Network : iQiyi iQiyi
Luo
Jing menceritakan kepada Xi Que mengenai Ayahnya yang mau membunuhnya secara
diam- diam menggunakan orang lain. Dan mendengar itu, Xi Que langsung menyentuh
dahi Luo Jing untuk memeriksa apa Luo Jing sakit.
“Kamu
tidak deman. Mengapa Tuan ingin membunuh anaknya sendiri?” tanya Xi Que.
“Itu
karena aku mengetahui hal yang seharusnya tidak aku ketahui. Kamu tidak tau,
Ayah ku itu… Ah, sudahlah. Kamu tidak akan mengerti juga, jika aku bilang,”
balas Luo Jing.
Xi
Que dengan yakin mengatakan bahwa apapun yang Luo Jing katakan padanya, dia
akan percaya. Dan mendengar itu, Luo Jing teringat akan kesetiaan Xi Que
kepadanya yang telah terbukti selama ini.
Lalu
Luo Jing pun meminta bantuan Xi Que untuk membantunya, dia mengatakan bahwa
tiba- tiba dia mau pergi ke Wen Xiang untuk mendengar kan lagu. Jadi dia mau Xi
Que membantunya menipu para penjaga di depan pintu, sehingga dia bisa pergi.
Sebenarnya
Xi Que tidak mau membantu. Tapi untuk membuktikan kesetiaannya, maka Xi Que pun
bersedia untuk mengambil resiko. Dan Luo Jing bertepuk tangan, memuji Xi Que.
Kemudian dengan cepat dia membungkus beberapa pakaiannya dan perhiasan.
“Nona.
Mengapa kamu mempacking semua itu, jika hanya untuk mendengarkan musik saja?”
tanya Xi Que, heran.
“Eekh..
Ekh… mm.. aku hanya ingin membawa uang dan perhiasan saja, untuk diberikan
kepada para Wanita di Wen Xiang. Mereka kan sudah berkerja keras, benar kan?”
kata Luo Jing, beralasan. Dan dengan polosnya, Xi Que percaya.
Dengan
bantuan Xi Que yang membohongi para penjaga, akhirnya Luo Jing pun berhasil
kabur dari dalam kamarnya sendiri.
Didekat
jembatan kecil. Luo Jing menatap kagum, ikan- ikan yang melompat di dalam
kolam. Tapi saking banyaknya penjaga, dia terpaksa harus berjalan dan
bersembunyi terus. Namun anehhnya, ketika akhirnya dia ketahuan, para penjaga
itu hanya terus berjalan menembus dirinya yang tampak transparan.
“Ternyata
ada sihir tidak terlihat. Mengapa Admin game tidak memberitahu kan ini pada ku
?” gumam Luo Jing dalam hatinya.
Ketika
hanya tinggal sedikit lagi, supaya bisa kabur dari kediaman Lin. Tanpa sengaja,
Luo Jing malah menabrak Xiu Wen, sehingga dia ketahuan bahwa dia mau kabur.
Xiu
Wen memberikan tanda agar Luo Jing tidak menjerit. Dan lalu dia menahan Luo
Jing ke dekat dinding. Karena ada dua orang di lorong depan mereka. Setelah dua
orang tersebut pergi, barulah Xiu Wen melepaskan Luo Jing. Kemudian dia
mengajak Luo Jing untuk kembali bersama dengan nya, karena akan berbahaya bila
Luo Jing ketahuan kabur lagi.
“Kembali
denganmu adalah bahaya juga,” kata Luo Jing.
“Aoa
maksudmu?” tanya Xiu Wen.
Luo
Jing berpikir sesaat. Menurutnya karena keadaan sudah seperti ini, maka lebih
baik bila dia berbicara langsung dan mencari tau siapa dalang di belakang semua
ini. Jadi dia pun menceritakan bahwa dia tau kalau Xiu Wen adalah orang
Ayahnya, dan Xiu Wen diperintahkan untuk membunuhnya. Salah satu contohnya,
kebakaran di Istana.
“Apa
yang Nona katakan? Xiu Wen tidak mengerti,” kata Xiu Wen pelan.
“Kamu
masih berpura- pura?” balas Luo Jing. Lalu dia menceritakan tentang tas aroma
yang di temukannya, di tempat kebakaran.
Luo
Jing menjelaskan analisis nya. Dia menebak bahwa ini pasti karena dia
mengetahui hubungan terlarang antara Ayahnya dengan Wan Er. Jadi karena itulah,
Ayahnya ingin membunuhnya. Dan orang yang ditugaskan untuk melakukan semua itu
adalah Xiu Wen.
Xiu
Wen diam tidak menjawab, atau lebih tepat nya, dia sama sekali tidak bisa
menyangkali semua analisis Luo Jing.
“Liu
Xiu Wen. Kamu menyia- nyiakan kepercayaanku. Aku bahkan berpikiran bahwa kamu
adalah cinta sejati ku sebelumnya. Tapi kamu malah memperlakukan ku seperti
ini. Kamu benar benar mengecewakan ku,” kata Luo Jing, sedih serta kecewa.
Xiu
Wen menahan agar Luo Jing jangan pergi. Lalu tepat disaat itu, terdengar
langkah kaki beberapa orang, jadi Xiu Weng pun segera membawa Luo Jing
bersembunyi. Dan Luo Jing berniat menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Tapi
sayangnya dia tidak bisa, karena Xiu Wen memegang erat tangannya.
Setelah
orang- orang tersebut pergi. Xiu Wen langsung menahan Luo Jing di dekat
dinding. Dan berbicara,” Pikirkanlah. Jika aku ingin membunuhmu. Mengapa aku
menyelamatkan mu sekarang? Jika aku benar- benar ingin membunuhmu, ketika Tuan
ingin menangkap mu, mengapa aku membiarkan mu pergi? Apa kamu benar- benar
tidak mengerti?” tanya Xiu Wen, menggebu- gebu.
“Aku
tidak mengerti,” balas Luo Jin, tertegun.
“Nona,
apa kamu tau? Sejak kamu menghilang. Pertama kali nya, aku menyalahkan diriku
sendiri. Aku menyalahkan diriku sendiri yang tidak mampu untuk melindungin mu.
Aku bahkan menyesali telah melepaskanmu pergi. Aku benar- benar ingin
melindunginmu,” kata Xiu Wen, bersungguh- sungguh.
Mendengar
semua pengakuan itu, Luo Jing merasa jantungnya berdetak sangat cepat. Dia
bahkan bertanya- tanya pada dirinya sendiri, bukankah seharusnya dia marah.
Tapi dia tidak bisa marah pada Xiu Wen, ntah kenapa.
“Apa
kamu masih tidak percaya pada ku?” tanya Xiu Wen.
“Tenang.
Kamu tidak boleh mempercayai nya semudah itu,” pikir Luo Jing, dalam hatinya.
Karena
Luo Jing hanya diam saja, maka Xiu Wen pun menyerah. Dan dengan sedih dia
berjalan pergi. Melihat itu, Luo Jing langsung mengatakan bahwa dia mempercayai
Xiu Weng. Hanya saja, dia ingin Xiu Weng untuk membuktikannya.
“Jika
Xiu Wen berbohong satu kata saja. Maka petir akan menyambar…” kata Xiu Wen.
“Eh.
Siapa yang menyuruhmu untuk bersumpah,” potong Luo Jing sambil tersenyum kecil.
Luo
Jing menjelaskan bahwa walaupun dia tidak melarikan diri hari ini, tapi Ayahnya
pasti akan tetap mencoba untuk membunuhnya. Dan Xiu Wen pun memberikan saran
agar Luo Jing menikah dengan Wu Mei, sehingga dengan begitu Fei Yu tidak akan
berani untuk membahayakan Luo Jing lagi.
“Berdasarkan
perkataan Xiu Wen, tampaknya Perdana Mentri ingin menggunakan pernikahan ku
sebagai pion untuk memperkuat kekuasaan nya? Ayah ku ini benar- benar tidak
sederhana,” pikir Luo Jing dalam pikirannya.
Luo
Jing menanyakan bagaimana dia harus memperlakukan Xiu Wen dari sekarang, karena
bagaimana pun Xiu Wen adalah anak buah Ayahnya. Dan Xiu Wen membalas bahwa
tidak peduli bagaimana pun Luo Jing memperlakukannya, dia akan menerimanya.
“Kemudian
jika aku berada dalam bahaya? Akankah kamu masih menyelamatkan ku?” tanya Luo
Jing.
“Bahkan
sejak Nona memberiku pedang ini. Aku sudah memutuskan. Nona adalah orang
terutama yang harus aku lindungin. Tidak peduli hidup atau mati, itu tidak akan
berubah,” kata Xiu Wen. Dengan yakin.
Luo
Jing merasa senang, dan mempercayai Xiu Wen. Kemudian dia meminta Xiu Wen untuk
berjanji padanya. Dan Xiu Wen menanyakan apa.
Tags:
Unique Lady