Pagi hari. Jam 09.00 tepat. Jam alarm berbunyi. Dan dengan masih setengah mengantuk, Shuta berusaha mematikan jam alarm nya. Namun Ibu masuk ke dalam kamarnya, dan membuka tirai jendela lebar- lebar. Sehingga mau tidak mau, Shuta pun bangun.
“Sudah dua tahun berlalu. Apa Michiru tidak pulang?” tanya Ibu sambil
memperhatikan foto-foto di lemarinya. Dan dengan acuh, Shuta menjawab bahwa
Michiru tidak akan pulang sambil membuka pakaiannya.
Namun tiba- tiba saja, Shuta merasa seperti teringat akan sesuatu. Dia
memeriksa tangannya, tapi tidak ada jam tangan. Lalu dia menanyakan tanggal,
bulan, dan tahun berapa sekarang.
“20 Desember 2012. Apa kamu lupa hari kematian Saku-chan?” tanya Ibu,
heran. “Apa kamu baik- baik saja? Kamu bermimpi aneh, ya?”
Mimpi? Seperti nya bukan..
Shuta mengambil pakaian nya yang telah disiapkan. Lalu dia bersiap
untuk memakai pakaiannya. Ibu kemudian ingin memukul punggung Shuta, dan
menyuruhnya untuk membusungkan badan, tapi sebelum dia melakukannya, Shuta
langsung menahan tangannya.
Shuta keluar dari dalam rumah. Dia membawa dan menaiki sepeda Ibunya.
Dia pergi menuju ke sekolah SMA nya dulu.
Sesampainya disekolah. Shuta datang ke ruangan labor. Dan ketika
disana, dia bertemu dengan Matsuda-sensei,
dia menyapa nya. Dan menanyakan, “2 tahun lalu, apa Anda melihat pelang di
kelas ini?”
“Pelangi? Jadi itu ulah kalian?” balas Matsuda-sensei.
Itu bukan mimpi…
Shuta lalu menanyakan mengenai penelitian tentang alam yang Matsuda-sensei lakukan sampai sekarang. “Menurut
Anda apakah masa lalu bisa dirubah?”
“Ada apa tiba- tiba?” tanya Matsuda-sensei.
Tidak mengerti.
Dengan cepat, Shuta menjelaskan mengenai perjalanan ke masa lalu yang
diubah. Dan mendengar itu, Matsuda-sensei
menyangka bahwa Shuta sedang menulis sebuah novel. Lalu dia pun menjelaskan apa
yang diketahuinya.
Misalnya Shuta naik mesin waktu, dan pergi ke jaman dimana Shuta belum
lahir. Lalu disana Shuta membunuh kedua orang tua Shuta sendiri, maka apa yang
akan terjadi. Dan dengan kebingungan, Shuta menanyakan, kenapa dia harus
membunuh kedua orang tuanya sendiri.
“Itu misalnya saja!” kata Matsuda-sensei.
“Kalau aku membunuh kedua orang tuaku, aku tidak akan lahir,” jawab
Shuta.
Matsuda-sensei
membenarkannya. Itu berarti kalau Shuta merubah masa lalu, maka Shuta akan
menghilang dari masa depan. Itu lah yang disebut ‘Time Paradox’. Jadi intinya,
karena itu, maka tidak mungkin manusia bisa melakukan perjalanan ke masa lalu.
Mendengar itu, Shuta protes, karena menurutnya melakukan perjalanan ke
masa lalu itu mungkin. Dan dia bisa membuktikannya.
“Shuta-kun. Kenapa dulu kamu tidak masuk ke dalam Klub Penelitian Ilmu
Gaib?” tanya Matsuda-sensei. Dan
Shuta langsung menjawab bahwa dia tidak tertarik.
Matsuda-sensei lanjut
menjelaskan. Time Paradox menjelaskan adanya dunia pararel. Contohnya, bila
mereka kembali ke masa lalu, dan mengubah kejadian yang berada disana, maka
masa depan akan berubah dan muncul dunia yang baru. Bisa juga disebut kehidupan
sekarang yang baru.
Mendengar semua itu, Shuta langsung terpikir akan sesuatu. Jadi tanpa
mendengar penjelasan Matsuda-sensei
sampai selesai. Dia langsung pamit dan berlari pergi.
Masa lalu jelas- jelas
berubah… Shuta memperhatikan foto- foto nya bersama dengan
Michiru dan Saku ketika mereka membersihkan sekolah. Yang sebelumnya foto itu
tidak ada di tempel di kamar Saku.
Ketika Ibu Saku datang membawa kan minuman untuknya. Shuta menjelaskan
bahwa dia sebenarnya merasa bertanggung jawab pada kematian Saku, andaikan saja
hari itu dia tidak menyerahkan surat Michiru dan meminjam sepeda Saku, maka
Saku tidak perlu sampai berlari ke stasiun.
“Waktu yang telah terhenti pasti akan aku kembalikan. Akan kubuktikan!”
kata Shuta dengan tegas. Lalu dia mengambil salah satu buku Saku, dan
memintanya.
“Sama sekali… tidak masalah,” kata Ibu Saku, dengan sedikit
kebingungan.
“Mulai sekarang aku akan sering main ke mari. Oiya, lalu itu juga,”
kata Shuta sambil menunjuk ke arah seragam SMA milik Saku.
Shuta memakai seragam sekolah milik Saku, serta jam tangan untuk
kembali masa lalu. Kemudian seperti sebelumnya, dia datang ke stasiun dan naik
ke dalam kereta. Lalu sambil memegang tangannya, Shuta membayangkan masa yang
ingin di datanginnya.
Saku, tunggu aku. Aku akan
membawamu menuju masa depan yang baru.
Keluar dari dalam kereta, Shuta langsung berlarian ke sekolah. Tapi
sebelum masuk ke dalam sekolah, dia menanyakan dulu kepada orang yang lewat,
tanggal berapa hari ini. Dan setelah yakin, dia telah kembali ke masa lalu yang
tepat, baru dia masuk ke dalam sekolah.
Shuta memasuki ruang labor, lalu dia mendekati Michiru serta Saku yang
sedang mengintip sesuatu dari luar jendela. Dan dia ikut mengintip, Klub
penelitian ilmu gaib yang sedang menari dan melakukan ritual.
“Apa yang sedang mereka lakukan?” tanya Shuta, karena tidak mengerti.
Michiru serta Saku sama- sama terkejut, ketika mendengar suara Shuta,
dan mereka menanyakan kemana Shuta barusan. Dan Shuta pun beralasan bahwa dia
barusan dari kamar mandi, dan semua ini gara- gara jamur dari Saku kemarin,
sehingga perutnya sedikit sakit. Tapi sebelum dia selesai berbicara, Saku dan
Michiru langsung mengajak nya untuk masuk kembali ke dalam labor secara
diam-diam.
Saku membantu memengangin tangan Michiru untuk masuk kembali ke dalam labor.
Kemudian dia membantu Shuta. Tapi dia merasa heran, karena melihat kancing
dilengan Shuta sama dengannya. Sama-sama hampir mau cobot kancingnya. Dan Saku
merasa sedikit heran.
Shuta kembali menanyakan apa yang sedang Klub Penelitian Ilmu Gaib itu
lakukan. Dan Michiru pun menjelaskan bahwa tampaknya klub tersebut sedang
berusaha memanggil Kyoko-chan, yang meninggal karena bunuh diri, dan salah satu
legenda dari sekolah mereka.
“Katanya dia merintih tiap musim hujan, ya?” tanya Shuta.
Michiru menjelaskan bahwa sebenarnya dia merasa kasihan kepada Kyoko-chan yang bunuh diri dan masih terperangkap di sekolah mereka sampai sekarang. Dan Saku menanggapi bahwa Kyoko-chan tidak akan bisa keluar.
“Apa kamu percaya dia bunuh diri? Aku tidak percaya dengan hal seperti
itu,” kata Shuta, tapi dalam hatinya, sebenarnya dia merasa takut.
“Kamu pasti takut, kan? Jika hal itu benar- benar ada,” goda Saku,
menyadari itu.
“Shuta penakut,” tambah Michiru.
Dengan bersikeras, Shuta menyangkali bahwa dirinya merasa takut. Dan
tepat disaat itu, Matsuda-sensei
muncul dengan berpakaian aneh. Lalu karena terkejut, Shuta pun langsung mundur
dan terjatuh. Lalu dia menghilang lagi.
“Shu… shuta?” tanya Michiru dengan raut keheranan juga.
Tepat jam 09:00 alarm berbunyi. Dan sebelum Ibu masuk ke dalam kamar,
Shuta yang sudah selesai berpakaian langsung berlari keluar dari dalam kamar.
Melihat itu, Ibu merasa aneh, kenapa Shuta memakai seragam sekolah SMA?
Kenapa?!!
Shuta mengayuh sepeda dengan cepat. Sial!
Kenapa aku bisa kembali?
Sesampainya dirumah Saku. Semua orang masih berdoa untuk Saku, dan
belum selesai. Namun Shuta mengabaikan hal itu dan langsung berlari naik ke
lantai atas. Memasuki kamar Saku, dan mengambil jam tangannya.
“Bibi, aku minta ini,” kata Shuta kepada Ibu Saku dengan cepat. “Maaf
sudah mengganggu,” kata nya. Lalu dia menutup pintu dan pergi. Melihat itu, Ibu
Saku serta semua orang terbengong heran.
Kali ini aku pasti merubah
takdir Saku. Kata Shuta penuh tekad. Lalu kereta
mulai berjalan, dan jarum jam berputar mundur.
Shuta kembali ke sekolah. Dan melihatnya, Michiru, Saku, serta Matsuda-sensei, dan para anggota Klub Penelitian
Ilmu Gaib. Mereka semua terkejut. Karena melihat Shuta yang sebelumnya
menghilang ntah kemana, tiba- tiba muncul lagi sekarang. Dan mereka semua pun
langsung menanyai nya.
“Aku… sama sekali tidak ingat. Rasanya aku pusing sekali, begitu sadar
aku bingung apa yang telah terjadi padaku,” kata Shuta beralasan, tidak masuk
akal.
Karena alasan yang tidak masuk akal begitu, maka diputuskan lah agar
Matsuda-sensei menghinoptis Shuta
untuk mencari tau apa yang terjadi. Mereka semua bekerja sama, mengangkat dan membawa Shuta masuk ke dalam
ruangan klub, lalu mengikatnya dikursi, sehingga dia tidak bisa kabur dan
bergerak.
“Apa kamu punya rahasia? Misalnya, kamu ingin jadi sepertiku kemudian
merobek lengan seragam mu di tempat yang sama denganku?” kata Saku, bertanya.
Lalu dia mengangkat tangan Shuta, “Eh, kamu memperbaikinya?” tanyanya, heran.
Karena lengan baju Shuta tampak baik- baik saja.
“Kamu bicara apa?” tanya Shuta, pura-pura tidak mengerti.
Michiru mengajak Saku untuk keluar, karena semua anggota Klub
Penelitian Ilmu Gaib yang lain juga sudah keluar. Jadi Saku pun pergi keluar,
meninggalkan Shuta bersama dengan Matsuda-sensei.
Matsuda-sensei membawa sebuah
lilin yang menyala. Namun sebelum memulai hipnotis, dia menawarkan apakah Shuta
tidak mau masuk ke dalam klub nya. Dan Shuta langsung menjawab bahwa dia tidak
tertarik.
Acara hinoptis di mulai. Lampu ruangan di matikan. Lalu Matsuda-sensei menyuruh Shuta memperhatikan api
yang bergoyang di lilin. Dan Fokus pada goyangannya. Kiri… kanan... Kiri…
kanan…
Lampu pada Lilin mati, dan Matsuda-sensei
pingsan. Kemudian pintu ruangan terbuka, dan seorang wanita muda masuk ke
dalam. “Perkenalkan. Namaku Kyoko,” katanya.
Shuta membungkuk membalas salamnya. Tapi saat teringat siapa Kyoko,
maka Shuta langsung berteriak terkejut hingga jatuh dari kursi. Lalu dia
berteriak membangunkan Matsuda-sensei.
“Muncul! Hantu! Sensei! Bangun! Aku
masih belum mau mati.”
Kyoko berjalan mendekati Shuta. Dan dengan panik, Shuta berteriak
meminta agar Kyoko tidak mendekat. Tapi walau begitu Kyoko tetap berjalan mendekatinya.
Lalu dia mengatakan,”Aku bukan hantu.”
Mendengar itu, Shuta langsung diam. “Katanya, kamu bunuh diri, kan?”
Kyoko membantu melepaskan tali yang mengikat Shuta di kursi. Sambil
menjelaskan bahwa dia belum mati, atau lebih tepatnya, tidak bisa mati.
Sehingga dia tidak akan bisa bunuh diri dan menjadi hantu.
“Jadi…?”
“Aku adalah ‘Time Prisoner’ Tahanan Waktu. Aku sudah terjebak di sini
sejak berumur 16 tahun, dan tidak bisa keluar. Jadi jika ada orang lain yang
pernah menjelajah waktu pasti mengerti,” jelas Kyoko.
Kyoko mengetahui bahwa Shuta tidak sengaja terlempar kembali kesini,
sesuai dengan keinginan Shuta sendiri. Karena Shuta berpikiran untuk merubah
dan memperbaiki, apa yang terjadi di masa ini. Dan Kyoko menyarankan agar Shuta
menghentikan tindakan itu.
“Kenapa?”
“Karena ada alasan mengapa kita harus melindungi sejarah. Karena itu
akan mengacaukan hukum alam. Jika kamu sampai merubah masa lalu, pasti kamu
akan menghadapi hal yang mengerikan,” jelas Kyoko.
Shuta berdiri, dan menanyakan apa benar Kyoko berumur 16 tahun, karena
cara bicara Kyoko yang tampak dewasa. Dan Kyoko pun menjawab bahwa benar dia
adalah seorang gadis berumur 16 tahun, tapi dia telah melewati waktu puluhan
tahun.
“Kamu… pasti kesepian. Ah, maaf,” kata Shuta.
Kyoko membuka lebar- lebar tirai jendela, sehingga cahaya terang
menerangin ruangan. Lalu setelah itu, Kyoko menghilang. Dan Shuta pun
membangunkan Matsuda-sensei.
Tags:
Enoshima Prism