Sinopsis
Lakorn – Nang Rai Episode 02 - 5
Images by : Channel 7
Arthit berada di rumah Kae, dan dia terus
menanyakan kenapa Kae belum pulang juga sih? Dengan kesal Panee menjawab kalau
mungkin Kae mampir ke suatu tempat dulu. Prang yang turun ke ruang tamu,
berkomentar kalau Kae tidak pernah mampir kemanapun.
Panee sedang asyik menontong lakorn, dan lakorn
yang di lihatnya itu di bintangi oleh Pat yang berperan sebagai nang ek
(aktingnya jelek, nangis tapi malah seperti tertawa gitu). Panee berkomentar
kalau Pat tidak lah cantik walaupun dia pemeran utamanya.
Terdengar suara mobil yang berhenti di depan
rumah, dan Arthit langsung berdiri merasa kalau itu Kae. Prang juga berdiri,
merasa kalau itu adalah temannya yang menjemputnya.
Suara mobil itu adalah mobil Pob yang mengantar
pulang Kae. Kae berterimakasih karena Pob telah mengantarnya. Mereka bertatapan.
Tapi, tatapan itu harus segera terhenti karena Prang dan Arthit keluar rumah.
Prang langsung menggoda Kae. Sementara itu,
Arthit malah menatap tajam dan tidak suka pada Pob. Pob sendiri langsung
permisi untuk pulang.
Setelah mobil Pob pergi, Arthit langsung
mencerca Kae dengan banyak pertanyaan. Bukannya Wadee bilang kalau Kae pulang
naik taksi? Kenapa malah bersama Pob?
Kae belum menjawab, dan Prang langsung
berkomentar kalau dirinya jadi Kae dia pasti akan sangat senang jika bisa
bersama dengan Pob. Arthit langsung melotot padanya. Dan Prang tidak takut, dia
malah berlalu pergi dengan santai karena Tum sudah menjemputnya.
Kae memilih masuk ke dalam rumah. Dan Arthit
mengikutinya. Panee langsung bertanya Kae darimana saja? Arthit sudah menunggu
dari tadi.
“Aku tidak suka melihatnya. Dia bertingkah
seperti kau adalah barang miliknya. Dan itu berlebihan,” komentar Panee dengan
suara kecil pada Kae.
“Ibu lah yang memanfaatkannya untuk melakukan
segala sesuatu yang kau inginkan,” balas Kae.
“Kenapa kau tidak menelponku dan memberitahu
kalau kau baik-baik saja?!” tanya Arthit dengan suara keras, wajahnya bahkan
tampak marah.
“Dia sudah pulang itu artinya dia baik-baik
saja,” balas Panee.
“Aku melihatnya lebih dari baik. Karna orang
yang mengantarkannya… bukan orang biasa.”
Dan Panee langsung bisa menebak kalau itu
adalah Khun Pawabob. Panee segera memberitahu schedule Kae besok dan menyuruh
Kae untuk segera tidur. Yang artinya, Panee mengusir Arthit secara halus.
Arthit mengerti sindiran itu dan pamit pulang.
“Besok, dia bisa ke tempat kerja sendirian.
Sekarang ini, lebih mudah pergi kerja sendiri, jadi kami tidak mau merepotkan
mu lagi, Khun Arthit,” tegas Panee.
“Kalau begitu, aku akan mengambil barangku dari
dalam mobil,” jawab Arthit dengan kesal dan langsung keluar untuk mengambil
barangnya di mobil.
Setelah Arthit keluar, Panee berkata pada Kae
kalau dia tidak perlu ketergantungan pada Arthit lagi. Itu karena Kae sudah
terkenal dan akan semakin terkenal. Dia bisa melihat kalau Arthit itu tidak
tulus. Arthit hanya ingin memiliki pacar selebriti.
“Dan untuk Khun Pawabob, kau harus membuatnya
semakin menyukaimu,” ujar Panee.
Kae menerima telepon dari polisi mengenai
ayahnya yang mabuk di kedai dan menolak untuk membayar minuman. Dan Khem bahkan
memukul polisi yang datang ke sana untuk melerai pertengkaran. Panee langsung
berteriak kesal karena Khem terus membuat masalah. Arthit yang kebetulan
mendengar, langsung menawarkan diri untuk mengantarkan Kae ke kantor polisi.
--
Kae dan Arthit tiba di kantor polisi. Khem
langsung memohon agar Kae membantunya bebas. Arthit memberitahu kalau dia sudah
bicara dengan polisi dan Khem tidak akan di tuntut karena kekerasan yang di
lakukannya. Tapi, Khem masih mabuk dan akan membuat masalah, jadi dia
menyarankan untuk membiarkan Khem sehari di kantor polisi. Khem berteriak kalau
dia sudah tidak mabuk, dan Kae juga ingin membawa Khem pulang.
Tapi, Arthit malah berkata kalau mereka bisa
menjemput Khem besok pagi ketika Khem sudah sadar. Kae mau tidak mau mengikuti
saran Arthit.
--
Esok pagi,
Arthit menunjukkan Jum mobil-nya. Jum jelas
heran karena Arthit punya mobi, atau itu mobil.
“Tidak usah pedulikan siapa pemilik mobil-nya.
Tapi, kau harus punya mobil untuk pergi kerja. Bukankah itu hal bagus?”
“Ya bagus. Tapi kau harus pastikan tidak akan
berubah dan meninggalkanku.”
“Aku melakukan segalanya untuk kita. Percayalah
padaku,” yakinkan Arthit.
--
Sementara itu, Prang pulang dan menunjukkan
pada Kae dompet yang berisi banyak uang yang di terimanya. Kae jelas tidak
suka.
“Setidaknya, aku mendapatkan apa yang ku
inginkan. P’Kae terlalu baik pada orang lain. Aku bisa tahu kalau Khun Arthit
adalah pembuat masalah,” komentar Prang.
“Pergi saja kemanapun kau suka.”
“Kau harusnya mendengarkan Prang sesekali,”
komentar Panee. “Aku takut kalau Arthit akan memeloroti uangmu.”
“Ibu, P’Kae sudah punya orang yang
memelorotinya. Jika bertambah satu orang lagi, aku rasa tidak masalah,”
komentar Prang. Panee jadi kesal dan menyuruh Prang masuk ke dalam kamar saja.
Setelah Prang masuk ke dalam kamar, Panee mulai
bicara dengan baik pada Kae.
Saat itu, Arthit sudah berdiri di depan rumah
Kae, dan melihat pintu rumah tidak terkunci, dia langsung masuk ke dalam.
“Kau harus menjauh dari Arthit mulai dari
sekarang,” perintah Panee. Dan hal itu terdengar oleh Arthit.
BERSAMBUNG
Tags:
Nang Rai
Lanjut.............Semangat!!!!
ReplyDelete