Network : iQiyi iQiyi
Luo
Jing keluar dari Wen Xiang. Dengan kesal, dia mengeluhkan tentang Wu Mei. Dan
untuk Jiang, Luo Jing merasa dia tidak buruk, karena Jiang tahu bagaimana
menolongnya di waktu susah berkali- kali. Lalu setelah itu, Luo Jing dengan
bersemangat, bersiap untuk pulang.
Tepat
disaat itu, Luo Jing tanpa sengaja melihat Xiu Wen yang berlari memasuki sebuah
gang kecil. Dan karena penasaran, dia pun berniat mengikutinya. Namun tiba-
tiba, muncul peringatan di layar game nya. Peringatan berbahaya. Dan melihat
itu, Luo Jing mengatakan ‘save’. Kemudian dia mengikuti Xiu Wen. Namun, disaat
itu, seseorang berpakaian hitam muncul di belakangnya. Dan memukulnya.
“Oh!
Mengapa aku mati lagi?” keluh Luo Jing. Lalu dia mulai memikirkan apa yang baru
saja terjadi. Dia mengikuti Xiu Wen. Dan kemudian ada orang yang membunuhnya
dari belakang. Mengingat itu, Luo Jing menyimpulkan bahwa Xiu Wen pasti ada
sesuatu.
Luo
Jing kemudian, teringat mengenai pembicaraan Ayahnya kepada Wan Er. “Whoa! Jadi
begitu, Ayah ku selalu berbohong. Aku yakin kebakaran di Istana itu, juga
karena Ayahku mengirimkan seseorang untuk membunuhku! Jangan bilang, ketika pertama
kali aku memasuki game ini, Pria berpakaian hitam itu juga di suruh oleh
Ayahku?” gumam Luo Jing, berpikir.
“Game
sudah siap di mulai lagi. Semoga beruntung,” kata Admin game.
Luo
Jing kembali ke tempat nya berada. Dan kali ini, dia memutuskan untuk mengambil
jalan berbeda dari yang di lalui oleh Xiu Wen. Tapi dia malah bertemu dengan
sekumpulan Pria berbaju hitam yang lain, sehingga dia pun terpaksa harus
bersembunyi di dalam salah satu gudang di dekat sana.
Ketika
Xiu Wen masuk ke dalam gudang tempatnya bersembunyi, dan berhasil menemukannya.
Luo Jing hampir saja menjerit, tapi Xiu Wen langsung menutup mulutnya. Kemudian
Xiu Wen menuliskan sesuatu di telapak tangannya. Lari.
Suara
kaki Para pria berpakaian hitam terdengar, dan menyadari itu, Xiu Wen langsung keluar
dari dalam gudang. Lalu dia memberitahu mereka bahwa tidak ada seorang pun
didalam gudang ini. Jadi mereka semua pun pergi dari sana.
Luo
Jing merasa heran, bukankah Xiu Weng ingin menangkapnya. Tapi mengapa Xiu Weng
malah menulis kan kata, Lari. Namun karena tidak ada waktu
untuk berdiam diri dan berpikir lebih lama, maka Luo Jing pun memutuskan untuk
keluar dari dalam gudang dan kabur.
Tapi
sialnya, baru lari sebentar, Luo Jing ketahuan dan di kepung oleh para pria
berpakaian hitam. Dan Luo Jing pun merasa panik. Namun tepat disaat itu, Ying
Chi datang, dan menolongnya. Sehingga dia pun selamat.
“Jangan
takut, berpengangan padaku,” kata Ying Chi. Lalu dia memeluk pinggang Luo Jing,
dan membawa nya terbang dari sana.
“Jika
aku tidak membiarkan mu pergi, aku takut kamu kamu akan menderita. Jika aku
membiarkanmu pergi, aku takut aku tidak akan pernah bertemu kamu lagi. Nona…
kemanakah kamu pergi?” pikir Xiu Wen sambil memegang pisau pemberian Luo Jing.
Luo
Jing menjerit dengan keras, karena takut. Namun ketika akhirnya dia bisa
menginjak tanah lagi, dia langsung menjadi tenang. Dan dia mengucapkan terima
kasih kepada Ying Chi yang telah datang menolong nya tepat waktu.
Luo
Jing kemudian memperhatikan gelang pemberian Ying Chi dulu, dan dia bersyukur
mendapatkan gelang ini. Jika tidak ada itu, maka Ying Chi bisa saja telat
mengetahui keberadaan nya, dan dia bisa mati.
Ying
Chi kemudian mengajak Luo Jing untuk masuk ke dalam rumahnya. Disana dia
memberikan selimut kepada Luo Jing, karena pakaian yang Luo Jing kenakan nampak
tipis, jadi dia khawatir Luo Jing akan kedinginan nantinya. Dan Luo Jing pun
berterima kasih.
Luo
Jing memanggil Ying Chi dengan sebutan Xiao Hua Hua, karena dia tidak bisa
mengingat siapa nama Ying Chi, jadi dia memanggilnya dengan sebutan itu. Dan
Ying Chi tidak keberatan, asalkan Luo Jing senang memanggilnya begitu. Lalu
mereka berdua sama- sama diam.
Setelah
agak lama terdiam, Ying Chi menyarankan agar Luo Jing beristirahat didalam
kamar. Sementara dia akan tetap disini, dan menjaga Luo Jing. Dan Luo Jing
tersenyum mengiyakan kebaikan dari Ying Chi.
Sebelum
tidur, Luo Jing memikirkan kejadian yang terjadi malam ini. Dan tentang apa
yang Xiu Wen beritahu kan kepadanya. “Mengapa dia melepaskan ku untuk pergi?
Lari? Liu Xiue Wen … Liu Xiu Wen. Orang seperti apa kamu sebenarnya? Aih…
menyebalkan,” gumam Luo Jing.
Diluar
kamar. Ying Chi duduk dengan tenang, dan melakukan meditasi. Kemudian setelah
itu, dia masuk ke dalam kamar Luo Jing untuk memeriksa. Dan saat melihat Luo
Jing telah tertidur, dia menyentuh pipi Luo Jing.
“Tidak
boleh. Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi lagi,” pikir Ying Chi. Lalu dia
mengangkat tangannya. Tapi tanpa disangka, Luo Jing menahan lengan baju nya.
“Jangan
pergi,” gumam Luo Jing dalam tidurnya. Dan Ying Chi pun duduk disebelahnya, dan
menemaninya selama sesaat. Kemudian setelah agak lama, dia mengambil selimut
dan menyelimuti Luo Jing.
“Aku
akan selalu disini,” kata Ying Chi dalam hatinya. Lalu dia keluar dari dalam
kamar.
Tags:
Unique Lady