Sinopsis J-Drama : Takane To Hana Episode 3 - part 1



Network : Fuji TV, FOD

Direstoran Okamoto. Hana memakan Okonimiyaki nya dengan sangat lahap. Dan seorang Pria berambut pirang yang duduk di depannya, mengatai bahwa Hana tampak sangat menikmati Okonimiyaki tersebut.

“Iya. Karena seseorang, aku merasa tertekan dan tidak bisa makan,” jelas Hana.


“Takane memang buruk berhubungan dengan wanita ya. Benarkan Hana-chan?” balas si Pria berambut pirang sambil tersenyum manis. Dan Hana menganggukan kepalanya mengiyakan.

“Umm… dari tadi aku penasaran, siapa kamu?” tanya Hana. Baru tersadar siapa sih Pria yang duduk dan mengajaknya mengobrol tiba- tiba ini.



Dirumah Hana. Diruang tamu. Takane duduk menunggu dengan sikap yang tampak berkuasa dan arogan. Dia menanyakan kemana Hana sekarang pada Nonomura, Ayah Hana, dan dia mengeluhkan kenapa Hana membuat orang menunggu seperti ini. Dan Nonomura meminta maaf, serta berjanji akan mendisiplinkan Hana nantinya.

“Tapi… bukankah kamu tidak ada membuat rencana dengannya hari ini?” tanya Yukari, heran. Dan dengan santai, Takane menjawab tidak apa. Lalu dia menyalakan televisi dan menonton.


Berita di TV menampilkan si Pria berambut pirang. Nicrola Luluciano dari Luciano grup yang datang ke jepang untuk acara pembukaan.



Melihat berita tersebut, Yukari bertingkah heboh, karena Nicrola merupakan Pria yang terkenal selalu berhubungan dengan super model Hollywood. Sedangkan Takane, dia tampak sangat malas serta tidak tertarik.



Seorang wartawan wanita menanyakan, apa yang akan Luciano lakukan selama tinggal di jepang? Dan dengan sikap genit, Luciano merangkul bahu si wartawan tersebut dan mengatainya ‘imut’.

Luciano kemudian tersenyum ke arah kamera dan menjawab, “Untuk sekarang, aku tertarik pada pacar baru dari teman lama ku. Mungkin aku akan mencurinya lagi?” kata Luciano, sambil mengedipkan matanya.

Mendengar itu, Takane langsung bangkit berdiri dari duduknya, dan melotot ke arah TV.


Hana mengangkat telpon masuk Takane, tapi baru saja dia mengatakan ‘halo, Takane langsung berbicara dengan keras, sehingga dia menjauhkan hape nya sedikit dari telinga. Kemudian karena mendengar Takane menyebutkan kata ‘Orang asing’, maka Hana pun menyerahkan Hape nya kepada Luciano.



“Hai Takane! Apa kamu baik- baik saja? Untuk kamu yang lebih menghargai pekerjaan lebih daripada si Manis ini. bukankah itu tidak bagus?” kata Luciano, menyapa Takane. Dan mendengar itu, Hana menatapnya dengan pandangan bingung.



“Mengapa kamu disana… dan apa yang kamu rencana lakukan?” tanya Takane dengan kesal.

“Ah… maaf! Kami sedang sibuk makan malam yang luar biasa bersama. Dah!” potong Luciano. Kemudian dia mematikan telponnya langsung.



Hana menanyakan, apakah benar Luciano adalah teman sekampus Takane. Dan Luciano mengiyakan, lalu dia menunjukan sebuah foto sebagai bukti agar Hana bisa mempercayainya.

“Ini. Itu adalah mantan pacar Takane, Emiri,” jelas Luciano sambil menunjuk wanita yang berfoto disebelah Takane. “Takane termaksud populer, tapi tidak sepopuler aku sih. Emiri adalah wanita paling cantik di kampus,” lanjut Luciano, menjelaskan.

“Takane-san punya pacar, huh?” tanya Hana, tidak percaya.


Luciano pindah duduk ke sebelah Hana, dan dia mengambil kembali hape nya. Lalu dia mengatakan bahwa lebih baik Hana menyerah pada Takane, dan memilihnya saja. Karena Hana sangat manis, jadi dia ingin menjadi seseorang yang melindungin Hana dari para Pria buruk.

“Kamu harus putus dengan pria membosankan sepertinya. Dan berkencanlah denganku!” kata Luciano sambil menatap Hana, dan memegang dagu Hana. Kemudian dia menutup matanya, dan secara perlahan mendekatkan bibirnya.



Melihat itu, Hana langsung mingkem, dan menjauhkan kepalanya sedikit. Dan ketika sebentar lagi, bibir Luciano akan menyentuh bibir Hana, tepat disaat itu Takane datang dan menaruh spatula panas di mulut Luciano. Sehingga Luciano terkaget, dan jatuh ke lantai.

“Aku tahu bahwa kamu suka bermain wanita, dan aku tidak peduli dengan siapa itu. Tapi hanya dia yang harus kamu jauhi! Jika tidak, aku akan menghancurkan mu!” ancam Takane dengan tegas.



Takane kemudian mendekati Hana, dan mengomelinya. “Dan kamu juga! Kamu bermain-main dengan Pria Italia yang tidak kamu kenal. Aku sudah bilang, kamu tidak boleh dengan dengan orang asing, kan?”

“Kamu orang paling aneh yang ku kenal! Jadi jangan dekak- dekat denganku!” balas Hana, jengkel dengan sikap Takane.


Takane tertawa, dan dengan narsis mengatakan bahwa dia sekarang mengerti, karena caranya mendekati terlalu luar biasa, sehingga Hana menganggapnya seperti itu, dan karena hal itu Hana tidak berani jatuh cinta padanya.

“Apa kamu menyadari bahwa semua kata- kata yang keluar dari mulutmu menunjukan betapa kamu mencintai dirimu sendiri?” balas Hana, tidak terima.


Luciano bangkit berdiri, dan menengahi mereka berdua. Tapi mereka berdua malah menatap tajam kepadanya, dan secara bersamaan mengatakan, “Huh?!” dengan keras. Dan karena itu, maka dia pun langsung terdiam.


Mengabaikan Luciano yang terdiam, Takane mengambil semua barang Hana dan menarik tangan Hana untuk ikut pergi bersamanya.



Diluar restoran. Hana memakai baju hangatnya, dan Takane yang menemaninnya menasehati agar Hana berhati- hati, karena banyak hal berbahaya di dunia ini. Mendengar itu, Hana membalas bahwa menurutnya, Takane adalah orang paling berbahaya menurutnya.

Tanpa menjawab, Takane menyerahkan tas Hana dan berbalik, menatap ke arah lain dengan raut cemberut. Melihat itu, Hana bertanya apakah Takane marah. Dan Takane membalas bahwa Hana tidak boleh bertemu dengan Luciano lagi.



“Mengapa begitu?” tanya Hana, tidak mengerti.

“Jika aku bilang jangan bertemu dengannya, maka kamu tidak punya pilihan lagi!” jawab Takane dengan tegas.

“Kemudian bolehkah aku bertanya sesuatu?”

“Apa?”

“Bagaimana bisa kamu tahu aku ada di restoran ini?”

“Aku mendengar suara daging yang di panggang di telpon,” jawab Takane dengan bangga. Dan Hana langsung merinding, karena merasa Takane sama dengan stalker.


Pulang sekolah. Hana memberitahu kedua temannya bahwa pada akhirnya Takane sama sekali tidak mau memberitahukan apapun tentang Luciano. Malahan Takane mengatakan bahwa itu bukan urusannya, jadi dia harus melupakan tentang itu. Dan sebenarnya sih, dia juga tidak ada masalah dengan itu, jika Takane tidak bercerita.


Tepat disaat itu, temannya tiba- tiba berhenti, dan menanyakan apakah Takane sudah mewarnai rambutnya. Dan mendengar itu, Hana merasa bingung, lalu dia melihat ke arah yang di tunjuk oleh temannya. Dan ternyata, Pria berambut pirang yang dikatakan oleh temannya, itu adalah Luciano.

“Halo, Hana- chan. Kita bertemu lagi,” sapa Luciano mendekati Hana. Lalu dia memberikan setangkai bunga kepada Hana. Dan kemudian dia melepaskan kacamata hitamnya, dan menyapa kedua teman Hana.


“Hey! Apa kamu ingin minum teh dengan ku? Kalian berdua juga boleh ikut,” kata Luciano dengan santai kepada mereka.

“Tapi jika aku ikut denganmu, maka Takane-san akan mengatakan sesuatu,” balas Hana, menolak.

Luciano mengatakan bahwa itu sangat disayangkan. Ada sebuah toko kue Italia terbaik yang mempersiapkan Tiramisu dengan krim keju Italia yang sangat lembut sekali. Dan ditoko tersebut, Hana serta kedua temannya bisa maka  sepuasnya. Mendengar itu, kedua teman Hana merasa tertarik.


“Tapi, jika Hana-chan tidak bisa maka…” kata Luciano menjauh pergi.

“Kami pergi!” kata kedua teman Hana, sambil memegangin Hana dengan erat.

*Nama kedua teman Hana. Yang berambut kepang dua (Hikaruko Fujiwara). Yang berambut pendek sebahu (Mizuki Ogawa).



Ditoko kue. Kedua orang teman Hana merasa takjub melihat berbagai aneka kue yang tampak sangat enak sekali.


Hana menanyakan tentang maksud perkataan Luciano semalam, yang menyebutkan Takane sebagai Pria membosankan. Karena menurutnya, Takane sama sekali tidak membosankan serta Takane juga baik, dan dia menyukai bagian itu.

Luciano meminta maaf, karena semalam sebenarnya dia hanya ingin mengetes wanita seperti apa Hana. Karena ini pertama kalinya dia melihat Takane begitu peduli pada seseorang sebanyak ini.



“Jika kamu khawatir tentang Takane-san, maka mengapa kamu tidak bertanya langsung padanya? Kamu temannya, kan?” tanya Hana.

“Jika bisa, aku akan melakukannya. Tapi itu tidak mungkin. Aku telah melakukan sesuatu yang tidak termaafkan sama sekali,” jawab Luciano. Dan Hana merasa penasaran.



Luciano menjelaskan bahwa dulu dia pernah mendekati Emiri, dan Takane kebetulan melihatnya. Tapi dia punya alasan melakukan itu.




“Ntah dia menyadarinya atau tidak, tapi Emiri mendekatinya untuk uangnya. Itu mengapa aku ingin mengkonfirmasi sifat alaminya. Aku ribet, kan?” jelas Luciano.

“Jadi pada dasarnya, kamu tidak membencinya?” tanya Hana.

“Tentu saja. Aku menyukainya. Dia menarik!” jawab Luciano, mengiyakan.

Mendengar jawaban itu, Hana merasa lega, dan dengan riang dia memakan kue nya.


Takane datang ke rumah Hana sambil membawakan kue tiramisu, karena setahunya wanita menyukai itu. “Makanlah!” kata Takane, yang kedengaran seperti memerintah.

“Tolong jangan memaksakan kehendak mu padaku seperti itu. Timing itu adalah segalanya,” balas Hana. Dan Takane kebingungan dengan ‘Timing’ yang dimaksud oleh Hana.

*Timing itu maksudnya pemilihan waktu.



Sambil tersenyum riang, Hana menanyakan apakah Takane mau pergi ke pemandian air panas bersama. Dan mendengar itu Takane merasa gembira, dan bersikap narsis, karena ini pertama kalinya Hana yang mengajaknya duluan.

“Aku mendengar bahwa keluarga Luciano yang mengelolanya,” jelas Hana.

“Aku sudah bilang untuk tidak bertemu dengannya lagi, kan?” balas Takane dengan raut wajah cemberut.

“Aku yang akan memilih dengan siapa aku ingin bertemu. Dan kelihatannya, Luciano-san bukan orang yang buruk,” jelas Hana.

“Aku tidak akan pergi!”


Hana memberitahu Takane bahwa dia telah mengetahui tentang Luciano yang merebut pacar Takane. Dan mendengar itu, Takane langsung terkena serangan malu. Melihat itu, Hana segera menjelaskan bahwa dia tidak memandang rendah Takane, tidak sama sekali. Tapi Takane tidak percaya, dia menebak bahwa Hana pasti mengetawainya di dalam hati.


“Baiklah. Aku akan pergi!” kata Hana.

“Kamu tidak boleh pergi!” balas Takane, tegas.

“Aku akan melakukan apa yang ku inginkan. Ikutlah dengan ku Takane-san! Sabtu ini kamu libur kan?” ajak Hana, lagi.

“Tidak seperti kamu. Aku orang yang sibuk!” kata Takane, bangga.



Hana merasa kesal, karena Takane masih saja menolak ajakannya. Hana memukul meja dengan keras dan berdiri. Lalu dia mengatai Takane.

Pria seperti Takane yang memandang rendah orang lain, tidak akan pernah menang melawan Pria manis seperti Luciano. Jadi lebih baik Takane ikut dengannya tanpa komplain. Karena tidak peduli apa yang Takane katakan, dia akan tetap pergi ke pemandian air panas.


Mendengar itu, Takane merasa syok. Dan berubah menjadi boneka kecil. Namun Hana mengabaikan itu, dan menikmati tiramisu nya. “Terima kasih untuk makanannnya!”


“Aku akan mengambil foto ya. Say Cheese!” kata Hana, memotret semuanya. Takane, Luciano, Hikaruko, dan Okamoto.

Mereka berkeliling dengan gembira, dan berfoto bersama berkali- kali. Kemudian setelah itu, mereka beristirahat di warung makan. Disana Takane duduk sedikit jauh, dan tersenyum memperhatikan Hana yang tampak gembira sekali.


Luciano menghampiri Takane, dan memberikan makanan kepadanya. Lalu dia memulai mengobrol. Tapi Takane tidak menanggapinya dan bersikap dingin padanya. Sehingga karena takut mengganggu, maka Luciano pun menjauhi Takane dan duduk bersama dengan Hana serta yang lainnya.




“Aw… panas!” keluh Takane, saat memakan makanannya. Sambil memperhatikan dari jauh, Hana yang tampak bergembira makan bersama yang lainnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post