Sinopsis
Drama Taiwan – Hello Again Episode 12 – 1
Images
by : SET TV , TTV, iQiyi
Kembali ke
saat sebelum Ke Ai tiba di pesta,
Zi Jie
menyewa seseorang untuk memberikan make-up terbaik untuk Ke Ai. Setelah itu,
dia mencocokan perhiasan yang cocok untuk Ke Ai kenaka. Selanjutnya, dia
memberikan Ke Ai pakaian terbaik. Semua orang kagum dengan perubahan Ke Ai yang
tampak menawan.
Xiao Gang
yang melihat penampilan Ke Ai juga memuji Ke Ai. Dia kan sudah bilang kalau Ke
Ai adalah permata yang bersinar. Wen Wen dan Zi Jie yang mendengar tampak
sedih, karena mereka tahu dengan jelas kalau Xiao Gang juga mencintai Ke Ai.
Xiao Gang
membawakan sepatu Ke Ai, dan melihat sepatu itu yang sangat indah, Wen Wen
bertanya, darimana Ke Ai mendapatkan sepatu itu?
“Dia (Zi Hao)
memberikan sepatu ini sebagai hadiah natal untukku,” jawab Ke Ai.
Mendengar jawaban
Ke Ai, membuat Xiao Gang semakin sedih. Dia tidak menyangka kalau Zi Hao memberikan
sepatu indah itu untuk Ke Ai. Dan bahkan, Xiao Gang memasangkan sepatu itu
untuk Ke Ai.
“Yang Zi Hao, aku tahu kalau aku
membangun tembok yang sangat sulit di panjat. Aku juga tahu betapa aku melukaimu.
Melukai hubungan kita. Aku selalu melihat apa yang telah kau lakukan untukku. Aku
merasa aku tidak pantas untuk cintamu. Aku bahkan berpikir, aku harus berdiri
dengan jari kakiku (jinjit) hanya agar bisa setara denganmu. Tapi, aku salah,
kau selalu adalah anak lelaki yang sama ketika SMA. Kau selalu berdiri di
sampingku. Kau selalu ada untuk menjaga dan menyemangatiku.”
“Semua sudah
siap. Sekarang, ini saatnya bagimu untuk meraih kebahagiaanmu sendiri,” ujar
Xiao Gang. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Ke Ai berdiri.
Tidak hanya
itu, dia bahkan menggandeng tangan Ke Ai untuk melewati lorong pantry ke parkiran.
Ah, rasanya seperti Xiao Gang adalah seorang ayah yang berjalan di altar dan
menyerahkan putrinya pada pria yang putrinya cintai.
“Yang Zi Hao, aku tidak takut lagi.
Sekarang, aku akan datang padamu. Tolong terima aku.”
Xiao Gang
mengingat kenangannya bersama dengan Ke Ai. Dimana saat itu dimata Ke Ai hanya
ada dirinya, namun, sekarang semua sudah berbeda. Ke Ai telah menyadari kehadiran
Zi Hao.
Xiao Gang
mengantarkan Ke Ai ke mobil Zi Jie. Setelah mobil itu pergi, Xiao Gang berkata pada
dirinya sendiri kalau yang di lakukannya adalah yang terbaik, adalah hal yang
benar.
--
Kembali ke akhir
episode 11 kemarin,
Ke Ai tiba
di tempat pesta dengan di antarkan oleh Zi Jie. Dan penampilannya menarik perhatian
para tamu lain yang memujinya sangat cantik. Zi Hao pun melihat kedatangan Ke
Ai dan terpukau.
Ke Ai
melihat Zi Hao. Mereka saling bertatapan. Dan dengan perlahan, Ke Ai berjalan
maju mendekati Zi Hao.
“Chang Ke
Ai. Kenapa kau bisa kemari?” tanya Zi Hao sebelum Ke Ai berhasil mendekat
padanya.
“Aku punya hal
yang ingin ku katakan padamu.”
“Acara akan
segera di mulai…”
“Hanya beberapa
kata,” potong Ke Ai. “Tiga kata. Biarkan aku mengatakannya dan aku tidak akan
mengganggumu lagi.”
Ke Ai
berjalan maju mendekati Zi Hao, tapi kakinya malah terjelepak sehingga dia
terjatuh. Tentu saja, semua jadi menatapnya dan memperbicarakannya. Ke Ai
menatap Zi Hao, dan Zi Hao berbalik pergi meninggalkannya.
Melihat hal
tersebut, Ke Ai meneteskan air matanya. Dia sudah merasa sedih. Tapi, tiba-tiba
saja, sebuah tangan terulur padanya. Zi Hao kembali padanya.
“Jangan
takut. Aku di sini. Aku tadi pergi untuk mengembalikan gelas yang ku pegang. Maaf.
Aku tidak seharusnya menyuruhmu mengenakan high heels. Ketika kau mencintai
seseorang, kau seharusnya menerimanya apa adanya. Semua ketakutanmu, semua kekhawatiranmu,
aku sudah melihat semuanya. Aku harus menerima semuanya itu. Aku tidak
seharusnya memaksamu untuk masuk ke hidupku. Tidak masalah jika kau tidak
terbiasa mengenakan high heels,” ujar Zi Hao. Dia jongkok di depan Ke Ai. “Aku
akan selalu berlutut untukmu dan berjalan melewati hidup ini bersamamu.”
Zi Hao
bahkan membukakan sepatu high heels Ke Ai dan mengajak Ke Ai untuk pergi
dengannya. Tapi, Ke Ai tidak juga berdiri, dan membuat Zi Hao bingung. Ke Ai
akhirnya berbisik, “Dress-nya robek ketika aku jatuh tadi.” Hahhahaha.
Dan mendengar
hal tersebut, Zi Hao langsung menggendong Ke Ai. Semua yang ada di pesta
bertepuk tangan heboh melihat hal tersebut.
Zi Hao
membawa Ke Ai ke tempat yang agak sepi dan membiarkan Ke Ai menginjak sepatunya
agar kakinya tidak kotor menginjak tanah.
“Tadi kau
bilang ada yang mau katakan padaku. Tiga kata,” ingati Zi Hao.
“Aku minta
maaf.” (hahahaha, benar juga ya, itu kan tiga kata.”
“Minta maaf?”
“Aku
seharusnya percaya padamu. Tapi, aku malah meragukan keputusanmu. Dan bahkan sebelum
mencari tahu kebenarannya, aku menuduhmu menyebarkan rumor dan ingin memecat
temanku.”
“Itu saja? Tiga
kata yang ingin kau katakan padaku hanyalah kata maaf?” tanya Zi Hao dengan kecewa.
“Kau datang sampai kemari, dan masih belum mau memberikanku jawabanmu.”
Zi Hao
kecewa dan berbalik pergi.
“Yang Zi
Hao,” panggil Ke Ai. Zi Hao berbalik dan menanti kelanjutan ucapan Ke Ai.
Ke Ai tidak
mengatakan apapun. Dia hanya maju dan mencium Zi Hao. Zi Hao kaget dengan hal tiba-tiba
tersebut, tapi dia tidak menghindar. Dia menerima ciuman Ke Ai.
“Ini
jawabanku untukmu,” ujar Ke Ai.
“Apa
maksudmu?”
“Apa artinya
ketika seorang perempuan mencium seorang lelaki?”
“Dia mencintainya.”
“Lalu, apa
artinya ketika seorang wanita mencium seorang pria?”
“Itu karena
alasan yang sama,” jawab Zi Hao. “Kau mencintaiku? Benar-benar mencintaiku?”
tanya Zi Hao memastikan. Ke Ai mengangguk. “Yes! Chang Ke Ai jatuh cinta dengan
Yang Zi Hao. Ke Ai, aku juga mencintaimu.”
“Maksudmu,
Yang Zi Hao yang mencintai Chang Ke Ai.”
“Kau hanya
tidak ingin mengatakannya kan? Tiga kata itu, kau tidak ingin bilang? Kau malu?
Kau sengaja? Atau kau mengerjaiku?” goda Zi Hao.
Ke Ai
tersenyum malu mendengarnya.
Dan dari
jauh, Jammie melihat mereka. Dia tampak sedih dan berbalik pergi. Kedatangannya
ternyata terlihat oleh Zi Jie.
“Kau tidak
mau mengatakannya karena takut kalah?”
“Bukan. Kau tahu
itu sekarang dan kau sudah mengatakannya, jadi tidak ada gunanya juga jika aku
bilang lagi,” alasan Ke Ai.
Zi Hao
mengerti, tidak masalah jika Ke Ai tidak mau mengatakannya. Ke Ai hanya perlu
bersiap menerima hukuman saja. Hukuman menjadi pacar-nya. Ke Ai tersenyum.
“Tidak?
tidak mau?” tanya Zi Hao. “Baik. Kalau begitu ini saja, kau tidak akan bisa
menolaknya,” ujar Zi Hao. Ke Ai bingung dengan maksud Zi Hao.
Tags:
Hello Again