Network : iQiyi iQiyi
Kepala Pelayan datang menghampiri Luo Jing, dan
memberitahu kan bahwa Vas yang pecah tersebut sudah di perbaiki dengan baik.
Lalu dia menyuruh agar lain kali Luo Jing tidak menentang Yang Mulia lagi, dan
meminta maaf kepada Yang Mulia sekarang, sehingga masalah ini akan berakhir.
Tapi Luo Jing tidak mau, karena dia tidak merasa ada perbuat salah.
Mendengar itu, Kepala Pelayan menggeleng- gelengkan
kepala dengan pelan. Lalu dia menyuruh mereka semua untuk berdiri. Dan mereka
pun berdiri sambil membantu Luo Jing
untuk berdiri juga.
Wu Mei memilih salah satu minuman terbaik yang
dimilikinya. Lalu dia berniat untuk memberikan itu kepada Luo Jing.
Xi Que serta Xiu Wen menghampiri Luo Jing, dan
karena itu, maka para pelayan pun pergi meninggalkan Luo Jing kepada mereka
berdua. Lalu Luo Jing menenangkan Xi Que yang tampak khawatir padanya dan
seperti ingin menangis. Luo Jing mengatakan bahwa dia baik- baik saja.
“Apa kamu benar- benar baik- baik saja?” tanya Xiu
Wen.
“Tidak percaya? Lihat,” kata Luo Jing sambil
berputar. Tapi kaki nya malah tidak sengaja tergelincir, sehingga dia hampir
saja terjatuh. Untung nya, Xiu Wen berhasil menangkap nya.
Para pelayan yang sebenarnya belum pergi terlalu
jauh, ketika melihat itu, mereka semua kembali dan menonton kejadian yang
tampak romantis itu.
Wu Mei yang kebetulan melihat itu juga. Dia merasa
cemburu dan marah, apalagi ketika dia mendengar Xiu Wen mengatakan ingin
membawa Luo Jing, kemana pun Luo Jing ingin pergi, jika Luo Jing tidak ingin
berada disini. “Mau pergi kemana?” tanya Wu Mei dengan suara keras.
Mendengar itu, para pelayan langsung pergi dari
sana.
“Kemana kamu berencana untuk melarikan diri lagi?”
tanya Wu Mei, berjalan menghampiri mereka semua.
“Tentu saja, kembali ke kediaman Perdan Mentri,”
jawab Xiu Wen. Sambil melindungin Luo Jing yang berdiri di belakangnya.
“Dia sudah menikah ke kediaman Yuan Zheng. Jadi dia
adalah orang di kediaman ini. Bagaimana bisa dia bebas pergi begitu saja?”
balas Wu Mei.
Xiu Wen kembali menjawab, sehingga Wu Mei merasa
kesal kenapa Xiu Wen terus yang menjawab. Dan Xiu Wen pun menjelaskan bahwa dia
berada disini untuk melindungin Luo Jing sampai akhir. Mendengar itu, Wu Mei
semakin marah.
“Katakan padaku. Jangan bully Pengawal ku,” kata
Luo Jing, maju mendekati Wu Mei sambil memberikan tatapan tajam kepadanya.
“Kamu yang tidak mau menjadi Permaisuri ku. Kamu
memaksa ku untuk membuat mu menjadi Pelayan. Kamu bahkan sulit untuk
melindungin dirimu sendiri sekarang, tapi kamu malah mengkhawatirkan tentang
orang lain?” balas Wu Mei.
Luo Jing merasa sedikit tidak enak, karena benar
dia telah bersalah. Tapi dengan sikap keras kepala, dia tidak mau mengakuinya.
Luo Jing lalu menanyakan apa yang harus diperbuatnya supaya Wu Mei
melepaskannya. Mendengar itu, Wu Mei tampak terluka.
“Aku tidak ingin tinggal sekali pun disini,” kata
Luo Jing, menekankan setiap katanya.
“Baiklah. Jika kamu begitu ingin menjadi Pelayan,
maka aku akan membiarkannya sampai aku merasa puas,” kata Wu Mei, kesal dan
terluka.
“Sampai kamu merasa puas? Berapa lama?” balas Luo
Jing.
“Satu bulan. Jika dalam satu bulan, kamu bisa
memenuhi tugas mu sebagai Pelayan disini, maka aku akan membiarkan mu pergi,”
balas Wu Mei.
Luo Jing menanyakan, bagaimana jika nantinya Wu Mei
tidak puas. Dan Wu Mei membalas bahwa Luo Jing harus tetap tinggal disini.
Mendengar itu, Luo Jing sedikit merasa keberatan, tapi dia setuju untuk mencoba
nya selama satu bulan disini. Karena Luo Jing yakin bahwa dia pasti bisa
menjadi Pelayan yang sempurna.
“Juga, dia tidak bisa membantu mu,” kata Wu Mei
sambil menatap Xiu Wen. Dan Xiu Wen merasa kesal, tapi Luo Jing langsung
menahannya.
“Baiklah,” kata Luo Jing dengan yakin. Lalu Wu Mei
pergi.
Xiu Wen protes, bagaimana bisa Luo Jing setuju
begitu saja kepada syarat yang diberikan oleh Wu Mei. Dan dengan santai Luo
Jing menjelaskan bahwa sejak dia telah menerima tantangan itu, maka dia hanya
harus memenangkannya. Dan sesudah itu, mereka bisa meninggalkan tempat ini
bersama. Jadi Xiu Wen tidak perlu membantunya, karena itu melanggar peraturan.
“Tapi…” kata Xiu Wen, ingin protes lagi.
“Apa kamu tidak akan menuruti perkataan ku?” balas
Luo Jing, tegas.
“Bukan itu niat Xiu Wen,” balas Xiu Wen. Sambil
menundukan kepala.
“Baiklah. Jangan khawatir, aku bisa mengurus diriku
sendiri dengan baik,” kata Luo Jing.
“Liu Xiu Wen, jangan khawatir. Xi Que pasti akan
menjaga Nona dengan baik,” kata Xi Que menambahkan. Sehingga Xiu Wen merasa
sedikit tenang.
“Dia ingin bermain? Maka aku akan bermain dengannya
sampai akhir. Aku, Lin Luo Jing, tidak akan pernah takut pada si Barbar itu,”
gumam Luo Jing dengan percaya diri. Lalu dia menarik tangan Xi Que untuk
mengikuti nya.
Luo Jing mengunjungin ruang pakaian, dan ketika dia
melihat Para Pelayan yang sedang merapikan baju di dalam lemari. Dia
menanyakan, bila jika mereka menyimpan baju seperti itu, bukankah baju tersebut
akan kusut lagi ketika di keluarkan. Dan mereka membenarkan.
Lalu Xi Que menjelaskan bahwa biasa nya sebelum
memakai baju, mereka memang harus merapikannya lagi, karena baju yang mereka
simpan memang sering kusut.
Mengetahui itu, Luo Jing mulai berpikir, kemudian
ketika dia melihat beberapa kayu kecil disana, dia terpikir sebuah ide yang
bagus. Luo Jing mengambil kayu- kayu kecil tersebut, lalu mengikat kan benar
tebal disana. Membuat sebuah gantungan baju sederhana.
Setelah itu, Luo Jing menggantukan semua pakaian
itu. “Teng… Teng… Teng… Ini disebut gantungan baju. Jika pakaian di gantung
seperti ini, maka jika kamu membiarkannya selama 10 tahun, mereka tidak akan pernah
kusut,” jelas Luo Jing. Dan para pelayan memuji ide Luo Jing yang sangat bagus
tersebut.
Xi Que lalu menunjukan kepada Luo Jing kotak- kotak
perhiasan merah yang ada disana. Dia menjelaskan bahwa karena kotak tersebut
memiliki warna dan bentuk yang sama, maka ketika disuruh mencari barang, mereka
agak kesusahan. Karena mereka harus membuka satu persatu kotak itu untuk
mengetahui isi nya apa.
Mengetahui itu, Luo Jing kembali berpikir. Dan
kemudian dia mengambil lem serta kertas- kertas kecil, lalu menulis disana.
Melihat itu, para pelayan merasa heran dengan apa yang akan Luo Jing lakukan.
Dan ternyata, kertas- kertas kecil yang telah
ditulis nya itu, dipasangkan lem di belakangnya. Kemudian setelah itu, di
tempelkan disetiap kotak. Sehingga mereka bisa dengan mudah menemukan apa yang
mereka cari, tanpa perlu membuka kotak satu persatu.
Melihat itu, para pelayan bertepuk tangan. Dan
memuji kepintaran Luo Jing.
Zhang Ji datang ke kamar Wu Mei, dan melaporkan
semua yang Luo Jing kerjakan selama seharian ini. Dan mendengar betapa baiknya
hasil kerja Luo Jing, maka Wu Mei merasa kesal. Lalu Wu Mei pun menyuruh bahwa
mulai besok, dia mau Luo Jing melayanin semua kebutuhannya.
“Aku ingin melihat, bagaimana dia akan membuatku
puas,” kata Wu Mei. Dan Zhang Ji pun mengiyakan perintah itu.
Tags:
Unique Lady