Network : iQiyi iQiyi
“Pergilah.
Kamu pergilah duluan. Jangan khawatirkan aku. Mereka sedang menargetkan aku,”
kata Luo Jing memberitahu Xiu Wen.
“Aku
tidak akan membiarkanmu mati sendirian disini. Berpegangan lah padaku. Kita
tidak akan mati seperti ini. Cepat,” balas Xiu Wen sambil membawa Luo Jing
berenang ke daratan.
Wu
Mei berenang ke sana kemari mencari Luo Jing sambil sesekali berteriak memanggil
nama Luo Jing. Dan Zhang Ji menghampirinya, dia meminta agar Wu Mei
menghentikan pencarian. Tapi Wu Mei tidak mau berhenti, dan terus mencari
dimana Luo Jing.
Didaratan.
Yi Yi mengarahkan para bawahannya untuk mengikuti jejak basah yang berada ditanah
berpasir. Dan mereka berhasil menemukan Xiu Wen yang sedang menggendong Luo
Jing di punggungnya.
“Aku
tahu itu kamu. Mengapa kamu masih membahayakan dirimu segitu banyak nya untuk
dia?” tanya Yi Yi dengan keras.
“Hari
ini. Tidak boleh ada seorang pun yang berani untuk menyentuhnya,” balas Xiu
Wen.
Yi
Yi merasa marah, karena Xiu Wen memutuskan untuk membuang hidup demi Luo Jing,
dan itulah mengapa hari ini dia tidak akan melepaskannya lagi. Tepat disaat
itu, Luo Jing yang awalnya tidak sadarkan diri, dia sadar dan turun dari
punggung Xiu Wen sambil memengangin kepalanya yang terasa sedikit sakit.
“Xiao
Jing. Akankah kamu membahayakan dirimu untukku? Melompatlah bersama dengan ku
ditempat ini?” pinta Xiu Wen sambil melihat ke tebing dibawahnya.
“Aku
percaya padamu,” jawab Luo Jing.
Mendengar
itu, Xiu Wen tersenyum dengan senang. Lalu dia membawa Luo Jing melompat dari
tebing bersama dengannya. Dan melihat itu, Yi Yi tidak bisa menghentikannya.
Karena dibawah tebing sangat gelap dan berkabut, sehingga dia tidak bisa
melihat ada apa dibawah sana.
Wu
Mei yang telah tiba di daratan juga. Dia berteriak dan mencari- cari dimana Luo
Jing. Dan Zhang Ji yang mengikutinya, dia berusaha untuk menghentikannya,
karena kondisi Wu Mei sedang sangat buruk. Tapi Wu Mei tidak mau dihentikan.
Jiang
yang baru tiba di daratan juga. Dia menghampiri Wu Mei dan menghentikannya.
“Kamu sudah mencari terlalu lama. Kamu setidaknya harus mengobati lukamu
dahulu. Tidakkah kamu tahu betapa seriusnya lukamu?”
“Minggir!”
kata Wu Mei, tidak mau berhenti mencari Luo Jing.
“Sungai
Sheng Jing sangat besar, bagaimana jika kamu mati sebelum kamu bahkan bisa
menemukannya? Bagaimana kamu akan menemuinya kemudian?” teriak Jiang,
menasehati.
“Minggir!”
balas Wu Mei.
Wu
Mei masuk kembali ke dalam laut untuk mencari Luo Jing. “Xiao Jing. Dimana
kamu? Masih ada banyak yang belum ku katakan padamu. Aku minta maaf. Ini
salahku, karena telah kehilangan kamu. Xiao Jing,” teriak Wu Mei dengan
frustasi. Lalu dia jatuh tidak sadarkan diri.
Melihat
itu, Jiang dan Zhang Ji langsung membawa nya ke daratan. Dan berusaha untuk
membangunkannya, tapi Wu Mei sama sekali tidak terbangun.
Pagi
hari. Luo Jing terbangun dan melihat ke hutan yang berada di sekitarnya.
Kemudian dia melihat ke arah Xiu Wen yang berada dibawahnya, dan ketika melihat
begitu banyak darah Xiu Wen yang keluar karena terluka, dia merasa cemas.
“Admin
game. Keluar. Admin game,” teriak Luo Jing.
“Kemarin…
karena ke masukan air… signalnya melemah… kamu harus berdoa semoga beruntung,”
kata Admin game, terputus- putus. Lalu dia menghilang.
Luo
Jing protes, tapi Admin game tidak bersuara sama sekali lagi. Sehingga Luo Jing
pun terpaksa harus mencari jalan keluar sendiri. Dan disaat itu, dia melihat
sebuah gua. “Segalanya masih akan terus
berlanjut. Bahkan jika aku terjebak di dalam game. Ada Liu Xiu Wen yang
meresikokan segalanya untuk menyelamatkan ku, dan situasi Zhong Wu Mei yang
tidak diketahui. Jika untuk mereka, aku harus berani dan menghadapinya. Siapa
tahu mungkin saja Admin game akan bisa kembali sebentar lagi,” pikir
Luo Jing.
Luo
Jing kemudian membawa Xiu Wen masuk ke dalam gua dengan cara menyeretnya.
Xiu
Wen akhirnya sedikit tersadar, dan dia meminta air karena haus. Mendengar itu,
Luo Jing pun segera mengambil daun-daunan, lalu dia menampung air yang berada
didalam gua menggunakan itu. Dan memberikannya kepada Xiu Wen untuk diminum.
Tapi Xiu Wen kesulitan untuk meminumnya. Sehingga Luo Jing pun berniat
memberikannya minum dari mulut ke mulut, tapi dia tiba- tiba merasa ragu.
“Tunggu. Bukankah ini seperti berciuman?”
pikir Luo Jing. Lalu dia menelan air didalam mulutnya. Namun ketika melihat Xiu
Wen yang mulai terbatuk- batuk, Luo Jing pun akhirnya jadi memberikannya minum
dari mulut ke mulut.
Xiu
Wen akhirnya benar- benar tersadar, dia membuka matanya dan menatap Luo Jing. Tapi
melihat itu, Luo Jing merasa kaget, mengapa mata Xiu Wen tiba- tiba berubah menjadi keemasan. Dan Luo Jing mulai menebak-
nebak, apakah itu karena air yang diberikannya ada mengandung racun.
“Berapa
lama aku sudah tertidur?” tanya Xiu Wen dengan lemah.
“Tidur
apa? Ini disebut tidak sadarkan diri. Apa kamu lupa, kamu membawa ku melompat
dari tebing. Untungnya, kita beruntung dan berhasil hidup,” jawab Luo Jing.
Xiu
Wen memperhatikan Luo Jing, dan bersyukur karena Luo Jing tampak lumayan baik-
baik saja. Namun Luo Jing salah paham, dia berpikir Xiu Wen memperhatikan
lengan baju nya yang terkoyak, dan karena malu Luo Jing tanpa sengaja memukul
lengan Xiu Wen yang terluka. “Ini karena aku mengobati luka mu. Oh, maaf,” kata
Luo Jing.
“Tidak
apa, selama kamu baik- baik saja,” kata Xiu Wen dengan lemah.
“Aku
baik- baik saja. Tapi kamu harus berjanji untuk tidak mati menggantikan ku dari
sekarang?” balas Luo Jing. Dan Xiu Wen mengiyakan.
Xiu
Wen mengangkat tangannya, dan menlap pipi Luo Jing yang kotor. Dan karena
merasa malu, Luo Jing pun berniat pergi menjauh. tapi Xiu Wen menarik
tangannya, sehingga Luo Jing terjatuh ke dalam pelukannya.
“Kamu
adalah orang pertama yang memasuki hatiku. Kamu tahu betapa berartinya ini
untukku. Jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan apapun padamu,” kata Xiu Wen
dengan pelan. Lalu dia melepaskan pegangannya.
Luo
Jing menjauh dari pelukan Xiu Wen, dan duduk didekatnya. “Kamu juga adalah
orang pertama yang ku temui, tidak takut mati dan menyiksa diri sendiri,” balas
Luo Jing.
Mendengar
itu, Xiu Wen malah tersenyum senang. Lalu dia menanyakan apakah Luo Jing masih
akan kembali ke kediaman Wu Mei. Dan Luo Jing pun mulai berpikir, apakah dia
masih bisa kembali sekarang ini.
“Jika
aku bilang, aku tidak ingin kamu kembali. Aku ingin terus kamu berada
disampingku, membuang segalanya di masa lalu untuk berkelling dunia. Maukah
kamu?” tanya Xiu Wen dengan serius.
“Apa maksudnya dengan itu? Dia ingin aku melarikan diri
bersamanya?” pikir Luo Jing, merasa sangat bimbang.
Sehingga dia terdiam lama, dan tidak menjawab.
Xiu
Wen mengerti bahwa Luo Jing masih memerlukan waktu untuk berpikir. Lalu dengan
lemah dan masih sakit, dia berdiri. Luo Jing berusaha menghentikannya, dan
menyuruhnya untuk tetap berbaring serta beristarahat dulu. Tapi Xiu Wen tidak
mau, karena dia berniat untuk mencari jalan keluar untuk membawa Luo Jing
pulang.
Namun
baru berjalan sedikit saja, Xiu Wen langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri
lagi. Melihat itu, Luo Jing merasa cemas. “Xiu Wen,” panggilnya.
Tags:
Unique Lady
Lanjut.......
ReplyDeleteSukaaaa...
ReplyDeleteSemangat y kak
ReplyDeleteJgn lma2
Slalu menunggu..
ReplyDeleteTrima kasih
ReplyDelete