Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 11 – 2
Images
by : jTBC
Soo Ho pulang
dan langsung bertanya pada In Ha apa yang ibu Da Hee katakan? Dan tentu saja,
In Ha tidak bisa mengatakan apa yang di dengarnya. Dia malah menyuruh Soo Ho
untuk mandi. Soo Ho jelas heran.
“Apa itu
tidak ada hubungannya dengan Joon Seok?” tanya Soo Ho.
“Tidak.”
“Benarkah?” tanya
Soo Ho memastikan. “Aku kira kali ini bisa merobek topengnya selama ini.
mengecewakan,” gumam Soo Ho dan masuk ke dalam kamar.
In Ha
mendengar gumaman Soo Ho dan merasa heran. Dia masuk ke dalam kamar Soo Hoo dan
bertanya, “Kenapa kau mengira kalau rahasia Da Hee ada hubungannya dengan Joon
Seok?”
“Jelas saja.
Oppa menemui Da Hee eonni dan menelponnya sampai 3 kali hari itu. Jika oppa
kemudian menemui Joon Seok, maka itu ada hubungannya dengan Da Hee eonni.”
“Sun Ho
dapat saja mengunjung dan menelpon Da Hee karena dia sangat menyukainya.”
“Ibu tidak
mengenal oppa? Oppa itu sangat bodoh hingga dia tidak akan pernah mengganggu
orang yang dia sukai. Dia akan berhenti menelpon jika Da Hee eonni bilang dia
mengganggunya. Pasti ada alasan lain yang membuatnya terus menelpon Da Hee
eonni. Itulah kenapa dia menemui Joon Seok.”
“Kenapa kau
bisa begitu yakin?”
“Ibu yang
bilang kan, bagaimana cara kami melalui setiap harinya itulah yang membentuk
dirimu sekarang. Oppa seperti itu setiap harinya. Dia sangat bodoh seperti itu.
Oppa tidak akan pernah melakukan hal yang Da Hee eonni tidak sukai. Dia tidak
akan bisa,” jelas Soo Ho.
Dan mendengar
ucapan Soo Ho, seolah membuka pikiran In Ha. In Ha membelai kepala Soo Ho, “Terimakasih.”
“Untuk apa?”
tanya Soo Ho bingung.
In Ha tidak
menjawab dan keluar dari kamar Soo Ho.
--
Moo Jin
menemui Dong Soo yang sedang bekerja sambilan. Dong Soo jelas heran melihat Moo
Jin yang menemuinya tiba-tiba seperti itu. Mereka berbincang berdua. Dong Soo
pasti sadar kalau ada masalah pada Moo Jin, jadi dia menghibur Moo Jin walaupun
dia tidak tahu pasti masalahnya.
Moo Jin kemudian
membahas mengenai Dong Hee. Apa Dong Hee memberitahu Dong Soo mengenai wakil
kepala sekolah yang memarahi Dong Hee dengan begitu kasarnya? Moo Jin merasa
bersalah karena hal itu. Dong Soo berkata tidak masalah karena sekolah memang
seperti itu.
“Dong Hee lebih
ceria akhir-akhir ini. Dia juga jadi banyak bicara.”
“Benarkah?”
“Ya. Soo Ho
selalu ada di sisinya, begitu juga dengan wali kelas-nya. Dia menjadi semakin
berani. Dia bahkan berani bicara balik padaku.”
“Ini adalah
hal terbaik yang ku dengar hari ini.”
“Jangan
terlalu mengkhawatirkan kami. Dan kami juga masih memiliki banyak makanan
sampingan yang tersisa, jadi tidak perlu memberikannya lagi.”
Moo Jin
tersenyum mendengarnya.
--
Moo Jin
sudah pulang ke rumah. Dan dia melihat In Ha yang sedang berdiri di jendela,
menatap keluar. Dia bertanya kenapa In Ha berdiri di sini? In Ha mengulurkan
tangannya, dan Moo Jin menggenggamnya.
“Aku
penasaran, betapa beruntungnya aku bisa menikahi pria sepertimu. Aku pasti
sudah gila. Kau telah melalui banyak hal, tapi aku hanya membuatnya lebih
buruk. Aku minta maaf karena telah bertingkah tidak tahu malu tadi.”
“Tidak apa-apa.”
“Manusia…
sangat lemah. Kita benar-benar sangat lemah. Aku menemukan diriku merasakan hal
yang berbeda saat di letakkan di situasi yang berbeda. Eun Joo dan semua orang
tua lainnya pasti merasakan hal yang sama. Ini membuatku sedikit bisa memahami
mereka. Aku tidak akan menyerah. Bahkan jika kebenarannya…. Berubah menjadi
sesuatu yang tidak kita inginkan, aku tidak akan menghindarinya.”
“Mari kita
mempercayai Sun Ho. Sun Ho tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.”
“Kau tidak akan
pernah bisa terlalu yakin akan suatu hal. Kita tidak bisa menjamin kalau Sun Ho
tidak pernah melakukan hal yang buruk.”
“Tapi, tetap
saja dia tidak akan melakukan hal itu.”
“Aku tidak bilang
kalau aku tidak mempercayainya. Aku juga mempercayainya. Tapi… kebenaran
mungkin berbeda dari yang kita percayai. Tapi, aku bilang, aku tidak akan
menyerah. Kebenaran bukan mengenai yang aku ingin temukan dan lihat. Bahkan jika
kita harus menghadapi hal yang mengerikan dan kebenaran yang menakutkan, aku
akan berusaha menghadapinya daripada melarikan diri. Entah seperti apa Sun Ho,
itu tidak mengubah kenyataan kalau kita masih tetap mencintainya. Jadi, aku
bisa menahan semuanya,” ujar In Ha. “Akuu sangat beruntung karena aku tidak sendirian,
karena kau ada di sisiku”
Moo Jin
memeluk In Ha, “Jika bukan karena kau, aku tidak akan bisa tetap kuat seperti
ini.”
--
Eun Joo
benar-benar stress, hingga dia terus saja minum wine di dapur. Pikirannya benar-benar
kacau apalagi mengingat sikap Joon Seok dan Jin Pyo yang menyudutkannya.
Dan tiba-tiba
saja dia berlari ke kamarnya dan mengambil lipstick yang di temukannya di kamar
Joon Seok hari itu. Dia berlari keluar, dan mengubur lipstick itu dalam pot bunga.
Jin Pyo yang sedang tidur terbangun karena tingkahnya tersebut.
“Apa yang
kau lakukan?” tanya nya. dan dia melihat lipstick yang hendak Eun Joo kubur. “Eun
Joo-ah.”
“Aku harus
melenyapkan hal ini. Aku harus menghilangkannya. Jadi, tidak akan ada yang
menemukan. Tidak seorangpun.”
Jin Pyo
segera menarik nya berdiri menyadari kalau Eun Joo sudah terlalu mabuk. Dia menyuruh
Eun Joo untuk sadar. Dan Eun Joo membalas kalau dia yang telah memilih jalan ini,
jadi dia yang bersalah. Jin Pyo menyuruhnya untuk mandi agar bisa sadar.
“Jangan
menyuruh-nyuruhku! Aku istrimu. Aku bukan boneka yang ada hanya untuk membuatmu
terlihat baik.”
“Kau mau
jadi seberapa hancur hah?”
“Aku sudah
hancur. Aku tidak bisa menjadi lebih buruk lagi daripada ini. Bahkan sejak kita
menikah, aku melakukan semua yang kau inginkan. Karena kau tidak suka aku
bertemu teman-temanku, aku tidak pergi ke reuni. Karena kau bilang kalau
terlalu vulgar jika banyak bicara, aku berpura-pura menjadi berkelas dan
elegant… dan bertingkah seperti bangsawan. Aku memakai pakaian bagus hanya untuk
menjemput Joon Seok dari akademi-nya. Itu yang ku lakukan sepanjang hari.”
“Berhenti
bicara omong kosong!”
“Dengan
siapa kau hari itu? Aku tahu semua perjalanan bisnismu adalah kebohongan. Tapi,
aku tidak peduli. Aku tidak punya ketertarikan pada siapa yang kau kencani. Sayang,
betapa kau bisa berpura-pura tidak peduli? Bagaimana bisa kau hidup seolah
tidak ada yang terjadi?”
“Ini semua
perbuatanmu.”
“Kau benar. Semua
salahku. Baik kau ataupun Joon Seok tidak melakukan kesalahan apapun. Aku
mengacaukan segalanya. Jadi… aku hanya harus memperbaikinya. Hanya itu. kita
hanya harus memutar jam…”
Dan Jin Pyo
langsung mengangkat tinjunya. Joon Seok yang melihat dari jendela kamarnya,
mundur dengan ketakutan.
Jin Pyo
memegang kepala Eun Joo dengan kasar, “Ku peringati kau, jangan pernah… mencoba
membawaku jatuh bersamamu!”
Eun Joo
benar-benar ketakutan. Dan tatapan Joon Seok pun tampak berubah.
--
Esok hari,
In Ha pergi
ke rumah sakit, merawat Sun Ho. Dia membaringkan kepalanya di samping Sun Ho
dan mengajaknya bicara. Dia meminta Sun Ho untuk tetap kuat.
--
Moo Jin di
rumah membuat sarapan, tetapi Soo Ho harus pergi terburu-buru karna dia piket
hari ini. Moo Jin menyuruhnya untuk makan sesuap setidaknya. Dan Soo Ho makan
dengan terburu-buru kemudian pergi.
Tidak lama,
Moo Jin mendapat telepon dari Jin Woo. Jin Woo sudah memeriksa dan tanggal Da Hee
mulai tidak masuk sekolah adalah 20 September. Moo Jin berterimakasih atas informasi
Jin Woo tersebut.
--
Joon Seok
bersama dengan Young Chul membawa Ki Chan ke toilet. Mereka memojokkannya dan
bahkan menutup pintu toilet agar tidak ada yang masuk. Young Chul memberitahu Ki
Chan kesalahannya karena sudah menjelek-jelekkan Joon Seok di belakang. Dan tiba-tiba
saja, Joon Seok langsung menendang Ki Chan hingga terjatuh.
“Adukan saja
pada guru kalau aku memukulmu. Tidak akan ada yang percaya padamu juga. Tidak
ada bukti. Aku akan membunuhmu jika kau menggangguku lagi. Kau tidak percaya? Coba
saja,” peringati Joon Seok dan langsung pergi.
Young Chul
langsung membukakan pintu dan menatap Ki Chan dengan pandangan hina sambil
bergumam kalau Ki Chan adalah pencundang! (Ih, kesel banget lihat si Young
Chul, pengecut tidak tahu diri. Dia itu dasarnya jika sudah nakal, merokok,
penakut, tapi karena menyimpan rahasia Joon Seok, dan Joon Seok ‘sedikit’
membantunya, dia jadi bertingkah!)
Ki Chan keluar
dari toilet. Dan dia teringat perlakuannya dulu pada Sun Ho, saat itu dia tidak
ada bedanya dengan Young Chul. Sepertinya, dia telah menerima karmanya
sekarang. Dia hanya bisa menunduk (awalnya kesal sama dia, tapi setidaknya dia
berani jujur dan melawan. Tapi, sama seperti kisah si anak gembala yang
berteriak serigala, karna dari awal dia sudah di cap anak nakal, kini tidak ada
yang percaya padanya lagi).
--
Ibu Ki Chan
menemui Seok Hee. Dia khawatir kalau sesuatu terjadi pada Ki Chan, dan karena
itu dia meminta Seok Hee memihak padanya melawan In Ha. Dan jelas saja, Seok
Hee tidak mau, dia lebih memihak In Ha. Walaupun itu sama saja dia berada di
sisi yang berlawanan dengan anaknya, Young Chul.
Ibu Ki Chan
kemudian memberitahu kalau pengajuan banding In Ha pada komite telah di
batalkan.
--
In Ha sudah
menerima surat kalau permohonan bandingnya di tolak.
--
Kang Ho
merasa senang karena banding itu di tolak, jadi dia tidak perlu sibuk lagi. Dia
bisa menyelesaikan pekerjaannya yang lain. Tapi, Jin Woo dan Nn. Ham tidak
merasa senang. Jin Woo berkata walau bandingnya di tolak, dia akan tetap
mencari tahu kebenarannya. Nn. Ham setuju.
Sang Bok
masuk dan menyuruh Jin Woo untuk melanjutkan hukuman Ki Chan, Sung Jae dan Young
Chul yang waktu itu di tunda, karena permohonan banding sudah di tolak. Dia
juga memberitahu hal itu pada semua guru dan itu adalah hal bagus. Dia juga
melarang untuk menerima telepon dari para reporter.
Jin Woo menghela
nafas kesal. Dia benar-benar tidak menyukai Sang Bok.
--
Moo Jin pergi
menemui ayah Da Hee lagi. Ayah Da Hee jelas tidak suka melihatnya dan mengusirnya.
Moo Jin tidak menyerah dan meminta kesempatan untuk bertanya satu hal.
“Kapan sebenarnya
kejadian itu terjadi?”
Dan pada
akhirnya, Ayah Da Hee membawa Moo Jin ke restoran untuk bicara berdua. Ayah Da
Hee tidak habis pikir dengan Moo Jin yang sangat berani untuk bertanya padanya.
“Aku tidak
bisa bertanya pada putraku langsung. Kau juga tahu bagaimana kondisinya
sekarang.”
“Kelihatannya
kau masih mencoba menyangkali hal itu. Di antara ayah, jangan begitu.”
“Kita
setidaknya harus mengonfirmasi apa dia benar-benar melakukannya.”
“Kenapa kau
terus berusaha padahal kami ingin mengubur hal ini?” marah ayah Da Hee.
“Jika kita
hanya mengubur begitu saja, aku merasa seperti telah tidak adil pada putraku.”
“Jangan
terus bertingkah seperti ini, atau aku akan melaporkanmu pada polisi.”
“Kau bisa
melakukannya. Aku juga tidak berusaha menghindari tanggung jawab. Jika aku
harus bertanggung jawab, aku akan sangat bersedia apapun itu. Tolong, pak.”
“Itu tanggal
19 September. Itu hari ulang tahun putriku,” beritahu ayah Da Hee dan kemudian
pergi.
--
In Ha pergi
menemui ahjussi toko bunga. Sepertinya dia bertanya mengenai Sun Ho di hari
itu.
“Dia tidak kelihatan
seperti pergi untuk minta maaf. Dia lebih terlihat seperti sedikit bersemangat
seolah-olah sudah tidak sabar lagi. Itulah kelihatannya. Aku lebih terganggu
dengan wajahnya ketika dia melewati tempat ini lagi setelah dari sana.”
“Seperti
apa?”
“Dia
terlihat sangat muram. Awalnya, aku mengira dia tidak bertemu dengannya atau
dia di tolak. Tapi, sekarang setelah ku pikirkan lagi, itu lebih terlihat seperti
dia benar-benar terkejut.”
“Terkejut?”
“Ya. Tapi,
bisa saja itu karena dia di tolak.”
“Tidak
mungkin. Berdasarkan keterangan, dia tidak bertemu Sun Ho hari itu.”
“Lalu,
kenapa dia masih membawa buket bunganya?”
“Dia tidak pernah
bertemu dengannya, jadi dia tidak pernah memberikan buket itu padanya.”
“Dia ke sana
untuk menjenguk temannya yang sakit. Jadi, dia bisa saja memberikannya pada
satpam atau…”
“Dia tidak
tinggal di apartemen.”
“Lalu, dia
bisa saja meninggalkannya di depan pintu. Tapi, aku rasa, dia tidak akan
terlihat sangat down hanya karena tidak
bisa bertemu dengannya,” ujar ahjussi.
Dan In Ha
memikirkan perkataannya itu. Saat sudah mau pergi, ahjussi memberikan sebuah
tanaman sebagai hadiah.
In Ha
membawa pulang tanaman itu, dan meletakkannya di kamar Sun Ho, di samping pot
kaktus.
Tidak lama,
dia mendapat telepon dari Moo Jin yang memberitahu tanggal kejadian. Tanggal 19
September. Dan itu adalah hari ulang tahun Da Hee. Dia juga sudah mengecheck ke
akademi, dan pada tanggal itu tidak ada kelas. In Ha berkata dia akan memeriksa
diary-nya untuk tahu kemana Sun Ho pergi hari itu.
Dan tanpa
sengaja dia melihat kalender Sun Ho yang di tandai di tanggal 19. Dia teringat sesuatu.
Flashback
Sun Ho membawa pulang kue tart
yang telah di bawanya tadi. Sun Ho memberitahu kalau dia batal bertemu dengan
temannya karena temannya sudah membuat janji dengan orang lain. saat itu, Joon
Ha mengomel karena kan Sun Ho duluan yang berjanji ketemu, kenapa malah
janjinya yang di batalkan.
Sun Ho berkata tidak masalah. Dia
bertanya kue itu harus bagaimana? In Ha menjawab kalau mereka akan memakannnya
saja. Sun Ho langsung meminta maaf, dan
In Ha menyuruhnya untuk tidak perlu minta maaf.
“Kau langsung pulang ke rumah?”
“Aku akan pergi ke perpustakaan. Ada
buku yang harus ku kembalikan, dan ada buku yang ingin kupinjam.”
End
In Ha
langsung berlari menuju perpustakaan kota.
--
Eun Joo
sedang menatap langit. Dan tiba-tiba saja, bel rumah berbunyi. Det. Park dan
det. Kim datang untuk mengembalikan blackbox yang waktu itu mereka pinjam, dan
tidak di temukan apapun dari blackbox itu.
“Dapatkah kita
bicara sebentar?” tanya det. Park.
“Aku harus
pergi sekarang.”
“Karena kau
sibuk, aku akan bertanya satu hal secara cepat. Kami memeriksa CCTV di dekat
sini, dan kami menyadari kalau ada jarak 30 menit.”
“Apa
maksudnya?”
“Kau bilang
pada kami kalau kau langsung pulang ke rumah hari itu, kan?”
“Ya.”
“Perjalanan
dari akademi ke sekolah hanya perlu waktu 10 menit. Tapi, hari itu, kau perlu
waktu 45 menit untuk tiba di rumah, yang artinya ada perbedaan 35 menit
tepatnya. Dapatkah kau menjelaskan kemana kau pergi?”
Eun Joo tampak
sangat gugup.
--
In Ha
meminta pengurus perpus untuk memeriksa apakah tanggal 19 September, Park Sun
Ho ada datang ke perpus. Pengurus itu mau memeriksakan walaupun sebenarnya
mereka harus tahu nomor kartu pinjam Sun Ho dan passwordnya, tapi karena mereka
tahu kondisi Sun Ho dan sudah mengonfirmasi identitas In Ha, jadi mereka mau
membantu.
“Dia
mengembalikan beberapa buku dan meminjam sebuah buku baru,” beritahu petugas. “Itu
jam 9 malam.”
“9 malam?”
“Iya. Ah, judul
buku ini mengingatkanku. Sun Ho ada di sini dari sore hingga malam. Dia duduk
di dekat jendela itu dan membaca sepanjang hari. Dan dia meminjam buku yang sedang
di bacanya saat itu.”
“Jadi, Anda
bilang, Sun Ho ada di perpus ini dari sore hingga malam, kan?”
“Ya. Dia membaca
buku yang sangat sulit, jadi aku ingat bertanya padanya tentang hal itu.”
In Ha
menghela nafas lega.
Flahsback
Sun Ho sedang membaca buku dan
petugas itu menghampirinya. Dia bertanya, apa Sun Ho tidak pergi ke akademi
hari ini?
“Tidak ada kelas hari ini.”
“Buku apa yang kau baca?”
Dan Sun Ho menunjukkan sampul
bukunya : “Eichmann in Jerusalem” by Hannah Arendt.
“Bukankah itu buku yang sulit?”
“Ya,” jawab Sun Ho tersenyum dan
lanjut membaca.
End
In Ha
menatap ke arah jendela itu. Dan dia seolah melihat banyangan Sun Ho yang
menatapnya dan tersenyum. In Ha tersenyum. Senyum penuh kelegaan.
(Jika Sun Ho
ada di perpus sepanjang hari, tidak mungkin dia bisa melecehkan Da Hee. Jadi,
pelakunya pasti bukan Sun Ho. karena itu, In Ha sangat lega).
Bersambung
Tags:
Beautiful World