Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 8 - part 2



Network : iQiyi iQiyi

Kepala Pelayan datang menghampiri Luo Jing, dan memberitahu kan bahwa Vas yang pecah tersebut sudah di perbaiki dengan baik. Lalu dia menyuruh agar lain kali Luo Jing tidak menentang Yang Mulia lagi, dan meminta maaf kepada Yang Mulia sekarang, sehingga masalah ini akan berakhir. Tapi Luo Jing tidak mau, karena dia tidak merasa ada perbuat salah.



Mendengar itu, Kepala Pelayan menggeleng- gelengkan kepala dengan pelan. Lalu dia menyuruh mereka semua untuk berdiri. Dan mereka pun berdiri sambil membantu Luo  Jing untuk berdiri juga.


Wu Mei memilih salah satu minuman terbaik yang dimilikinya. Lalu dia berniat untuk memberikan itu kepada Luo Jing.



Xi Que serta Xiu Wen menghampiri Luo Jing, dan karena itu, maka para pelayan pun pergi meninggalkan Luo Jing kepada mereka berdua. Lalu Luo Jing menenangkan Xi Que yang tampak khawatir padanya dan seperti ingin menangis. Luo Jing mengatakan bahwa dia baik- baik saja.

“Apa kamu benar- benar baik- baik saja?” tanya Xiu Wen.


“Tidak percaya? Lihat,” kata Luo Jing sambil berputar. Tapi kaki nya malah tidak sengaja tergelincir, sehingga dia hampir saja terjatuh. Untung nya, Xiu Wen berhasil menangkap nya.


Para pelayan yang sebenarnya belum pergi terlalu jauh, ketika melihat itu, mereka semua kembali dan menonton kejadian yang tampak romantis itu.



Wu Mei yang kebetulan melihat itu juga. Dia merasa cemburu dan marah, apalagi ketika dia mendengar Xiu Wen mengatakan ingin membawa Luo Jing, kemana pun Luo Jing ingin pergi, jika Luo Jing tidak ingin berada disini. “Mau pergi kemana?” tanya Wu Mei dengan suara keras.

Mendengar itu, para pelayan langsung pergi dari sana.


“Kemana kamu berencana untuk melarikan diri lagi?” tanya Wu Mei, berjalan menghampiri mereka semua.

“Tentu saja, kembali ke kediaman Perdan Mentri,” jawab Xiu Wen. Sambil melindungin Luo Jing yang berdiri di belakangnya.



“Dia sudah menikah ke kediaman Yuan Zheng. Jadi dia adalah orang di kediaman ini. Bagaimana bisa dia bebas pergi begitu saja?” balas Wu Mei.

Xiu Wen kembali menjawab, sehingga Wu Mei merasa kesal kenapa Xiu Wen terus yang menjawab. Dan Xiu Wen pun menjelaskan bahwa dia berada disini untuk melindungin Luo Jing sampai akhir. Mendengar itu, Wu Mei semakin marah.



“Katakan padaku. Jangan bully Pengawal ku,” kata Luo Jing, maju mendekati Wu Mei sambil memberikan tatapan tajam kepadanya.

“Kamu yang tidak mau menjadi Permaisuri ku. Kamu memaksa ku untuk membuat mu menjadi Pelayan. Kamu bahkan sulit untuk melindungin dirimu sendiri sekarang, tapi kamu malah mengkhawatirkan tentang orang lain?” balas Wu Mei.



Luo Jing merasa sedikit tidak enak, karena benar dia telah bersalah. Tapi dengan sikap keras kepala, dia tidak mau mengakuinya. Luo Jing lalu menanyakan apa yang harus diperbuatnya supaya Wu Mei melepaskannya. Mendengar itu, Wu Mei tampak terluka.

“Aku tidak ingin tinggal sekali pun disini,” kata Luo Jing, menekankan setiap katanya.

“Baiklah. Jika kamu begitu ingin menjadi Pelayan, maka aku akan membiarkannya sampai aku merasa puas,” kata Wu Mei, kesal dan terluka.



“Sampai kamu merasa puas? Berapa lama?” balas Luo Jing.

“Satu bulan. Jika dalam satu bulan, kamu bisa memenuhi tugas mu sebagai Pelayan disini, maka aku akan membiarkan mu pergi,” balas Wu Mei.

Luo Jing menanyakan, bagaimana jika nantinya Wu Mei tidak puas. Dan Wu Mei membalas bahwa Luo Jing harus tetap tinggal disini. Mendengar itu, Luo Jing sedikit merasa keberatan, tapi dia setuju untuk mencoba nya selama satu bulan disini. Karena Luo Jing yakin bahwa dia pasti bisa menjadi Pelayan yang sempurna.


“Juga, dia tidak bisa membantu mu,” kata Wu Mei sambil menatap Xiu Wen. Dan Xiu Wen merasa kesal, tapi Luo Jing langsung menahannya.

“Baiklah,” kata Luo Jing dengan yakin. Lalu Wu Mei pergi.



Xiu Wen protes, bagaimana bisa Luo Jing setuju begitu saja kepada syarat yang diberikan oleh Wu Mei. Dan dengan santai Luo Jing menjelaskan bahwa sejak dia telah menerima tantangan itu, maka dia hanya harus memenangkannya. Dan sesudah itu, mereka bisa meninggalkan tempat ini bersama. Jadi Xiu Wen tidak perlu membantunya, karena itu melanggar peraturan.

“Tapi…” kata Xiu Wen, ingin protes lagi.

“Apa kamu tidak akan menuruti perkataan ku?” balas Luo Jing, tegas.

“Bukan itu niat Xiu Wen,” balas Xiu Wen. Sambil menundukan kepala.

“Baiklah. Jangan khawatir, aku bisa mengurus diriku sendiri dengan baik,” kata Luo Jing.


“Liu Xiu Wen, jangan khawatir. Xi Que pasti akan menjaga Nona dengan baik,” kata Xi Que menambahkan. Sehingga Xiu Wen merasa sedikit tenang.


“Dia ingin bermain? Maka aku akan bermain dengannya sampai akhir. Aku, Lin Luo Jing, tidak akan pernah takut pada si Barbar itu,” gumam Luo Jing dengan percaya diri. Lalu dia menarik tangan Xi Que untuk mengikuti nya.



Luo Jing mengunjungin ruang pakaian, dan ketika dia melihat Para Pelayan yang sedang merapikan baju di dalam lemari. Dia menanyakan, bila jika mereka menyimpan baju seperti itu, bukankah baju tersebut akan kusut lagi ketika di keluarkan. Dan mereka membenarkan.

Lalu Xi Que menjelaskan bahwa biasa nya sebelum memakai baju, mereka memang harus merapikannya lagi, karena baju yang mereka simpan memang sering kusut.



Mengetahui itu, Luo Jing mulai berpikir, kemudian ketika dia melihat beberapa kayu kecil disana, dia terpikir sebuah ide yang bagus. Luo Jing mengambil kayu- kayu kecil tersebut, lalu mengikat kan benar tebal disana. Membuat sebuah gantungan baju sederhana.



Setelah itu, Luo Jing menggantukan semua pakaian itu. “Teng… Teng… Teng… Ini disebut gantungan baju. Jika pakaian di gantung seperti ini, maka jika kamu membiarkannya selama 10 tahun, mereka tidak akan pernah kusut,” jelas Luo Jing. Dan para pelayan memuji ide Luo Jing yang sangat bagus tersebut.



Xi Que lalu menunjukan kepada Luo Jing kotak- kotak perhiasan merah yang ada disana. Dia menjelaskan bahwa karena kotak tersebut memiliki warna dan bentuk yang sama, maka ketika disuruh mencari barang, mereka agak kesusahan. Karena mereka harus membuka satu persatu kotak itu untuk mengetahui isi nya apa.



Mengetahui itu, Luo Jing kembali berpikir. Dan kemudian dia mengambil lem serta kertas- kertas kecil, lalu menulis disana. Melihat itu, para pelayan merasa heran dengan apa yang akan Luo Jing lakukan.

Dan ternyata, kertas- kertas kecil yang telah ditulis nya itu, dipasangkan lem di belakangnya. Kemudian setelah itu, di tempelkan disetiap kotak. Sehingga mereka bisa dengan mudah menemukan apa yang mereka cari, tanpa perlu membuka kotak satu persatu.

Melihat itu, para pelayan bertepuk tangan. Dan memuji kepintaran Luo Jing.




Zhang Ji datang ke kamar Wu Mei, dan melaporkan semua yang Luo Jing kerjakan selama seharian ini. Dan mendengar betapa baiknya hasil kerja Luo Jing, maka Wu Mei merasa kesal. Lalu Wu Mei pun menyuruh bahwa mulai besok, dia mau Luo Jing melayanin semua kebutuhannya.

“Aku ingin melihat, bagaimana dia akan membuatku puas,” kata Wu Mei. Dan Zhang Ji pun mengiyakan perintah itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post