Network : iQiyi iQiyi
Kepala Pelayan memberitahu Luo Jing bahwa dia tidak
pernah melihat Wu Mei memperlakukan seseorang seperti itu sebelumnya. Ntah
mengapa, setiap waktu Wu Mei bertemu dengan Luo Jing selalu terjadi kekacauan.
Jadi dia berpikir bahwa Wu Mei pasti ada rasa peduli pada Luo Jing.
Dan mendengar itu, Luo Jing dengan kesal mengomel.
Karena kalau itu benar, seharusnya Wu Mei tidak melampiaskan emosi kepadanya,
hanya karena sepasang sepatu harimau kecil.
Kepala Pelayan menceritakan kisah di balik sepatu
harimau kecil milik Wu Mei. Dulu ketika Wu Mei berumur 10 tahun, Wu Mei pernah
sekali kabur dari pelajaran. Saat mengetahui hal itu, Ibu Wu Mei sangat marah,
dan menghukum Wu Mei.
Lalu setelah itu, Kepala Pelayan menanyakan alasan
Wu Mei kabur dari pelajaran. Dan ternyata, alasan Wu Mei melakukan itu adalah,
karena dia ingin pergi untuk membelikan hadiah ulang tahun Ibu nya. Saat Ibu Wu
Mei mengetahui itu, dia merasa benar- benar bersalah, jadi dia secara pribadi
membuatkan sepasang sepatu harimau kecil itu sebagai hadiah untuk Wu Mei. Lalu
tidak lama setelah itu, Ibu Wu Mei meninggal dunia.
Karena itulah, makanya Sepatu itu menjadi sangat
berharga untuk Wu Mei. Karena cinta dan kasih dari Ibu tidak dapat di gantikan
dengan harta manapun.
“Yang Mulia memang seperti itu. Semakin dia peduli
pada sesuatu, semakin dia takut kehilangannya. Seperti itulah dia padamu,”
jelas Kepala Pelayan.
“Apa dia benar- benar peduli padaku?” tanya Luo
Jing, masih sedikit ragu.
“Sebenarnya, Yang Mulia sudah tau dia salah. Hanya
saja dia tidak tau, bagaimana dia harus meminta maaf. Dan semenjak Ibu nya
meninggal, aku tidak pernah melihat dia tersenyum lagi. Tapi ketika kamu
muncul, aku bisa melihat dia tersenyum lagi,” jelas Kepala Pelayan.
Luo Jing merasa sangat bersalah telah bersikap
kasar kepada Wu Mei, dan merusak barang berharga milik Wu Mei. Lalu dia mulai
mengingat setiap kebaikan Wu Mei kepadanya selama ini.
Wu Mei selalu menolong nya. Wu Mei selalu membantunya. Wu Mei selalu peduli padanya. Wu Mei juga memang selalu bersikap cemburuan dan overprotective kepadanya, tapi itu karena Wu Mei perduli serta khawatir kepadanya. Namun dia selalu saja salah paham kepada Wu Mei.
Wu Mei selalu menolong nya. Wu Mei selalu membantunya. Wu Mei selalu peduli padanya. Wu Mei juga memang selalu bersikap cemburuan dan overprotective kepadanya, tapi itu karena Wu Mei perduli serta khawatir kepadanya. Namun dia selalu saja salah paham kepada Wu Mei.
Kepala Pelayan meminta agar Luo Jing bisa tetap
tinggal disini, walaupun 1 bulan telah berlalu nantinya. Karena dia tidak tau, berapa
lagi dia bisa hidup dan menyalanin Wu Mei. “Tinggalah dengan Yang Mulia,
maukah?”
“Aku mengerti. Terima kasih,” jawab Luo Jing.
Setelah Kepala Pelayan pergi meninggalkannya. Luo
Jing mulai bertanya- tanya dalam hatinya, apa benar Wu Mei peduli padanya. Dan
setelah berpikir sejenak, Luo Jing menghela nafas.
Luo Jing menemui Xi Que yang sedang menjahit. Dan
meminta pertolongannya.
Jiang memperhatikan tusuk rambuh putih yang disukai
oleh Luo Jing. Sambil membayangkan setiap kenangan bersama dengan Luo Jing.
Yi Yi datang membawa kan minuman untuk Jiang. Dan
berkomentar bahwa melihat raut wajah Jiang, dia bisa menebak kalau Jiang pasti
sedang jatuh cinta.Dan dengan malu- malu, Jiang menjawab tidak, lalu dia
meminum minumannya. Kemudian setelah itu, Jiang memuji teh buatan Yi Yi yang terasa
enak.
“Yi Yi mendengar kamu punya seorang teman baik,
Yang Mulia Yuan Zheng, dia juga menyukai teh. Yi Yi bertanya- tanya, kapan akan
ada kesempatan untuk mendengar pendapatnya tentang teh salju ini” kata Yi Yi, membahas
tentang Wu Mei.
“Oh. Jarang mendengar kamu tertarik pada Pria
seperti ini. Jika ada kesempatan, aku pasti akan membiarkan Zhong untuk
memberikan komentar pada teh salju ini,” kata Jiang, berjanji.
“Terima kasih, Tuan Jiang,” balas Yi Yi sambil tersenyum
senang.
Luo Jing masuk ke dalam kamar, menemui Wu Mei yang
sedang membaca. Luo Jing meminta maaf, karena telah tidak berhati- hati merusak
sepatu kecil milik Wu Mei. Lalu setelah itu, dia memberikan kepada Wu Mei,
sepatu kecil yang telah di buat nya sendiri.
Ketika mengambil sepatu kecil itu dari tangan Luo
Jing, dan melihat luka- luka kecil yang ada ditangan Luo Jing. Wu Mei merasa
cemas, dan bertanya, “Apa itu sakit?”
“Tidak apa,” jawab Luo Jing sambil menark
tangannya.
Wu Mei memperhatikan sepatu kecil buatan Luo Jing,
dan tersenyum. Karena Luo Jing membuat sepatu kecil dengan jahitan bukan
bergambar harimau. Melainkan dengan jahitan bergambarkan kucing biru imut
(Doraemon).
♪ Aku ingin begini...
aku ingin begitu… Ini- itu banyak sekali… Semua- semua dapat dikabulkan...
dapat dikabulkan dengan kantong ajaib... Aku ingin terbang bebas setinggi
angkasa… Hei, baling2 bambu.. lalalala… aku sayang sekali Doraemon ♪… hehehe ^.^ teringat lagunya tiba2.
Tags:
Unique Lady
Lanjutt
ReplyDelete