Network : iQiyi iQiyi
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa hubungan Yang Mulia dan Anda sangat baik,” kata Tang Meng, memulai obrolan.
“Tidak sama sekali. Bukankah kamu melihatnya
barusan?” balas Luo Jing sambil memakai pakaian yang di pinjamkan kepadanya.
“Aku melihat bahwa dia sangat khawatir tentang mu.”
Setelah selesai berpakaian, Luo Jing mendekati Tang
Meng. “Mari jangan membicarakan tentang dia. Mari bicarakan tentang mu. Aku
tidak percaya kamu dan Jiang Xiuan Yu menikah. Bajingan itu sangat beruntung.
Dia bisa menikahi wanita secantik kamu,” puji Luo Jing.
Dengan malu- malu Tang Meng ingin menjawab. Dia
memanggil Jiang, dengan sebutan ‘kakak Jiang’. Dan Luo Jing langsung menyela,
dia menyuruh agar Tang Meng memanggil Jiang dengan sebutan ‘suami’ bukan kakak
lagi. Lalu Luo Jing menanyakan apakah selama ini Jiang ada menceritakan sesuatu
yang buruk tentang dirinya.
“Dia selalu menyebutkan tentang mu. Dia bilang, kamu
wanita yang aneh. Bertemu kamu hari ini, kamu benar- benar tidak seperti orang
biasa,” kata Tang Meng, menjawab.
Luo Jing dengan ramah mengatakan kepada Tang Meng
bahwa bila ke depannya, Jiang menindas Tang Meng, maka Tang Meng bisa
memberitahunya. Dan dia akan langsung mengurusnya untuk Tang Meng. Mendengar
itu, Tang Meng merasa senang, dan dia menebak bahwa hubungan Luo Jing dan Jiang
pasti memang sangat dekat.
“Setelah kalian menikah, tidak akan ada siapapun
yang lebih dekat dibanding kalian berdua sendiri,” kata Luo Jing.
“Tapi aku merasa, aku masih tidak cukup mengerti
dia,” balas Tang Meng.
“Jangan buru2, pelan2 saja. Kamu akan mengerti dia
lebih baik lagi nantinya. Oh ya, dia paling menyukai kebebasan,” kata Luo Jing,
memberitahu dan menyemangati.
Xiu Wen datang ke pelabuhan di dekat kapal Istana,
tempat dimana Luo Jing berada.
Luo Jing menghampiri Wu Mei sambil tersenyum
memperlihatkan penampilannya. Dan melihat itu, Wu Mei memuji bahwa pakaian yang
Luo Jing kenakan saat ini tampak lebih baik dari pakaian yang biasa Luo Jing
kenakan. Mendengar itu, Luo Jing merasa sedikit kesal. Tapi Wu Mei
mengabaikannya, dan mengucapkan terima kasih kepada Tang Meng.
Dengan sopan, Tang Meng kemudian pamit kepada
mereka berdua. Dan pergi.
“Ayah mu datang. Apa kamu tidak akan memberikan
salam padanya?” tanya Wu Mei.
Dan dengan malas, Luo Jing mengeluh, lalu dengan
terpaksa dia pun setuju untuk pergi memberikan salam kepada Ayahnya sebentar.
Namun dia ingin Wu Mei berjanji, yaitu jika dia ingin bermain nanti, maka Wu
Mei tidak boleh menghalanginnya.
“Aku peringatkan kamu. Beruntung aku ada disini
membantu mu. Jika kamu masih berani melarikan diri lagi nanti, lihat saja aku
akan mengunci mu di kediaman Perdana Mentri,” ancam Wu Mei, memperingatkan.
Tapi Luo Jing sama sekali tidak merasa takut. Malah
dengan bangga dia mengatakan bahwa bukankah tadi dia berhasil bertahan dari
bahaya. Jadi Wu Mei tidak seharusnya membesarkan masalah kecil.
Wu Mei mengatai Luo Jing dengan sebutan ‘Wanita
bodoh’ lagi. Dan mendengar itu, Luo Jing mengeluh, bisakah Wu Mei berhenti
memanggilnya ‘Wanita bodoh’. Kemudian tepat disaat itu, terdengar suara yang
memberitahukan bahwa Kaisar telah tiba.
“Kesempatan keluar
kali ini, mungkinkah maksudnya mendapatkan token pembebasan yang diberikan oleh
Yang Mulia?” pikir Luo
Jing dengan senang. Lalu dia mengikuti Wu Mei.
Wu Mei serta Luo Jing menyapa Kaisar dan Fei Yu
dengan hormat. Kemudian setelah itu, Luo Jing mengadukan masalah Wu Mei yang
tidak menyetujui nya untuk ikut dalam berlayaran kerajaan ini kepada Kaisar.
Dan sambil memegang tangan Luo Jing dengan erat, Wu Mei menjelaskan kepada
Kaisar bahwa dia tidak mengizinkan Luo Jing untuk ikut serta adalah karena
akhir- akhir ini Luo Jing sedang tidak sehat.
“Apaan sih? Seseorang jelas- jelas pergi keluar
untuk bermain, tapi tidak mau membiarkan ku untuk bergabung. Yang Mulia Kaisar,
Permaisuri, apakah ada yang menghadiri acara ini tanpa membawa Istri mereka
bersama?” gerutu Luo Jing mengenai Wu Mei.
“Wu Mei. Kamu harus menjaga Permaisuri mu dengan
baik. Kapanpun ada acara Kerajaan, kamu harus membawa serta dia,” kata Kaisar,
menasehati Wu Mei.
“Benar, benar,” balas Luo Jing, setuju. Lalu dia
memuji betapa baiknya Kaisar. Dan mendengar itu, Wu Mei pun hanya bisa diam saja.
Kapal mulai berlayar ke lautan. Kaisar memuji
kinerja Fei Yu dalam mengatur
transportasi di laut yang sangat bagus. Dan dengan sikap pura- pura rendah
hati, Fei Yu membalas bahwa dia melakukan ini untuk menantunya, Wu Mei, yang
telah mempercayakan ini kepadanya.
Jing Yuan kemudian membahas tentang bangsa Persia
yang perlahan- lahan mulai bangkit kembali, jadi mereka harus meningkatkan
pasukan di bagian perbatasan. Dan Kaisar memikirkannya, karena ini sudah hampir
30 tahun sejak itu.
“Pemberontakan Persia benar- benar di luar kontrol.
Mereka mulai menyerang ditahun itu, membuat luka dan luka. Aku masih mengingat,
itu adalah tahun Terakhir Yang Mulia Permaisuri…” kata Fei Yu, mulai menyebut
Ibu Wu Mei lagi. Dan mendengar itu, Kaisar langsung mengangkat tangannya.
Sehingga sebelum selesai bicara, Fei Yu langsung diam.
“Jangan mengungkit ini lagi,” tegur Kaisar pada Fei
Yu.
Wu Mei yang tertarik mengenai masalah itu, dia
menanyakan mengapa Kaisar tidak mau membicarakannya. Dan Kaisar membalas bahwa yang
sudah berlalu biarlah berlalu, tidak perlu untuk di ungkit lagi. Namun Wu Mei
tidak setuju dan protes, karena dia ingin mengetahui siapa yang menjadi
penyebab Ibunya meninggal. Dan Kaisar memarahi nya dengan kesal.
“Yang Mulia tolong jangan marah,” kata Si Wan,
menenangkan Kaisar.
“Menantuku, mari bicarakan tentan ini nanti,” kata
Fei Yu, menenangkan Wu Mei.
Kaisar sudah tenang, dan tidak marah lagi. Namun Wu
Mei tetap tidak terima, dia protes kenapa Fei Yu selalu mengatakan nanti,
nanti, dan nanti, dan mencoba untuk menghentikannya.
“Si bodoh ini.
Emosinya hanya akan mempermalukan Kaisar!” pikir Luo Jing. Lalu dia pun berpura- pura seperti pusing, dan dia menjelaskan kepada Wu Mei bahwa dia tiba-
tiba merasa sakit laut. Dan mendengar itu, Jing Yuan menyaran kan agar mereka
kembali masuk ke dalam kapal saja.
“Mengapa kamu menghentikanku?” protes Wu Mei,
mengetahui bahwa Luo Jing hanya berpura-pura saja.
“Aku tahu. Kamu selalu memikirkan tentang apa yang
terjadi pada Ibumu. Tapi tidak peduli apa yang terjadi sebelumnya, kamu harus
menyelidikinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Karena ada begitu banyak orang
di kapal ini sekarang, jadi tidak bagus untuk memulai perdebatan,” jelas Luo
Jing dengan lembut. Dan Wu Mei pun mengerti maksud baik dari Luo Jing.
Tags:
Unique Lady