Krong Karm Episode 4 – part 4
Network : Channel 3
Mao datang ke toko untuk membeli beberapa barang
seperti biasa. Dan melihat kedatangannya, Yoi langsung meninggalkan meja kasir,
dan menyuruh Atong untuk menjaganya. Karena dia tidak mau bertemu dengan Mao
yang terlalu banyak bicara, setiap kali Mao datang berbelanja di toko nya.
Tapi sialnya, sebelum dia masuk ke dalam rumah
untuk bersembunyi, Mao malah memanggilnya. Sehingga mau tidak mau, Yoi pun
berusaha tersenyum dan meladenin nya.
“Penggilingan padi begitu ramai sekarang ya,” kata
Mao.
“Mengapa?” tanya Yoi, heran.
“Karena beberapa wanita berbibir merah dan berkulit
putih datang kesana. Oh! Sekarang tempat itu begitu hidup dengan wajah
bahagia,” jelas Mao, dengan tingkah sedikit berlebihan.
“Darimana mereka datang?” tanya Yoi, tertarik.
“Mereka teman Renu. Mereka datang dari Takhli. Oh!
Mereka semua sangat cantik! Kemarin, mereka datang ke tempat ku, dan membeli
hampir semua dagangan ku,” kata Mao dengan semangat menceritakan semuanya.
Mendengar semua itu, Yoi merasa sangat panas
hatinya. Dia menyuruh Atong untuk menjaga meja kasir dan toko menggantikannya.
Lalu dia mengambil payung, dan pergi keluar dari toko.
Yoi datang ke tempat penggilingan. Dan melihatnya,
Asa pun memberitahu Ayah, lalu memanggil Yoi. Tapi Yoi dengan raut tampak
marah, mengabaikannya dan berjalan ke arah rumah Renu. Melihat itu, Asa merasa
bingung.
Renu sedang menumbuk bumbu- bumbu, ketika Yoi
datang dan memanggilnya. Lalu dengan sopan, Renu pun tersenyum dan menyapa Yoi
dengan sikap seperti biasa. Tapi Yoi malah bertanya dengan marah padanya, Yoi
menanyakan tentang gosip teman- teman Renu yang datang berkunjung ke sini. Dan
Renu menyangkalnya, dengan berpura- pura tidak tahu siapa orang- orang yang Yoi
maksud.
“Ini bukan rumah pelacuran! Dan para jalang itu,
mereka yang menyebabkan kekacauan di pesta semalam kan? Mereka itu teman mu,
kan?” kata Yoi dengan marah. Dan mendengar itu, Renu hanya diam saja.
Karena Renu hanya diam, maka Yoi pun semakin emosi.
Dan Renu pun membuka suara, dia mengatakan dengan sikap malas. “Jika aku
menjawab, kamu akan bilang itu alasan lagi. Benarkan?”
“Oh. Jadi ini artinya kamu mengakui nya ya. Pergi
sekarang! Packing barangmu dan pergi dari sini! Pergi kemanapun kamu mau!”
balas Yoi.
Renu tersenyum dan mengatakan bahwa dia tidak akan
pergi, karena dia sedang menunggu suaminya. Dan Yoi pun membalas bahwa Renu
tidak perlu menunggu lagi, karena dia sudah menyuruh Chai untuk mencari istri
baru. Mendengar itu, Renu berdiri dari duduknya, dan berbicara menantang Yoi.
Renu mengatakan bila dia pergi, apa Yoi yakin bahwa
Chai akan pulang ke sini. Karena kemanapun dia pergi, Chai pasti akan
mengikutinya. Sebab Chai sudah sangat jatuh cinta padanya, dan tergila- gila
padanya. Dan cinta itulah yang telah membutakan mata orang dan membuat orang
menjadi bodoh.
“Apa ini berarti kamu mengakui bahwa kamu telah
melakukan cara kotor kepada anak ku (guna-guna)?!” kata Yoi, berteriak marah.
Dan Renu terdiam, karena terkejut.
Philai kemudian mengajak Atong untuk pergi melihat
tempat penggilingan padi. Dan Atong menjawab bahwa Ibu menyuruhnya untuk
menjaga toko, dan tidak boleh meninggalkannya kepada orang lain. Mendengar itu,
Philai merasa capek.
Tepat disaat itu, Asi keluar dari dalam rumah. Dan
melihatnya, Philai pun meminta Asi untuk menggantikan Atong menjaga toko,
karena dia punya urusan penting dengan Atong.
Sebenarnya Asi ingin pergi mencuci film foto, tapi
karena Philai seperti memaksanya, maka dia pun terpaksa harus melakukannya. Dan
Atong menurut pada Philai juga.
Yoi ingin masuk ke dalam rumah, tapi Renu
menghalanginnya. Dan dengan marah Yoi pun mengatakan bahwa ini adalah rumahnya,
dan dia mau masuk ke dalam untuk mencari barang guna- guna yang Renu gunakan
pada anaknya, Chai. Tapi Renu tetap bersikeras menghalangin Yoi untuk masuk ke
dalam rumah.
Karena Renu bersikeras menghalanginnya, maka Yoi
pun ingin menghajar Renu. Tapi Renu melawan dengan kuat, sehingga Yoi tidak
bisa memukulnya sama sekali.
Kemudian tepat disaat itu, Ayah datang. Melihat
itu, Renu dengan sengaja memegang kedua tangan Yoi dengan erat dan memakainya
untuk menampar pipinya sendiri. Sehingga terlihat seolah seperti Yoi menampar
Renu, dan Renu yang berusaha menghentikan Yoi.
“Ayah! Ayah!” panggil Renu, berpura- pura sakit.
Ayah menghampiri mereka berdua, dan memarahi Yoi
yang menggunakan kekerasan. Mendengar itu, Yoi pun merasa semakin emosi.
“Pembohong!” teriak Yoi pada Renu. Kemudian dia menyuruh Ayah untuk tidak perlu
ikut campur, bila tidak tahu apapun.
“Ayah, dia bukan hanya ingin mengusirku. Tapi dia
juga mau menghancurkan semua barang ku juga,” kata Renu, mengadu.
Ayah mempercayai Renu, dan membelanya. Mendengar itu,
Yoi pun merasa tidak terima dan memberitahukan bahwa Renu telah mengguna- guna
anak mereka. Tapi Ayah tidak mempercayai Yoi sama sekali.
“Ayah, dia menuduh ku. Aku tidak mengerti mengapa
dia begitu membenciku,” kata Renu, mengadu sambil menampilkan raut seperti
tidak perdaya.
“Pembohong! Jangan coba memeras air mata mu keluar!
Jika kamu memang murni, mengapa kamu tidak membiarkan ku masuk?” balas Yoi.
Lalu dia masuk dengan paksa ke dalam rumah.
Renu merasa deg-degan dan takut akan ketahuan.
Sehingga dia tidak berani untuk masuk ke dalam rumah, dan hanya berdiri di
dekat jendela untuk melihat.
Ayah menasehati Yoi untuk lebih bersikap baik
kepada Renu. Dan menerima Renu sebagai menantu. Tapi Yoi tidak mau, dan dia
terus mencari barang guna- guna sebagai bukti yang bisa digunakan untuk mengusir
Renu.
Namun karena Ayah terlalu cerewet dalam
menasehatinya terus. Maka Yoi pun tidak bisa berkonsentrasi dalam mencari. “Dia
berniat menipu kita dari awal. Dia pikir kita bodoh seperti kerbau, jadi tidak
bisa menangkap nya,” jelas Yoi. Lalu dia keluar dari dalam rumah.
Ketika Yoi keluar dari dalam rumah, Renu langsung
berbicara. “Aku tidak pernah menginginkan hartamu sama sekali. Aku datang
kesini karena cinta. Aku mencintai P’Chai, jadi aku menahan semuanya,” jelas
Renu.
“Cuihh! Cinta,” balas Yoi dengan sinis.
Ayah menasehati Yoi lagi, dan membela Renu lagi.
“Dia menghasilkan uang sendiri, tidak pernah mengambil dari yang lain. Kamu
bisa melihatnya dengan matamu sendiri. Jadi apa lagi yang kamu inginkan
darinya?”
“Usir dia dari Chun Saeng. Itu yang aku inginkan!”
jawab Yoi dengan sinis.
Renu menangis dan berlutut di depan Yoi. “Kamu
menghakimin ku, karena aku bukan menantu pilihan mu. Karena aku miskin dan
tidak berpendidikan. Tapi aku manusia, Ma. Dan Istri dari anakmu. Aku tau
dengan baik aku wanita rendahan. Aku tidak meminta apapun. Namun aku mohon,
Ayah dan Ibu membiarkan aku tinggal disini dengan suami ku ya?” pinta Renu.
Mendengar itu, Yoi tampak tidak tega. Tapi dia
mengeraskan hati nya untuk tetap tidak menerima Renu. “Kamu pembohong! Aku ini
adalah jenis orang yang, jika aku membenci seseorang, aku tidak mau mereka
datang ke acara kremasi ku!” katanya. Lalu dia pergi. Dan Ayah mengikutinya.
Renu kemudian menangis, sedih.
Tags:
Krong Karm