Sinopsis
Angel’s Last Mission : Love Episode 2 –
Part 3
Network : KBS2
Network : KBS2
Yeon Seo naik ke atas panggung. Dan dia menyapa semua orang.
“Halo, aku Lee Yeon Seo. Hari ini adalah hari special. Ini adalah ulang tahun
ke 20 tahun Fantasia, serta hari perayaan kematian kedua orang tua ku. Aku
telah berpikir banyak bagaimana caranya merayakan kesempatan ini,” cerita Yeon
Seo dengan tenang.
Namun cerita itu berubah menjadi sedikit menakutkan, saat Yeon Seo
mengatakan bahwa sebagai perayaan dia sebenarnya ingin menggantung dirinya
disini untuk membuat keadaan yang dramatis. Sebab dia tahu setiap orang
memandang kasihan padanya.
“Aku berharap kalian bisa mendukung kami sebanyak kalian kasihan
padaku. Dan sebanyak kalian berpikir bahwa aku pantas untuk ini,” jelas Yeon
Seo. Dan semua orang terdiam mendengar itu.
Yeon Seo kemudian menyebutkan nama Ni Na. Dia menjelaskan bahwa
dulu Ni Na adalah seorang penari candangan yang menggantikannya, lebih tepatnya
Ni Na adalah bayangannya. Jika dia sakit atau melarikan diri karena jatuh
cinta, maka Ni Na akan bertanggung jawab menggantikan tempatnya. Sayangnya dia
terlalu sehat, jadi dia tidak pernah melewatkan pertunjukannya.
“Ketika matahari menghilang, maka bulan yang akan mendominasi.
Seperti yang kalian semua tahu, aku telah kehilangan penglihatan ku. Dan Ni Na
sukses pada debut nya sebagai penggantiku,” jelas Yeon Seo. Mendengar itu
beberapa orang melirik pada Ni Na. Dan Ni Na merasa malu serta kesal.
“Ketika aku hidup dalam kegelapan selama 3 tahun, Nina telah
bersinar sebagai balerina utama. Bukankah cerita ini cukup dramatis? Tolong
dukung dengan murah hati untuk perusahaan balet kami, Fantasia, sebanyak kamu
menemukan cerita ini menghibur dan sebanyak kamu akan membagi kan nya dengan
yang lain,” kata Yeon Seo menekankan setiap katanya.
Tampaknya Yeon Seo mau membalas Ny. Choi yang mengatakan bahwa dia
lebih baik tampil tragis, sehingga banyak orang yang akan mensponsori
perusahaan ini.
Ni Na, Ny. Choi, dan keluarga mereka yang lain. Mereka merasa
kesal terhadap perbuatan Yeon Seo, tapi mereka tidak bisa melakukan apapun dan
terpaksa harus menahan kekesalan mereka.
Sementara Kang Woo tersenyum kecil melihat itu.
Yeon Seo kemudian mengangkat gelasnya dan mengajak semua orang
untuk bersulang. “Nikmati hari mu hari
ini. Tidak seorang pun yang bisa memastikan, jika kamu akan baik-baik saja di
hari selanjutnya,” kata Yeon Seo, lalu dia menghabiskan minumannya.
Setelah acara selesai. Dengan marah Ny. Choi menahan tangan Yeon
Seo dan memarahi Yeon Seo yang telah kelewat batas. Dan Yeon Seo menepis tangan
Ny. Choi yang memegang tangannya.
“Aku tahu kamu sangat kasar. Dan kamu melakukan segala yang kamu
inginkan seperti seorang Putri yang manja. Tapi ini terlalu berlebihan,” marah Ny. Choi.
“Kamu berani ketika kamu mengatakan pesta pada hari kematian kedua
orang tua ku,” balas Yeon Seo dengan acuh.
Ny. Choi menjelaskan bahwa para tamu yang hadir didalam adalah
orang kelas satu didunia. Sedetik dan satu menit sama seperti emas untuk orang
itu. Jadi intinya, tidak mudah bagi para tamu itu untuk menyesuaikan jadwal.
Dan mendengar alasan itu, Yeon Seo tertawa.
Mendengar Yeon Seo tertawa pelan. Ny. Choi merasa semakin emosi,
dia menanyakan kesalahannya sehingga Yeon Seo merusak acara ini.
“Kamu tersenyum. Kamu tersenyum pada hari itu,” kata Yeon Seo
dengan tajam.
Flash back
Pada hari dia berada di rumah sakit, karena matanya terluka.
Disaat itu, Ny. Choi dan keluarganya datang untuk menjenguknya. Dan ketika Ny.
Choi memeluknya, dia bisa merasakan Ny. Choi tersenyum dibelakang nya.
Flash back end
Ny. Choi mengipas- ngipas dirinya dengan gugup. Dia menyangkal
dengan beralasan bahwa dia adalah bibi Yeon Seon, jadi tidak mungkin dia
melakukan itu. Karena mereka adalah keluarga. Lalu dia menyebut Yeon Seo buta.
Yeon Seo merasa marah. Tapi Tn. Jo langsung menengahi, dan
menghentikan Ny. Choi. “Berhenti. Akan ada keributan besar,” kata Tn. Jo
memperingatkan. Dan Ru Na serta Tn. Choi pun segera menarik Ny. Choi untuk
mundur.
“Ayo,” ajak Tn. Jo memegang tangan Yeon Seo. Dan Yeon Seo pun
mengikutinya.
Sewakut telah keluar dari dalam gedung, dan menurunin tangga, Yeon
Seo merasakan sesuatu. Dia berbalik kearah belakang.
Dibelakangnya. Didekat anak tangga. Ada sebuket bunga putih-
kuning. Tapi sayangnya, Yeon Seo tidak bisa melihat.
L muncul di dekat anak tangga, disamping bunga tersebut, dan dia
memperhatikan Yeon Seo yang masuk ke dalam mobil bersama dengan Tn. Jo.
L mengingat kembali saat pertunjukan. Ketika itu dia keluar dari
dalam ruang pertunjukan, dan mengambil sapu tangan miliknya yang Yeon Seo
tinggalkan di dekat jendela. Lalu kemudian dia memperhatikan Yeon Seo yang
menari. Dan setelah Yeon Seo menyelesaikan tarian nya. L bertepuk tangan dengan
pelan untuknya.
“Kamu yang
bodoh. Tarian indah kaki mu melelehkan kata- kata bodoh diujung mulutmu. Terima
kasih kepada yang telah memberikanmu bakat,” pikir L.
L kemudian berdiri dari duduknya. Dia tersenyum memandang langit
sambil memegang buket bunga yang dibawanya itu. Dan kemudian, dia menghilang
dari sana.
Didalam mobil. Tn. Jo mengomentari pemandangan langit sore
kemerahan yang sangat indah. Matahari akan terbenam, dan cahayanya sangat
indah. Sangat indah sekali.
“Mari mulai secara perlahan. Kamu bisa memulai rehabilitasi mu.
Dan Yayasan…”
“Berhenti.”
“Yeon Seo- ah.”
“Aku sudah bilang padamu untuk berhenti memanggil ku itu! Aku
benci segalanya! Aku benci ballet, yayasan, dan segalanya! Jadi jangan
memberitahuku apa yang harus dilakukan!” teriak Yeon Seo.
Tn. Jo langsung menepi, dan menghentikan mobilnya. Dengan keras
dia menyebutkan nama Yeon Seo seperti hampir berteriak. Dan mendengar itu, Yeon
Seo kaget, karena Tn. Jo adalah orang yang selalu tenang.
“Lee Yeon Seo!”
“Apa barusan kamu berteriak padaku?”
“Sadarlah. Kamu ada di tengah medan perang. Apa kamu tahu berapa
banyak peluru yang yang diarahkan pada mu?” jelas Tn. Jo, bertanya.
“Tidak. Tapi aku berharap aku bisa mati cepat,” balas Yeon Seo.
“Dan berhenti mengatakan bahwa kamu ingin mati. Kita sudah hampit
disana. Jika kamu memberiku sedikit waktu lagi, aku akan membawamu kembali ke
tempat mu,” jelas Tn. Jo dengan lebih lembut.
Yeon Seo tersenyum pesimis. “Tempat ku? Bagaimana? Apa kamu akan
memberiku mata? Membawaku kemana? Siapa yang bilang kamu bisa? Kamu pikir kamu
siapa? Jika kamu bertingkah seperti Ayahku sekali lagi. Aku akan benar- benar
memecatmu.”
Tn. Jo diam. Dan melanjutkan perjalanan.
Malam hari. Dalam perjalanan. Saat tepat mobil mereka berada di
dekat tikungan, tiba-tiba saja roda mobil seperti bermasalah. Dan lalu Tn. Jo
teringat kepada Pria yang berada di parkiran, Pria yang berpapasan dengannya.
“Yeon Seo. Yeon Seo, berpegangan lah!” teriak Tn. Jo. Dan Yeon Seo
melakukannya.
Tn. Jo berusaha mengendalikan mobil, tapi karena berada di
tikungan, mobil mereka menabrak pagar pembatas.
Hujan turun dengan deras. Dan L pun teringat bahwa dia sudah
hampir terlambat. Namun ketika dia akan menjentikan jarinya dan pergi, tiba-
tiba saja terdengar suara Yeon Seo yang memanggil ‘Tn. Jo’.
Didalam mobil yang hampir jatuh ke jurang. Yeon Seo yang awalnya
tidak sadarkan diri terbangun. Dia melepaskan sabuk pengaman dan dengan lemah
memanggil, “Tn. Jo? Bisakah kamu mendengarku?”
Tn. Jo yang sudah tidak sadarkan diri, ntah masih hidup atau
tidak. Dia tidak menjawab.
L melihat itu dari jauh.
“Apa ada orang disana? Tolong kami!” pinta Yeon Seo, putus asa.
“Siapa yang tahu bahwa bunga ini akan menjadi bunga berkabung?”
gumam L. Lalu dia meletakan buket bunga itu di dekat pagar.
“Beristirahatlah dalam tenang,” kata L mengulurkan tangannya. Lalu
dia berbalik dan mau pergi.
“Siapa disana?” panggil Yeon Seo. Dan L berhenti. “Apa ada orang
disana? Sebelah sini! Ada orang disini! Disini! Tolong! Tolong kami! Tolong,”
pinta Yeon Seo. Dan mendengar itu, L mundur selangkah. “Hey, siapa kamu? Apa
kamu manusia atau binatang?” tanya Yeon Seo. Dan L menutup telinganya.
“Jika kamu melarikan diri karena kamu takut, maka setidaknya
laporkan. Tuan, tolonglah. Siapapun kamu, tolonglah,” pinta Yeon Seo.
“Ah! Mengapa suara nya terdengar jelas?” teriak L, bingung.
Mobil tergerak. Sedikit lagi akan jatuh.
Lonceng berbunyi lagi. lagi. dan lagi.
“Tolong aku!” pinta Yeon Seo.
“Aku tidak bisa. Aku benar- benar tidak bisa melakukan apapun
tentang hidup manusia,” jawab L.
“Tolong. Selamatkan aku.”
“Aku tidak bisa. Aku tidak punya waktu. Aku harus pergi.”
“Aku ingin hidup. Aku ingin mati setiap harinya, tapi aku ingin
hidup sekarang,” kata Yeon Seo, tanpa bersuara. Tapi L bisa mendengar nya. Dan
L menutup telinganya.
***
Seorang anak laki- laki jatuh ke dalam laut ketika hari hujan. Dan didalam air, anak itu berdoa. “Aku ingin mati setiap hari, tapi aku ingin hidup sekarang.”
Seorang anak perempuan yang berjalan didekat sana. Seperti
mendengar perkataan itu, dia berbalik. Anak itu mungkin Yeon Seo.
***
L menutup telinganya dengan kuat. Tapi dia terus mendengar suara
Yeon Seo. Dan disaat L masih saja ragu, disaat itu mobil Yeon Seo terjatuh.
Yeon Seo menutup matanya, menerima takdirnya. Namun tiba- tiba
waktu berhenti. L terbang, dan mendekati mobil Yeon Seo. “Aku tidak seharusnya
melakukan itu. Aku tidak semestinya melakukan itu.”
Tags:
Angels Last Mission Love
Seru. Lanjutkan !! Fighting 😀😁
ReplyDeleteKok feeling ku bilang, tn. Jo meninggal dan matanya di donorkan pada Yeon Soo ya.