Network : iQiyi iQiyi
“Good Morning, ladies,” sapa Luo Jing dengan riang
kepada semua pelayan di dapur.
Xi Que menghampiri Luo Jing dengan panik, dan
melaporkan kepada nya semua bahan makanan menghilang, karena mungkin diambil
oleh Wu Mei. Mengetahui itu Luo Jing merasa kesal, tapi dia tidak kehabisan
akal.
Luo Jing membawa Xi Que ke kandang ayam. Dan
disana, dia mengambil beberapa butir telur ayam yang baru menetas. Kemudian
setelah itu, Luo Jing menyuruh Xi Que untuk pergi ke kandang sapi, dan peraskan
susu sapi untuknya.
Luo Jing membuat omelet telur berbentuk hati, serta
sushi. Lalu setelah itu, dia menghias hindangannya menggunakan beberapa kelopak
bunga.
Xi Que menghampiri Luo Jing, dan menanyakan apa
yang terjadi kepada tangan Luo Jing. Dan dengan tenang, Luo Jing menjilat
jarinya yang sedikit tergores.
Melihat betapa bagusnya hindangan buatan Luo Jing,
Xi Que memuji bahwa Luo Jing sangat berbakat sekali. Lalu Xi Que memberitahu
kan bahwa Luo Jing sendiri lah yang harus mengantarkan makanan itu ke tempat Wu
Mei. Karena itu adalah perintah dari Wu Mei. Mendengar itu, Luo Jing merasa
terkejut.
Dengan terpaksa, Luo Jing pun mengantarkan makanan itu
sendiri. Tapi ketika dia mau masuk ke dalam kamar Wu Mei, dua orang penjaga
menghalangin nya. Mereka menjelaskan bahwa Wu Mei memerintahkan kalau tidak
seorang pun yang boleh masuk ke dalam.
“Si
Barbar ini, dia sengaja mempersulit ku. Aku tidak akan membiarkannya,” pikir Luo Jing, kesal. Lalu dia berteriak memanggil
nama Wu Mei, dan menjelaskan bahwa dia datang membawa kan sarapan untuk nya.
Tapi Wu Mei tidak menjawab.
Dengan paksa, Luo Jing melewati penjaga dan masuk
ke dalam kamar Wu Mei. Dan Wu Mei yang sedang sibuk membaca, dia menyuruh agar
Penjaga menyeret Luo Jing untuk keluar.
“Yang Mulia. Aku datang membawakan sarapan mu,”
kata Luo Jing sambil menahan emosi. Dan Wu Mei pun melambaikan tangan, menyuruh
Pengawal nya untuk keluar.
“Pelayan bodoh, kamu datang? Jam berapa sekarang?”
tanya Wu Mei.
“Sudah pagi,” jawab Luo Jing, acuh.
Wu Mei sebenarnya ingin mengomeli Luo Jing, tapi
ketika melihat luka dijari Luo Jing. Maka dia pun tidak jadi untuk mengomeli
nya. Lalu dia memuji penampilan makanan buatan Luo Jing yang tidak tampak
terlalu buruk. Tapi dia juga mengingatkan Luo Jing bahwa lain kali tanpa
persetujuannya, maka Luo Jing tidak boleh begitu saja memasuki kamar nya.
“Aku salah, Yang Mulia,” kata Luo Jing, menahan
kesal. Lalu dia pamit.
“Ganti pakaian,” perintah Wu Mei. Dan mendengar
itu, Luo Jing berbalik dengan terkejut, dan tidak jadi untuk pergi.
“Ganti
pakaian? Pria ini menyuruhku untuk ganti pakaian disini? Ini…”
“Cuih. Apa yang kamu pikirkan? Aku menyuruhmu untuk
menggantikan pakaian ku,” kata Wu Mei, menyadari isi pikiran Luo Jing.
Luo Jing mengambil pakaian dan mau memasangkan itu
kepada Wu Mei. Tapi Wu Mei malah mengerjainya dengan mengangkat lengan tinggi-
tinggi, sehingga dia kesulitan untuk memakaikan pakaian itu. Luo Jing kemudian
memikirkan apa yang harus dilakukannya, dan dengan jail dia pun menggelitik
ketiak Wu Mei.
Wu Mei merasa geli, tapi dia menahannya. Hingga
akhirnya, dia pun tidak tahan lagi dan terjatuh ke atas tempat tidur. Lalu
tanpa sengaja, dia menarik Luo Jing terjatuh bersama nya. Dan selama sesaat,
mereka berdua saling diam dan bertatapan.
“Mengapa
jantungku berdetak secepat ini? Tidak benar, mengapa jantung nya juga berdetak
cepat? Mungkinkah dia mabuk lagi?” pikir Luo Jing.
“Pergi,” kata Wu Mei dengan tegas. Dan Luo Jing pun
langsung berdiri, lalu berlari pergi keluar dari dalam kamar secepat mungkin.
Wu Mei duduk dan memegang dadanya yang berdetak
cepat. “Aku… apa yang terjadi?”
pikirnya. Lalu dia tersenyum.
Ditempat cuci baju. Luo Jing mendengarkan pembicaraan
para pelayan yang mengatakan bahwa semua bunga di halaman bunga telah di cabut.
Luo Jing kemudian teringat akan perintah
Wu Mei yang menyuruh Zhang Ji mencabut semua bunga di halaman istana. Dan Luo
Jing lalu bertanya- tanya, apa Wu Mei beneran cemburu padanya saat itu.
Luo Jing lalu teringat mengingat kejadian barusan
bersama dengan Wu Mei didalam kamar. Dan dia memukul- mukul kepala nya sendiri.
“Mengapa aku memikirkan itu? Lin Luo
Jing. Sadarlah!”
Luo Jing mengambil pakaian, dan ketika dia menemukan
dua sepatu kecil, dia mengambil nya juga. Dan memukul- mukul itu bersama
pakaian yang lain untuk mencuci nya.
Didapur. Luo Jing mengajarkan Xi Que serta dua
pelayan yang lain, caranya membuat cream dengan
mengocok putih telur. Dan kemudian disaat itu, Zhang Ji datang dan
memberitahunya bahwa Wu Mei ingin bertemu dengannya.
Wu Mei menyuruh Luo Jing untuk berlutut. Dan karena
tidak merasa bersalah, maka Luo Jing pun bertanya apa kesalahannya dan mengapa
dia harus berlutut. Wu Mei kemudian memperlihatkan sepatu kecil yang telah Luo
Jing rusak.
“Bukankah ini hanya hiasan kecil? Kamu sudah besar
dan masih menggunakan ini?” komentar Luo Jing sambil memegang sepatu itu. Dan
Wu Mei langsung merebutnya. “Aku bisa menjahitkannya kembali untuk mu,” kata
Luo Jing, kesal.
“Keluar sekarang!” perintah Wu Mei.
Ketika Kepala Pelayan masuk dan melihat itu. Dia meminta
agar Wu Mei tidak terlalu marah. Karena Luo Jing hanya tidak mengerti apa
pentingnya sepatu kecil itu untuk Wu Mei, sehingga Luo Jing tidak berhati- hati
dan merusak nya.
“Apa aku
terlalu kasar dengannya? Tapi aku tidak punya niatan lain. Aku hanya terlalu
tergesa- gesa saja barusan,” pikir Wu Mei, merasa sedikit bersalah.
Kepala Pelayan menemui Luo Jing, dan menuangkan air
untuknya. Lalu dia menjelaskan bahwa dia datang bukan untuk memberikan tugas
kepada Luo Jing, tapi menjelaskan mengenai Wu Mei. Dan dengan tidak
bersemangat, Luo Jing menanyakan apa yang harus dilakukannya, beritahukan saja.
“Aku datang untuk meminta maaf kepadamu menggantikan
Yang Mulia,” kata Kepala Pelayan. “Nona mungkin marah kepada Yang Mulia, kan?
Sebenarnya, dari apa yang aku lihat, Yang Mulia menyukai Anda, dia peduli pada
Anda.”
“Peduli padaku. Apa maksud nya?” balas Luo Jing.
Tags:
Unique Lady
Lanjut....
ReplyDeleteteruskan min
ReplyDeleteWoww. Selalu di tunggu ka kelanjutan nya semangat
ReplyDeleteSemangat terus nim......
ReplyDelete