah menginjak tali sepatunya sendiri
dan terjatuh. Nguan langsung mengejeknya. Tapi, dia tetap baik dengan menawari
tangannya untuk membantu Wadee berdiri. Eh, si Wadee malah mendorong Nguan dan
berdiri sendiri kemudian menuju mobil Nguan. Tampak sekilas, Nguan tersenyum
kecil.
--
Pob
membawa Kae ke sebuah jembatan yang menunjukkan keindahan malam kota Bangkok.
“Aku
hanyalah gadis biasa, kau tidak harus membawaku ke tempat yang indah. Jika kau
ingin bicara denganku, kau bisa membawaku ke tempat biasa saja.”
“Aku
tidak membawamu ke sini untuk menikmati pemandangan,” balas Pob. “Hari ini VK
Ent memasang papan iklan pertamamu untuk mempromosikan lakorn terbaru.”
Dan
Kae tampak terkesima karena memang terlihat sebuah papan iklan besar yang
menampilkan lakorn terbaru dimana dia pemeran sebagai nang rai.
“Aku
akan pergi untuk sementara waktu. Dan ketika aku kembali, segalanya mungkin
sudah berubah. Kau mungkin akan menjadi terkenal, memiliki ketenaran, tapi
perasaan yang ku miliki untukmu, tidak akan pernah berubah,” ujar Pob dan
membuat Kae terkejut. “Kau juga punya perasaan padaku juga kan?”
“Tapi…”
“Tapi
apa? Jangan bilang kalau kita terlalu berbeda. Karena tidak peduli apapun yang
orang lain katakan, aku akan menjadi lelaki biasa yang berdiri di depan mu,
yang meminta cinta-mu. Jika kau belum siap, tidak masalah. Tapi, aku ingin kau
tahu kalau aku tidak akan pernah berubah.”
Dan
Pob maju ke depan. Mendekati Kae. Dan mencium bibir Kae. Kae menutup matanya
dan meneteskan air mata. Dia mencintai Pob, tapi dia takut akan semua hal yang
terlalu berbeda di kehidupan mereka.
--
Wadee
menelpon Mafai dan berterimakasih karena telah mau menunggu Arthit datang untuk
mengganti ban mobil dan juga bersedia untuk mengantarkan mobilnya.
Usai
menutup telepon, Nguan langsung mengejek Wadee yang punya banyak sekali
‘pelayan.' Mereka jadi bertengkar lagi. Dan karena kesal, Wadee meminta di
turunkan saja di pinggir jalan.
“Emang
kau bisa jalan?” tanya Nguan, karena tadikan Wadee terjatuh dan tampaknya
terkilir
“Bisa,”
jawab Wadee dengan ketus.
Dan
terpaksa, Nguan menepikan mobilnya. Wadee langsung mau keluar, tapi pintu mobil
Nguan tidak bisa di buka dari dalam. Nguan menjawab kalau pintu mobilnya itu
lagi rusak, dan dia akan membukakan pintunya dari depan untuk Wadee. Tapi,
Wadee malah tidak sabaran dan terus berusaha membuka pintu mobil, jadi ketika Nguan
membukakannya, dia jadi terjatuh ke atas tubuh Nguan.
Wadee
malah berteriak histeris. Nguan jadi kesal, ini itu bukan lakorn jadi tidak
perlu berlebihan. Pas sekali, ibu Wadee menelpon dan Wadee langsung bertanya
ibunya dimana? Ibu menjawab kalau dia di rumah, dan Mafai sudah bilang kalau
Wadee di antar pulang oleh Nguan, jadi dia merasa lega.
Ibu
meminta Wadee untuk membiarkan dia bicara pada Nguan. Dan Wadee langsung
memberikan ponselnya pada Nguan. Nguan bicara dengan manis pada Ibu Wadee. Usai
bicara dengan ibunya Wadee, Nguan langsung mengembalikan ponnsel Wadee.
“Ibu
mu sangat baik. Aku suka padanya. Masuklah, aku akan mengantarmu,” ujar Nguan.
“Jika kau tidak mau masuk, aku akan menelpon ibumu.”
Dan
akhirnya, Wadee kembali masuk ke dalam mobil Nguan.
--
Nguan
akhirnya mengantar Wadee hingga ke depan rumahnya. Tapi, karena dia melihat
Wadee kesulitan berjalan, Nguan langsung menggendong Wadee. Ibu dan Mafai
keluar karena mendengar suara mereka. Dan Ibu langsung berterimakasih dan
meminta maaf karena sudah merepotkan Nguan. Ibu juga menyuruh Wadee untuk
berterimakasih pada Nguan. Tapi, Wadee malah diam saja, jadi Nguan pamit pulang
dulu.
Setelah
Nguan pergi, Ibu langsung memarahi Wadee yang tidak mengucapkan terimakasih.
“Dia
kan tadi bilang sendiri, tidak perlu. Lagipula, aku tidak menyukainya.”
“Tapi,
itu tidak sopan.”
“Tidak
masalah Khun Mae. Nguan selalu
berwajah masam seperti itu, itulah kenapa tidak ada yang bicara dengannya,”
beritahu Mafai.
“Tapi,
dia baik dan juga gentleman padaku,”
balas Ibu.
“Dia
hany berakting, bu.”
Mafai
memilih pamit pulang dulu.
Tags:
Nang Rai