Sinopsis Korean Drama : Beautiful World Episode 11 – 1


Sinopsis Korean Drama : Beautiful World Episode 11 – 1
Images by : jTBC
Semua karakter, organisasi, tempat, kasus, dan insiden dalam drama ini fiktif
Ibu Da Hee berteriak memberitahu In Ha dan Moo Jin kalau Sun Ho bukanlah korban, tapi pelaku yang sangat mengerikan. Sun Ho telah merusak kehidupan putrinya.
“Menurutmu, karena apa putriku tidak bisa ke sekolah? Kenapa dia harus hidup seperti zombie? Setelah yang putramu lakukan padanya, dia hanya bisa hidup karena tidak bisa mati. Dia hidup, tapi juga tidak hidup. Kau merasa tidak adil? Kau korban?”
“Apa yang terjadi? Apa yang Sun Ho lakukan?” teriak In Ha kesal. Saat itu, ayah Da Hee juga sudah datang ke toko.
“Ny. Choi, apa kau bilang Sun Ho melakukan sesuatu yang tidak termaafkan pada Da Hee?” tanya Moo Jin.
Ayah Da Hee tidak mau menjawab dan mengusir In Ha dan Moo Jin untuk pergi, tapi istrinya tidak mau berhenti. Ibu Da Hee sambil menangis memberitahu kalau Sun Ho telah melakukan pelecehan seksual pada Da Hee.
In Ha dan Moo Jin keluar dari restoran keluarga Da Hee dengan tidak bertenaga. Mereka berdua tampak benar-benar shock. Dan mereka tidak menyadari kalau orang suruhan Jin Pyo, diam-diam mengikuti dan memperhatikan mereka.
In Ha tampak sangat terguncang. Moo Jin merasa ada yang tidak benar, tapi In Ha tidak merespon sama sekali. Dia masuk ke dalam mobil dengan pikiran yang tampak benar-benar kosong.
Flahsback
“Kau menuai apa yang kau tabur! Ketika aku mendengar kalau Sun Ho koma, kau tahu betapa puasnya aku?” ujar ibu Da Hee. “Aku merasa sangat puas. Aku sangat membencinya hingga ingin dia hancur berkeping-keping. Jadi, aku menyumpahinya setiap malam berharap kalau dia akan tinggal dalam neraka dan tidak akan pernah bisa sadar. Aku rasa dia masih punya kesadaran. Aku menganggapnya seperti binatang, tapi mungkin dia masihlah manusia. Tapi tetap saja, aku tidak akan pernah bisa memaafkannya.”
“Pasti ada kesalahan. Sun Ho tidak akan pernah melakukan hal seperti itu,” ujar Moo Jin.
“Kau lah orang yang salah,” ayah Da Hee angkat bicara. “Putri kami sangat ketakutan, hingga dia kehilangan kemampuan bicara dan mengalami gangguan kepanikan. Dia tidak pernah menjawab apapun pertanyaan kami, tapi dia memberitahu kebenarannya ketika dia mendengar kalau Sun Ho koma.”
“Kenapa kau baru memberitahu kami sekarang? Kami menghubungi kalian sebelumnya, kenapa kalian tetap diam?!” tanya Moo Jin.
“Haruskah kau memberitahu seluruh dunia kalau hidup putri kami sudah berakhir?!” teriak ayah Da Hee, penuh kemarahan. “Apa yang orang-orang akan pikirkan jika mereka tahu apa yang di alaminya? Mereka akan berpura-pura kasihan padanya, tapi di dalam hati mereka, mereka menghina dan menyakiti…. Dia satu-satunya putri kami. Aku tidak bisa membiarkanya hidup dengan cap yang tidak akan pernah hilang! Jika kalian tidak berakting seperti korban yang tidak bersalah, kami sudah akan menjaga rahasia    ini selamanya. Toh putra kalian koma, dia tidak bisa di hukum. Itu rasanya seperti membunuh putri kami dua kali, dan walaupun kami merasa sengsara, kami memutuskan untuk merelakannya. Kenapa kalian harus selalu memancing kami!”
“Tidak… tidak… tidak. itu tidak mungkin,” ujar In Ha dalam keadaan seperti linglung.
“Kau menyalahkan anak orang lain sebagai pembunuh dan itu tidak masalah. Kau sangat tidak tahu malu! Itulah kenapa putramu sangat kejam,” maki ibu Da Hee. “Kau tahu kenapa Sun Ho ingin mati tanpa meninggalkan pesan apapun? itu karena yang telah di lakukannya. Dia tidak punya keberanian untuk mengaku, jadi dia membuat keputusan pengecut.”
Moo Jin masih tidak percaya. Dia meminta izin untuk di pertemukan dengan Da Hee. Dia ingin mendengarnya langsung dari Da Hee. Tapi, Ibu Da Hee semakin berteriak marah, dan berkata kalau dia ingin membunuh mereka saat ini! Dia sangat ingin memberitahu dunia apa yang Sun Ho lakukan pada putrinya, tapi dia berusaha menahan semuanya, demi putrinya. Karena Da Hee harus hidup, dia harus menahan semuanya.
In Ha tampak benar-benar terguncang. Moo Jin masih terus meminta agar di izinkan bertemu dengan Da Hee, tapi ayah Da Hee dengan tegas mengusir mereka. Dia tidak ingin melihat mereka lagi.
“Sun Ho datang menemui Da Hee dengan membawa bunga. Jika dia melakukan sesuatu yang mengerikan seperti itu, bagaimana bisa dia seperti itu?” Moo Jin masih tidak bisa percaya.
“Itulah kenapa dia sangat mengerikan. Putriku terlalu takut ke sekolah karena Sun Ho. Jadi, beraninya dia datang menemuinya? Apa dia manusia?!” marah ibu Da Hee.
“Kapan tepatnya Da Hee mengalami kejadian itu (di lecehkan)?” tanya Moo Jin.
“Kenapa kau mau tahu? Kalian membuat semuanya menjadi lebih buruk. Sejak dia bertemu dengan putri kalian (Soo Ho), Da Hee tidak berbicara apapun lagi!” marah Ayah Da Hee.
“Apa Da Hee langsung berhenti ke sekolah setelah kejadian itu?” tanya Moo Jin lagi.
“Ya!” teriak ayah Da Hee. “Pergilah sebelum aku membunuh kalian berdua. Jangan pernah muncul lagi!”
Dan In Ha langsung berbalik pergi dengan linglung. Moo Jin berusaha memanggilnya, tapi In Ha mengabaikannya. Dan ibu Da hee berteriak agar In Ha membayar ganjaran karena telah membesarkan seorang monster dan berhenti mencari kebenarannya. In Ha benar-benar terguncang dan hanya terus berjalan keluar. Moo Jin mengikutinya.  
End

Di dalam mobil, In Ha masih tetap diam. Dia tampak benar-benar shock. Dan tiba-tiba saja, dia meminta Moo Jin menghentikan mobilnya. Dia berlari keluar, dan muntah di tepi jalan. Terlihat, kalau orang suruhan Jin Pyo masih terus mengikuti mereka.

Moo Jin berkata pada In Ha kalau Sun Ho tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Pasti ada yang salah. Mereka kan tahu Sun Ho itu seperti apa. Tapi, In Ha hanya menunduk, seolah dia meragukan Sun Ho.
-Kebingungan-
Eun Joo dalam perjalanan menjemput Joon Seok ke akademi. Saat dia tiba, dia berpas-pasan dengan ibu Sung Jae. Sepertinya, ibu Sung Jae memang sudah menunggunya, karena begitu Eun Joo turun dari mobil, dia langsung menghampirinya.
Ibu Sung Jae membicarakan mengenai artikel yang di tulis oleh reporter Choi, seorang yang pernah terlibat kasus pelecehan seksual. Dan karena artikel itu, semua orang tua menjadi emosi dan komplain sehingga membuat murid-murid tidak bisa kosentrasi belajar. Bukankah seharusnya yayasan Seah dan sekolah memikirkan solusi untuk masalah ini?
“Laporkan mereka untuk pernyataan palsu,” pinta ibu Sung Jae. “Suamimu pasti memiliki koneksi dengan pers. Dia harus memastikan kalau hal ini tidak akan terjadi lagi.”
“Itu bukan urusanku,” ujar Eun Joo.
“Kau salah. Sejujurnya, artikel itu kan menargetkan putra dan suamimu. Reporter bahkan menyatakan kalau Sun Ho tidak melakukan bunuh diri. Aku rasa kau tidak bisa hanya diam saja.”
“Apa maksudmu? Apa kau mau bilang kalau Joon Seok mendorong Sun Ho?” tanya Eun Joo mengintimidasi.

Ibu Sung Jae sedikit panik dan mengatakan kalau bukan itu maksudnya. Eun Joo menegaskan kalau Ibu Sung Jae harus berbicara dengan hati-hati karena semua juga tahu siapa yang menganiaya Sun Ho (yaitu Sung Jae, Ki Chan dan Young Chul).  Ibu Sung Jae kesal mendengarnya, tapi sebelum dia sempat membalas perkataan Eun Joo, Joon Seok ternyata sudah keluar dari akademi.
Melihat Joon Seok yang sudah keluar dari akademi, Eun Joo tidak menyambutnya seperti biasa dan langsung berjalan masuk ke dalam mobil. Joon Seok heran melihat sikap ibunya. Apalagi ibu Sung Jae yang lebih heran melihat sikap Eun Joo yang berbeda pada Joon Seok dari biasanya.
--
Di dalam mobil, Joon Seok membuka pembicaraan membahas mengenai artikel yang tersebar dan mengenai reporternya yang pernah terkena kasus pelecehan seksual. Dia bahkan menyebut reporter itu adalah sampah.
Mendengar ucapan Joon Seok, membuat Eun Joo teringat mengenai rekaman suara itu, dimana Sun Ho berkata kalau Joon Seok melecehkan Da Hee. Tapi sekarang, Joon Seok malah terus bicara mengejek reporter Choi yang pernah terkena kasus pelecehan seksual walaupun sudah terbukti tidak bersalah.
Mendengar ucapan Joon Seok yang terus seperti itu, dengan tiba-tiba, In Ha membanting setir ke pinggir jalan dan menginjak rem. Joon Seok terkejut dan bertanya ada apa?
“Beritahu segala hal yang kau sembunyikan dariku,” pinta Eun Joo dengan cemas. “Aku menemukan lipstick perempuan di laci mejamu. Punya siapa itu?”
“Ibu memeriksa laciku?”
“Jawab ibu. Punya siapa itu?!” desak Eun Joo.
“Kenapa?”
“Aku bertanya padamu!”
“Aku tidak tahu.”
“Bagaimana bisa kau tidak tahu?!” teriak Eun Joo.
“Aku menemukan itu di kamarku, jadi aku memasukkannya begitu saja ke laciku.”
“Kenapa itu bisa ada di kamarmu?”
“Bagaimana aku bisa tahu?!” Joon Seok balas berteriak.
“Tolong, jujur pada ibu.”
“Ibu tidak percaya apapun yang ku katakan,” marah Joon Seok.
Eun Joo kehilangan kesabaran dan hampir keceplosan memberitahu mengenai rekaman yang sudah di dengarnya, tapi dia teringat peringatan Jin Pyo kalau Joon Seok tidak boleh tahu mengenai hal itu. Dan karena itu, dia hanya bisa menghela nafas kesal.
Joon Seok juga sangat kesal dan memutuskan untuk pulang sendirian. Dia langsung keluar dari mobil. Eun Joo panik dan mengejarnya. Dia meminta Joon Seok masuk lagi ke dalam mobil dan dia berjanji tidak akan bertanya apapun lagi.
“Berada di sekitar ibu membuatku sesak!” teriak Joon Seok dan mengibaskan tangan Eun Joo dengan kasar. Dia juga langsung berlari dengan kencang meninggalkan Eun Joo.
--
Jin Pyo mendapat laporan dari anak buahnya mengenai In Ha dan Moo Jin yang menemui orang tua Da Hee.
“Aku tidak dapat mendengar pembicaraan mereka, tapi orang tua Sun Ho terlihat terkejut.”
“Kemana mereka pergi setelah itu?”
Orang suruhan Jin Pyo menjawab kalau In Ha dan Moo Jin langsung pulang ke rumah. Jin Pyo jelas merasa bingung. Dia menyuruh orangnya agar menyiapkan orang untuk mengikuti orang tua Da Hee.
Eun Joo yang baru pulang mendengar pembicaraan Jin Pyo di telepon dengan orang itu. Setelah Jin Pyo mematikan telepon, Eun Joo langsung bertanya, “Apa yang terjadi?”
--
Joon Seok ternyata tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke depan rumah Da Hee. Dia mencoba menelpon Da Hee, tapi tidak di angkat.
Di depan rumah Da Hee, terlihat seorang pria di dalam mobil yang sedang mengawasi rumah itu. Dia juga melihat Joon Seok. Pasti dia adalah orang suruhan Joon Seok.
--

Eun Joo panik dan bertanya pada Jin Pyo, apa orang tua Da Hee memberitahu In Ha apa yang terjadi?
“Aku rasa tidak.”
“Tapi tidak ada alasan lain unutk orang tua Da Hee bertemu In Ha.”
“Lalu, seharusnya mereka pergi ke kantor polisi. Atau mereka akan menemui kita.”
“Mungkinkah mereka memberitahu mereka alasan Sun Ho ingin bertemu Joon Seok malam itu,” cemas Eun Joo.
“Hanya kita yang tahu mengenai itu. Shin Dae Gil juga tidak memberitahu siapapun.”
“Bagaimana jika Da Hee tahu? Sun Ho bilang dia mendengarnya dari Da Hee.”
“Bisakah kau bertahan pada satu hal saja? Kau yang memilih jalan ini. Bukan aku ataupun Joon Seok. Tapi kau,” tegas Jin Pyo.
“Jika aku bisa memutar kembali waktu, aku akan memilih jalan yang berbeda.”
“Apa kau membuatnya seolah bunuh diri karena kau benar-benar berpikir itu adalah insiden?” tanya Jin Pyo.
“Ya.”
“Tidak. Bahkan jika itu bukan kecelakaan, kau akan melakukan hal yang sama. Kau kira ibu Sun Ho akan berbeda? Ini adalah insting seorang ibu untuk melindungi anaknya. Hilangkan perasaan bersalah dan berhenti membuat alasan. Pertahankan saja instingmu!”
“Menurutmu keputusanaku adalah yang terbaik untuk Joon Seok?” tanya Eun Jo. “Apa menurutmu yang kita lakukan sekarang adalah yang terbaik untuknya?”
“Kau benar-benar munafik. Aku tahu kau membenciku. Tapi di mataku, kau munafik,” balas Jin Pyo.
--


Dong Hee pergi menjenguk Sun Ho di rumah sakit. Dia menatap Sun Ho dan teringat ucapan Sun Ho padanya agar jangan pernah menyerah. Dengan perlahan, Dong Hee memegang jemari Sun Ho, dan meminta Sun Ho agar tidak menyerah. Jangan pernah menyerah Sun Ho.
Saat itu, buku The Cahtcher in The Rye yang ada di samping tempat tidur Sun Ho terjatuh. Seolah dia menjawab perkataan Dong Hee.
Soo Ho masuk ke dalam kamar sambil membaca komentar di halaman petisinya. Dia memberitahu Dong Hee kalau semua orang memberikan komentar negatif, tapi untunglah tidak ada komentar mengenai mereka. Tapi, tetap saja rasanya menjengkelkan. Dong Hee berkomentar kalau reporter Choi juga pasti merasa kesal.
“Tapi, kebenaran akan segera terungkap, jadi semua akan baik-baik saja. Ibu Da Hee eonni meminta orangtua ku untuk bertemu. Da Hee eonni pasti sudah memberitahu apa yang di ketahuinya.”
“Menurutmu, kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran? Maksudku, ibunya benar-benar menyeramkan.”
“Benar juga. Tapi, mungkin ada kesalah pahaman.”

Saat itu, Joon Ha datang berkunjung. Dan Soo Ho langsung memperkenalkan Dong Hee pada Joon Ha. Joon Ha menatap dan meminta izin untuk memeluk Dong Hee, dia juga memuji Dong Hee yang mempunyai senyuman yang indah. Setelah itu, Joon Ha mengajak Soo Ho dan Dong Hee untuk makan bersama. Dia yang akan mentraktir.

Teleponnya kebetulan berbunyi. Telepon dari Jin Woo. Dia merasa terganggu dengan perkataan Joon Ha sebelumnya, jadi dia hendak bertanya dan sekarang ada di depan toko roti Hoho.  Dan ternyata toko Hoho hari ini tutup lebih cepat. Dan akhirnya, Joon Ha malah mengajak Jin Woo untuk bertemu di restoran saja.
--
Moo Jin menerima telepon dari Joon Ha. Joon Ha sudah berada di restoran, dan menelpon di depan restoran. Dia penasaran dengan apa yang di katakan oarng tua Da Hee, jadi dia menelpon. Moo Jin berkata kalau dia akan menceritakannya nanti.
In Ha sendiri berada di dalam kamar dan masih seperti orang linglung. Dia terus teringat ucapan kebencian Ibu Da Hee padanya tadi. Hal itu membuatnya sangat stress.

Selesai teleponan dengan Moo Jin, pas pula Jin Woo tiba. Jin Woo langsung bertanya keadaan orang tua Sun Ho, apa baik-baik saja? Joon Ha langsung mengeluarkan perasaannya yang kesal karena mereka di katakan membayar seorang reporter mantan penjahat untuk menulis artikel tersebut. Sekolah harusnya melindungi korban, tapi sebaliknya, malah mengumpulkan orang tua dan menebarkan rumor palsu. Jin Woo hanya bisa meminta maaf. Dia mencoba ikut serta dalam rapat itu, tapi wakil kepala sekolah tidak mengizinkan. Dia benar-bena rmeminta maaf.
Joon Ha menatapnya. Mungkin dia bisa merasakan kalau Jin Woo benar-benar merasa marah. Jadi, dia tidak marah lagi pada Jin Woo. Sebaliknya, dia mengajak Jin Woo untuk masuk ke dalam restoran.
Mereka makan bersama dengan Soo Ho dan Dong Hee. Jin Woo sedikit canggung, dan Joon Ha menyuruhnya makan saja karena dia yang akan membayar. Jin Woo langsung berkata kalau dia yang akan bayar. Joon Ha menyuruhnya tenang karena ini adalah buffet all you can eat, jadi dia yang akan mahal.
Jin Woo tiba-tiba meminta maaf karena tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik sebagai guru. Dia benar-benar minta maaf.
“Tidak masalah. Kau membela Dong Hee eonni. Eonni bilang padaku kalau rasanya menyenangkan karena ada orang yang membelanya,” ujar Soo Ho.

Mereka lanjut makan. Dan tiba-tiba, Soo Ho merasa sedih karena ini adalah restoran favorit Sun Ho. Joon Ha jadi ikut sedih.
“Kenapa melihatku seperti itu?”
“Apa maksudmu?”
“Tante melihatku seperti aku adalah anjing yang di buang.”
“Tidak lah. Bagaimana bisa kau membandingkan manusia dengan anjing yang di buang?” protes Joon Ha.
“Aku rasa anjing lebih baik daripada manusia. Mereka tidak berbohong ataupun mengkhianatimu.”
“Kau benar juga. Tapi orang lebih indah daripada bunga,” balas Joon Ha.
Mereka akhirnya bisa sedikit tersenyum dan lanjut makan. Jin Woo menatap dan tampak bersalah. Saat itu, dia mendapat telepon dari Moo Jin, jadi dia segera keluar untuk menerima telepon.
In Ha keluar kamar saat mendengar Moo Jin menelpon Jin Woo, apalagi saat mendengar Moo Jin yang meminta bertemu dengan Jin Woo. Joon Ha keluar dan bertanya apa kakak iparnya ingin menemui Jin Woo sekarang? Jin Woo membenarkan.
In Ha juga bertanya, untuk apa Moo Jin menemui Jin Woo? Moo Jin menjawab kalau dia hendak memeriksa sesuatu.

“Kau tidak akan memberitahunya yang kita dengar hari ini kan?”
“Aku akan memberitahunya jika perlu.”
“Tidak. Jangan beritahu,” larang In Ha. “Orang tua Da Hee tidak ingin orang lain tahu hal ini.”
“Aku percaya pada Sun Ho. Dia lebih baik daripara orang lainnya. Dia tidak akan pernah melakukan hal itu.”
“Aku tidak percaya yang ku dengar tadi juga. Tapi… kenapa Da Hee harus berbohong mengenai hal seperti itu? Untuk apa?”
“Aku akan mencoba mencari tahu. Alasan kenapa Da Hee berbohong.”
“Bagaimana jika itu benar? Bagaimana jika cerita itu benar? Maka kau akan bagaimana?”
“Aku tidak percaya hal itu. tapi, jika itu benar, aku akan mengakuinya.”
In Ha panik dan berteriak agar Moo Jin tidak mengatakan apapun. Jika itu benar, mereka harus tetap diam. Mereka tidak boleh mengatakannya dan harus melupakannya. Anggap mereka tidak pernah mendengar apapun. Dia benar-benar takut kalau semua orang tahu yang terjadi, semuanya akan memperlakukan Sun Ho seperti penjahat.
“Lalu apa bedanya kita dengan mereka? Mereka terus menutupi semua rahasia kotor tanpa ingin mengungkap kebenaran apapun hanya untuk melindungi anak mereka. Apa bedanya kita dengan mereka?” tanya Moo Jin.
In Ha menangis histeris.
“Kau dan aku telah berjanji akan mencari tahu kebenarannya. Jika kita berhenti sekarang… karena itu bukan hal yang kita bayangkan, kita sama saja dengan mereka.”
“Aku tidak peduli jika harus jadi sama dengan mereka!” teriak In Ha. “Dengan anakku terbaring di rumah sakit, aku tidak bisa membiarkannya di perlakukan seperti kriminal!”
 “Kau percaya pada Sun Ho. Kau percaya padanya lebih daripada orang lain.”
“Apa gunanya jika hanya aku yang percaya padanya?! Aku tidak peduli jika kau mengkritikku atau tidak. Aku akan melupakan semuanya. Aku akan berpura-pura tidak pernah mendengarkan apapun mengenai itu,” ujar In Ha dan berlari masuk ke dalam kamar. Dia menangis dan menjerit histeris.
--
Joon Seok akhirnya tiba di rumah. Jin Pyo berada di ruang tamu dan bertanya Joon Seok darimana? Joon Seok menjawab kalau dia dari rumah teman. Dan tiba-tiba Jin Pyo berkata agar Joon Seok bersiap keluar negeri. Dia akan menyekolahkan Joon Seok ke Inggris. Joon Seok jelas kaget.
“Tantemu tinggal di sana, jadi tidak akan terlalu sulit.”
“Apa ini karena Sun Ho?”
“Aku sudah memikirkannya sejak lama. Negara ini terlalu kecil untukmu. Kau harus berkompetisi dengan murid-murid yang lebih baik di luar sana. Itu akan memperbesar pengamatanmu dan membuatmu bisa mendaki lebih tinggi.”
Tapi Joon Seok malah menatap ke Eun Joo dan menuduh ibunya yang menyuruh ayahnya mengirimnya keluar negeri. Karena tidak ingin melihatnya. Eun Joo menggeleng.
“Ibumu akan ikut denganmu,” ujar Jin Pyo.
“Aku akan pergi sendiri,” ujar Joon Seok. Eun Joo terkejut mendengarnya. “Tanteku ada di sana. Ibu tidak perlu ikut.”
“Kita akan memutuskannya nanti. Jangan beritahu orang lain mengenai ini hingga kau benar-benar pergi. Aku tidak ingin orang-orang salah paham.”
“Tentu,” ujar Joon Seok dan langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Dan setelah itu, Jin Pyo malah berkata pada Eun Joo kalau sepertinya inilah saatnya bagi Joon Seok untuk hidup tanpa Eun Joo. Eun Joo terkejut mendengarnya, apa Jin Pyo akan mengirim Joon Seok pergi sendiri?
“Kau terlalu lemah, dan itu membuatnya lemah juga. Mungkin lebih baik baginya untuk pergi sendirian ke sana,” ujar Jin Pyo.
“Joon Seok membutuhkanku.”
“Maka berhenti membingungkannya. Bertingkahlah dengan benar.”
--
Moo Jin menemui Jin Woo dan bertanya mulai sejak kapan Da Hee berhenti ke sekolah?
“Apa itu ada hubungannya dengan Sun Ho?” tanya Jin Woo.
“Ini topik yang sensitif. Jadi, aku tidak bisa memberitahu Anda sekarang. Aku minta maaf.”
“Tidak perlu. Aku tidak ingat tanggal pastinya, tapi seingatku itu sekitar pertengahan bulan September. Aku rasa Da Hee berhenti datang sekolah sekitar beberapa hari sebelum liburan Chuseok. Dan kemudian setelah Chuseok, ibunya bilang kalau Da Hee akan cuti dari sekolah.”
“Apa Anda tidak menemuinya setelah dia tidak sekolah?”
“Ibunya bilang kalau Da Hee mengalami serangan panik, dan tidak bisa menemui orang lain. Sebenarnya, yang membingunganku adalah, hingga hari sebelumnya dia tidak datang sekolah, Da Hee tidak menunjukkan gejala apapun. Anda ingin tanggal pastinya, kan?”
“Ya. Aku ingin tahu tanggal pasti Da Hee tidak masuk sekolah.”
“Aku akan memeriksanya besok dan memberitahu Anda.”
Moo Jin benar-benar berterimakasih atas hal itu. Jin Woo pun membahas mengenai komentar online tersebut. Moo Jin berkata kalau banyak hal yang telah terjadi hari ini, jadi komentar-komentar itu tidak terlalu mengganggunya. Melihat Sun Ho yang terbaring di ranjang rumah sakit, dia hanya berharap Sun Ho bisa segera bangun. Jika Sun Ho bangun, tidak peduli apapun yang orang katakan ataupun kebenaran yang harus di hadapinya, dia akan bisa melaluinya.
“Insiden Sun Ho membuatku dapat melihat betapa tidak bergunanya manusia dan aku sebagai guru. Aku belajar banyak dari hal itu. Daripada khawatir mengenai murid-mudir, aku malah mengkhawatirkan bagaimana menyelesaikan paper secara lebih efisien. Apakah aku ini guru atau hanya admin sekolah? Terkadang, aku bahkan tidak tahu siapa aku atau apa yang ku lakukan. Aku tidak tahu.”
“Menurut Anda berapa banyak orang yang tahu siapa dirinya? Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri.  Aku tahu kau berusaha keras untuk membantu,” ujar Moo Jin.
Usai berbicara sebentar, Moo Jin pamit pulang dulu. Dan Jin Woo tiba-tiba membahas mengenai wakil kepala sekolah yang tahu Dong Hee bertemu dengan Sun Ho. Dan dia memberitahu mengenai Jin Pyo yang mempunyai hubungan dengan para polisi. Dan sepertinya wakil kepala sekolah tahu dari sana, karena dia tidak pernah memberitau siapapun.
--
Det. Park tampak marah dan bertanya pada det. Kim, siapa yang memberitahu mengenai Han Dong Hee? Det. Kim berpura-pura tidak memberitahu.
“Jujurlah! Hanya kita berdua yang tahu hal ini. siapa lagi jika bukan kau?” marah det. Park.
“Oh, det. Kang dari unit Wanita dan Remaja, bertanya apakah aku mendengar sesuatu mengenai Park Sun Ho. Ada apa?”
“Mulai dari sekarang, jangan memberitahu siapapun mengenai Park Sun Ho!”
“Kenapa? Kita harus berbagi informasi dengan Unit Wanita dan Remaja.”
“Kalau ku bilang jangan, ya jangan!” teriak Det. Park.
Masih kesal, dia malah di hampiri oleh reporter Choi yang meminta agar Det. Park berbagi informasi dengannya. Det. Park tidak mau. Dia bahkan memarahi reporter Choi yang membuat semuanya semakin buruk. Dia tahu kalau reporter Choi menyimpan dendam pada Oh Jin Pyo.
“Keadilan dan kebenaran? Kau hanya ingin menghancurkan Oh Jin Pyo,” kesal Det. Park.
“Bukankah kau juga berpikir kalau anak Oh Jin Pyo bersalah?”
“Dengar aku baik-baik. Jika kau menemuinya tanpa bukti, dia akan menjatuhkanmu. Lihat sekarang, berita palsu menutupi berita asli.”
Det. Park benar-benar kesal pada reporter Choi karena membuat keluarga Sun Ho jadi terkena gosip buruk. Tapi, reporter Choi terus saja bicara. Det. Kim jadi kesal juga dan memarahi reporter Choi.
“Tapi yang di katakannya benar. Benar kalau investigasi ini memiliki banyak kecacatan,” ujar det. Park tiba-tiba.
“Kau kerasukan apa tiba-tiba begitu? Kau menakutiku,” ujar Reporter Choi.
“Seperti yang kau katakan, banyak bukti yang hilang dan tidak ada saksi. Korban juga tidak bisa di mintakan keterangan. Ini adalah kasus yang rumit untuk di pecahkan.”
“Itulah yang aku coba katakan.”
“Membuat issue juga tidak akan membuat bukti apapun. Jadi, bertingkahlah hati-hati. Atau kau mungkin akan membuat keluarga Sun Ho semakin di serang!” peringati Det. Park.


Post a Comment

Previous Post Next Post