Krong Karm Episode 4 – part 7
Network : Channel 3
Pagi hari. Bloonplok datang membantu di rumah
Atong. Dia menimbakan air hingga bak mandi dibelakang rumah penuh. Tapi
bukannya berterimakasih, Philai malah memarahinya dan menyuruhnya untuk mengisi
penuh juga bak di depan rumah.
“Jika kamu ingin aku mengisi penuh semuanya
sendirian, aku tidak bisa melakukannya!” omel Bloonplook.
Atong yang datang ke belakang untuk mengambil
jemuran kering, dia menengahi mereka berdua agar tidak bertengkar. Lalu dia
memberikan uang sebagai upah kepada Boonplook. Namun Philai malah merebut uang
itu.
“Kamu tidak boleh membayar nya sekarang! Dia belum
menyelesaikan pekerjaannya! Besok, kembalilah bekerja di pagi hari. Lalu aku
akan membayar mu,” kata Philai.
“Aku tidak mau uangnya. Aku datang cuma untuk
membantu Hia Tong,” balas Boonplook dengan kesal. Lalu dia pergi.
Setelah Boonplook pergi, Philai mengomeli Atong.
Dan Atong hanya diam, serta mengangkat semua pakaian kering yang ada di
jemuran.
Dini hari. Sekitar jam 3. Ayah terbangun dan batuk-
batuk. Lalu Yoi dengan perhatian memberikan air untuknya. Setelah itu, Yoi
menyuruh agar Ayah tetap beristirahat, sementara dia akan memasak nasi dulu.
Ayah merasa tidak enak karena telah merepotkan Yoi.
Tapi Yoi tidak masalah. Yoi menjelaskan bahwa dia sekalian mau membuatkan
makanan untuk para biksu dikuil, karena sudah lama dia tidak melakukannya.
Yaitu berbuat kebajikan.
Pagi hari. Dipasar. Ketika Renu datang dengan kue
dagangan yang masih banyak, Mao bertanya. Dan Renu menjelaskan bahwa itu karena
dia membuat kue lebih banyak daripada yang biasanya, sehingga ada yang tidak
terjual. Mendengar itu, Mao mengatakan agar Renu tidak boleh terlalu serakah.
“Aku tidak serakah. Tapi pemilik rumah, membebankan
banyak hal padaku. Daun pandan, daun pisang, kelapa, semua yang kuambil di
kebun,” jelas Renu. Dan Mao berempati kepada Renu.
“Dia begitu serakah ya. Bisa jadi dia membebankan
biaya sewa rumah juga nantinya padamu,” kata Mao.
“Aku tidak tahu juga. Dia mungkin begitu
membenciku. Jadi dia menekan ku dengan berbagai cara yang ada. Membuatku tidak
bisa tinggal di Chum Saeng,” balas Renu.
Mao menyumpahin agar suatu saat Yoi terkena karma.
Lalu dia menanyakan apakah Renu akan menyerangnya balik. Dan Renu menjawab
bahwa dia tidak mau. Mendengar itu, Mao memuji Renu yang sangat baik dan sabar.
Lalu Renu pun pamit, karena masih harus pergi berjualan.
Setelah Renu pergi. Mao memanggil para orang
dipasar, dan menceritakan tentang betapa jahatnya dan serakahnya Yoi kepada
menantu sendiri. Dan Renu yang belum jalan terlalu jauh, dia tersenyum
mendengar itu.
Pagi hari. Karena Boonplook dan Pom belum datang,
maka Asa yang menyusun barang- barang di dalam toko. Dan ketika akhirnya, Pom
datang, Yoi pun langsung menegurnya. Tapi Pom segera menjelaskan bahwa alasan
keterlambatannya adalah karena dia berusaha mencari apa yang Yoi minta
kepadanya. Mengetahui itu, Yoi pun tidak jadi marah lagi.
Dengan berbisik- bisik agar tidak di dengar oleh
Asa. Pom menjelaskan mengenai seorang ‘Orang pintar’ yang menurut teman-
temannya adalah orang yang hebat. Dan Yoi mendengarkan dengan serius. Tapi
karena Asa lewat, maka mereka pun langsung berhenti mengobrol.
Dan ketika akhirnya Asa pergi dari toko. Maka
barulah Pom dan Yoi melanjutkan pembicaraan lagi.
Yoi menanyakan apakah Pom yakin ‘Orang pintar’
tersebut memang hebat. Dan Pom menjawab bahwa dia tidak tahu, tapi dari yang di
dengarnya ‘Orang pintar’ tersebut memiliki banyak pelanggan.
“Bawa aku kesana nanti,” kata Yoi.
“Hari ini?”
“Tentu saja! Aku buru- buru! Cepat selesaikan
pekerjaan mu dan pesan kapal untuk membawa ku kesana! Mengerti?” perintah Yoi.
Lalu dia menanyakan dimana Boonplook.
Dirumah Atong. Boonplook mencuci pakaian. Dan
dengan tidak sopan Philai datang, melemparkan semua pakaian kotornya dan
pakaian dalamnya untuk dicuci. Dan ketika melihat pakaian dalam milik Philai,
maka Boonplook menolak untuk mencucinya, karena itu seharusnya Philai cuci
sendiri.
“Begitu pemilih! Mengapa tidak bisa! Ibuku bisa
melakukannya untukku!” kata Philai dengan kesal dan merebut pakaian dalamnya.
Lalu dia pergi.
Boonplook mengomel kepada Atong, dia mengatakan
bahwa lebih baik Philai menyuruh Ibunya sendiri kesini dan mencuci. Mendengar
itu, Atong tertawa. Lalu Atong meminta maaf atas kelakuan Philai. Dan Boonplook
mengerti, lalu lanjut mencuci pakaian lagi.
Ditoko. Boonplook di marahin habis- habisan oleh Yoi,
dan diancam akan di potong gajinya. Lalu Atong pun membela Boonplook. Tapi
walau begitu, Yoi tidak peduli. Dan lalu Yoi menyuruh Boonplook untuk
menlanjutkan pekerjaan. Mendengar itu, Boonplook tampak seperti ingin menangis,
tapi dia menahannya.
“Apa kamu datang dari keluarga kelas atas?!
Pekerjaan rumah saja tidak bisa! Mengapa kamu menginginkan pelayan? Huh?!” kata
Yoi dengan keras memarahi Philai. Yang sama sekali tidak tampak bersalah dan
sok.
Di tempat penggilingan. Asa menanyakan kenapa Renu
pulang telat hari ini. Dan Renu menjelaskan bahwa tadi di pasar kue nya belum
habis terjual, jadi dia pergi ke stasiun untuk menjual nya.
Renu kemudian memberikan kue untuk Asa coba. Dan
juga beberapa koin uang. Dan Asa mengira bahwa Renu ingin membeli barang dari
toko. Tapi Renu langsung menjelaskan bahwa uang itu bukan untuk membeli barang,
tapi untuk di berikan kepada Yoi.
“Untuk apa uang itu?” tanya Ayah yang melihat itu.
“Untuk kelapa, daun pandan, daun pisang, dan barang
yang aku ambil di kebun. Berikan itu kepada Ibumu ya,” jelas Renu sambil
tersenyum.
Mendengar itu, Asa serta Ayah saling bertatapan
tidak percaya dengan kelakukan Yoi.
Tags:
Krong Karm