Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 12 – 2
Images
by : jTBC
Dong Hee dan
Soo Ho langsung menemui In Ha. Dan In Ha langsung bertanya, apa Dong Hee tahu dengan
siapa Da Hee bertemu hari itu (tanggal 19 Sept)?
“Aku tidak
tahu,” jawab Dong Hee.
Soo Ho curiga
kalau Da Hee bertemu dengan Joon Seok, tapi Dong Hee tidak merasa begitu.
“Da Hee
tidak masuk sekolah sehari setelah ulang tahunnya, dan tidak pernah datang
lagi.”
“Aku tahu. Terus?”
Flashback
Sehari setelah ulang tahun Da
Hee, Dong Hee sempat mendengar pembicaraan Joon Seok dengan Ki Chan dan Sung
Jae. Ki Chan berkata kalau Da Hee pasti shock karena Joon Seok membiarkan Da
Hee berdiri menunggu kemarin, makanya Da Hee tidak masuk sekolah.
End
“Meskipun
Joon Seok tidak menjawab, tapi aku rasa mereka tidak bertemu.”
“Kita tidak
bisa yakin begitu. Yang penting, Da Hee pasti ada sesuatu dengan Joon Seok. Terakhir
kali, ketika aku ke rumah Da Hee eonni…”
“Kau melihat
Joon Seok di depan rumah Da Hee?” tebak Joon Ha.
“Ya. Tidak lama
setelah insiden oppa. Kami bertemu di depan rumah Da Hee eonni.”
In Ha jelas
jadi semakin curiga.
--
Reporter Choi
menemui Dae Gil. Dia memberitahu kalau dia sudah menemui CEO perusahaan CCTV
dan keterangan dari perusahaan itu berbeda dengan yang Dae Gil katakan. Dan juga
biasa kan CCTV asli tidak akan di musnahkan tapi di arsip. Tapi, ini malah
sudah di musnahkan. Kenapa harus di musnahkan?
“Aku tidak
tahu. Kenapa bertanya padaku?”
“Karena kau
mantan polisi. Kau tahu lebih baik daripada siapapun,” ujar rep. Choi.
Tapi, Dae
Gil tetap bungkam. Jadi, Reporter Choi meninggalkan kartu namanya agar Dae Gil
mau menghubunginya jika dia mau. Tapi, Dae Gil membuang kartu nama itu ke dalam
tong sampah.
Saat Rep.
Choi sudah pergi, Dae Gil mendapat telepon dari rumah sakit. Entah apa yang di
katakan, karena Dae Gil langsung terburu-buru pergi. Dai segera mencari taksi.
Rep. Choi yang belum pergi terlalu jauh melihat hal tersebut. Dan dia juga
melihat sebuah mobil yang langsung mengikuti Dae Gil.
--
Moo Jin
memasang teleskop di kamar rawat Sun Ho. Dan saat itu, dia mendapat telepon
dari Jin Pyo.
--
Eun Joo
mendapat telepon dari akademi kalau Joon Seok tidak ada datang ke akademi. Eun Joo
jelas panik dan langsung menghubungi Joon Seok, tapi tidak di angkat.
--
Joon Seok
menghabiskan waktu untuk bermain game. Tapi, hal itu tidak bisa menghilangkan
emosinya sama sekali.
--
Moo Jin menemui Jin Pyo. Yah, dapat kita
tebak, Jin Pyo bicara seolah-olah Moo Jin dan keluarga telah salah paham pada putranya.
Dan juga mengenai artikel tersebut.
“Apa Anda
ada menyelidiki orang seperti apa reporter Choi Ji Kyung?”
“Reporter
harus di nilai berdasarkan artikel yang di tulisnya. Jadi, kenapa aku harus menyelidikinya?”
“Aku akan
jujur pada Anda. Dia mendekati Anda dengan alasan pribadi.”
“Apa
maksudnya?”
“Choi Jin
Kyung memiliki beberapa hubungan denganku.”
“Jadi?”
“Dia
baru-baru ini menemuiku dan meminta uang dariku. Itu terserah pada Anda mau
percaya atau tidak. Tapi, itu benar. Aku bahkan memiliki rekamannya. Sekarang Anda
sudah mengerti orang seperti apa dia?”
“Kau ingin
menemuiku hanya untuk memberitahu hal itu?”
Jin Pyo
tertawa dan berkata kalau dia menelpon untuk menemui Moo Jin dan In Ha sebagai
direktru sekolah. Tapi, pembicaraan mereka jadi sedikit melenceng. Dia meminta
Moo Jin dan In ha berhenti melakukan apa yang mereka lakukan sekarang karena
hanya akan menyakiti diri sendiri.
“Anda sudah
salah. Kami bukan tentara yang berjuang untuk keadilan. Dan bukan orang yang bermimpi
mengenai masa depan yang luar biasa. Kenapa ini harus terjadi pada putraku yang
berusia 15 tahun? Siapa yang mencoba menyembunyikan kebenarannya dan kenapa? Itulah
yang ingin ku ketahui.”
“Tidak ada
satupun yang menyembunyikan kebenaran.”
“Kau mungkin
mengira kau bisa menyembunyikannya dari semua orang. Tapi, itu akan terlihat bagi
orang yang terus melihat sekitar.”
Moo Jin
benar-benar tidak takut menghadapi Jin Pyo.
“Jika Anda
terus seperti ini, kau akan terjatuh dan tidak bisa bertahan!”
“Jika aku
terjatuh, istriku akan membantuku kembali. Dan jika dia terjatuh, aku akan
membantunya. Jika kami berdua terjatuh, Soo Ho akan membantu kami. Ada cukup
banyak orang di sekitar kami… yang dapat membantu kami bertahan.”
Usai mengatakan
hal itu, Moo Jin pergi dari sana. Dan wajah Jin Pyo terlihat sangat marah.
Saat di dalam mobil, Moo Jin menelepon In Ha. In
Ha bertanya kemana Moo Jin? Dia ada di rumah sakit bersama Soo Ho dan Dong Hee.
Mereka menyuruh Moo Jin cepat pulang agar bisa makan malam bersama. Moo Jin
memberitahu kalau dia menemui seseorang tadi.
--
Reporter Choi
menemui det. Park dan memberikan sebuah kertas kecil bertuliskan nomor plat
mobil. Dia meminta det. Park untuk menyelidiki mobil tersebut untuknya. Det. Park
jelas menolak.
“Ini ada
hubungannya dengan kasus Park Sun Ho,” beritahu Reporter Choi.
“Mobil siapa
ini?”
“Aku melihat
sebuah mobil mengikuti Shin Dae Gil. Ini adalah nomor plat mobilnya.”
“Apa kau
yakin?” tanya det. Park.
“Ya, aku
yakin. Aku juga bertemu CEO dari perusahaan CCTV yang bekerjasama dengan SMP
Seah. Mereka sudah memusnahkan CCTV asli-nya,” beritahu rep. Choi. “Pasti ada
sesuatu. Kenapa mereka harus memusnahkannya saat itu bisa menghasilkan uang?”
Det. Park bicara
berpura-pura cuek tapi sebagai kode agar Rep. Choi mau menyelidiki perusahaan
itu.
Tidak lama,
det. Kim masuk dan melapor pada det. Park kalau ibu dari mr. ice (istri Dae
Gil) sudah meninggal dunia. Reporter Choi penasaran, dan hendak mengikuti. Tapi,
dia malah mendapat telepon dari Moo Jin.
--
Dae Gil
berada di pemakaman istrinya. Jin Pyo menelpon dan berkata kalau Dae Gil bisa
meminta apapun darinya untuk keperluan pemakaman. Dae Gil berkata dia tidak
perlu apapun, dia hanya ingin Jin Pyo menyingkirkan orang suruhannya (yang mengawasinya)
hingga pemakaman selesai. Jin Pyo menolak permintaannya itu.
Dae Gil
melanjutkan pemakaman. Dia melihat foto istrinya, dan tampak memikirkan
sesuatu.
--
Eun Joo keluar
rumah untuk mencari Joon Seok. Dia menelpon semua teman Joon Seok, mengenai
kemungkinan Joon Seok akan kemana, tapi tidak ada informasi apapun.
--
Joon Seok
menemui seorang pengemis, dan meminta tolong untuk membelikan soju dan rokok.
Dan kebetulan
sekali, pengemis itu membelinya di minimarket Dong Soo. Dong Soo melihat
pengemis itu yang tampak gugup dan terus melihat Joon Seok yang ada di luar,
jadi dia tahu kalau itu pasti untuk anak di bawah umur. Dia menyuruh pengemis itu
pergi tanpa harus membayar.
Dong Soo
keluar dan mengembalikan uang Joon Seok itu. Dia menyuruh Joon Seok untuk tidak
pernah melakukan hal itu lagi. Tapi, Joon Seok malah mengeluarkan uang lebih dan
berkata tidak akan melapor ke polisi asalkan Dong Soo menjualnya padanya. tidak
perlu uang kembalian juga.
Dong Soo
tidak mau dan menceramahi Joon Seok untuk sadar. Semua uang itu bukan uang Joon
Seok tapi uang orang tuanya. Jadi pulang saja. Joon Seok tidak suka
mendengarnya dan berteriak. Dong Soo sempat emosi dan hendak memukulnya, tapi
dia menahan diri dan menyuruh Joon Seok untuk pulang saja. Jika Joon Seok terus
seperti ini, maka hidupnya bisa hancur. Jadi pulang saja.
“Kau kira
kau siapa?!” teriak Joon Seok.
Dong Soo emosi.
Tapi, dia masih berusaha menahan emosinya. Masalahnya, Joon Seok terus
memancing emosinya. Dong Soo sampai menarik kerah baju Joon Seok, tapi begitu
melihat mata Joon Seok yang berkaca-kaca, dia jadi tidak marah. Sebaliknya, dia
bertanya apa Joon Seok sudah makan? Dia menyuruh Joon Seok masuk dan membeli
makanan saja.
Tapi, Joon
Seok malah berlari pergi dari sana. Dong Soo hanya menatapnya.
--
Moo Jin
bertemu dengan reporter Choi. Dan reporter Choi meminta maaf karena dia
sebenarnya mengenal Jin Pyo. Moo Jin berkata kalau dia sudah tahu, karena Jin
Pyo sudah memberitahunya.
“Aku tidak begitu
percaya padanya. Tapi, aku pikir setidaknya aku harus bertanya padamu dan melihat
apakah itu benar atau tidak,” ujar Moo Jin.
“Apa dia bilang
aku meminta uang darinya?”
Moo Jin
membenarkan. Tapi, dia juga ingin mendengarnya langsung dari reporter Choi. Reporter
Choi menjelaskan kalau dia tidak pernah meminta uang dari Jin Pyo.
“Sebenarnya,
Oh Jin Pyo dan aku berasal dari SMA yang sama. Hubungan buruk kami di mulai
dari sana. Sejujurnya, aku tertarik pada kasus Sun Ho karena itu. Aku ingin
menghancurkannya. Aku minta maaf karna aku mempunyai motif tersembunyi.”
Moo Jin diam
mendengar penjelasan Reporter Choi. “Kau menulis artikel berdasarkan kebenaran
sesuai yang kau janjikan. Dan aku dapat merasa kalau kau benar-benar peduli
pada Sun Ho dan keluargaku. Itu sudah cukup bagi kami.”
Reporter
Choi menatap Moo Jin yang berjalan pergi. Dia tersenyum menyadari kebaikan Moo
Jin.
--
Dae Gil merasa
sangat terganggu dengan orang suruhan Jin Pyo yang masih juga berada di
sekelilingnya.
--
Eun Joo
pulang ke rumah dan memeriksa kamar Joon Seok, tapi Joon Seok masih belum pulang
juga. Dia jadi semakin panik. Dan dia teringat ucapan Joon Seok mengenai
alasannya membenci Sun Ho. Dia terpikirkan sesuatu.
Jin Pyo
melihat Eun Joo yang tampak seperti linglung. Tapi, Eun Joo mengabaikannya dan
pergi keluar.
--
Joon Ha
menutup toko. Dan saat dia hendak pulang, dia melihat Joon Seok yang berjalan
di seberang jalan. Jadi, dia menghampiri Joo Seok dan bertanya apa Joon Seok bisa
bicara sebentar dengannya? Joon Seok tidak mau. Dia bahkan berteriak dan mengibaskan
tangan Joon Ha. Tidak hanya itu, dia langsung berlari menyeberang jalan dan
hampir tertabrak.
Joon Ha berteriak
kaget memanggilnya. Joon Seok sempat berbalik dan menatapnya dengan pandangan
nanar.
--
Joon Ha pergi
ke rumah sakit dan memberitahu In Ha mengenai Joon Seok tadi.
“Tapi,
eonni, aku tahu aku seharusnya membencinya. Tapi, aku merasa sedih ketika aku
melihatnya. Dia terlihat sangat gelisah. Dia benar-benar hancur. “
“Bagus. Dia harus
terluka dan lebih menderita lagi,” ujar In Ha. Tapi, wajahnya tidak sesuai
dengan ucapannya.”
--
In Ha dalam
perjalanan pulang dan masih terus memikirkan ucapan Joon Ha, mengenai Joon Seok
yang terlihat sangat gelisah.
Dan saat
itu, dia melihat Eun Joo yang sedang berada di depan apartemennya. Mereka saling
bertatapan.
“Apa kau ke
sini untuk bertemuku?” tanya In Ha.
“Tidak,”
jawab Eun Joo dan berjalan pergi.
“Apa Joon
Seok masih belum pulang? Joon Ha bilang dia melihat Joon Seok di luar toko
kami. Dia bilang Joon Seok terlihat sangat gelisah. Apa ada sesuatu terjadi
padanya?”
“Tidak, dia
baik-baik saja.”
“Kenapa kau
kemari? Kau tidak punya urusan di sekitar sini. Bahkan jika ada, kau tidak akan
ke dekat sini.”
“Aku punya
beberapa urusan di sekitar sini.”
“Kau kemari
karna kau mengira Joon Seok mungkin ke sini?” tebak In Ha.
“Kenapa dia
harus ada di sini. Sama seperti yang kau katakan, dia tidak akan kemari bahkan
jika dia mau.”
“Eun Joo,
Joon Seok masih anak-anak. Dia terlalu muda untuk menangani hal seperti ini.”
“Aku lelah
mendengar hal yang sama seperti itu lagi dan lagi,” marah Eun Joo.
“Kau harus
mengangkat beban dari pundaknya. Kumpulkan keberanianmu. Itulah yang harus kau
lakukan untuknya.”
“Bisakah kau
berhenti?!”
“Bagaimana
jika Joon Seok memutuskan melakukan hal yang buruk?”
“Apa itu
yang kau inginkan? Kau ingin Joon Seok melompat dari atap sama seperti Sun Ho?!”
teriaknya. “Berhenti sok peduli pada Joon Seok. Jujur saja, katakan kalau kau
ingin dia hancur dan menderita. Tidak, kau ingin dia mati kan? Itu yang
jelas-jelas kau inginkan.”
“Kau benar. Itu
yang ku inginkan. Aku ingin dia hancur dan menderita. Sun Ho ku sekarang
menderita walaupun dia tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi, Joon Seok
baik-baik saja. Jadi, dia harus menderita. Dia harus kesakitan.”
“Kau tidak
akan mendapatkan yang kau inginkan. Joon Seok… tidak akan hancur. Dia tidak
akan menderita.”
“Dia sudah
menderita. Kau dan Joon Seok,kalian berdua. Kalian sudah hancur.”
“Tidak. kau
salah. itu tidak akan pernah terjadi. Tidak ada yang salah dengan Joon Seok,” tegas
Eun Joo dan langsung pergi.
--
Moo Jin
sedang tidur dan terbangun di tengah malam karena In Ha tidak ada di sebelahnya.
In Ha sedang duduk di ruang tamu sendirian. Dia khawatir dengan Joon Seok yang
apa sudah pulang atau belum. Tapi, dia menyangkal kalau dia khawatir.
“Aku memimpikan
Sun Ho hari ini. Rasanya sangat nyata hingga aku tidak tahu apakah aku bermimpi
atau tidak. Aku sempat bingung sesaat.”
“Apa yang
Sun Ho katakan?”
“Dia bilang
kalau dia baik-baik saja dan ingin pulang ke rumah. Sangat bahagia bisa
mendengar suaranya bahkan jika itu hanyalah mimpi. Aku punya waktu yang sulit untuk
mengingat suaranya beberapa saat yang lalu.”
“Itu pasti mimpi
yang indah kan? Mereka bilang mimpi menunjukkan hasil berlawanan dengan yang
akan terjadi.”
“Itu mimpi indah.
Benar-benar mimpi yang indah.”
“Ya, aku
yakin.”
Dan tiba-tiba,
Moo Jin mendapat telepon dari Dae Gil. In Ha jelas heran kenapa Dae Gil menelpon
tengah malam begitu?
“Aku punya
hal yang ingin ku katakan,” ujar Dae Gil. “Tidak, aku akan ke tempatmu sekarang.”
“Sekarang?”
kaget Moo Jin.
“Aku merasa
sepertinya hari ini saat aku bisa mengumpulkan semua keberanianku,” ujar Dae
Gil. Dan sedang berjalan terburu-buru di jalan.
“Kau akan
memberitahu kami yang terjadi hari itu?”
“Ya. Aku akan
memberitahu segalanya.”
“Terimakasih.
Terimakasih banyak.”
“Aku tidak
layak mendapat ucapan terimakasih. Aku benar-benar minta maaf.”
“Tidak. aku
merasa bersyukur karena kau telah mengumpulkan keberanian…,” ujar Moo Jin dan
dia mendengar suara tabrakan.
Dae Gil di
tabrak dengan sebuah truk besar.
Tags:
Beautiful World