Pagi
hari. Ketika Ying Chi membuka pintu dan keluar dari dalam rumah. Seorang wanita
cantik berpakaian putih datang kepadanya. Hua
Ying Yun ~ ketua dari Faksi Tian Yi. Dan melihatnya, Ying Chi pun
memberikan hormat kepadanya.
“Kamu
harus segera kembali ke Faksi Tian Yi dengan ku. Jika tidak, energi mu akan
menurun drastis,” kata Ying Yun. Dan Ying Chi merasa ragu sambil melihat ke
dalam rumah.
Ying
Yun menyadari apa yang Ying Chi khawatirkan, dan dia menanyakan, apakah layak
untuk Ying Chi melakukan sebanyak ini. Dan Ying Chi menyuruh agar Ying Yu
tidak perlu ikut campur, karena setelah
dia membawa Luo Jing ke tempat yang aman, dia pasti akan kembali.
Namun
Ying Yun tidak ingin Ying Chi membahaya kan diri sendiri, jadi dia terus meminta
agar Ying Chi mau ikut kembali bersama dengannya. Dan tepat disaat itu,
terdengar suara kuda, jadi Ying Chi pun akhirnya memutuskan untuk setuju
kembali bersama dengan Ying Yun. Lalu mereka berdua, terbang pergi bersama.
Ternyata
orang yang datang dengan kuda itu adalah Wu Mei. Dia masuk ke dalam rumah Ying
Chi yang terbuka untuk memeriksa. Dan ketika dia melihat Luo Jing yang sedang
tidur didalam sana, dengan kasar dia memegang tangan Luo Jing. Dan karena merasa sakit, maka Luo Jing pun
memberontak melepaskan tangannya dari cengkraman Wu Mei.
“Malam
sebelum pernikahan, kamu kabur dari rumah dengan seorang Pria tidak di kenal.
Dan kamu tidur di luar. Apa itu menyenangkan?” tanya Wu Mei, dengan sinis.
“Bicara! Siapa Orang itu?! Dimana dia?!” kata Wu Mei sambil menarik tangan Luo
Jing lagi.
“Dimana
apa nya? Bagaimana jika aku bilang, aku tidak kabur dari rumah, tapi karena aku
di kejar dan dipaksa melarikan diri? Akankah kamu percaya?” balas Luo Jing.
Wu
Mei mengambil selimut yang Luo Jing pakai untuk tidur, dan dengan marah dia
membanting selimut itu. Wu Mei tidak percaya pada Luo Jing. Dan karena
tangannya sangat sakit, maka Luo Jing pun mengalah.
“Hero
Hua menyelamatkan ku. Dia adalah dewa pedang, dia bertarung untuk keadilan.
Tapi. Tapi. Dia dan aku suci,” jelas Luo Jing. Dan Wu Mei pun melepaskan tangan
Luo Jing.
Luo
Jing menggosok tangannya yang kesakitan, lalu dia menanyakan apakah Wu Mei
cemburu padanya. Dan mendengar itu, Wu Mei mendengus, dia mengatakan bahwa
tidak ada alasan baginya untuk cemburu pada wanita bodoh. Hanya saja, karena
Luo Jing akan menikah dengannya, maka Luo Jing menjadi berharga untuknya. Lalu
dia mengajak Luo Jing untuk pulang.
Luo
Jing berpikir, walaupun Wu Mei bersikap kasar, tapi Wu Mei tidak mungkin akan
membiarkan Ayahnya membunuhnya. Jadi dia pun setuju untuk kembali pulang
bersama dengan Wu Mei. Tapi dia mengajukan 3 syarat.
“Pertama,
kamu tidak boleh memanggilku ‘Wanita bodoh’ lagi. Kedua, walaupun aku memakai
gelar Permaisuri mu, tapi …” kata Luo Jing sambil menepuk dada Wu Mei. Lalu
ketika sadar, dia langsung menjauhkan tangannya. “Tapi. Aku, Lin Luo Jing, akan
pergi dan melakukan sesuka ku, kamu tidak boleh protes. Ketiga…” lanjut Luo
Jing dengan sedikit menjinjit, biar bisa sama tinggi dengan Wu Mei.
“Aku
belum memikirkannya. Aku akan membiarkan kamu tau, setelah aku memikirkannya,”
kata Luo Jing. Lalu dia berjalan menjauhi Wu Mei.
Wu
Mei membalas bahwa jika Luo Jing berani memberikan 3 syarat kepadanya, maka dia
akan memberikan 6 syarat. Dan tidak terima, Luo Jing membalas bahwa dia akan
memberikan 9 syarat.
Dengan
tajam, Wu Mei kemudian mendekat dan menatap tajam kepada Luo Jing. Dan karena
tidak mau kalah, maka Luo Jing pun membalas dengan tatapan tajam juga.
“Jadi
kamu setuju atau tidak?” tanya Luo Jing.
“Baiklah.
Aku setuju denganmu,” jawab Wu Mei, mengalah. Lalu dia menarik tangan Luo Jing.
Luo
Jing mengeluh karena Wu Mei menyakitinya, tapi Wu Mei tidak peduli. Dia naik
duluan ke atas kuda, lalu mengulurkan tangannya. Dan Luo Jing pun menerima
uluran tangan Wu Mei, lalu dia duduk di belakang Wu Mei.
Kemudian
setelah Luo Jing naik di belakangnya, Wu Mei dengan cepat langsung memacu
kudanya. Dan karena saking kencang nya, Luo Jing pun sambil menjerit dan
memeluk erat pinggang Wu Mei.
“Siapa
yang bilang kamu bisa membiarkan ku duduk di belakang? Kamu pikir ini seperti
menaiki scooter? Berhenti sekarang!!” keluh Luo Jing, takut.
Dipertengahan
jalan. Mereka bertemu dengan Zhang Ji ~
Pengawal Pribadi Zhong Wu Mei. Sehingga mereka pun berhenti. Dan Luo Jing
pun menanyakan, kapan mereka akan tiba di kota. Tapi Wu Mei tidak mau menjawab.
Lalu Zhang Ji lah yang bicara.
“Kamu
panggil dia apa? Permaisuri ku, tidak akan pernah menjadi wanita bodoh seperti
nya,” kata Wu Mei menegur Zhang Ji yang menyebut Luo Jing sebagai Permaisuri
nya.
“Hei!
Mengapa memanggi ku wanita bodoh lagi?” protes Luo Jing.
“Kemudian,
wanita bego!” balas Wu Mei.
“Kamu
tidak apa- apanya dibanding Hua Hua,” gumam Luo Jing. Dan Wu Mei tidak senang
mendengarnya. Melihat itu, Zhang Ji tersenyum.
Dengan
emosi, Wu Mei memberikan perintah agar Zhang Ji mencabut semua bunga yang ada
di tempat nya. Dan mendengar itu, Luo Jing tertawa, karena itu terasa sangat
kekanakan sekali. Lalu Wu Mei memerintahkan agar mereka segera kembali, dan
Zhang Ji menyarankan agar mereka mengantarkan Luo Jing kembali ke kediaman Lin.
“Oh!
Jangan. Mari kita pergi ke kediaman kalian saja,” kata Luo Jing.
“Aku
tidak pernah membayangkan, kamu begitu berpikiran terbuka. Kamu sudah tidak
sabaran untuk memasuki kediaman ku,” balas Wu Mei sambil tersenyum.
Tags:
Unique Lady
Lanjut......Semangat!!!!
ReplyDelete