Network
: Fuji TV, FOD
Ditoko oleh-
oleh. Takane memperhatikan teman- teman Hana yang sedang melihat- lihat, tapi
ntah kenapa saat dia melihat ke arah Okamoto, Okamoto malah memalingkan wajah
darinya. Namun Takane juga tidak peduli.
Kemudian saat
Takane melihat Hana yang sedang melihat gantungan, dia ingin mendekatinya. Tapi
dia tidak jadi. Karena pas disaat itu, Luciano datang mendekati Hana.
Luciano
menanyakan apakah ada yang Hana inginkan, dan Hana menjelaskan bahwa dia mau
membeli oleh-oleh untuk keluarganya. Kemudian saat Hana melihat Takane yang
berdiri jauh dari mereka, Hana menanyakan kepada Luciano, apakah dulu Takane
sering dikejar- kejar oleh wanita di kampus.
Flash back
Dikampus.
Luciano termaksud Pria yang populer di kalangan wanita, karena dia selalu
dikelilingin oleh banyak wanita. Dan Luciano senang dengan hal itu, dan dia memperlakukan semua wanita yang
mendekatinya dengan baik.
Sedangkan
Takane adalah kebalikan dari Luciano. Setiap ada wanita yang mendekati Takane,
maka Takane pasti akan bersikap ketus dan berkata kasar, menolak setiap wanita
yang mendekatinya, sehingga banyak wanita yang menangis dibuat olehnya.
Awalnya
ketika melihat itu, Luciano bertanya- tanya ada apa dengan Takane. Namun
semakin dia sering melihatnya, dia merasa kesal kepada Takane yang tidak ada
bersikap baik- baiknya sama sekali kepada wanita.
Suatu hari
Luciano memutuskan untuk berbicara dengan Takane. Dia mendekati Takane yang
sedang duduk di bangku taman. Lalu dengan tegas, dia mengatakan bahwa dia
sangat tidak menyukai Takane, karena Takane memiliki kepribadian yang buruk,
kepadahal jika Takane bisa bersikap menyenangkan maka segalanya akan
terselesaikan dengan baik.
“Kenyataan tidak
seindah bayangan! Kamu datang mengeluh padaku, karena kamu tidak tahan padaku
kan. Bagaimana jika kamu bicara langsung saja?” kata Takane dengan tegas.
Karena
Takane berkata seperti itu, maka Luciano pun tidak menahan diri lagi. Dia
menunjuk Takane dan mengatai bahwa bajingan yang menginjak- injak hati
perempuan seperti Takane, harusnya mati saja!
Dengan
kesal, Takane pun membalas tanpa menahan diri juga. Dia menunjuk Luciano, dan
mengatai bahwa pria yang suka bermain- main dengan wanita seperti Luciano,
harusnya punah saja!
“Pria yang
membuat wanita menangis adalah bajingan!” teriak Luciano.
“Siapa yang
akan bahagia bersama dengan playboy seperti mu?” balas Takane.
Takane
kemudian mengatakan bahwa dia tidak mengerti, kenapa menjadi jujur pada
perasaan sendiri membuatnya menjadi bajingan. Lalu dia menyuruh Luciano untuk
memberitahu semua wanita, jangan jatuh cinta padanya dengan mudah.
Flash back
end
Setelah
Luciano selesai bercerita, Hana berkomentar bahwa sejak saat itu, Takane belum
ada berubah juga, masih sama anehnya.
Dan Luciano
membalas bahwa dia benar- benar tidak bisa mengerti jalan berpikir Takane pada
waktu itu. Tapi ketika dia melihat wanita yang di tolak oleh Takane tampak
bahagia setelah di tolak langsung begitu, dia menyadari perkataan Takane benar.
Dan menurutnya itu menarik, kemudian secara perlahan dia tidak membenci Takane
lagi.
Hana
tersenyum lebar ke arah Luciano, dan mengatakan bahwa rasanya dia mengerti apa
yang Luciano katakan.
Takane
mendekat, dan menarik tangan Hana. Dia membawa Hana keluar dari dalam toko.
“Takane-san! Takane-san!” panggil Hana, melepaskan tangannya. Hana mencoba
untuk menjelaskan kepada Takane bahwa sebenarnya Luciano bukanlah orang yang
buruk.
“Dia orang
yang tidak ada hubungannya dengan kita! Kamu telah dilarang berbicara
dengannya!” kata Takane, ketus.
Hana
teringat tentang Emiri, mantan pacar Takane. Dia menebak Takane pasti masih marah
karena dulu Luciano pernah merebut Emiri, itulah mengapa Takane masih belum
bisa memaafkan Luciano. Dan Takane membalas bahwa bukan karena itu.
“Takane-san!
Luciano-san punya alasan melakukan itu, jika kamu mau berbicara padanya, maka
kesalahpahaman ini akan…”
“Aku tahu!
Kamu pikir aku siapa? Aku sudah tahu itu!” potong Takane.
Takane
menjelaskan bahwa dia tahu kalau Luciano mendekati wanita yang mengejar uangnya
itu, karena Luciano khawatir padanya. Tapi kenyataannya, dia bahkan tidak
mengenal wanita itu, karena wanita itu bukanlah pacarnya. Mendengar itu, Hana
merasa terkejut. Dan Luciano yang mengikuti mereka juga merasa terkejut.
“Wanita itu
yang sering mengikuti ku. Tapi aku tidak tahu namanya! Tidak peduli betapa
banyak aku berusaha untuk mengusirnya, dia tidak akan pergi. Dia memperlakukan
ku seperti aku adalah udara,” jelas Takane.
“Ketika aku
melihat kalian berduaan, aku yakin dia adalah pacarmu,” balas Luciano.
“Kapan aku
bilang di pacar ku?” balas Takane. Mendengar itu, Luciano merasa bahwa apa yang
dilakukannya dulu adalah sia- sia.
Hana merasa
bingung, jika memang Emiri bukanlah pacar Takane saat itu, maka kenapa Takane
marah kepada Luciano. Dan dengan kesal, Takane menunjuk kearah Luciano, lalu
dia mengatakan bahwa dia tidak tahan dengan sikap Luciano.
Flash back
“Beberapa hari setelah kejadian itu terjadi…”
Dikampus.
Takane bertanya kepada temannya, dimana Luciano? Karena sudah beberapa hari ini
dia tidak melihat Luciano. Dan si Teman memberitahu bahwa Luciano sudah pulang
ke Italia untuk membantu perusahaan keluarga. Mendengar itu, Takane merasa
sangat terkejut, karena dia sama sekali tidak tahu.
Flash back
end
“Kamu
membuatku seperti orang bodoh, ketika kamu pulang!” jelas Takane dengan kesal
kepada Luciano.
Mendengar
itu, Hana menanyakan, apakah alasan Takane marah kepada Luciano adalah karena
Takane kesepian? Dengan kata lain, Takane marah kepada Luciano, karena Luciano
meninggalkan Takane sendirian dan itu membuat Takane kesepian.
“Bukan
begitu! Tidak ada alasan untukku merasa kesepian, ketika playboy bodoh ini
tidak ada disini!” kata Takane, menyangkal.
Hana mengetawai
Takane, lalu dia menanyakan alasan Luciano pergi meninggalkan Takane tanpa
mengatakan apapun. Dan Luciano menjelaskan bahwa saat itu dia melakukan
semuanya untuk kebaikan Takane, jadi dia
tidak apa- apa bila Takane menganggapnya sebagai Pria jahat.
“Oh. Aku
sudah mengerti. Mari kalian berbaikan!” kata Hana, dan dengan sikap seperti
biasa Takane menolak. Namun Hana mengabaikannya dan membuat tangan Takane
bersalaman dengan Luciano.
“Apa ini?”
tanya Takane, tidak mengerti.
“Kamu
mungkin tidak tahu, sejak kamu tidak punya teman. Tapi ini disebut bersalaman!
Kamu bisa melakukan ini untuk berbaikan dengan temanmu!” jelas Hana.
Takane
melepaskan tangan Luciano, dan mengeluhkan bahwa Hana serta Luciano terlalu
berisik. Dan Hana membalas bahwa setiap kali mereka melihat Takane, mereka
tidak tahan untuk tidak berisik.
“Takane!
Maaf untuk pulang ke Italia tanpa mengatakan apapun. Akankah kamu memaafkanku?”
tanya Luciano, sambil mengulurkan tangannya duluan.
“Jika kamu
membungkuk kan kepala mu seperti itu …” kata Takane dengan bangga, tanpa
melihat ke belakang.
“Dia tidak
membungkuk kan kepalanya,” sela Hana.
Takane
melototkan matanya ke arah Hana dengan kesal. Lalu dia berbalik dan menyalamin
tangan Luciano yang terlurur ke arahnya. “Aku memaafkanmu.”
“Terima
kasih!” balas Luciano sambil tersenyum. Lalu dia menggoda Takane, dan kemudian
mengajak mereka berdua untuk kembali ke toko.
Di
penginapan. Okamoto bertanya pada Hana, apa yang Hana pikirkan tentang Takane.
Dan ditanya tiba- tiba seperti itu, Hana menjawab bahwa dia tidak tahu.
Didalam
kamar. Takane bertanya pada Luciano, mengapa dia harus berbagi kamar dengan
mereka berdua (maksudnya sekamar dengan Okamoto dan Luciano). Dan Luciano pun
menjelaskan bahwa tempat ini sangat populer, jadi tidak banyak kamar yang
kosong. Juga akan lebih menyenangkan bila semua nya bersama- sama.
Setelah
menjelaskan itu, Luciano pun pamit untuk pergi berdoa dulu. Sehingga tinggalah
Takane berduaan dengan Okamoto didalam kamar.
“Hey!” kata
Takane, memanggil Okamoto.
“Apa?” balas
Okamoto.
“Jika ada
sesuatu yang ingin kamu katakan, maka katakanlah langsung!”
“Tidak ada
yang mau ku katakan.”
Takane diam
sesaat, kemudian dia menjelaskan bahwa dirinya dan Hana sedang sibuk menjalanin
perjodohan mereka, jadi Okamoto tidak akan bisa merebut Hana darinya. Walaupun
Okamoto telah berteman sejak kecil dengan Hana.
“Jika teman
sejak kecil ini menjadi lawan mu. Bukankah kamu khawatir?” kata Okamoto,
bertanya sambil menatap tajam Takane.
Tags:
Takane To Hana
Lanjut....
ReplyDeleteCeritanya bagus lajut terus ya
ReplyDeleteTerima kasih sudah membuat sinopsisnya..
ReplyDelete