Network : iQiyi iQiyi
“Jika kalian berdua merobek pemberitahuan itu,
maka seharusnya kalian tahu, kalian memasuki istana untuk bertemu Yang Mulia.
Namun kalian menutup wajah kalian didepan Yang Mulia Kaisar, ini adalah
kejahatan penipuan. Apa yang sebenarnya kalian coba sembuyikan?” tanya Su Wen,
tegas.
“Menjawab Yang Mulia. Kami berdua adalah orang
dari dunia luar. Kami takut identitas kami ketahuan oleh yang lain, dan terjadi
insiden. Itu mengapa kami datang dengan menutup wajah kami. Memasuki Istana,
pertama adalah untuk menyembuhkan Yang Mulia, dan kedua untuk membantu berbagi
beban Yang Mulia Kaisar. Untuk kebenaran dunia, kami tidak membutuhkan hadiah,”
jelas Shang dengan hormat dan sopan.
Mendengar penjelasan itu Kaisar merasa
tertarik, karena jarang ada orang yang mengatakan bahwa mereka tidak memerlukan
hadiah nya. Kemudian dia menanyakan, apa mereka berdua yakin bisa menyembuhkan
penyakit adiknya (Wu Mei).
Shang menjawab, dia mengatakan bahwa sejak
Kaisar memasangkan pengumuman, banyak tabib yang berkumpul seperti kawanan
bebek, tapi mereka semua pulang dengan tangan kosong. Jadi sejak dirinya berani
untuk merobek kertas pengumuman tersebut, maka itu berarti mengobati orang
sakit bukanlah masalah bagi nya. Namun dia memiliki syarat untuk Kaisar.
Mendengar itu, Su Wen langsung menghardik
Shang yang telah lancang meminta sesuatu kepada Kaisar. Tapi Kaisar
menghentikannya, dan menanyakan syarat Shang.
“Kaisar. Jika Yang Mulia diobati oleh saya,
maka ada hal yang harus diikuti sesuai standar saya. Jika tidak, maka maafkan
saya untuk tidak mematuhi perintah,” jelas Shang dengan sopan.
Su Wen merasa cemas, karena menurutnya itu
tidak baik. Tapi Kaisar memutuskan untuk menyetujui syarat Shang, dia
mempersilahkan Shang untuk menggunakan obat apapun didalam ruang obat kerajaan.
Lalu jika Shang berhasil menyembuhkan Wu Mei, maka dia akan memberikan kemulian
yang tidak ada habisnya. Tapi jika Shang gagal, dia akan memengal kepala Shang.
“Jika bakat pengobatan saja tidak berguna.
Saya tidak akan berani merepotkan Anda untuk mengambil tindakan. Saya secara
pribadi akan membawa kepala saya kepada Anda,” jawab Shang dengan percaya diri.
Sambil memberikan hormat.
Karena semuanya telah diputuskan, maka Kaisar
pun mempersilahkan Shang serta Luo Jing untuk pergi dari hadapannya. Dan
kemudian Kaisar menjelaskan kepada Su Wen, selama ini belum ada satupun tabib
yang bisa mengobati Wu Mei, jadi ini adalah sesuatu yang layak di coba. Kaisar
lalu menanyakan hasil penyelidikan Su Wen mengenai identitas Shang serta Luo
Jing.
*Oh ya, bagi yang tidak ingat. Luo Jing itu
sengaja menutup wajahnya agar indentitasnya tidak ketahuan. Jadi Kaisar belum
tahu bahwa orang yang bersama dengan Shang tersebut adalah Luo Jing.
“Dia adalah Dewa Pengobatan yang sudah
bersembunyi selama beberapa tahun,” kata Su Wen, memberitahu.
“Jika begitu, biarkanlah mereka,” balas
Kaisar. Dan Su Wen pun mengiyakan.
Xi Que membawakan obat untuk Wu Mei, tapi Wu
Mei belum mau meminumnya. Dan kemudian disaat itu, Zhang Ji datang, dan
melaporkan bahwa seorang tabib baru telah datang untuk mengobati Wu Mei.
Mendengar itu, Wu Mei mendengus, lalu dia menanyakan kali ini tabib jenis apa
lagi yang datang.
“Aku dengar itu Dewa Pengobatan yang
menyembunyikan dirinya sendiri digunung,” jelas Zhang Ji dengan semangat. Tapi
Wu Mei tetap merasa itu tidak berguna. Dan Zhang Ji meminta agar Wu Mei mau
mencoba dulu.
“Aku sudah bilang, aku tidak mau diobati lagi.
Aku mungkin juga akan tetap mati,” balas Wu Mei dengan keras.
Shang tertawa mendengar itu, dia masuk ke
dalam dan memberitahu bahwa takdir Wu Mei belum berakhir, jadi tidak seharusnya
Wu Mei bicara seperti mau mati. Dan mendengar itu, Wu Mei mengabaikannya, dia
menanyakan kepada Zhang Ji, ini adalah tabib yang ke berapa. Dan Zhang Ji
menjawab ini adalah tabib ke 108.
Shang membuka topi nya. Sementara Luo Jing
tidak. Namun seperti bisa mengenali siapa itu, Wu Mei tampak terkejut. Wu Mei
mengulurkan tangannya, dan memanggil agar Luo Jing mendekat. Tapi Shang
langsung menyela.
“Yang Mulia, biarkan saya mengobati luka Anda
secepatnya. Kita tidak bisa menunda kondisi Anda,” jelas Shang. Lalu dia
menyuruh Luo Jing untuk segera mengambilkan semua yang dibutuhkan.
Selama Shang memeriksa kondisinya, Wu Mei
terus memperhatikan Luo Jing. Dan ketika Luo Jing mendekat untuk memberikan
barang yang dibutuhkan pada Shang, disaat itu Wu Mei membuka kain putih yang
menutupi wajah nya. Namun dengan cepat, Luo Jing langsung menyingkir ke arah
Shang.
“Suaranya jelas seperti suara Nona,” gumam Xi
Que, saat mendengar suara Luo Jing yang seperti terkejut ketika Wu Mei membuka
kain putihnya.
Xi Que kemudian mengambil teh, dan memberikan
itu kepada Luo Jing untuk diminum. Namun itu sebenarnya cuma alasan saja,
karena sebenarnya Xi Que hanya mau memastikan apa itu benar Luo Jing. Ketika
dia memberikan teh, dia sengaja membuka lengan baju Luo Jing untuk memeriksa
lengan Luo Jing. Dan setelah melihatnya, Xi Que tampak seperti terkejut.
“Teh nya sudah dingin sekarang, biarkan saya
menggantinya untuk Anda nona ku,” kata Xi Que. Lalu dia keluar dari kamar.
Melihat itu, Wu Mei merasa heran.
“Untung saja tabib (Shang) menutupi
tanda lahirku dan bahkan memakaikan masker pada wajahku. Jika tidak aku akan
ketahuan,” gumam Luo Jing
didalam pikirannya sambil menghela nafas lega. Dan Shan juga ikut merasa lega.
Wu Mei masih curiga bahwa itu adalah Luo Jing,
jadi dia pun bertanya kepada Shang siapa orang itu. Dan Shang menjawab bahwa
itu adalah salah satu anggota keluarganya, dan orang itu telah menjadi
asistennya selama 10 tahun terakhir. Mendengar itu, Wu Mei merasa kecewa sambil
menatap Luo Jing.
“Aku tidak boleh membiarkannya
mengenali ku. Atau jika tidak, maka penyakitnya akan menjadi semakin lebih
serius,”
pikir Luo Jing sambil menunduk untuk menghindari tatapan Wu Mei padanya.
Wu Mei kembali batuk2. Dan melihat itu, Shang
pun menyuruh agar Wu Mei berbaring, sehingga dia bisa mengecek nadi Wu Mei. Dan
tanpa semangat, Wu Mei diam serta membiarkan Shang untuk memeriksa nadinya.
“Tabib, Oh tabib. Anda harus
menyembuhkannya,” pikir Luo Jing, berharap. Sambil menatap Wu Mei.
Setelah selesai mengecek nadi Wu Mei, maka
akhirnya Shang pun mengetahui penyakit Wu Mei. Dia kemudian menyuruh Zhang Ji
untuk membawakan 3 lipan, 3 kalajenking, dan 5 ular beracun. Dan mendengar itu,
Zhang Ji mempertanyakan, apa itu bisa digunakan untuk menyembuhkan Wu Mei.
Shang tertawa pelan, dan menjelaskan. “Mengobati
racun dengan racun, itu adalah inti dari pengobatan ini. Kamu masih muda, tentu
saja kamu tidak akan mengerti keajaiban dalam itu. Cepat pergi dan ambilkan
mereka,” kata Shang pada Zhang Ji. Dan demi kesembuhan Wu Mei, maka Zhang Ji
pun mengiyakan.
Wu Mei menanyakan kepada Shang mengenai maksud
Shang ketika mengatakan ‘takdirnya belum berakhir’. Dan Shang pun menjelaskan
bahwa penyakit Wu Mei ini tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi dengan adanya dia
disini, maka tentu saja tidak akan ada yang terjadi kepada Wu Mei.
“Anda memiliki penyakit jantung. Untuk
mengobatinya, Anda memerlukan obat pikiran,” jelas Shang.
“Mengapa Anda mengatakan itu?”
“Ini disebut racun bunga cinta. Karena Anda
terlalu merindukan kekasih Anda, maka itu berkorbar,” jelas Shang.
“Kekasih ku,” gumam Wu Mei, lalu dia mulai
terbatuk2. “Permaisuri ku terjatuh ke dalam laut. Bagaimana bisa aku tidak
khawatir?”
“Zhong Wu Mei. Jadi kamu selalu
mengkhawatirkan tentang ku,” pikir Luo Jing.
“Yang Mulia begitu setia. Itu benar2 membuat
orang lain merasa tersentuh. Tapi diobati sesegera mungkin, memulihkan
kesehatan Anda, itu adalah yang paling penting sekarang. Racun bunga cinta
adalah racun bunga yang berbahaya. Itu menyebabkan tulang rapuh, menggerogoti
hati, membakar organ. Jika tebakan saya tidak salah, orang yang mengobati Yang
Mulia sebelumnya, dia pasti ada menuliskan resep Ramuan Pemisah,” kata Shang.
Dan Wu Mei mengangguk mengiyakan.
“Itu menekan perasaan agar menyerah pada
cinta, semacam obat bius,” jelas Shang. “Namun Yang Mulia tidak harus khawatir.
Jika Anda ingin mengobati akar penyakit Anda, maka semua yang kita perlukan
cuma satu hal saja,” lanjut Shang, menjelaskan.
Mendengar itu, Wu Mei merasa penasaran.
Tags:
Unique Lady
Next
ReplyDelete