Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 2 - part 2



Network : iQiyi iQiyi

Ayah menanyakan, apakah Luo Jing masih mengingat orang yang menculik Luo Jing beberapa hari lalu. Dan Luo Jing menjelaskan bahwa dia tidak mengingat apapun, yang diingatnya hanyalah ada seorang hero yang datang menyelamatkan nya.



Ayah kemudian memanggil Xi Que, dan menanyakan mengapa Xi Que tidak mengundang penyelamat Luo Jing ke rumah. Dan siapa orang tersebut. Lalu Xi Que pun menjelaskan bahwa orang yang menyelamatkan Luo Jing adalah orang dunia luar, jadi orang itu tidak mau kembali bersama dengan mereka. Dan Luo Jing membenarkan.



Mengetahui hal itu, Ayah dengan suara agak keras, menanyakan bagaimana bisa Luo Jing bersama dengan orang dari dunia luar. Dan hanya sendirian, wanita dan pria bersama. Karena itu bukanlah hal yang baik untuk seorang wanita muda. Mendengar itu, Luo Jing merasa malas.

Ibu membantu menenangkan Ayah agar tidak terlalu memarahi Luo Jing. Dan mendengar itu, Luo Jing menjadi besar kepala. “Itu benar. Mengapa kamu mengambil kesimpulan sendiri? ‘Pria dan wanita tidak seharusnya bersentuhan’. Jika dia tidak menyentuhku, maka aku tidak akan menyentuhnya juga. Kami sangat suci, jadi jangan bicara omong kosong,” kata Luo Jing.



Ayah mengangkat tangan untuk memukul Luo Jing yang sudah berbicara dengan cara tidak sopan kepada nya. Tapi sebelum dia sempat melakukan itu, Yi Ren berdiri membela Luo Jing. Begitu juga dengan You Er.

“Kakak selalu beralasan, dan tidak akan pernah mengabaikan tata krama,” kata Yi Ren.

“Benar. Kakak selalu menjadi panutan kami. Ayah tidak seharusnya salah paham kepadanya,” tambah You Er. Sehingga Ayah tidak jadi memukul Lou Jing.


Luo Jing merasa sedikit bingung, kenapa kedua saudaranya malah membelanya. Karena setaunya, dalam cerita biasa, setiap anggota keluarga saling menusuk dari belakang.
  

Ayah menjelaskan dengan kesal, bagaimana bisa Luo Jing dibiarkan memasuki Istana dengan sikap yang tidak sopan seperti itu. Dan mendengar itu, Luo Jing langsung menyanyi dan berputar- putar di dalam ruangan dengan senang. Lalu setelah itu, dia duduk bersandar di kursi sambil tersenyum lebar.



Ayah memanggil Xiu Wen. Dan Xiu Wen pun datang. Melihat itu, Luo Jing langsung membunyikan sedikit wajahnya, karena dia merasa malu, kala mengingat kejadian semalam.



Ayah memberikan perintah agar Xiu Wen mencari tau siapa orang bernama ‘Hua’ yang telah menyelamatkan Luo Jing. Dan Xiu Wen pun mengiyakan, lalu dia pergi begitu saja. Melihat itu, Luo Jing sedikit bingung, karena dia tidak percaya bahwa Xiu Wen akan bersikap seolah seperti tidak mengenal nya, ketika Xiu Wen jelas- jelas melihat dirinya selama sesaat barusan.


“Apa yang terjadi sebenarnya semalam?” gumam Luo Jing, berusaha mengingat.



Ayah berteriak memanggil nama Luo Jing yang malah bengong. Dan You Er langsung menyela, dia meminta agar Ayah bersikap lebih baik kepada Luo Jing. Kemudian You Er memuji- muji betapa hebat dan cantiknya Luo Jing.


“Ada ada dengan dua adik ini? Aku tidak paham,” gumam Luo Jing.



Ayah kemudian membahas mengenai pesta ulang tahun Yang mulia Raja, yang sekaligus merupakan pesta pemilihan calon Istri untuk menikah dengan Yang mulia Yuan Zheng. Dan Ayah memutuskan untuk memilih You Er. Tapi You Er malah berlutut di depan nya dan menangis.

“Ayah! Walaupun aku telah membaca buku sejak aku muda, tapi aku sadar tentang status ku. Aku tidak seharusnya mencoba memanjat terlalu tinggi. Dalam hatiku, dibandingkan dengan Kakak ku, aku merasa malu pada diriku sendiri,” kata You Er, merendahkan diri. Sehingga Ayah pun tidak jadi untuk memilih nya.



Ayah kemudian memilih Yi Ren. Dan Yi Ren langsung berlutut di depan nya juga, sambil melemparkan bunga- bunga yang dibawanya. “Setahun ada 365 hari. Pisau angin yang parah seperti pedang es. Bunga layu berterbangan di langit. Tangisan kedua belah pihak, tidak bisa menahan diri. Aku benar- benar tidak  bisa melakukannya!” rengek Yi Ren.

“Tolong Ayah. Jangan hanya mendukung kami berdua. Karena hanya Kakak lah yang paling sesuai,” pinta Yi Ren dan You Er sambil menunjuk ke arah Luo Jing secara bersamaan.



Ibu berdiri dan mendekati Ayah. Dia membenarkan perkataan kedua anaknya. Dia menjelaskan kepada Ayah bahwa Juo Ling memanglah orang yang paling cocok di kirim ke Istana, dibandingkan daripada Yi Ren dan You Er. Mendengar itu, Juo Ling pun merasa panik.

“Serius? Mengapa setiap orang ingin menggali lubang dan mengubur ku?” pikir Juo Ling dalam hati. Dengan perasaan cemas.



Yi Ren serta You Er menangis dan merengek. Mereka menjelaskan bahwa sebenarnya mereka telah memiliki Pria yang mereka sukai. Sehingga jika Ayah mengirimkan mereka ke Istana, berarti itu sama saja Ayah memisahkan mereka dari pasangan mereka.

Tidak tega dengan Yi Ren serta You Er yang sudah memiliki Pria yang disukai. Maka akhirnya, Juo Ling pun setuju untuk di kirimkan ke Istana. Dan mendengar itu, mereka berdua langsung tersenyum dan berhenti menangis. Lalu mereka kembali duduk di tempat mereka masing- masing, seperti tidak ada yang terjadi.



“Kemudian sudah di putuskan. Xiao Jing, kamu harus mempersiapkan dirimu sendiri dengan baik,” jelas Ayah. Lalu dia menyuruh seseorang untuk memanggil kan guru yang bisa mengajarkan tata krama Istana pada Luo Jing.

“Jika kamu mempermalukan keluarga Lin. Kamu harus bertanggung jawab padaku,” kata Ayah dengan tegas. Mendengar itu, Luo Jing merasa kaget, karena tidak menyangka bahwa dirinya harus belajar.



Didalam kamar. Luo Jing di ajarkan tata krama dengan cara yang berat. Kepala diangkat, dada dibusungkan ke depan, dan pinggul di majukan ke belakang. Kemudian diatas kepala, diatas kedua bahu, dan tangan harus memegang sebuah mangkuk. Dan mangkuk tersebut tidak boleh sampai terjatuh. Jika iya, maka akan di pukul.


Tepat disaat itu, Xiu Wen lewat. Dan melihat itu, Luo Jing langsung merengek dan meminta agar Xiu Wen menyelamatkannya. Tapi Xiu Wen malah pergi begitu saja meninggalkannya.


Malam hari. Luo Jing mengobati kulit nya yang terluka akibat di pukuli, sambil mengomel dengan kesal. Lalu tiba- tiba saja, disaat itu, terdengar suara seseorang yang bersiul seperti burung. Jadi Luo Jing pun  keluar untuk melihat ada apa.




Luo Jing melihat. Ayahnya (Fei Yu) bertemu secara diam- diam dengan seorang wanita cantik bernama Wan Er. Ayahnya memberikan Wan Er sebuah tusuk rambut kayu, dan memakai kan itu di rambut Wan Er. Lalu Ayahnya memuji kecantikan Wan Er.

“Segera, kita akan bersatu,” kata Fei Yu dengan nada lembut.  Sambil memeluk pinggang Wan Er yang mensandarkan kepala di atas bahu nya.

“Tapi aku tidak ingin kamu berada dalam bahaya,” balas Wan Er.



Fei Yu membicarakan tentang seseorang, dia meminta Wan Er tidak perlu khawatir, karena orang tersebut tidak mengingat apapun yang terjadi. Dan Wan Er pun bertanya, apa itu berarti mereka tidak perlu membunuhnya lagi, karena bagaimana pun orang itu masihlah anak Fei Yu, serta Yang mulia ingin menikahi nya, jadi itu akan menjadi keuntungan bagi mereka nantinya.



“Aku tahu. Kamu tidak ingin melihat Ayah dan anak berkonflik. Jika dia masih berguna, maka aku sudah punya rencana. Jadi kamu tidak perlu khawatir,” jelas Fei Yu. Sambil memegang tangan Wan Er.

“Bagaimana jika dia masih ingat?” tanya Wan Er, sedikit cemas.

“Tidak peduli siapa itu, mereka tidak bisa mencegah kita untuk bersama. Siapa yang berani, aku akan membunuh orang itu,” jelas Fei Yu, tegas.



Mendengar itu, Luo Jing berniat untuk pergi darisana, tapi tanpa sengaja dia malah terinjak rantai kering di dekat kakinya. Lalu dengan segera, dia pun langsung bersembunyi, karena takut akan ketahuan.

Fei Yu serta Wan Er yang tidak bisa melihat siapapun disana. Mereka pun memutuskan untuk pergi darisana.



Luo Jing masuk ke dalam kamar dengan gembira. Dia merasa bersemangat mengetahui cinta terlarang dan perselingkuhan yang dilakukan oleh Ayahnya dengan Wan Er secara rahasia dari Ibunya. Dan kemudian dia bertanya- tanya, apakah dia mempunyai seorang kakak pria atau perempuan. Karena tampaknya ini bukan masalah biasa.

“Hohoh… menarik,” kata Luo Jing sambil bertepuk tangan. Tanpa berpikir bahwa mungkin saja orang yang dibicarakan oleh Ayahnya dan Wan Er adalah dirinya sendiri.

Post a Comment

Previous Post Next Post