Network
: Fuji TV, FOD
Direstoran
Okamoto. Hana memakan Okonimiyaki nya dengan sangat lahap. Dan seorang Pria
berambut pirang yang duduk di depannya, mengatai bahwa Hana tampak sangat
menikmati Okonimiyaki tersebut.
“Iya. Karena
seseorang, aku merasa tertekan dan tidak bisa makan,” jelas Hana.
“Takane
memang buruk berhubungan dengan wanita ya. Benarkan Hana-chan?” balas si Pria
berambut pirang sambil tersenyum manis. Dan Hana menganggukan kepalanya
mengiyakan.
“Umm… dari
tadi aku penasaran, siapa kamu?” tanya Hana. Baru tersadar siapa sih Pria yang
duduk dan mengajaknya mengobrol tiba- tiba ini.
Dirumah
Hana. Diruang tamu. Takane duduk menunggu dengan sikap yang tampak berkuasa dan
arogan. Dia menanyakan kemana Hana sekarang pada Nonomura, Ayah Hana, dan dia
mengeluhkan kenapa Hana membuat orang menunggu seperti ini. Dan Nonomura
meminta maaf, serta berjanji akan mendisiplinkan Hana nantinya.
“Tapi…
bukankah kamu tidak ada membuat rencana dengannya hari ini?” tanya Yukari, heran.
Dan dengan santai, Takane menjawab tidak apa. Lalu dia menyalakan televisi dan
menonton.
Berita di TV
menampilkan si Pria berambut pirang. Nicrola Luluciano dari Luciano grup yang
datang ke jepang untuk acara pembukaan.
Melihat
berita tersebut, Yukari bertingkah heboh, karena Nicrola merupakan Pria yang
terkenal selalu berhubungan dengan super model Hollywood. Sedangkan Takane, dia
tampak sangat malas serta tidak tertarik.
Seorang
wartawan wanita menanyakan, apa yang akan Luciano lakukan selama tinggal di
jepang? Dan dengan sikap genit, Luciano merangkul bahu si wartawan tersebut dan
mengatainya ‘imut’.
Luciano
kemudian tersenyum ke arah kamera dan menjawab, “Untuk sekarang, aku tertarik
pada pacar baru dari teman lama ku. Mungkin aku akan mencurinya lagi?” kata
Luciano, sambil mengedipkan matanya.
Mendengar
itu, Takane langsung bangkit berdiri dari duduknya, dan melotot ke arah TV.
Hana
mengangkat telpon masuk Takane, tapi baru saja dia mengatakan ‘halo, Takane
langsung berbicara dengan keras, sehingga dia menjauhkan hape nya sedikit dari
telinga. Kemudian karena mendengar Takane menyebutkan kata ‘Orang asing’, maka
Hana pun menyerahkan Hape nya kepada Luciano.
“Hai Takane!
Apa kamu baik- baik saja? Untuk kamu yang lebih menghargai pekerjaan lebih
daripada si Manis ini. bukankah itu tidak bagus?” kata Luciano, menyapa Takane.
Dan mendengar itu, Hana menatapnya dengan pandangan bingung.
“Mengapa
kamu disana… dan apa yang kamu rencana lakukan?” tanya Takane dengan kesal.
“Ah… maaf!
Kami sedang sibuk makan malam yang luar biasa bersama. Dah!” potong Luciano.
Kemudian dia mematikan telponnya langsung.
Hana
menanyakan, apakah benar Luciano adalah teman sekampus Takane. Dan Luciano
mengiyakan, lalu dia menunjukan sebuah foto sebagai bukti agar Hana bisa
mempercayainya.
“Ini. Itu
adalah mantan pacar Takane, Emiri,” jelas Luciano sambil menunjuk wanita yang
berfoto disebelah Takane. “Takane termaksud populer, tapi tidak sepopuler aku
sih. Emiri adalah wanita paling cantik di kampus,” lanjut Luciano, menjelaskan.
“Takane-san
punya pacar, huh?” tanya Hana, tidak percaya.
Luciano
pindah duduk ke sebelah Hana, dan dia mengambil kembali hape nya. Lalu dia
mengatakan bahwa lebih baik Hana menyerah pada Takane, dan memilihnya saja.
Karena Hana sangat manis, jadi dia ingin menjadi seseorang yang melindungin
Hana dari para Pria buruk.
“Kamu harus
putus dengan pria membosankan sepertinya. Dan berkencanlah denganku!” kata
Luciano sambil menatap Hana, dan memegang dagu Hana. Kemudian dia menutup
matanya, dan secara perlahan mendekatkan bibirnya.
Melihat itu,
Hana langsung mingkem, dan menjauhkan kepalanya sedikit. Dan ketika sebentar
lagi, bibir Luciano akan menyentuh bibir Hana, tepat disaat itu Takane datang
dan menaruh spatula panas di mulut Luciano. Sehingga Luciano terkaget, dan
jatuh ke lantai.
“Aku tahu
bahwa kamu suka bermain wanita, dan aku tidak peduli dengan siapa itu. Tapi
hanya dia yang harus kamu jauhi! Jika tidak, aku akan menghancurkan mu!” ancam
Takane dengan tegas.
Takane
kemudian mendekati Hana, dan mengomelinya. “Dan kamu juga! Kamu bermain-main
dengan Pria Italia yang tidak kamu kenal. Aku sudah bilang, kamu tidak boleh
dengan dengan orang asing, kan?”
“Kamu orang
paling aneh yang ku kenal! Jadi jangan dekak- dekat denganku!” balas Hana, jengkel
dengan sikap Takane.
Takane
tertawa, dan dengan narsis mengatakan bahwa dia sekarang mengerti, karena
caranya mendekati terlalu luar biasa, sehingga Hana menganggapnya seperti itu,
dan karena hal itu Hana tidak berani jatuh cinta padanya.
“Apa kamu
menyadari bahwa semua kata- kata yang keluar dari mulutmu menunjukan betapa
kamu mencintai dirimu sendiri?” balas Hana, tidak terima.
Luciano
bangkit berdiri, dan menengahi mereka berdua. Tapi mereka berdua malah menatap
tajam kepadanya, dan secara bersamaan mengatakan, “Huh?!” dengan keras. Dan
karena itu, maka dia pun langsung terdiam.
Mengabaikan
Luciano yang terdiam, Takane mengambil semua barang Hana dan menarik tangan
Hana untuk ikut pergi bersamanya.
Diluar
restoran. Hana memakai baju hangatnya, dan Takane yang menemaninnya menasehati
agar Hana berhati- hati, karena banyak hal berbahaya di dunia ini. Mendengar
itu, Hana membalas bahwa menurutnya, Takane adalah orang paling berbahaya
menurutnya.
Tanpa
menjawab, Takane menyerahkan tas Hana dan berbalik, menatap ke arah lain dengan
raut cemberut. Melihat itu, Hana bertanya apakah Takane marah. Dan Takane
membalas bahwa Hana tidak boleh bertemu dengan Luciano lagi.
“Mengapa
begitu?” tanya Hana, tidak mengerti.
“Jika aku
bilang jangan bertemu dengannya, maka kamu tidak punya pilihan lagi!” jawab
Takane dengan tegas.
“Kemudian
bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“Apa?”
“Bagaimana
bisa kamu tahu aku ada di restoran ini?”
“Aku
mendengar suara daging yang di panggang di telpon,” jawab Takane dengan bangga.
Dan Hana langsung merinding, karena merasa Takane sama dengan stalker.
Pulang
sekolah. Hana memberitahu kedua temannya bahwa pada akhirnya Takane sama sekali
tidak mau memberitahukan apapun tentang Luciano. Malahan Takane mengatakan
bahwa itu bukan urusannya, jadi dia harus melupakan tentang itu. Dan sebenarnya
sih, dia juga tidak ada masalah dengan itu, jika Takane tidak bercerita.
Tepat disaat
itu, temannya tiba- tiba berhenti, dan menanyakan apakah Takane sudah mewarnai
rambutnya. Dan mendengar itu, Hana merasa bingung, lalu dia melihat ke arah
yang di tunjuk oleh temannya. Dan ternyata, Pria berambut pirang yang dikatakan
oleh temannya, itu adalah Luciano.
“Halo, Hana-
chan. Kita bertemu lagi,” sapa Luciano mendekati Hana. Lalu dia memberikan
setangkai bunga kepada Hana. Dan kemudian dia melepaskan kacamata hitamnya, dan
menyapa kedua teman Hana.
“Hey! Apa
kamu ingin minum teh dengan ku? Kalian berdua juga boleh ikut,” kata Luciano
dengan santai kepada mereka.
“Tapi jika
aku ikut denganmu, maka Takane-san akan mengatakan sesuatu,” balas Hana,
menolak.
Luciano
mengatakan bahwa itu sangat disayangkan. Ada sebuah toko kue Italia terbaik
yang mempersiapkan Tiramisu dengan krim keju Italia yang sangat lembut sekali.
Dan ditoko tersebut, Hana serta kedua temannya bisa maka sepuasnya. Mendengar itu, kedua teman Hana
merasa tertarik.
“Tapi, jika
Hana-chan tidak bisa maka…” kata Luciano menjauh pergi.
“Kami
pergi!” kata kedua teman Hana, sambil memegangin Hana dengan erat.
*Nama kedua
teman Hana. Yang berambut kepang dua (Hikaruko Fujiwara). Yang berambut pendek
sebahu (Mizuki Ogawa).
Ditoko kue.
Kedua orang teman Hana merasa takjub melihat berbagai aneka kue yang tampak
sangat enak sekali.
Hana
menanyakan tentang maksud perkataan Luciano semalam, yang menyebutkan Takane
sebagai Pria membosankan. Karena menurutnya, Takane sama sekali tidak
membosankan serta Takane juga baik, dan dia menyukai bagian itu.
Luciano
meminta maaf, karena semalam sebenarnya dia hanya ingin mengetes wanita seperti
apa Hana. Karena ini pertama kalinya dia melihat Takane begitu peduli pada
seseorang sebanyak ini.
“Jika kamu
khawatir tentang Takane-san, maka mengapa kamu tidak bertanya langsung padanya?
Kamu temannya, kan?” tanya Hana.
“Jika bisa,
aku akan melakukannya. Tapi itu tidak mungkin. Aku telah melakukan sesuatu yang
tidak termaafkan sama sekali,” jawab Luciano. Dan Hana merasa penasaran.
Luciano
menjelaskan bahwa dulu dia pernah mendekati Emiri, dan Takane kebetulan
melihatnya. Tapi dia punya alasan melakukan itu.
“Ntah dia
menyadarinya atau tidak, tapi Emiri mendekatinya untuk uangnya. Itu mengapa aku
ingin mengkonfirmasi sifat alaminya. Aku ribet, kan?” jelas Luciano.
“Jadi pada
dasarnya, kamu tidak membencinya?” tanya Hana.
“Tentu saja.
Aku menyukainya. Dia menarik!” jawab Luciano, mengiyakan.
Mendengar
jawaban itu, Hana merasa lega, dan dengan riang dia memakan kue nya.
Takane
datang ke rumah Hana sambil membawakan kue tiramisu, karena setahunya wanita
menyukai itu. “Makanlah!” kata Takane, yang kedengaran seperti memerintah.
“Tolong
jangan memaksakan kehendak mu padaku seperti itu. Timing itu adalah segalanya,”
balas Hana. Dan Takane kebingungan dengan ‘Timing’ yang dimaksud oleh Hana.
*Timing itu
maksudnya pemilihan waktu.
Sambil
tersenyum riang, Hana menanyakan apakah Takane mau pergi ke pemandian air panas
bersama. Dan mendengar itu Takane merasa gembira, dan bersikap narsis, karena
ini pertama kalinya Hana yang mengajaknya duluan.
“Aku
mendengar bahwa keluarga Luciano yang mengelolanya,” jelas Hana.
“Aku sudah
bilang untuk tidak bertemu dengannya lagi, kan?” balas Takane dengan raut wajah
cemberut.
“Aku yang
akan memilih dengan siapa aku ingin bertemu. Dan kelihatannya, Luciano-san
bukan orang yang buruk,” jelas Hana.
“Aku tidak
akan pergi!”
Hana
memberitahu Takane bahwa dia telah mengetahui tentang Luciano yang merebut
pacar Takane. Dan mendengar itu, Takane langsung terkena serangan malu. Melihat
itu, Hana segera menjelaskan bahwa dia tidak memandang rendah Takane, tidak
sama sekali. Tapi Takane tidak percaya, dia menebak bahwa Hana pasti
mengetawainya di dalam hati.
“Baiklah.
Aku akan pergi!” kata Hana.
“Kamu tidak
boleh pergi!” balas Takane, tegas.
“Aku akan
melakukan apa yang ku inginkan. Ikutlah dengan ku Takane-san! Sabtu ini kamu
libur kan?” ajak Hana, lagi.
“Tidak
seperti kamu. Aku orang yang sibuk!” kata Takane, bangga.
Hana merasa
kesal, karena Takane masih saja menolak ajakannya. Hana memukul meja dengan
keras dan berdiri. Lalu dia mengatai Takane.
Pria seperti
Takane yang memandang rendah orang lain, tidak akan pernah menang melawan Pria
manis seperti Luciano. Jadi lebih baik Takane ikut dengannya tanpa komplain.
Karena tidak peduli apa yang Takane katakan, dia akan tetap pergi ke pemandian
air panas.
Mendengar
itu, Takane merasa syok. Dan berubah menjadi boneka kecil. Namun Hana
mengabaikan itu, dan menikmati tiramisu nya. “Terima kasih untuk makanannnya!”
“Aku akan
mengambil foto ya. Say Cheese!” kata Hana, memotret semuanya. Takane, Luciano,
Hikaruko, dan Okamoto.
Mereka
berkeliling dengan gembira, dan berfoto bersama berkali- kali. Kemudian setelah
itu, mereka beristirahat di warung makan. Disana Takane duduk sedikit jauh, dan
tersenyum memperhatikan Hana yang tampak gembira sekali.
Luciano
menghampiri Takane, dan memberikan makanan kepadanya. Lalu dia memulai
mengobrol. Tapi Takane tidak menanggapinya dan bersikap dingin padanya. Sehingga
karena takut mengganggu, maka Luciano pun menjauhi Takane dan duduk bersama
dengan Hana serta yang lainnya.
“Aw… panas!”
keluh Takane, saat memakan makanannya. Sambil memperhatikan dari jauh, Hana
yang tampak bergembira makan bersama yang lainnya.
Tags:
Takane To Hana