Sinopsis Chinese
Drama – YOUTH Episode 02-1
Images
by : Youku
-Ada dua
jenis rahasia-
Di dalam
kelas, saat sedang belajar, Xiao Chun melihat pena yang di pinjamkannya pada
Yang Yu kemarin, di pakai oleh seorang mahasiswi. Dengan takut-takut, Xiao Chun
bertanya mengenai pena tersebut. Dan si mahasiswi menjawab kalau pena itu dia temukan
di lapangan. Xiao Chun langsung kesal dan menatap jengkel pada Yang Yu yang
kebetulan duduk di belakangnya.
Pelajaran hari
ini adalah mengenai “Positioning”. Dosen menjelaskan mengenai konsep ini agar mampu
memposisikan diri di antara orang lain. Dan Xiao Chun langsung mengingat sosok Sheng
Nan, Ni Jin dan Chen Chen yang menurutnya menyeramkan. Dosen menjelaskan kalau
80% orang menilai orang lain dari kesan pertama. Dan jika tahap awal pemosisian
kita kurang bagus, tidak perlu khawatir karena masih ada kesempatan yang di
namakan : Repositioning.
Mendengar penjelasan
dosen, Xiao Chun jadi bertekad untuk berubah. Dia tidak bisa seperti ini terus
selamanya. Dia tidak boleh di pandang remeh terus. Dan Xiao Chun langsung
menulis di buku rencana-rencananya.
Pertama, dia
akan memarahi Chen Chen yang terus memakan selai dan roti-nya. Jadi,
setidaknya, Chen Chen harus berbagi kopi dengannya. Xiao Chun menekankan pada
dirinya untuk tidak ragu melakukan hal tersebut.
Kedua, jika
Ni Jin memarahinya karena tidak menjemur baju di mesin cuci, dia akan dengan
berani menjawab kalau Chen Chen sudah berjanji padanya untuk menjemur baju. Seharusnya,
sebelum marah, Ni Jin cari tahu dulu siapa yang pantas di marahi. Dan dengan
begitu, Ni Jin akan meminta maaf karena sudah salah memarahi orang.
Ketiga,
ketika Sheng Nan memarahinya mengenai penghematan listrik, dia akan
menghentikan omelan Sheng Nan dan memperkenalkan dirinya. Hal itu karena dia
dan Sheng Nan belum pernah berkenalan.
Pas sekali
pelajaran sudah usai, dan Xiao Chun menarik nafas agar dia bisa melakukan semua
skenario yang telah di rencanakannya tersebut. Sebelum melaksanakan skenario
itu pada teman kos-nya, dia akan melakukannya terlebih dahulu pada Yang Yu.
“Kembalikan
penaku!” pinta Xiao Chun dengan tegas pada Yang Yu.
“Hah?”
Jangan gugup. Buat semuanya jelas, ujar Xiao Chun
dalam hati pada dirinya sendiri. “Mana
pena yang aku pinjamkan terakhir kali? Yang bentuknya besar dan warna putih. Mana?
Kau menghilangkannya kan? Bagaimana bisa kau menghilangkan barang yang kau pinjam
dari orang lain?”
“Maaf,”
jawab Yang Yu dengan gugup.
Dan mendengar
permintaan maaf Yang Yu, Xiao Chun langsung berbalik pergi. Dia memuji dirinya
sendiri yang telah berani mengutarakan isi pikirannya.
--
Di rumah kos,
Xiao Chun
baru pulang dan melihat Sheng Nan, Ni Jin dan Chen Chen di meja makan. Ni Jin
dan Chen Chen bahkan sudah sangat akur dan berbincang santai. Xiao Chun tidak
habis pikir melihatnya, baru juga kemarin bertengkar hebat sampai jambak-jambakan
dan sekarang sudah berbaikan gitu.
“Kenapa kau pulang
sangat telat? Hari ini kak Ni mentraktir kita hotpot pedas,” tanya Chen Chen
dengan riang.
“Lain kali
lebih cepatlah pulang dan kita bisa makan bersama,” ujar Ni Jin.
Chen Chen
bahkan menawarkan beberapa tusuk sate yang masih tersisa pada Xiao Chun, dan
Xiao Chun dengan tersenyum canggung menolak. Setelah itu, dia membuka kulkas
dan melihat botol selai-nya sudah habis.
Apa yang harus di katakan,
katakan saja! Tekad Xiao Chun.
“Siapa…
siapa yag memakan selaiku?” tanya Xiao Chun dengan gugup dan suara keras. Tapi,
dia tidak berani menatap mereka.
Semua langsung
melihat padanya.
“Aku
memakannya beberapa kali,” akui Chen Chen.
“Aku juga,”
ujar Ni Jin.
“Kau harusnya
bilang padaku sebelum memakannya. Aku sendiri belum makan begitu banyak,” marah
Xiao Chun.
“Itu… bisakah
kau menutup pintu kulkas dulu? Itu bisa memboroskan listrik,” ujar Sheng Nan.
Xiao Chun
langsung meminta maaf dan menutup pintu, tapi, dia menutupnya terlalu keras
hingga terdengar seperti membanting. Xiao Chun jadi kaget sendiri. Tapi, Ni Jin
malah memarahi Xiao Chun yang menutup dengan keras seperti ingin ajak kelahi
saja.
“Bukan itu
maksudku,” ujar Xiao Chun gugup.
“Kau yang
mengizinkan kami untuk memakannya kan,” ujar Chen Chen.
“Tapi, kau seharusnya
tidak memakan sebanyak itu. Kau bahkan tidak memberikanku secangkir kopi,” ujar
Xiao Chun dengan suara kecil.
“Apa yang dia
bilang?” tanya Chen Chen pada Ni Jin.
“Tidak
dengar,” jawab Ni Jin.
“Ini di buat
oleh ibuku,” lanjut Xiao Chun.
“Apa itu begitu
serius? Itu hanya sedikit selai,” balas Chen Chen, bukannya minta maaf.
“Sudahlah,
jangan bicarakan lagi. Aku akan membelikanmu sebotol selai baru, okay?!” ujar
Ni Jin dengan kesal dan masuk ke dalam kamar.
Sheng Nan ikut
masuk dalam kamar. Dan Chen Chen juga ikut pergi, masuk dalam kamar. Xiao Chun benar-benar
kesal, kesannya malah jadi kayak dia yang mempermasalahkan hal kecil. Dengan kesal,
Xiao Chun melempar botol selai nya sudah kosong ke tong sampah.
Xiao Chun
kemudian mengingat masa lalu. Seseorang mengenakan sandal rumah menginjak
sebuah boneka beruang. Kemudian, Xiao Chun berdiri di depan kelas dan guru
menyuruhnya untuk masuk ke dalam kelas. Guru menjelaskan kalau Xiao Chun ada
masalah keluarga makanya baru masuk hari ini. Guru menyuruh Xiao Chun untuk
memperkenalkan diri pada semuanya. Xiao Chun tampak takut, dan dengan suara
terbata memperkenalkan namanya, tapi belum sempat dia menyebut namanya, dia
malah merasa kalau seluruh orang di kelas menertertawakannya. Tidak hanya itu,
semua juga menunjuk orang yang ingin di jadikan teman sebangku, seolah tidak
mau dengan Xiao Chun.
Xiao Chun
terbangun dengan keringat dingin karena mimpi tersebut.
--
Dalam perjalanan
ke kampus,
Xiao Chun naik
bis dan wanita yang berdiri di sebelahnya lagi menelpon. Saat menelpon, dia
terus mendekatkan tubuh ke dekat Xiao Chun untuk melihat jalan dan membuat Xiao
Chun terganggu. Saat wanita itu sudah turun, Xiao Chun bergumam : “Makhluk
buruk!”
--
Xiao Chun
sudah selesai kuliah. Dan begitu dosen keluar dari kelas,, Xiao Chun langsung memakai
earphone-nya. Saat itu, seorang mahasiswa maju ke depan kelas dan meminta waktu
sebentar. Dia memberitahu kalau ada pesta makan malam jumat ini, jam 8 malam, untuk
para mahasiswa/I jurusan psikologi. Semua langsung bertepuk tangan heboh.
Xiao Chun yang
memakai earphone tidak mendengar ucapan pria tersebut dan terus berjalan keluar
kelas. Mahasiswa itu mencoba memanggil Xiao Chun, tapi Xiao Chun terus berjalan
pergi mengabaikannya. Yang Yu melihat hal itu dan tampak semakin tertarik pada
Xiao Chun.
Saat di lapangan
kampus, dia bertemu dengan Chen Chen. Chen Chen melihat Xiao Chun membawa
banyak buku dan bertanya Xiao Chun hendak kemana?
“Perpustakaan.”
“Hebat! Ketika
aku masih mahasiswa baru, aku bahkan tidak tahu dimana perpustakaan terletak,”
ujar Chen Chen. Dan saat itu, dia mendapat pesan. Setelah mendapat pesan tersebut,
dengan seenaknya, Chen Chen meletakkan buku yang di bawanya ke tangan Xiao
Chun. “Tolong jagakan tempat untukku di perpus. Pacarku meng-SMS bilang kalau
dia menungguku di gerbang. Aku akan segera ke perpus. Terimakasih dan maaf
merepotkan ya!”
--
Xiao Chun
sudah di perpustakaan. Dan dia meletakkan buku serta tas yang Chen Chen titipkan
padanya di meja di depannya. Karena buku dan tas itu, orang yang mau duduk jadi
tidak bisa duduk karena mengira ada orang. Xiao Chun sendiri jadi tidak enak.
Xiao Chun
bersembunyi di rak buku dan mengirim pesan pada Chen Chen, Kenapa masih belum datang? Tapi, dia menghapus pesannya itu dan
menukarnya menjadi, Dimana kamu? Kapan sampai?
--
Chen Chen
sedang berada di café bersama dengan Gao Lin. Dan mereka ketawa ketiwi melihat video
di ponsel Gao Lin.
--
Xiao Chun
kembali ke bangkunya, dan sudah ada orang yang berdiri di depan meja tersebut. Mahasiswi
itu bertanya pada Xiao Chun, apa ada orang di kursi itu?
“Se…
sepertinya ada,” jawab Xiao Chun gugup.
Dan mahasiswi
itu langsung membereskan tas dan buku di meja tersebut dan memberikannya kepada
petugas perpustakaan. Setelah itu, mahasisiwi itu duduk di bangku yang telah
kosong. Xiao Chun melihat jam di ponselnya, 19:45 dan masih belum ada balasan
dari Chen Chen.
--
Xiao Chun ke
toilet dengan lunglai. Dan seorang mahasiswi di sana melihatnya yang tampak
lemas, jadi bertanya kau baik-baik saja kan? Xiao Chun menjawab dia baik-baik
saja. Dan saat itulah, Xiao Chun baru melihat jelas wajah mahasiswi yang
bertanya itu. Mahasiswi itu adalah penghuni kos sebelumnya yang penari balet
itu.
“Boleh aku
bertanya, apa kau mengenal kak Sheng Nan?”
Mahasiswi
itu tampak gugup.
“Kau pernah
tinggal di kos nenek Tong kan?”
“Kenapa?”
“Aku tinggal
di sana sekarang. Aku baru pindah.”
“Jadi?”
“Kenapa kau
keluar dari kos itu?” tanya Xiao Chun. Dan kita tidak di perlihatkan
jawabannya.
--
Xiao Chun
sudah mau pulang. Dan sebelum pulang, dia menemui petugas perpustakaan. Dengan
takut, dia meminta tas Chen Chen yang sebelumnya di berikan ke petugas
tersebut.
“Tas ini,
apa milikmu?”
“Bukan, itu
milik orang yang ku kenal.”
“Menjaga
tempat untuk orang lain itu dilarang di perpustakaan. Kau tidak tahu hal itu?”
“Maaf.”
“Kau terlalu
egois, nak,” marah si petugas dan mulai menceramahi Xiao Chun panjang lebar. Xiao
Chun hanya bisa menunduk dan meminta maaf.
Akhirnya, petugas
itu memberikan buku dan tas Chen Cheng kembali.
--
Dalam perjalanan
pulang,
Xiao Chun
tidak kebagian tempat duduk di bus, jadi dia terpaksa berdiri. Saat itu, seorang
pria yang berdiri di belakangnya, tanpa sengaja menyenggolnya hingga Xiao Chun
terjatuh mengenai orang yang sedang duduk di depannya. Wanita itu langsung
memarahi Xiao Chun, di tambah lagi Xiao Chun tidak meminta maaf sama sekali.
Akhirnya, Xiao
Chun turun dari bus. Saat itu sedang hujan deras dan Xiao Chun tidak membawa
tas. Dia berjalan pulang sambil melindungi tas dan buku Chen Chen dengan jaketnya.
--
Chen Chen
sudah di kos dan menunjukkan video lucu yang di lihatnya bersama Gao Lin tadi pada
Ni Jin dan Sheng Nan. Chen Chen benar-benar tertawa-tawa senang. Tapi, dia
kemudian heran kenapa Xiao Chun belum pulang juga?
“Kenapa? Kau
khawatir pada R Chun?” tanya Ni Jin.
“Aku juga
bukannya sengaja membiarkannya menunggu.”
“Aku rasa
kau sengaja. Kau mengambil keuntungan dari toleransinya,” balas Ni Jin.
“Tidak. Tadi
baterai ponselku mati.”
Sheng Nan
kemudian bertanya pada Ni Jin, “Kenapa kau memanggilnya R Chun? Karena dia terlihat
seperti kelinci (Rabbit)?”
“Dan dia katrok
(rustic). Dia juga tidak pakai make-up,” ujar Ni Jin.
“Jangankan
make up, dia bahkan tidak membentuk alis mata. Berbeda dengan pria, wanita dengan
alis mata tidak rapi terlihat aneh. Aku tebak ya dia itu sangat berbulu,” ejek Chen
Chen sambil menelpon ke ponsel Xiao Chun.
Dan suara ponsel
Xiao Chun terdengar tepat di belakang mereka. Xiao Chun ternyata sudah tiba dari
tadi dalam keadaan basah kuyup dan berdiri di belakang mereka. Dia mendengar semua
ucapan mereka. Chen Chen masih belum sadar situasi, meminta maaf karena
ponselnya mati jadi tidak bisa menelpon Xiao Chun tadi.
Xiao Chun
hanya diam. Matanya tampak benar-benar marah. Dia melepas tas dan melemparnya
begitu saja ke lantai. Setelah itu, dia berjalan ke arah jendela dan melempar
buku serta tas Chen Chen keluar jendela.
“APA YANG KAU
LAKUKAN?!” teriak Chen Chen. Semua juga kaget.
Xiao Chun berbalik
dengan marah, “Apa aku terlihat mudah di permainkan, hah?”
“Kamu… ada
apa denganmu?” tanya Chen Chen takut.
“Itu yang
harusnya ku tanyakan padamu. Ada apa denganmu?” tanya Xiao Chun dengan suara
bergetar. Dia mulai menangis, “Ada apa dengan kalian semua? Ya, aku bukan orang
baik. Aku tidak mengerti apapun. Tapi, itu bukan alasan bagi kalian untuk
membully-ku. Dan tertawa di belakangku!” teriaknya.
Ni Jin dan
Chen Chen menunduk takut. Hanya Sheng Nan yang masih menatap ke arah Xiao Chun.
“Tidak bisakah
kalian menunjukkan sedikit kebaikan padaku?! Hanya sedikit. Tidak bisakah?! Aku
benar-benar depresi. Kalian sudah kelewatan,” marahnya dan masuk ke dalam kamar.
Tanpa menukar
bajunya yang basah, Xiao Chun berbaring di atas tempat tidur dan menangis.
Diluar, Ni
Jin bertanya dengan heran, “Ada apa dengannya?” dan Chen Chen menjawab kalau
dia tidak tahu. Sheng Nan mengingatkan Chen Cheng mengenai tas-nya yang di
buang, dan Chen Chen langsung berlari panik keluar kos.
Di dalam
kamar, Xiao Chun menangis. “Ma, aku mau
pulang. Tapi, aku tidak punya rumah sekarang.”
==
Hello readers…
Aku ada
rencana mau buat sinopsis drama chinese lagi, tapi masih galau. Judulnya, A
Kiss Without Love. Tayang tahun 2018. Aku udah pengen nonton drama itu lama
banget, tapi subtitle nya nggak ada. Yang ada dalam bahasa Vietnam, dan aku tak
mengerti. Kemarin iseng check di subscene, ternyata sudah ada sampai episode 05.
Ceritanya sih tentang seorang cewek reporter, jadi di keluarga mereka itu ada
penyakit turunan, dimana kalau dia ciuman dengan lawan jenis, dia akan berubah
jadi pria. Ini drama ada unsur fantasinya, :D Di episode 01 nya aja dia udah
langsung ada scene ciuman sama lead male. LOL.
Waktu itu
aku ada lihat MV-nya, dan ada adegan dimana cewek ini cium si lead male kan,
setelah itu dia balik pergi dengan cool, sambil lambaikan tangan. Dan braaakk!!
Sebuah mobil berwarna merah melaju kencang menabraknya. Dan di depan mata si
lead male ini. Dan adegan ini pengambilan scene-nya benar-benar bagus. Makanya,
dari kemarin aku pengen nonton ini drama. Hahahha :D Karena nyari drama ini lah
makanya aku ketemu dengan Emperors and Me (sinopsisnya aku udah buat sampai
tamat).
Aku galau
nanti sub-nya nggak di buat sampai tamat. Jadi, nontonnya gantung. Kan nggak
seru :’)
Tags:
Youth