Network : iQiyi iQiyi
“Aku sengaja tidak membuat harimau. Itu memang
seekor kucing. Seekor kucing yang besar seperti kamu,” kata Luo Jing, bercanda
sambil tersenyum lebar.
Melihat betapa dekatnya wajah Luo Jing dengan
wajahnya, maka Wu Mei pun diam, tidak bisa berkata- kata. Dan menyadari itu,
Luo Jing pun merasa malu sendiri, dan dia pun pamit pergi.
“Ma… maaf ya,” kata Wu Mei, berusaha meminta maaf
kepada Luo Jing. Sebelum Luo Jing keluar dari dalam kamarnya.
“Kamu bilang apa?” tanya Luo Jing, memastikan
pendengarannya. Ampun, dia meminta maaf padaku.
“Jangan salah paham. Aku hanya merasa bahwa kamu
juga tidak bermaksud jahat. Jadi kamu tidak bersalah, karena kamu tidak tau.
Serta sekarang kamu berinisiatif untuk mengakui kesalahan. Jadi kita sama,”
jelas Wu Mei, mendekati Luo Jing.
Senang mendengar itu, Luo Jing pun berjinjit. Dan
tanpa sengaja, wajah mereka pun menjadi sangat dekat, dan mata mereka saling
bertatapan. Lalu karena merasa malu, maka Luo Jing pun pamit dan pergi keluar
dari dalam kamar dengan cepat.
Wu Mei tersenyum memperhatikan sepatu kecil buatan
Luo Jing untuknya.
Wu Mei tidak bisa fokus dalam bekerja. Wu Mei
teringat akan kejahilan Luo Jing padanya. Tentang sepatu kecil buatan Luo Jing
yang diberikan kepadanya.
Dan disaat itu, Luo Jing lewat didepan kamarnya.
Melihat itu, Wu Mei mengulurkan tangannya, seperti ingin menggapai Luo Jing,
tapi tidak bisa. Lalu dengan raut tidak perdaya, dia menunduk.
Ketika keluar dari dalam kamar, Wu Mei tanpa
sengaja berpapasan dengan Luo Jing. Tapi karena dia tidak tahu harus mengatakan
apa, maka dia pun berjalan melewati Luo Jing begitu saja.
“Aneh. Mengapa dia
tidak memberiku waktu sulit lagi akhir- akhir ini ya? Mungkinkah sistem sudah
mereset ulang karakternya?” gumam
Luo Jing, bertanya- tanya.
Jing Yuan datang menemui Kaisar, dan memberikan
hormat kepada nya. Kemudian karena kebetulan Kaisar ingin memberikan sepasang
Giok Ru Yi kepada Wu Mei. Maka Jing Yuan menawarkan dirinya untuk mengantarkan
giok itu kepada Wu Mei, karena ketika hari pernikahan Wu Mei, dia sedang pergi
dan tidak ada memberikan selamat. Jadi dia sekarang mau pergi ke kediaman Yuan
Zheng juga.
Dan mendengar itu, Kaisar dengan senang hati
membiarkan Jing Yuan untuk pergi mengantarkan giok itu kepada Wu Mei. Lalu Jing
Yuang pun pamit dan pergi.
Wu Mei memikirkan apa yang sedang Luo Jing lakukan
sekarang. Dan karena itu, dia pun tidak fokus serta tidak memperhatikan, ketika
Jiang menuangkan minuman untuknya dan mengajak nya untuk bersulang. Melihat
itu, Jiang merasa heran dan bertanya. Tapi Wu Mei hanya menggelengkan
kepalanya, tidak menjawab
“Tuan muda, kamu tidak tahu. Sejak Nona Lin ingin
pergi, Yang Mulia tidak mau makan ataupun minum,” kata Zhang Ji, memberitahu
Jiang.
“Zhang Ji,” sela Wu Mei dengan tegas. Dan Zhang Ji
pun langsung diam.
Jiang menjelaskan bahwa Wu Mei pasti sedang sakit. Contohnya,
Wu Mei pasti selalu membayangkan wajah Luo Jing. Dan ingin menemui Luo Jing.
Tapi ketika bertemu, Wu Mei malah tidak tahu harus mengatakan apa. Serta Wu Mei
kesulitan untuk mengontrol perasaan, dan berkonsentrasi.
“Oh,” kata Wu Mei, membenarkan. Karena semua yang
Jiang katakan benar.
“Ah. Itu sudah pasti kamu sakit,” kata Jiang dengan
serius.
“Begitu seriuskah sakit nya itu?” tanya Zhang Ji,
khawatir.
Jiang menyarankan agar Zhang Ji merawat Wu Mei
dengan hati- hati, walaupun ini bukanlah penyakit yang serius. Dan kemudian
Jiang berdiri, lalu bertepuk tangan dengan pelan. Lalu Yi Yi pun masuk ke dalam
ruangan. Dia mengenakan pakaian merah dan hiasan kepala yang sangat cantik.
“Yi Yi memberi hormat pada Yang Mulia, dan pada
Tuan Jiang,” kata Yi Yi dengan sikap sopan.
Di belakang halaman. Luo Jing sedang menikmati
pijatan dari para pelayan kepada nya. Dan lalu dia berpikir bahwa kehidupan
sebagai pelayan disini, terasa lebih nyaman daripada menjadi Putri Perdana
Mentri. Mendengar itu, Xi Que berkomentar.
“Nona. Kamu masih punya martabat sebagai Putri di
kediaman Perdana Mentri. Bagaimana bisa kamu menjadi pelayan selamanya? Untung
nya, sebentar lagi genap 1 bulan. Kita bisa segera pergi,” kata Xi Que.
“Sudah mau 1 bulan?” tanya Luo Jing, terkejut. Dan
semua pelayan membenarkan.
“Ini aneh. Waktunya
sudah tiba. Tapi aku merasa tidak benar- benar ingin pergi?” gumam Luo Jing dalam hatinya. Lalu dia bertanya
kepada para pelayan, berusaha mencari alasan untuk tetap tinggal disini. “Mm… jika
aku pergi, apa kalian tidak merasa tidak enak? Aku orang yang mudah dirayu loh.
Jika kalian membujukku, mungkin aku tidak akan pergi. Jadi mengapa kalian tidak
mencoba untuk membujukku?”
“Nona, kamu pergilah. Bahkan walaupun kami benar-
benar tidak ingin kehilangan kamu, tapi kami tidak tahan melihat kamu
disalahkan di kediaman ini. Kami akan merindukan mu,” jawab seorang pelayan
dengan cepat sambil menangis. Dan semua pelayan ikut menangis, serta menyetujui
perkataannya.
Mendengar itu, Luo Jing merasa terkejut, dan
bertanya sekali lagi,” Kalian beneran tidak ingin menghentikan ku untuk tinggal
disini?” tanya Luo Jing. Dan mereka semua mengiyakan.
Xi Que teringat sesuatu dan memberitahukannya
kepada Luo Jing. Dia mengatakan bahwa Fei Yu ingin datang berkunjung ke sini
dalam beberapa hari lagi, karena selama ini, sejak Luo Jing dan Wu Mei menikah,
mereka berdua tidak pernah datang mengunjunginnya. Dan Wu Mei selalu beralasan
pada Fei Yu bahwa Luo Jing sedang sakit, sehingga mereka tidak berkunjung ke
tempat nya.
Mengetahui hal tersebut, Luo Jing merasa senang.
“Begitukah? Kemudian aku pastinya tidak bisa pergi dari sini. Jika aku pergi,
maka keluarga Lin akan kehilangan muka. Jadi aku akan menemui Zhong Wu Mei
untuk mendiskusi kan ini. Dengan begini, tampaknya aku benar- benar tidak bisa
pergi sekarang. Aih… merepotkan,” kata Luo Jing, beralasan.
Xi Que merasa heran dengan sikap Luo Jing. Dan dia
pun bertanya- tanya dengan cemas, apa mungkin Luo Jing sudah gila?
Yi Yi bermain musik dan menari dihadapan Wu Mei.
Melihat itu, awalnya Wu Mei tidak merasa tertarik sama sekali. Namun lama-
kelamaan dia menikmati permainan musik dan tarian dari Yi Yi yang tampak sangat
memukau tersebut.
Luo Jing berjalan menuju ke kamar Wu Mei, dan
ketika mendengar permainan musik yang sangat bagus. Dia mengira bahwa Wu Mei
pasti sedang bermain musik. Dan dengan bersemangat, dia pun masuk ke dalam
kamar Wu Mei, tanpa mengetuk atau memberitahu terlebih dahulu.
Tags:
Unique Lady