Sinopsis Lakorn : Krong Karm Episode 3 - part 4



Krong Karm Episode 3 – part 4
Network : Channel 3

Renu mulai berjualan lagi di pasar. Disana beberapa orang menanyakan kemana Renu beberapa hari ini, dan Renu memberitahu dengan jujur. Kemudian mereka mengomentari Renu yang tampak semakin kurus, dan Renu menjawab dia tidak apa.

“Ibu mertuanya begitu tidak punya hati. Menantunya bekerja begitu keras, dan dia masih mengabaikannya. Tidakkah dia merasa kasihan untuk cucunya sendiri?!” kata orang2 yang mulai bergosip. Dan Renu hanya diam mendengarkan.


Renu pulang melewati rumah Je, disana dia memberikan beberapa kue jualan yang telah sengaja disimpannya dan disisakannya untuk Je. Namun ketika Je akan membayar, Renu menolak, karena kue itu sebagai balasan terima kasih untuk Je yang telah membantunya. Dan karena Renu bersikeras tidak mau di bayar, maka Je pun setuju untuk tidak membayar, tapi lain kali dia pasti akan membayar Renu kalau membeli kue Renu lagi.


Renu, Jantra, serta Je, kemudian membahas hari dimana Renu membuat kehebohan dengan berpura- pura tidur di depan toko Yoi. Je mengatakan bahwa Renu begitu licik bisa terpikirkan sesuatu yang seperti itu dan tidak memberitahu nya. Karena seandainya Renu memberitahunya, maka dia bisa membantu Renu juga, dan dia jamin bahwa itu akan menjadi lebih panas daripada kemarin.

“Apa yang kamu rencana kan, Je. Kamu begitu licik!” kata Renu sambil tertawa.



“Tidak. Tidak. aku hanya teringat sebuah film. Siapa yang menyangka dalam kehidupan nyata hubungan Ibu mertua dan menantu bisa begitu panas melebihi film?” balas Je.

“Itu mungkin kesialannya untuk bertemu menantu seperti ku,” balas Renu.

“Hey. Ibu mertua mu begitu mengutuk mu seperti ini. Mengapa kamu masih belanja ditokonya?” tanya Je. Dan Renu tersenyum penuh arti.


Ketika melihat Renu berjalan ke arah toko, Boonplook langsung menjadi panik dan menyuruh Pom agar mencegah Renu masuk ke dalam toko. Karena jika Renu sampai masuk ke dalam, maka akan terjadi keributan besar. Lalu setelah itu, Boonplook segera masuk ke dalam toko untuk memberitahu Atong, tapi karena sedang ada Yoi disitu, maka dia tidak berani bicara keras dan hanya memberikan kode mata.


“Aku mau membeli barang!!” teriak Renu dengan sengaja. Dan Pom langsung cemas.



Atong keluar menemui Renu, dan menanyakan apa yang ingin Renu beli. Kemudian saat Renu mau berjalan masuk ke dalam toko, Atong langsung menahannya agar jangan masuk, karena Yoi sedang berada di dalam. Jadi lebih baik membiarkan Boonplook dan Pom yang mengambilkan barang saja di dalam. Dan Renu pun menghormati permintaan Atong.

Tapi dengan sengaja, Renu menyebutkan semua barang pesanannya dengan suara keras. Lalu setelah selesai, dia berteriak lebih keras. “Aku membayar cash loh!!!”

“Sor,” tegur Atong pelan.



Atong memberikan uang kembalian kepada Renu, dan berterima kasih banyak karena Renu tidak masuk ke dalam toko serta ribut dengan Ibunya.



“Aku pergi sekarang ya, Boonplook, Pom. Terima kasih ya, Atong. Besok aku akan membuat Khanom Mhor Kaeng. Jika kamu senggang, belilah!!” teriak Renu dengan sengaja. Lalu dia pergi. Dan dengan lega, Atong, Boonplook, serta Pom, langsung menghela nafas.


“Jika kamu melangkah satu langkah saja ke dalam toko ku. Aku akan memotong wajah mu!!” gumam Yoi dengan kesal. Setelah Renu pergi.


Renu memaku papan kayu ke dinding, sehingga dia bisa meletakan semua pisau dapurnya di sana, serta menggantung kan barang- barangnya. Kemudian sesudah itu, dia memeriksa makanan yang sedang di masaknya. Dan kayu bakaran. Lalu setelah itu, Renu mulai memotong- motong bawang merah.



Tiba- tiba saja, disaat itu Renu merasa kan ada yang aneh pada perut nya. Dan ketika dia melihat, dia melihat darah keluar tembus dari rok yang di pakainya. Awalnya Renu tampak terkejut, tapi setelah itu dia berusaha untuk tersenyum.



Renu mengangkat dua buah ember menuju ke kandang, dan ketika dia melihat bahwa Ayah serta Asa sedang berada disana. Juga ketika dia melihat darah nya yang semakin deras mengalir di kakinya. Renu langsung memikirkan sebuah rencana.

“Oh! Sa. Apa pekerjaan mu sudah selesai?” tanya Renu dengan sikap biasa.



“Setelah mengiris semua ini, Sor. Apa kamu masih belum selesai menimba air di sumur?!” balas Asa. Dan Renu mengiyakan.



Renu kemudian berjalan dengan perlahan, dan lalu dia berpura- pura seperti tidak sengaja terjatuh. Melihat itu dengan cemas Ayah serta Asa menghampiri Renu. Dan Renu beralasan bahwa lantai nya licin dan dia tidak memperhati kan nya.

“Asa! Pindahkan ke sebelah sana!” kata Ayah. Dan Asa mengiyakan.



Tapi sebelum Asa mengangkatnya, dengan sengaja Renu menunjukan kaki nya yang telah berlumuran darah. Dan bersikap kesakitan sambil memegang perut nya.

Asa mengendong Renu pulang ke rumah, dan sesampainya disana Renu mengatakan bahwa dia tidak apa dan sakit di perutnya juga sudah menghilang. Tapi Ayah tahu bahwa Renu sudah keguguran. Lalu Ayah menyuruh Asa untuk pergi ke toko obat.


“Aku sudah tidak merasa sakit lagi. Tapi jika kamu benar ingin membantu, tolong belikan aku satu obat keguguran sudah cukup,” kata Renu. Dan Asa pun langsung pergi untuk membelinya.


Di toko obat. Asa bertemu dengan Mao yang sedang membeli obat juga. Disana Mao menanyakan mengapa Asa ke sini, apa ada yang sakit. Dan Asa memberitahu tentang Renu yang keguguran.

“Hah?! Renu keguguran?!” teriak Mao, terkejut.



Berita mengenai Renu yang keguguran menyebar dengan cepat. Di pasar, Mao memberitahukan berita itu kepada setiap orang yang datang ke tempatnya.


“Alasan mengapa Renu keguguran adalah pasti karena E’Yoi yang tidak berperasaan!” kata Mao dengan semangat. Dan semua orang setuju dengannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post