Sinopsis
Angel’s Last Mission : Love Episode 4 –
Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
Kang Woo datang ke Fantasia. Dia menghentikan latihan para penari
yang sedang menari, dengan cara mematikan musik yang dimain kan. Lalu dia
mengomentari kesalahan setiap pemain yang berada disana dengan keras.
“Hey, Hey, siapa kamu?!” tanya Pelatih disana.
“Aku minta maaf untuk telat memperkenalkan diriku. Aku seorang
direktur artistik yang baru di tunjuk. Namaku Ji Kang Woo.”
Ru Na datang menyapa Kang Woo, dan dengan sopan memperkenalkan
dirinya sendiri. “Aku Geum Ru Na. Direktur Asosiasi,” katanya.
Kang Woo mengabaikan itu, dan menyuruh setiap orang untuk
berkumpul 30 menit lagi.
Kang Woo mengomentari tarian semua pemain selama 3 tahun ini yang
selalu tertahan disitu- situ saja, dan dia menanyakan kepada mereka, bisakah
mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai perusahaan ballet terbaik.
Dan Ni Na balas bertanya, apakah Kang Woo ada menonton pertunjukan
mereka secara langsung. Karena tarian dan musik mereka mungkin tidak sesempurna
dalam video, tapi dia dan semua orang melakukan yang terbaik di atas panggung.
“Jika itu yang terbaik darimu, kamu dalam masalah. Aku melihat
langsung pertunjukan mu dengan kedua mataku sendiri. Di pertunjukan ulang tahun
ke 20,” jelas Kang Woo. Dan itu memang benar.
Ni Na melawan. Dan Kang Woo terus membalas dengan jawaban yang
masuk akal. Lalu karena Ni Na terus saja keras kepala, maka Kang Woo pun langsung
menyela nya saat berbicara. “Sekarang, aku sedang mendiskusikan masa depan
Fantasia.”
“Mainkan musiknya,” kata Ni Na, mengabaikan Kang Woo.
“Tahun ini. Kita tidak akan mempertunjukan ‘Swan Lake’,” tegas
Kang Woo.
Mendengar itu semua orang terkejut, karena mereka sudah berlatih.
Ru Na pun angkat suara, dia memberitahu Kang Woo bahwa mereka sudah
mengeluarkan jadwal selama setahun.
“Kita akan melakukan pertunjukan baru pada tanggal yang
ditetapkan. Keunggulan artistik, popularitas, tradisi, dan keaslian. Kita akan
membahas semuanya. ‘Giselle’ jenis baru yang belum pernah dilihat siapapun
sebelumnya,” jelas Kang Woo. Dan semua orang langsung berbisik- bisik satu sama
lain.
“Dan pemeran utama dalam pertunjukan ballet ini adalah… Lee Yeon
Seo,” kata Kang Woo dengan tegas. Dan Ni Na tampak merasa kecewa.
Pelatih masuk ke dalam, dan dengan keras mengatakan, ‘berhenti,
berhenti. berhenti’ Lalu dia menanyakan kepada Kang Woo, siapa yang memberikan
Kang Woo hak untuk mengubah program dan memilih ballerina utama. Karena ini
adalah wilayahnya, dan hanya satu penari yang akan menjadi ballerina utama,
yaitu hanya Geum Ni Na.
“Setiap orang mengapa kalian hanya berdiri disana? Kalian harus
pergi dan praktek. Ikut denganku,” kata si Pelatih dengan percaya diri. Tapi
semua penari merasa ragu untuk mengikutinya, jadi mereka diam di tempat.
Si Pelatih merasa kesal, dan berteriak kepada mereka bahwa mereka
harus mengikutinya dan praktek. Tapi semua orang mengabaikannya. Si Pelatih
lalu mendekati Ni Na, dan mengatakan bahwa Ni Na setidaknya harus mengikutinya,
karena dialah yang telah membesarkan Ni Na.
Namun karena merasa ragu, maka Ni Na pun menatap ke arah Ru Na
untuk meminta pendapat. Dan Ru Na menggelengkan kepalanya dengan pelan. Melihat
itu, si Pelatih merasa kesal dan bertepuk tangan.
Ny. Choi masuk ke dalam ruangan sambil bertepuk tangan dengan
keras. Lalu secara resmi, Ny. Choi memperkenalkan Kang Woo yang mulai hari ini
akan bergabung bersama dengan mereka di Fantasia. Direktur Ji Kang Woo.
Mendengar itu, semua orang bertepuk tangan dengan pelan.
Didalam ruangan kantor. Ny. Choi mengatakan bahwa dia akan
membiarkan yang satu ini berlalu, tapi lain kali Kang Woo tidak boleh bertindak
terburu- buru. Dan dengan tenang, Kang Woo membalas bahwa itu karena situasinya
sangat serius.
“Apa barusan kamu menyebutkan tentang Lee Yeon Seo? Kamu tidak
serius, kan?” tanya Ny. Choi.
“Aku serius,” jawab Kang Woo, tegas.
Ny. Choi dengan tegas mengatakan bahwa dialah orang yang telah
mempekerjakan Kang Woo. Dan Kang Woo membalas dengan tegas juga, didalam
kontrak ditentukan dia memiliki kekuasan penuh untuk mengontrol program dan
penunjukan penari.
“Hanya setelah kamu mendiskusi kan nya dengan ku,” tekan Ny. Choi.
Ru Na menjelaskan bahwa Yeon Seo sudah 3 tahun tidak menari,
sehingga Yeon Seo tidak mungkin menari lagi. Namun Kang Woo tidak setuju, dia
menjelaskan selama Yeon Seo setuju, maka Yeon Seo bisa melakukannya, karena
Yeon Seo adalah penari berbakat. Dan dia akan membuat Yeon Seo bisa
melakukannya, karena itu dia meminta agar Ny. Choi bisa membantu nya untuk
membujuk Yeon Seo.
“Bibinya dan sepupu nya. Harus melakukan dengan sepenuh hati
mereka,” kata Kang Woo menunjuk mereka berdua, satu persatu. Dan mereka berdua
diam. “Aku tahu. Kamu tidak ingin melakukannya, karena adikmu akan kehilangan
tempatnya,” kata Kang Woo sambil tersenyum menyindir.
“Tidak. Aku telah membuat keputusan ku sebagai Direktur Asosiasi
Fantasia. Aku menyukai ambisimu, tapi itu tidak akan terjadi. Jika posisi
ballerina utama menjadi kosong setelah jadwal di ubah, kita akan menjadi bahan
tertawaan,” balas Ru Na.
“Tentu saja. Kamu yang akan bertanggung jawab untuk itu,” kata Ny.
Choi sambil tersenyum menantang.
“Aku mengerti. Aku akan melakukannya sendiri,” balas Kang Woo
dengan tenang.
Sebelum Kang Woo pergi, Ru Na langsung berdiri dan mengatakan
dengan yakin bahwa Yeon Seo bukanlah seseorang yang mudah di bujuk. Dan Kang
Woo langsung membalas bahwa tidak menyenangkan, jika itu bukan Yeon Seo. Lalu
Ru Na pun terdiam, dan Kang Woo pergi meninggalkan ruangan.
L (Kim Dan) datang ke rumah Yeon Seo untuk melakukan wawancara
kerja. Tapi sebelum dia masuk, dia berjumpa dengan beberapa orang yang baru saja
selesai melakukan wawancara. Dan mendengar serta melihat mereka semua, Kim Dan
merasa heran.
Orang pertama memberitahu Kim Dan untuk jangan bernafas dengan
keras, sebab dia tidak di terima karena itu. Orang selanjutnya tidak diterima
karena nafasnya bau. Orang selanjutnya lagi sampai tidak bisa berjalan dengan
benar, ketika keluar dari dalam rumah.
Setelah selesai mewawancarai semua orang, Ny. Jung mengomentari
Yeon Seo. Dalam waktu 3 jam, mereka sudah memecat 20 orang. Setidaknya ketika
wawancara, Yeon Seo bisa melakukan tes dengan merangkul orang- orang tersebut,
dan mencoba berdiri.
Tapi Yeon Seo tidak peduli, dan tidak mau melakukan itu. Karena
tidak peduli seberapa banyak mereka, tapi mereka tidak bisa menyerupai Tn. Jo.
Ny. Jung menjelaskan bahwa ini semua demi kebaikan Yeon Seo.
Beberapa orang menggunakan teddy bear sebagai pengganti orang yang sudah
meninggal. Dan Yeon Seo menjawab bahwa daripada dia menggunakan teddy bear
palsu, maka dia akan lebih memilih pelayan kasar seperti Ny. Jung.
“Jika kamu terus melakukan ini, kamu tidak bisa mempekerjakan
siapapun,” keluh Ny. Jung demi kebaikan Yeon Seo. Karena dari pekerja mereka
saat ini saja, tidak ada yang mau menjadi supir dan sekretaris Yeon Seo, bahkan
walaupun mereka di tawarkan bonus 200 persen. Itu semua terima kasih atas sikap
Yeon Seo yang tempramen.
“Kemudian, teruslah mencari. Kamu yang bilang kan untuk jangan
menyia- yiakan mata ini,” kata Yeon Seo, acuh. Lalu dia berdiri dengan
menggunakan tongkat, dan mau kembali ke dalam kamarnya.
Kim Dan masuk ke dalam rumah, dan menabrak lampu hias di dalam
rumah, karena tidak berhati- hati ketika berjalan. Dan hal itu mengejutkan,
Yeon Seo serta Ny. Jung. Tapi dengan tenang, Kim Dan bertepuk tangan, lalu
membungkuk, dan memperkenalkan dirinya.
Ny. Jung merasa bingung, karena setahunya daftar pendaftar yang
datang untuk wawancara sudah selesai. Dan Kim Dan menekan kan bahwa dia ada
didalam daftar itu. Ny.Jung pun memeriksa nya, dan itu benar, ada resume milik
Kim Dan.
“Bagaimana bisa Pria 20 tahun disini?” tanya Ny. Jung heran.
Yeon Seo memperhatikan sapu tangan putih yang berada disaku jas
Kim Dan. Melihat itu, dia merasa seperti mengenali sapu tangan itu, dan pernah
menyentuhnya.
“Tolong pekerja kan aku. Aku akan menemanin Nona muda sebaik yang
aku bisa…” kata Kim Dan sambil tersenyum, lalu dia melambaikan tangannya dengan
hati- hati. “… jadi dia bisa bersinar terang.”
Mendengar perkataan itu, ‘bersinar terang’, Yeon Seo teringat pada
perkataan dan keinginan Tn. Jo padanya.
Kim Dan menelan ludah dengan gugup menantikan reaksi Yeon Seo.
“Apa yang barusan kamu katakan?” tanya Yeon Seo.
“Tolong.
Tolong efektiflah,” harap Kim Dan. Lalu dia melambaikan tangannya, dan mengulang
perkataanya. “Bersinar teranglah. Bersinar teranglah. Bersinar teranglah dan
berkelap- kelip.”
“Berhenti. Itu cukup. Pergilah,” sela Yeon Seo dengan keras.
Kim Dan merasa heran, apa kesalahannya. Tapi Yeon Seo tidak mau
menjawab. Dan Kim Dan pun memohon, karena dia sangat membutuhkan pekerjaan ini.
Kim Dan beralasan bahwa Ayahnya telah mengusirnya dari rumah dan paman nya
tidak akan menolongnya. Jadi dia sendirian didunia yang keras ini.
“Jadi apa?” tanya Yeon Seo, dingin. Dan Kim Dan menunjukan wajah
memelas.
“Aku berharap kamu bisa membantu ku,” pinta Kim Dan.
Yeon Seo memegang kepalanya seperti pusing. Dan melihat itu, Ny.
Jung memberikan tanda agar Kim Dan pergi, karena mereka tidak akan menerimanya.
Dengan lemas, Kim Dan pun berjalan pergi. Tapi belum terlalu jauh
dia berjalan, dia berhenti dan mengatai Yeon Seo. “Aku pikir dia akan sedih,
tapi dia masih saja cerewet. Mereka bilang kamu tidak bisa memperbaiki manusia.
Oh ampun, tempramen yang itu loh.”
“Permisi,” kata Yeon Seo memanggil, ketika mendengar perkataan Kim
Dan.
“Aku barusan berbicara dengan keras?” tanya Kim Dan, lalu dia
mengeluh pada dirinya sendiri bahwa selama sesaat dia lupa.
Dengan berani, Kim Dan kemudian berbicara dengan keras, “Sejak
kamu sudah mendengarnya, aku akan mengatakan satu hal lagi. Jadilah baik, okay?
Jadi bersinar. Jadi baik!” teriak Kim Dan, lalu dia berjalan pergi dengan
cepat.
Melihat itu Yeon Seo merasa heran selama sesaat, lalu dia menjadi
emosi. Dia berteriak dengan keras dan berdiri, lalu dia berjalan untuk menyusul
Kim Dan. “Hey! Berhenti disana!” teriaknya.
“Nona Muda!” panggil Ny. Jung dengan pandangan terkejut. “Kamu
barusan berjalan sendiri, kan?” tanyanya. Dan Yeon Seo tersadar bahwa itu
benar.
Diluar halaman. Kim Dan merasa sangat dilema. Dia bingung apakah
dia harus kembali untuk meminta maaf, atau tidak. Dia seharusnya kembali dan
meminta maaf, lalu dia bisa kembali ke surga. Tapi dia tidak mau melakukannya.
Kim Dan berpikir keras untuk itu. Dia berputar- putar sambil
memegang kepalanya. Dan terus seperti itu. “Argh! Aku tidak berpikir aku bisa
melakukan ini! Apa yang harus ku lakukan? Argh… ” keluhnya.
Ny. Jung menghampiri Kim Dan, dan membuatnya terkejut. Ny. Jung
memegang tangan Kim Dan dengan erat, dan menatapnya dengan tegas. Melihat itu,
Kim Dan merasa bingung.
Tags:
Angels Last Mission Love