Network : iQiyi iQiyi
Ayah
menanyakan, apakah Luo Jing masih mengingat orang yang menculik Luo Jing
beberapa hari lalu. Dan Luo Jing menjelaskan bahwa dia tidak mengingat apapun,
yang diingatnya hanyalah ada seorang hero yang datang menyelamatkan nya.
Ayah
kemudian memanggil Xi Que, dan menanyakan mengapa Xi Que tidak mengundang
penyelamat Luo Jing ke rumah. Dan siapa orang tersebut. Lalu Xi Que pun
menjelaskan bahwa orang yang menyelamatkan Luo Jing adalah orang dunia luar,
jadi orang itu tidak mau kembali bersama dengan mereka. Dan Luo Jing
membenarkan.
Mengetahui
hal itu, Ayah dengan suara agak keras, menanyakan bagaimana bisa Luo Jing
bersama dengan orang dari dunia luar. Dan hanya sendirian, wanita dan pria
bersama. Karena itu bukanlah hal yang baik untuk seorang wanita muda. Mendengar
itu, Luo Jing merasa malas.
Ibu
membantu menenangkan Ayah agar tidak terlalu memarahi Luo Jing. Dan mendengar
itu, Luo Jing menjadi besar kepala. “Itu benar. Mengapa kamu mengambil
kesimpulan sendiri? ‘Pria dan wanita
tidak seharusnya bersentuhan’. Jika dia tidak menyentuhku, maka aku tidak
akan menyentuhnya juga. Kami sangat suci, jadi jangan bicara omong kosong,”
kata Luo Jing.
Ayah
mengangkat tangan untuk memukul Luo Jing yang sudah berbicara dengan cara tidak
sopan kepada nya. Tapi sebelum dia sempat melakukan itu, Yi Ren berdiri membela
Luo Jing. Begitu juga dengan You Er.
“Kakak
selalu beralasan, dan tidak akan pernah mengabaikan tata krama,” kata Yi Ren.
“Benar.
Kakak selalu menjadi panutan kami. Ayah tidak seharusnya salah paham
kepadanya,” tambah You Er. Sehingga Ayah tidak jadi memukul Lou Jing.
Luo
Jing merasa sedikit bingung, kenapa kedua saudaranya malah membelanya. Karena
setaunya, dalam cerita biasa, setiap anggota keluarga saling menusuk dari
belakang.
Ayah
menjelaskan dengan kesal, bagaimana bisa Luo Jing dibiarkan memasuki Istana
dengan sikap yang tidak sopan seperti itu. Dan mendengar itu, Luo Jing langsung
menyanyi dan berputar- putar di dalam ruangan dengan senang. Lalu setelah itu,
dia duduk bersandar di kursi sambil tersenyum lebar.
Ayah
memanggil Xiu Wen. Dan Xiu Wen pun datang. Melihat itu, Luo Jing langsung
membunyikan sedikit wajahnya, karena dia merasa malu, kala mengingat kejadian
semalam.
Ayah
memberikan perintah agar Xiu Wen mencari tau siapa orang bernama ‘Hua’ yang
telah menyelamatkan Luo Jing. Dan Xiu Wen pun mengiyakan, lalu dia pergi begitu
saja. Melihat itu, Luo Jing sedikit bingung, karena dia tidak percaya bahwa Xiu
Wen akan bersikap seolah seperti tidak mengenal nya, ketika Xiu Wen jelas-
jelas melihat dirinya selama sesaat barusan.
“Apa
yang terjadi sebenarnya semalam?” gumam Luo Jing, berusaha mengingat.
Ayah
berteriak memanggil nama Luo Jing yang malah bengong. Dan You Er langsung
menyela, dia meminta agar Ayah bersikap lebih baik kepada Luo Jing. Kemudian
You Er memuji- muji betapa hebat dan cantiknya Luo Jing.
“Ada
ada dengan dua adik ini? Aku tidak paham,” gumam Luo Jing.
Ayah
kemudian membahas mengenai pesta ulang tahun Yang mulia Raja, yang sekaligus
merupakan pesta pemilihan calon Istri untuk menikah dengan Yang mulia Yuan
Zheng. Dan Ayah memutuskan untuk memilih You Er. Tapi You Er malah berlutut di
depan nya dan menangis.
“Ayah!
Walaupun aku telah membaca buku sejak aku muda, tapi aku sadar tentang status
ku. Aku tidak seharusnya mencoba memanjat terlalu tinggi. Dalam hatiku,
dibandingkan dengan Kakak ku, aku merasa malu pada diriku sendiri,” kata You Er,
merendahkan diri. Sehingga Ayah pun tidak jadi untuk memilih nya.
Ayah
kemudian memilih Yi Ren. Dan Yi Ren langsung berlutut di depan nya juga, sambil
melemparkan bunga- bunga yang dibawanya. “Setahun ada 365 hari. Pisau angin
yang parah seperti pedang es. Bunga layu berterbangan di langit. Tangisan kedua
belah pihak, tidak bisa menahan diri. Aku benar- benar tidak bisa melakukannya!” rengek Yi Ren.
“Tolong
Ayah. Jangan hanya mendukung kami berdua. Karena hanya Kakak lah yang paling
sesuai,” pinta Yi Ren dan You Er sambil menunjuk ke arah Luo Jing secara
bersamaan.
Ibu
berdiri dan mendekati Ayah. Dia membenarkan perkataan kedua anaknya. Dia
menjelaskan kepada Ayah bahwa Juo Ling memanglah orang yang paling cocok di
kirim ke Istana, dibandingkan daripada Yi Ren dan You Er. Mendengar itu, Juo
Ling pun merasa panik.
“Serius?
Mengapa setiap orang ingin menggali lubang dan mengubur ku?” pikir Juo Ling
dalam hati. Dengan perasaan cemas.
Yi
Ren serta You Er menangis dan merengek. Mereka menjelaskan bahwa sebenarnya
mereka telah memiliki Pria yang mereka sukai. Sehingga jika Ayah mengirimkan
mereka ke Istana, berarti itu sama saja Ayah memisahkan mereka dari pasangan
mereka.
Tidak
tega dengan Yi Ren serta You Er yang sudah memiliki Pria yang disukai. Maka
akhirnya, Juo Ling pun setuju untuk di kirimkan ke Istana. Dan mendengar itu,
mereka berdua langsung tersenyum dan berhenti menangis. Lalu mereka kembali
duduk di tempat mereka masing- masing, seperti tidak ada yang terjadi.
“Kemudian
sudah di putuskan. Xiao Jing, kamu harus mempersiapkan dirimu sendiri dengan
baik,” jelas Ayah. Lalu dia menyuruh seseorang untuk memanggil kan guru yang
bisa mengajarkan tata krama Istana pada Luo Jing.
“Jika
kamu mempermalukan keluarga Lin. Kamu harus bertanggung jawab padaku,” kata
Ayah dengan tegas. Mendengar itu, Luo Jing merasa kaget, karena tidak menyangka
bahwa dirinya harus belajar.
Didalam
kamar. Luo Jing di ajarkan tata krama dengan cara yang berat. Kepala diangkat,
dada dibusungkan ke depan, dan pinggul di majukan ke belakang. Kemudian diatas
kepala, diatas kedua bahu, dan tangan harus memegang sebuah mangkuk. Dan
mangkuk tersebut tidak boleh sampai terjatuh. Jika iya, maka akan di pukul.
Tepat
disaat itu, Xiu Wen lewat. Dan melihat itu, Luo Jing langsung merengek dan
meminta agar Xiu Wen menyelamatkannya. Tapi Xiu Wen malah pergi begitu saja
meninggalkannya.
Malam
hari. Luo Jing mengobati kulit nya yang terluka akibat di pukuli, sambil
mengomel dengan kesal. Lalu tiba- tiba saja, disaat itu, terdengar suara
seseorang yang bersiul seperti burung. Jadi Luo Jing pun keluar untuk melihat ada apa.
Luo
Jing melihat. Ayahnya (Fei Yu) bertemu secara diam- diam dengan seorang wanita
cantik bernama Wan Er. Ayahnya memberikan Wan Er sebuah tusuk rambut kayu, dan
memakai kan itu di rambut Wan Er. Lalu Ayahnya memuji kecantikan Wan Er.
“Segera,
kita akan bersatu,” kata Fei Yu dengan nada lembut. Sambil memeluk pinggang Wan Er yang
mensandarkan kepala di atas bahu nya.
“Tapi
aku tidak ingin kamu berada dalam bahaya,” balas Wan Er.
Fei
Yu membicarakan tentang seseorang, dia meminta Wan Er tidak perlu khawatir,
karena orang tersebut tidak mengingat apapun yang terjadi. Dan Wan Er pun
bertanya, apa itu berarti mereka tidak perlu membunuhnya lagi, karena bagaimana
pun orang itu masihlah anak Fei Yu, serta Yang mulia ingin menikahi nya, jadi
itu akan menjadi keuntungan bagi mereka nantinya.
“Aku
tahu. Kamu tidak ingin melihat Ayah dan anak berkonflik. Jika dia masih
berguna, maka aku sudah punya rencana. Jadi kamu tidak perlu khawatir,” jelas
Fei Yu. Sambil memegang tangan Wan Er.
“Bagaimana
jika dia masih ingat?” tanya Wan Er, sedikit cemas.
“Tidak
peduli siapa itu, mereka tidak bisa mencegah kita untuk bersama. Siapa yang
berani, aku akan membunuh orang itu,” jelas Fei Yu, tegas.
Mendengar
itu, Luo Jing berniat untuk pergi darisana, tapi tanpa sengaja dia malah
terinjak rantai kering di dekat kakinya. Lalu dengan segera, dia pun langsung
bersembunyi, karena takut akan ketahuan.
Fei
Yu serta Wan Er yang tidak bisa melihat siapapun disana. Mereka pun memutuskan
untuk pergi darisana.
Luo
Jing masuk ke dalam kamar dengan gembira. Dia merasa bersemangat mengetahui
cinta terlarang dan perselingkuhan yang dilakukan oleh Ayahnya dengan Wan Er
secara rahasia dari Ibunya. Dan kemudian dia bertanya- tanya, apakah dia
mempunyai seorang kakak pria atau perempuan. Karena tampaknya ini bukan masalah
biasa.
“Hohoh…
menarik,” kata Luo Jing sambil bertepuk tangan. Tanpa berpikir bahwa mungkin
saja orang yang dibicarakan oleh Ayahnya dan Wan Er adalah dirinya sendiri.
Tags:
Unique Lady