Sinopsis J-Drama : Takane To Hana Episode 3 - part 2



Network : Fuji TV, FOD

Ditoko oleh- oleh. Takane memperhatikan teman- teman Hana yang sedang melihat- lihat, tapi ntah kenapa saat dia melihat ke arah Okamoto, Okamoto malah memalingkan wajah darinya. Namun Takane juga tidak peduli.


Kemudian saat Takane melihat Hana yang sedang melihat gantungan, dia ingin mendekatinya. Tapi dia tidak jadi. Karena pas disaat itu, Luciano datang mendekati Hana.


Luciano menanyakan apakah ada yang Hana inginkan, dan Hana menjelaskan bahwa dia mau membeli oleh-oleh untuk keluarganya. Kemudian saat Hana melihat Takane yang berdiri jauh dari mereka, Hana menanyakan kepada Luciano, apakah dulu Takane sering dikejar- kejar oleh wanita di kampus.



Flash back

Dikampus. Luciano termaksud Pria yang populer di kalangan wanita, karena dia selalu dikelilingin oleh banyak wanita. Dan Luciano senang dengan hal itu, dan  dia memperlakukan semua wanita yang mendekatinya dengan baik.

Sedangkan Takane adalah kebalikan dari Luciano. Setiap ada wanita yang mendekati Takane, maka Takane pasti akan bersikap ketus dan berkata kasar, menolak setiap wanita yang mendekatinya, sehingga banyak wanita yang menangis dibuat olehnya.

Awalnya ketika melihat itu, Luciano bertanya- tanya ada apa dengan Takane. Namun semakin dia sering melihatnya, dia merasa kesal kepada Takane yang tidak ada bersikap baik- baiknya sama sekali kepada wanita.


Suatu hari Luciano memutuskan untuk berbicara dengan Takane. Dia mendekati Takane yang sedang duduk di bangku taman. Lalu dengan tegas, dia mengatakan bahwa dia sangat tidak menyukai Takane, karena Takane memiliki kepribadian yang buruk, kepadahal jika Takane bisa bersikap menyenangkan maka segalanya akan terselesaikan dengan baik.

“Kenyataan tidak seindah bayangan! Kamu datang mengeluh padaku, karena kamu tidak tahan padaku kan. Bagaimana jika kamu bicara langsung saja?” kata Takane dengan tegas.



Karena Takane berkata seperti itu, maka Luciano pun tidak menahan diri lagi. Dia menunjuk Takane dan mengatai bahwa bajingan yang menginjak- injak hati perempuan seperti Takane, harusnya mati saja!

Dengan kesal, Takane pun membalas tanpa menahan diri juga. Dia menunjuk Luciano, dan mengatai bahwa pria yang suka bermain- main dengan wanita seperti Luciano, harusnya punah saja!

“Pria yang membuat wanita menangis adalah bajingan!” teriak Luciano.

“Siapa yang akan bahagia bersama dengan playboy seperti mu?” balas Takane.


Takane kemudian mengatakan bahwa dia tidak mengerti, kenapa menjadi jujur pada perasaan sendiri membuatnya menjadi bajingan. Lalu dia menyuruh Luciano untuk memberitahu semua wanita, jangan jatuh cinta padanya dengan mudah.

Flash back end


Setelah Luciano selesai bercerita, Hana berkomentar bahwa sejak saat itu, Takane belum ada berubah juga, masih sama anehnya.



Dan Luciano membalas bahwa dia benar- benar tidak bisa mengerti jalan berpikir Takane pada waktu itu. Tapi ketika dia melihat wanita yang di tolak oleh Takane tampak bahagia setelah di tolak langsung begitu, dia menyadari perkataan Takane benar. Dan menurutnya itu menarik, kemudian secara perlahan dia tidak membenci Takane lagi.

Hana tersenyum lebar ke arah Luciano, dan mengatakan bahwa rasanya dia mengerti apa yang Luciano katakan.



Takane mendekat, dan menarik tangan Hana. Dia membawa Hana keluar dari dalam toko. “Takane-san! Takane-san!” panggil Hana, melepaskan tangannya. Hana mencoba untuk menjelaskan kepada Takane bahwa sebenarnya Luciano bukanlah orang yang buruk.

“Dia orang yang tidak ada hubungannya dengan kita! Kamu telah dilarang berbicara dengannya!” kata Takane, ketus.


Hana teringat tentang Emiri, mantan pacar Takane. Dia menebak Takane pasti masih marah karena dulu Luciano pernah merebut Emiri, itulah mengapa Takane masih belum bisa memaafkan Luciano. Dan Takane membalas bahwa bukan karena itu.

“Takane-san! Luciano-san punya alasan melakukan itu, jika kamu mau berbicara padanya, maka kesalahpahaman ini akan…”

“Aku tahu! Kamu pikir aku siapa? Aku sudah tahu itu!” potong Takane.


Takane menjelaskan bahwa dia tahu kalau Luciano mendekati wanita yang mengejar uangnya itu, karena Luciano khawatir padanya. Tapi kenyataannya, dia bahkan tidak mengenal wanita itu, karena wanita itu bukanlah pacarnya. Mendengar itu, Hana merasa terkejut. Dan Luciano yang mengikuti mereka juga merasa terkejut.

“Wanita itu yang sering mengikuti ku. Tapi aku tidak tahu namanya! Tidak peduli betapa banyak aku berusaha untuk mengusirnya, dia tidak akan pergi. Dia memperlakukan ku seperti aku adalah udara,” jelas Takane.



“Ketika aku melihat kalian berduaan, aku yakin dia adalah pacarmu,” balas Luciano.

“Kapan aku bilang di pacar ku?” balas Takane. Mendengar itu, Luciano merasa bahwa apa yang dilakukannya dulu adalah sia- sia.

Hana merasa bingung, jika memang Emiri bukanlah pacar Takane saat itu, maka kenapa Takane marah kepada Luciano. Dan dengan kesal, Takane menunjuk kearah Luciano, lalu dia mengatakan bahwa dia tidak tahan dengan sikap Luciano.



Flash back

“Beberapa hari setelah kejadian itu terjadi…”

Dikampus. Takane bertanya kepada temannya, dimana Luciano? Karena sudah beberapa hari ini dia tidak melihat Luciano. Dan si Teman memberitahu bahwa Luciano sudah pulang ke Italia untuk membantu perusahaan keluarga. Mendengar itu, Takane merasa sangat terkejut, karena dia sama sekali tidak tahu.

Flash back end



“Kamu membuatku seperti orang bodoh, ketika kamu pulang!” jelas Takane dengan kesal kepada Luciano.

Mendengar itu, Hana menanyakan, apakah alasan Takane marah kepada Luciano adalah karena Takane kesepian? Dengan kata lain, Takane marah kepada Luciano, karena Luciano meninggalkan Takane sendirian dan itu membuat Takane kesepian.

“Bukan begitu! Tidak ada alasan untukku merasa kesepian, ketika playboy bodoh ini tidak ada disini!” kata Takane, menyangkal.


Hana mengetawai Takane, lalu dia menanyakan alasan Luciano pergi meninggalkan Takane tanpa mengatakan apapun. Dan Luciano menjelaskan bahwa saat itu dia melakukan semuanya untuk kebaikan Takane, jadi  dia tidak apa- apa bila Takane menganggapnya sebagai Pria jahat.

“Oh. Aku sudah mengerti. Mari kalian berbaikan!” kata Hana, dan dengan sikap seperti biasa Takane menolak. Namun Hana mengabaikannya dan membuat tangan Takane bersalaman dengan Luciano.

“Apa ini?” tanya Takane, tidak mengerti.

“Kamu mungkin tidak tahu, sejak kamu tidak punya teman. Tapi ini disebut bersalaman! Kamu bisa melakukan ini untuk berbaikan dengan temanmu!” jelas Hana.



Takane melepaskan tangan Luciano, dan mengeluhkan bahwa Hana serta Luciano terlalu berisik. Dan Hana membalas bahwa setiap kali mereka melihat Takane, mereka tidak tahan untuk tidak berisik.

“Takane! Maaf untuk pulang ke Italia tanpa mengatakan apapun. Akankah kamu memaafkanku?” tanya Luciano, sambil mengulurkan tangannya duluan.

“Jika kamu membungkuk kan kepala mu seperti itu …” kata Takane dengan bangga, tanpa melihat ke belakang.

“Dia tidak membungkuk kan kepalanya,” sela Hana.


Takane melototkan matanya ke arah Hana dengan kesal. Lalu dia berbalik dan menyalamin tangan Luciano yang terlurur ke arahnya. “Aku memaafkanmu.”

“Terima kasih!” balas Luciano sambil tersenyum. Lalu dia menggoda Takane, dan kemudian mengajak mereka berdua untuk kembali ke toko.


Di penginapan. Okamoto bertanya pada Hana, apa yang Hana pikirkan tentang Takane. Dan ditanya tiba- tiba seperti itu, Hana menjawab bahwa dia tidak tahu.



Didalam kamar. Takane bertanya pada Luciano, mengapa dia harus berbagi kamar dengan mereka berdua (maksudnya sekamar dengan Okamoto dan Luciano). Dan Luciano pun menjelaskan bahwa tempat ini sangat populer, jadi tidak banyak kamar yang kosong. Juga akan lebih menyenangkan bila semua nya bersama- sama.

Setelah menjelaskan itu, Luciano pun pamit untuk pergi berdoa dulu. Sehingga tinggalah Takane berduaan dengan Okamoto didalam kamar.


“Hey!” kata Takane, memanggil Okamoto.

“Apa?” balas Okamoto.

“Jika ada sesuatu yang ingin kamu katakan, maka katakanlah langsung!”

“Tidak ada yang mau ku katakan.”



Takane diam sesaat, kemudian dia menjelaskan bahwa dirinya dan Hana sedang sibuk menjalanin perjodohan mereka, jadi Okamoto tidak akan bisa merebut Hana darinya. Walaupun Okamoto telah berteman sejak kecil dengan Hana.


“Jika teman sejak kecil ini menjadi lawan mu. Bukankah kamu khawatir?” kata Okamoto, bertanya sambil menatap tajam Takane.

3 Comments

Previous Post Next Post