Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 12 – 1
Images
by : jTBC
Semua karakter, organisasi, tempat, kasus, dan
insiden dalam drama ini fiktif
In Ha sangat
senang saat petugas perpus itu mengonfirmasi bahwa Sun Ho ada seharian di
perpustakaan pada tanggal 19 September.
--
Det. Park
bertanya, kemana Eun Joo pada hari kejadian itu, karena ada perbedaan waktu 35
menit bagi Eun Joo untuk sampai di rumah. Eun Joo berusaha menenangkan dirinya,
dan berkata kalau pertanyaan itu sedikit menekan.
Det. Kim
menjelaskan kalau perbedaan waktu itu terjadi di hari kejadian Sun Ho, dan pada
saat itu, Eun Joo juga sempat memutar mobil ke sekolah. Jadi, mereka hendak
mengonfirmasi biar tidak ada kesalahan. Det. Park lanjut berkata kalau Eun Joo
tidak mau menjawab, tidak masalah. Dia hanya akan menyelidiki dari sudut
pandang lain saja.
Eun Joo
akhirnya menjawab. Dia beralasan kalau dia sempat memberhentikan mobilnya saat
dalam perjalanan ke rumah hari itu. Hari itu, dia dan Joon Seok bertengkar
mengenai ujian masuk universitas. Biasanya Joon Seok adalah anak yang penurut,
tapi hari itu, Joon Seok melawan padanya. Jadi, dia menghentikan mobil dan
berusaha menenangkan Joon Seok.
Det. Park
langsung bertanya dimana hari itu Eun Joo menghentikan mobilnya? Eun Joo
tertawa canggung dan berkata kalau dia tidak tahu. Karena kan hari itu dia
sedang bertengkar dengan Joon Seok, dan pikirannya jadi kacau. Det. Park hendak
bertanya kepada Joon Seok, dan Eun Joo menghentikan karena menurutnya Joon Seok
juga tidak ingat. Dia saja bahkan tidak ingat gimana bisa sampai ke rumah.
“Apa kau
mengira Joon Seok ada hubungannya dengan kasus Sun Ho?” tanya Eun Joo
tersinggung. “Ini tidak benar. Diluar rasa kasihanku pada keluarga Sun Ho, aku
bersedia bekerja sama dengan polisi sampai sekarang. Kenapa aku harus
menjelaskan permasalahan keluargaku pada orang lain? Ini sangat tidak
menyenangkan dan sulit di mengerti. Tolong jangan datang lagi kemari lagi. Aku
tidak punya apapun yang harus ku katakan mengenai kasus Sun Ho,” usir Eun Joo.
“Aku
mengerti. Kau pasti menghentikan mobil di suatu tempat dalam perjalanan pulang.
Kami akan memeriksa CCTV lagi saja.”
“Silahkan
saja.”
--
Setelah det.
Park dan det. Kim, Eun Joo langsung menelpon Jin Pyo. Dia dengan panik
memberitahu pertanyaan det. Park padanya tadi. Jin Pyo tenang saja karena
rekaman CCTV selalu di hapus setiap 1 bulan sekali, jadi tidak akan ada bukti
lagi. Eun Joo masih tetap cemas dan takut kalau Joon Seok akan di datangi oleh
polisi. Dia hendak menjemput Joon Seok dan membawanya pulang.
“Apa kau
hendak merusak segalanya?!” teriak Jin Pyo, karena Eun Joo terus saja meracau.
“Aku akan menanganinya. Tolong, kau diam
saja. Jangan melakukan apapun!” teriaknya dan langsung mematikan telepon.
--
Di
kantornya, Jin Pyo tampak cemas juga. Dan dia mendapat telepon dari anak buahnya,
yang melapor kalau Moo Jin bertemu dengan ayah Da Hee. Jin Pyo langsung
bertanya, apa yang mereka bicarakan? Sayangnya, anak buahnya tidak mendengar
pembicaraan mereka. Jin Pyo langsung berteriak marah.
--
Moo Jin
datang ke rumah sakit. Dan saat dia masuk ke kamar rawat Sun Ho, dia melihat
Sun Ho yang telah sadar. Sun Ho bahkan menyapa ayahnya dan berkata kalau dia
baik-baik saja. Moo Jin sangat senang melihatnya hingga dia menangis. Dia
berterimakasih karena Sun Ho akhirnya sadar juga.
Sun Ho
menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca, dan bertanya : “Apa menurut ayah aku
bisa melihat bintang dari sini?”
“Bintang?
Kau ingin melihatnya.”
“Aku mau
pulang.”
“Kita bisa
pulang. Ibu dan Soo Ho sudah menunggumu. Mari kita pulang, Sun Ho,” ujar Moo
Jin. Dia menarik tangan Sun Ho agar ikut dengannya. Dan kemudian Sun Ho
menghilang.
Semua itu….
Hanyalah
mimpi dari Moo Jin. Sun Ho masih berada di sebelahnya, terbaring di ranjang
rumah sakit, tidak sadarkan diri.
In Ha
menelponnya dan memberitahu kalau Sun Ho ada di perpustakaan pada tanggal 19
September dari siang hingga malam. Dia tidak bisa mengecheck CCTV, tapi petugas
perpus mengingat Sun Ho hari itu dengan jelas.
“Sun Ho
tidak bertemu Da Hee hari itu,” tangis In Ha, bahagia.
Moo Jin pun
bahagia. Dia menghela nafas penuh kelegaan. “Aku sangat lega, kita telah
mengonfirmasinya. Aku benar-benar senang.”
--
Eun Joo
kembali hendak meminum obat penenangnya. Tapi, sebelum meminum, dia teringat
kalau dia harus memberitahu Joon Seok mengenai hal itu. Joon Seok yang menerima
telepon dari Eun Joo, tidak mau mengangkatnya dan memilih mematikan ponselnya.
Sung Jae
menghampiri Joon Seok, dan bertanya kenapa Joon Seok memukul Ki Chan?
“Memangnya
kenapa?”
“Kau yang
bilang kalau kita harus tetap tenang,” ingati Sung Jae.
“Lakukan
saja hukuman kerja sukarelamu.”
“Pak Lee
menyuruhku untuk masuk kelas,” beritahu Sung Jae.
“Kenapa?”
“Tidak
tahu.”
“Abaikan
saja Ki Chan,” pinta Sung Jae. “Itu hanya akan mencelakaimu jika kau terus
memprovokasi-nya.”
Joon Seok
tidak suka mendengarnya, “Kau lupa aku ini siapa? Tidak ada satupun yang bisa
menggangguku,” ujarnya mengintimidasi, karena dia teringat ucapan Jin Pyo. “Ki
Chan harus di ajari, agar dia bisa tetap menurut.”
“Tapi, ini
bukan waktu yang tepat untuk itu.”
“Jangan
khawatir. Semuanya akan berlalu. Semua akan berlalu seolah tidak pernah ada
yang terjadi.”
-Umpan
Jahat pada Kebohongan-
Jin Woo
masuk ke dalam kelas dan membacakan sebuah puisi. Hari ini, dia tidak akan
memberikan pengajaran, melainkan menunjukkan sebuah video yang memenangkan
penghargaan dari Menteri Pendidikan. Video itu di buat oleh murid seumuran
mereka. Dan dia menyuruh mereka untuk membuat review video tersebut. Dia
meminta mereka melihat video itu dan bisa menilai diri mereka sendiri.
Video itu
adalah video yang menunjukkan seorang siswa yang di bully.
Daripada
menonton video tersebut, Joon Seok lebih memilih untuk membaca buku pelajaran.
--
Saat jam
istirahat, Sang Bok menyuruh Kang Ho untuk menempelkan kertas pengumuman dan
juga membuat banner anti kekerasan di depan pagar. Kertas pengumuman itu berjudul
“Kampaye Cintai Sekolahmu dan Teman.”
Nn. Ham dan
Jin Woo langsung penasaran dan membaca isi kertas pengumuman tersebut. Membaca
isinya, membuat Jin Woo sangat marah dan protes pada Sang Bok. Di kertas itu
tertulis kalau para orang yang di bully tidak perlu melawan dan terima saja
situasinya.
“Aku kan ada
menambahkan penjelasan di bawahnya : Penting
bagi kalian berpikir mengenai mengapa kau di bully,” ujar Sang Bok.
“Anda
menyalahkan korban?” teriak Jin Woo.
“Orang di
bully pasti ada alasannya,” teriak Sang Bok.
“Anda tahu
apa masalahnya?” teriak Nn. Ham. “Tidak ada satu pesan di kertas itu untuk para
pelaku ataupun penonton. Kau hanya memaksa para korban untuk menjadi lebih baik
dan bertanggung jawab.”
Kang Ho
berusaha menegahi agar tidak ada pertengkarang. Tapi, Jin Woo dan Nn. Ham sudah
terlanjur kesal dengan sikap Sang Bok yang memihak para pelaku. Mereka saling
berteriak mengenai pendapatnya. Dan Sang Bok malah membahas mengenai Jin Woo
yang bahkan tidak tahu kalau Sun Ho ingin bunuh diri.
“Aku sangat
tahu bahwa itu semua karena ketidak mampuanku. Itulah kenapa aku mencoba lebih
baik sekarang!”
“Maka
lakukan, jangan hanya bicara sok benar!” balas Sang Bok.
Kang Ho juga
jadi emosi. Tapi, tetap saja dia tidak berani melawan, dan pada akhirnya hanya
bisa berpura-pura setuju dengan pendapat Sang Bok.
--
In Ha
menemui ibu Da Hee. Dia memberitahu alibi Sun Ho pada hari kejadian Da Hee,
yaitu Sun Ho berada di perpustakaan seharian. Dia menjelaskan dari awal sampai akhir,
tapi tentu saja, Ibu Da Hee tidak percaya. Dia lebih percaya pada putrinya.
In Ha
meminta ibu Da Hee membiarkannya bicara pada Da Hee, agar dia bisa bertanya
alasan Da Hee berbohong. Ibu Da Hee semakin marah, dia tidak percaya dengan In
Ha yang pasti hanya ingin melindungi anaknya. Dia memperingati In Ha untuk
tidak pernah menghubunginya lagi.
“Kau bisa
bicara padanya? Jika kau tidak bisa membiarkanku bertemu denganya, dapatkah
Anda bicara dengan Da Hee? Da Hee pasti memiliki alasan. Aku mohon padamu,”
pinta In Ha.
Ibu Da Hee
tidak mengatakan apapun dan hanya terus berjalan pergi.
--
Da Hee duduk
sendirian di taman. Matanya tampak kosong. Dia teringat sesuatu.
Flashback
Joon Seok membatalkan janjinya
pada Da Hee untuk bertemu besok. Da Hee protes karena Joon Seok kan sudah
janji, dan besok adalah hari ulang tahunnya. Joon Seok hanya meminta maaf. Da
Hee jelas sangat kecewa.
Saat dia sedang berjalan di
lorong kelas, Joon Seok menghampirinya. Dia bertanya acara Da Hee besok.
“Kenapa?”
“Besok ulang tahunmu. Kau ada
rencana?”
Da Hee ragu menjawab. Tapi, dia
melihat Joon Seok yang berdiri tidak jauh dari mereka, jadi dia langsung
menjawab tidak ada acara. Dan mengajak Sun Ho untuk nonton bersama. Sun Ho jelas
senang.
Di hari H, 19 Sept.
Da Hee keluar dari rumah dengan
tampilan cantik. Sun Ho menelponnya, dan Da Hee membatalkan janji kalau dia ada
acara. Dan karena terburu-bur dia lupa memberitahu Sun Ho.
“Maaf.”
“Tidak apa.”
“Aku benar-benar minta maaf,” ujar
Da Hee lagi.
“Tidak apa-apa.”
“Kalau gitu, sampai jumpa di
sekolah besok ya.”
Selesai menelpon Sun Ho, dia
mengirim pesan pada Joon Seok kalau dia sudah keluar rumah dan akan segera tiba
di sana.
--
Sun Ho berjalan dengan membawa
kue ulang tahunnya. Dia tampak kecewa karena Da Hee membatalkan janji begitu
saja.
End
Da Hee
menangis terisak mengingat hal itu.
Tidak jauh
dari nya, orang suruhan Jin Pyo memperhatikannya.
--
Joon Ha
sudah mendengar dari In Ha yang terjadi. Dan itu membuatnya sangat cemas. Apa
yang harus mereka lakukan sekarang? Orang tua Da Hee tidak akan mengakui alibi
Sun Ho. In Ha berkata kalau dia berencana melaporkan masalah ini ke polisi,
tapi dia takut kalau hal ini hanya akan menyakiti Da Hee.
“Korban
ingin menyembunyikan hal ini. Dan kita juga berjuang ketika mereka menunjuk
kita sebagai pelaku. Bukankah mereka seharusnya mereka melaporkannya ke
polisi?”
“Mereka takut
dengan rumor yang tersebar nantinya.”
“AKu
mengerti, tapi… apa mythomania (orang yang memiliki perilaku yag terbiasa atau
selalu terdorong untuk berbohong. Dan mempercayai kebohongannya sendiri) adalah
gejala dari gangguan panik? Atau memorinya tercampur karena trauma?”
“Aku juga
tidak tahu. Jika saja kita tahu dengan siapa Da Hee pergi setelah membatalkan
janji dengan Sun Ho…,” ujar In Ha, dan tiba-tiba dia teringat ucapan Dong Hee
waktu dulu padanya. mengenai Joon Seok yang tidak pernah peduli pada Da Hee,
tapi setelah bertengkar dengan Sun Ho, dia mulai bersikap pada Da Hee.
--
Moo Jin hendak
membawa teleskop yang ada di rumah ke rumah sakit. Saat itu, Soo Ho pulang
dengan Dong Hee. Mereka melihat Moo Jin yang hendak membawa teleskop dan
bertanya untuk apa.
“Sun Ho
kelihatannya ingin melihat bintang. Aku membawanya ke kamar rumah sakitnya,”
ujar Moo Jin.
“Bagaimana oppa
bisa… maaf,” sadar Soo Ho.
Dan Soo Ho
langsung meminta izin untuk ikut pergi dengan Moo Jin ke rumah sakit dengan
Dong Hee. Moo Jin jelas menolak karena Soo Ho kan harus ke akademi. Soo Ho langsung
membuat banyak alasan agar tidak bisa ke akademi, termasuk memanfaatkan Dong
Hee. Dong Hee mah jelas bingun, tapi Soo Ho memberitanda agar membantunya. Soo
Ho meminta Moo Jin membantunya agar membujuk ibu mengizinkannya bolos hari ini.
Tapi, tentu saja Moo Jin tidak bisa, dia kan tidak berani melawan In Ha.
Eh, dan Soo
Ho mendapat telepon dari In Ha. In Ha bertanya apa Soo Ho ada bersama dengan
Dong Hee? Soo Ho mengiyakan. Dan In Ha meminta bertemu.
--
Joon Seok
pulang ke rumah. Eun Joo langsung menghampirinya dan protes karena Joon Seok
tidak mengangkat teleponnya. Joon Seok menjawab cuek kalau dia mensilentkan hape-nya tadi. Dia meminta
Joon Seok untuk duduk dulu dan mendengarkannya. Tapi, Joon Seok terus berjalan
ke kamar dan menjawab kalau dia harus segera pergi ke akademi.
“Jangan ke
akademi!” larang Eun Joo. “Belajarlah di rumah saja. Kau akan sekolah keluar
negeri juga. Dan ibu bisa mencarikan seorang guru jika kau perlu.”
“Ada apa
lagi?”
“Polisi
datang lagi. Mereka bertanya alibi-mu hari itu,” ujar In Ha. Dan mulai
memberitahu Joon Seok alibi yang di katakannya pada det. Park tadi.
“Itu apa
hubungannya dengan aku yang hendak ke akademi?”
“Mereka
mungkin akan menemuimu.”
Dan Joon
Seok tetap tenang. Eun Joo terus cemas dan melarang Joon Seok. Joon Seok terus
melawan dan ayah juga sudah menyuruhnya untuk bertingkah biasa saja. Dia akan
melakukan apa yang Jin Pyo katakan padanya.
“Ibu
melakukannya untukmu. Ibu…”
“Berhenti bilang
kalau ibu melakukannya untukku! Ibu tidak tahu apa yang baik untukku! Ibu tidak
tahu apapun,” teriak Joon Seok dan mengibaskan tangan Eun Joo. Dia masuk ke dalam
kamarnya.
Eun Joo masih
mencoba bicara pada Joon Seok. Tapi, Joon Seok benar-benar marah dan menyuruh
ibunya meninggalkannya.
“Aku sudah
bilang akan sekolah ke luar negeri. Aku akan menghilang dari pandangan ibu!”
“Kenapa kau
begini?”
“Melihatku
membuat ibu ketakutan kan?”
“Tidak
benar. Kenapa kau tidak mengerti yang ibu rasakan? Yang ibu inginkan adalah kebahagiaanmu.
Ibu dapat melakukan apapun untuk membuatmu bahagia. Kau adalah seluruh dunia
ibu.”
“Itu lah
kenapa aku merasa sesak. Aku merasa tertekan karena aku adalah segalanya bagi
ibu. Aku merasa bersalah dengan cara ayah menekan ibu. Jadi, aku ingin bersikap
baik pada ibu. Ibu tidak tahu betapa beratnya aku mencoba tidak mengecewakan
ibu. Aku belajar seperti orang gila untuk menjadi putra yang ayah inginkan,
tapi ayah tidak pernah puas. Itu sangat berat, tapi melihat ibu yang tidak
punya hidup selain aku, membuatku semakin buruk. Ibu tahu kenapa aku membenci
Sun Ho? Aku iri padanya. Itulah kenapa aku membencinya.”
“Apa?”
“Di tempatnya,
segalanya terasa natural, hangat dan menenangkan. Sun Ho juga. Dia terasa
sangat naturan, hangat dan menenangkan. Itulah kenapa aku menyukainya dan juga
iri padanya. Itu kenapa aku membencinya!”
“Itukah
alasanmu membully Sun Ho?”
“Dia yang menghancurkan
ego-ku terlebih dahulu. Ayah yang bilang kalau hierarki juga berlaku di antara
teman. Tapi, Sun Ho melanggar aturan itu. Jadi, aku memperingatinya. Itu semua
salahnya!”
Eun Joo
keluar dari kamar Joon Seok dengan lunglai. Dia sekarang tahu alasan Joon Seok
membenci Sun Ho.
Tags:
Beautiful World