Network : Channel 3
Chai
menanyakan keadaan Renu, dan kemudian dia menjelaskan bahwa setelah mendengar
kabar dari Renu yang keguguran, dia tidak bisa tidur ataupun makan. Lalu karena
itu juga, Ketuanya mengizin kan nya untuk pulang selama 2 hari.
Renu
merasa sedih dan meneteskan air mata, tapi dia berusaha untuk tegar juga. Karena
bagaimanapun, mungkin saja itu memang sudah takdir dari bayi mereka.
Chai
lalu menanyakan, apakah Renu masih akan terus berjualan kue. Dan Renu
menjelaskan bahwa dia akan tetap berjualan. Karena dia tau seberapa gaji Chai,
jadi tidak mungkin dia tidak melakukan apapun dan hanya menunggu uang dari
Chai.
“Oh
ya, barusan aku melewati toko, dan itu tutup,” kata Chai.
“Hari
ini, seluruh keluarga mu pergi ke Thap Krit. Kamu tidak tahu kalau hari ini
Atong akan menikah?” tanya Renu. Dan Chai terkejut, karena dia baru tau.
Renu
memberitahu Chai bahwa sepertinya seluruh keluarga akan kembali dari Thap Krit
ke Chum saeng sore ini. Jadi mereka bisa pergi ke tempat pesta, dan memberikan
selamat untuk Atong nantinya. Tapi Chai sedikit ragu mau kesana.
“Kenapa?
Kita hanya kesana untuk menyelamati mereka,” kata Renu. Dan akhirnya, Chai pun
setuju untuk ke sana nanti. Mendengar itu, Renu tersenyum.
Yam,
saudara Yoi. Dia datang ke acara pesta pernikahan Atong, tanpa mengetahui bahwa
yang menikah hari ini adalah Atong serta Philai. Bukannya Chai serta Philai. Dan
ketika Yoi memberitahunya, dia pun terkejut.
“Bagaimana
bisa anak kedua menikah duluan sebelum anak pertama?” tanya Yam.
“Ceritanya
panjang. Aku akan memberitahu mu nanti,” balas Yoi, malas bercerita.
Atong
serta Philai menyambut satu persatu tamu yang datang, dan berfoto bersama
mereka. Kemudian setelah itu, Philai pergi beristirahat, karena dia merasa
capek. Sementara Atong, dia berkumpul bersama Asa serta Asi. Dan mereka
menceritakan tentang Philai.
Tamu
undangan perdatangan. Dan ada satu tamu yang datang tanpa membawa amplop, tapi
hanya hadiah biasa saja. Jadi Yoi pun malas menyalamin tangan si tamu, dan dia
hanya mengambil hadiahnya saja. Lalu kemudian dia menyuruh si Tamu untuk masuk
ke dalam.
Yoi
mengajak Yam untuk masuk ke dalam juga. Tapi sebelum itu, Yoi mengingatkan Pom
serta Boonplook untuk menjaga hadiah- hadiah yang ada dengan baik, jangan
sampai hilang. Dan nanti dia akan menyuruh seseorang untuk membawakan makanan
ke mereka berdua.
Tepat
disaat itu, Chai serta Renu datang. Renu datang mengenakan pakaian berwarna
merah terang. Melihat itu, Yoi mengatai mereka dan memarahi Chai yang telah
membuat nya malu dan kehilangan muka, tapi masih berani untuk datang. Lalu Yoi
mengusir mereka berdua untuk pergi dari pestanya.
“P’Chai.
Jika Ibumu tidak menerima kita, maka lebih baik kita masuk dan menemui Ayah
saja,” kata Renu sambil memeluk lengan Chai dengan mesra.
Yoi
tidak terima, dan dia menyuruh Pom serta Boonplook untuk menahan mereka berdua
agar jangan masuk ke dalam. Mendengar itu, Chai merasa terluka, dia meminta
agar Ibunya mengizinkannya masuk dan memberikan selamat, kemudian setelah itu
dia akan langsung pergi, dan tidak akan pernah datang menemui Yoi lagi.
Mendengar
itu, Renu tersenyum, lalu dia menarik Chai untuk masuk ke dalam. Sementara Yoi,
dia diam menahan amarah serta kekecewaannya.
Ketika
melihat Renu serta Chai datang, dengan ramah Ayah mempersilahkan mereka untuk
duduk bersama. Tapi Chai mau menemui Philai dulu, jadi dia pun menghampiri meja
dimana Philai serta keluarganya duduk disana.
Philai
menatap tajam ke arah Renu dan Chai. Lalu dengan nada dingin, dia bertanya, “Apa
kita saling mengenal?”
“Aku
minta maaf telah membuat segala nya berubah seperti ini,” kata Chai, tulus.
“Tidak
masalah. Seperti yang ku katakan, kita tidak saling mengenal,” balas Philai.
“Aku
tahu kamu marah. Tapi aku ingin kamu mengerti. Cinta memaksa ku untuk memilih,”
jelas Chai. Dan dengan pandangan tajam, Philai memandang rendah ke arah Renu.
“Tidak
perlu menjelaskan atau mengatakan apapun, karena itu tidak berguna. Kamu seorang
tentara, tapi pengecut. Lalu, terima kasih banyak untuk pelajaran penting yang
kamu ajarkan padaku. Aku akan mengingatnya selama hidupku. Jangan mempercayai
cinta. Jangan tertipu oleh kata2 manis. Karena kata ‘cinta’ itu tidak nyata,”
balas Philai, dingin.
Melihat
itu, Yoi menghampiri Chai, dan dengan suara pelan, dia menyuruh Chai untuk
pergi. Dan karena melihat bahwa sepertinya Philai membencinya serta memang
tidak bisa memaafkannya. Maka Chai pun menerimanya. Lalu dia mengajak Renu
untuk pergi.
Namun
sebelum pergi, Renu memandang ke arah Yoi. Dan tersenyum semanis mungkin
kepadanya. Melihat itu Yoi merasa sangat kesal dan marah.
Yam
akhirnya mengerti apa yang terjadi. Dia berkomentar bahwa dari pakaian Renu
serta dandanan Renu, dia bisa menebak bahwa Renu pasti datang dari Takli. Dan dia
mengucapkan kata simpati untuk Yoi.
“Jalang
itu! Aku harus mengusir nya dari Chum saeng,” kata Yoi, kesal.
“Dia
pasti berpikiran untuk menjadi menantu tertua mu. Dan mendapatkan harta mu,”
kata Yam, berkomentar. Dan Yoi setuju.
Tiba-
tiba saja, suara musik menjadi sangat ramai dan ribut. Mendengar itu, Yoi pun
berbalik melihat ke arah panggung. Dan ketika melihat para teman Renu sedang
menari serta menyanyi diatas panggung. Dia pun memarahi mereka semua.
Yoi
kemudian tiba- tiba teringat kepada wanita yang telah menendang nya di stasiun
kereta. “Kamu kan yang menendang ku dari kereta?! Asi... Asa… cepat! Telpon
polisi dan tangkap mereka! Dia melukai ku!” teriak Yoi.
“Siapa
kamu? Apa yang pernah ku lakukan padamu?!” balas Yoi.
“Oho.
Kelihatannya kamu tidak mengingat bahwa kamu memiliki terlalu banyak musuh,
huh? Jika karma yang kamu ciptakan, tidak dibayarkan dalam kehidupan ini, kamu
harus pergi ke NERAKA yang telah menunggu mu!” balas Tim sambil tertawa.
Mendengar
itu, Yoi merasa emosi sampai dada nya terasa sangat sakit. Dan melihat itu, Tim
serta kedua temannya tertawa keras, dan bernyanyi semakin keras. Sementara Yoi,
terpaksa harus dibawa pergi untuk beristirahat.
Didalam
kamar. Philai cemberut, karena pesta pernikahannya kacau. Atong yang masih
mengkhawatirkan Yoi, dia menanyakan apakah boleh dia meninggalkan Philai
sendirian. Dan dengan kesal, Philai menjelaskan bahwa Atong tidak boleh pergi,
karena itu melanggar tradisi. Lagian dirumah banyak orang, jadi biarkan mereka
yang mengurus Yoi.
Dan
Atong pun mengerti, lalu dia menawarkan Philai untuk mandi duluan. Tapi Philai
tetap cemberut dan tidak menjawab, jadi dia pun pamit untuk mandi duluan.
Mendengar
itu, Ayah segera membangunkan Yoi. Dan setelah terbangun, Yoi langsung
menanyakan tentang Atong serta Philai. Dan Ayah pun menjelaskan bahwa segalanya
sudah aman, jadi Yoi tidak perlu khawatir.
“Ngomong-
ngomong, siapa Jalang itu? Wajahnya tampak sedikit familiar? Aku mencoba mengingat,
tapi aku tidak bisa. Aku benar- benar tidak bisa mengenali nya,” kata Yoi
sambil berpikir keras.
“Uh!
Jika kamu tidak bisa mengingat nya, maka lupakan lah,” kata Ayah, berusaha
menenangkan agar Yoi tidak perlu stress.
Dengan
kesal, Yoi menuduh bahwa semua itu pasti ada hubungannya dengan Renu. Dan orang-
orang di pesta itu, pasti adalah teman Renu. Mendengar itu, Ayah menasehati
agar Yoi tidak perlu membahas nya lagi, dan biarkan saja yang sudah berlalu
tetap berlalu.
“E”Renu
dan aku akan menghadapi karma kami yang panjang. Selama dia tidak meninggalkan
hidup Chai,” kata Yoi.
Didalam
kamar. Philai menatap dirinya sendiri di cermin, dan mulai menyisir rambutnya.
Kemudian Atong masuk ke dalam kamar sambil membawa kasur kecil dan selimut,
lalu dia menaruh itu di lantai dekat jendela, jauh dari tempat tidur besar.
“Philai,
besok toko akan di buka seperti biasa. Kita sudah harus disana jam 7 pagi. Kita
akan sarapan disini, dan makan siang dengan Mama di toko,” jelas Atong. Dan Philai
hanya diam saja, tidak menjawab sama sekali.
Renu
dan Chai tidur di ranjang yang sama. Chai meminta agar Renu bersabar, karena
dalam beberapa bulan dia akan keluar dari militer. Dan Renu mengiyakan, serta
dia mengatakan bahwa dia akan terus berjualan serta menabung untuk mereka.
Lalu
setelah itu, mereka memejam kan mata. Dan tidur.
Dini
hari. Renu bangun seperti biasa untuk membuat kue. Sementara Chai masih tidur,
tapi kemudian karena mendengar suara berisik, maka dia pun bangun.
“Renu,”
panggil Chai. Dan Renu mengiyakan.
Chai
keluar dari dalam rumah, dan menanyakan apa yang sedang Renu lakukan. Lalu saat
dia melihat, Renu sedang membuat kue, dia pun bertanya kenapa Renu membuat kue
sepagi ini. Dan Renu pun menjelaskan bahwa dia harus membuat banyak kue.
“Tidak
bisakah kamu berhenti sehari saja?” tanya Chai.
“Tidak,
Chai. Tidak baik membiarkan pelanggan menunggu. Kamu tahu berapa banyak
pelanggan tetap ku sekarang?” balas Renu. Dan Chai pun mengerti.
“Istriku
begitu bekerja keras. Siapa yang harus ku cintai lebih daripada Istriku?” kata
Chai sambil bersikap manja kepada Renu. Dan Renu tersenyum senang.
Tags:
Krong Karm
Lanjut....
ReplyDelete