Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 10 – 2
Images
by : jTBC
Jin Pyo pergi
ke kantor dengan emosi. Di dalam ruangannya sudah menunggu Sang Bok dan Myung
Sun. Dan seperti biasa, Sang Bok kembali menjilat, dia berkata kalau artikel
itu sangat bias, dan dia akan mengajukan tuntutan. Jin Pyo menyuruhnya tidak melakukan
hal tersebut karena itu akan membuat sekolah mereka terlihat tidak baik. Tapi,
Sang Bok menyarankan agar kepala sekolah (Myung Sun) yang mengajukan tuntutan.
“Kenapa kita
harus mengajukan komplain terhadap reporter yang menulis artikel?” tanya Myung
Sun balik.
“Itu tulisan
palsu,” ujar Sang Bok.
“Aku takut
kita tidak punya alasan apapun untuk menyangkal artikel itu.”
“Dia menulis
kalau putra direktur adalah ketua gang dan penyerang!”
“Dia hanya
menggunakan kalimat tanya terhadap penyerah dan keluarga korban,” balas Myung
Sun.
Jin Pyo
akhirnya angkat bicara. Artike sudah keluar, dan mereka harus mencari cara
mengatasinya sekarang. Reporter Choi pernah sekali di tuduh melakukan pelecehan
seksual, dan kredibilitasnya sebagai reporter dan artikel-nya sangat rendah.
“Lalu,
kenapa orang seperti itu masih bisa bekerja di perusahaan surat kabar?” tanya
Myung Sun.
“Meskipun
dia terbukti tidak bersalah, pengalaman itu pasti mempengaruhi nya sebagai
reporter.”
Dan Jin Pyo
semakin bicara, untuk membuat opini tersendiri bagi Sang Bok, seolah keluarga
korban seolah membayar Reporter Choi untuk menulis artikel. Dan Reporter Choi
ingin mendapatkan kepercayaan masyarakat lagi dan memojokkan sekolah mereka. Dan
karena itu, Jin Pyo menyuruh Sang Bok untuk menenangkan para orang tua dngan
memebritahu kalau artikel itu tidak bisa di percaya. Dan juga biarkan para
orang tua, tahu Reporter Choi adalah reporter yang macam mana.
Sang Bok si
penjilat mengiyakan. Dan Myung Sun tampak tidak suka.
Saat sudah
keluar, Sang Bok bicara pada Myung Sun dan tidak lupa dia meminta Myung Sun
mengeluarkan menghukum Jin Woo atas sikapnya.
“Aku
mengerti kalau kau peduli pada sekolah, tapi jangan kelewatan batas. Menetapkah
hukuman pada guru adalah keputusan Kepala Sekolah,” ujar Myung Sun.
“Tentu saja.
Tapi, Tn. Lee sudah menghinaku di depan para guru dan murid.”
“Tn. Lee
tidak akan menerima hukuman apapun,” tegas Myung Sun.
Sang Bok
jelas semakin kesal.
--
Moo Jin
mengantar Soo Ho ke sekolah. Dia mengingatkan Soo Ho kalau keadaan sekolah
pasti akan kacau karena artikel yang keluar, tapi Soo Ho tetap tidak boleh
melakukan apapun. Dan jangan terluka dengan apapun yang orang katakan. Dia merasa
kalau Soo Ho sudah terlibat juga dalam kasus Sun Ho.
“Jika ini
mengenai oppa, maka aku termasuk.”
“Kau adalah
kau. Oppa-mu penting bagimu, tapi kau harus hidup untuk dirimu juga. Aku senang
dan bersyukur karena kau peduli pada oppa-mu, tapi aku suka kalau kau bermain
bersama teman-mu, menonton movie dan MV seperti sebelumnya. Kau tidak bisa
merasakan hal yang sama seperti dulu, tapi jangan terlalu berusaha keras terhadap
kasus oppa-mu.”
“Aku akan
mencobanya,” jawab Soo Ho.
--
Soo Ho masuk
ke dalam sekolah, dan dia bisa melihat semua orang menatapnya. Tapi, Soo Ho
berusaha menguatkan dirinya.
Joon Seok pun
di tatap oleh semua orang, dan di bicarakan. Young Chul dan Sung Jae tampak
cemas, sementara Ki Chan sibuk bermain game di ponselnya. Joon Seok masuk ke
dalam kelas, dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi.
Ki Chan
tidak tahan. Dia mulai meminta Joon Seok untuk mengakui kalau dia lah yang
membuat mereka masuk dalam Avengers Game. Dia juga menyuruh Joon Seok untuk
bertobat. Tapi, karena Joon Seok terus diam, Ki Chan akhirnya berteriak memberitahu
semuanya kalau Joon Seok adalah ketua gang-nya, dan semuanya telah di tipu.
Tapi, Joon
Seok bersikap sangat tenang, dan malah menyalahkan balik semuanya pada Ki Chan.
Young Chul pun demikian, memfitnah Ki Chan sebagai ketua gang. Sung Jae juga
ikut memojokkannya dan berkata kalau Ki Chan tidak instropeksi diri. Mereka
bertiga seolah Ki Chan orang yang tidak menyesal atas perilakunya. Dan membuat
semua kelas memandang Ki Chan seoah Ki Chan lah yang bersalah.
Dong Hee
melihatnya dan merasa kasihan. Dia tahu persis kenyataannya. Dia menatap tajam
ke Joon Seok, tatapannya tidak ada ketakutan sama sekali. Joon Seok
menyadarinya, dan mengalihkan pandangannya.
--
Eun Joo
berada di rumah dan menatap ke langit biru. Dia mengingat saat-saat sarapan
tadi pagi.
Flashback
“Jangan goyah. Bersikaplah percaya
diri,” ujar Jin Pyo pada Joon Seok. “Orang-orang akan bereaksi seperti air
mendidih, tapi semuanya akan tenang sebentar lagi. Jadi, bertingkahlan seperti
biasanya dan tetap tenang.”
“Baik.”
“Dan bicarakan secukupnya. Jika kau
berbicara terlalu banyak, kau mungkin akan keceplosan. Katakan hal yang seharusnya
saja.”
“Aku rasa, kita harus membiarkan Joon
Seok di rumah hari ini,” saran Eun Joo.
“Aku akan tetap sekolah. Anak-anak
akan berpikir ada sesuatu jika aku tidak masuk,”
ujar Joon Seok dengan tenang. “Jangan khawatir, aku baik-baik saja.”
Eun Joo menatap Joon Seok dengan
pandangan ketakutan, seolah dia bukan putranya. “Bagaimana bisa kau merasa
baik-baik saja?’
“Aku benar-benar baik-baik saja.”
“Itulah maksudku. Bagaimana bisa
kau merasa sangat baik? Ibu akan… melindungimu sampai akhir. Apapun yang
terjadi, ibu akan melindungimu. Tapi, kau seharusnya… setidaknya merasa salah. Kau
setidaknya, seharusnya merasa menderita. Jika kau tidak merasakan apapun, kau akan menjadi monster!”
“Berhenti!” teriak Jin Pyo. “Kembali
ke kamarmu, kau harus istirahat.”
“Apa yang ibu inginkan?! Ibu ingin
aku menderita?! Aku sudah bilang kalau aku tidak merasa sepenuhnya baik-baik
saja, aku juga merasa ini berat. Ibu yang menyuruhku untuk menahannya. Ibu yang
menyuruh. Jadi, aku menahannya. Jadi, kenapa ibu seperti ini padaku?! Ibu membingungkanku.
Apa yang ibu ingin ku lakukan?!” teriak Joon Seok.
End
Eun Joo
menutup matanya, menangis lagi. Dia pasti tidak sadar kalau dia telah
menciptakan seorang monster. Tidak! Dia telah mengubah putranya menjadi
monster.
--
Jin Woo
mencari petisi yang Soo Ho tulis, dan cukup senang karena petisi itu sudah di
tanda tangani 20.000 lebih orang. Sementara Kang Ho, dia berharap mereka bisa
mengganti nomor telepon sekolah. Dia merasa lelah karena dari pagi sudah
menerima banyak telepon.
Dan mereka
mulai membahas artikel itu. Kang Ho dapat menebak kalau Jin Pyo pasti merasa
sangat marah sekarang. Tapi, Jin Woo tidak takut karena dia merasa melakukan
hal yang benar. Dan Kang Ho mulai memberitahu kalau ada hubungan buruk antara reporter
Choi dan yayasan Seah.
Saat itu,
Sang Bok masuk dan memerintahkan untuk menyiapkan rapat orang tua. Dan dia
kemudian berteriak kalau reporter Choi adalah sampah dan pernah terlibat kasus
pelecehan seksual. Semua jelas terkejut dan juga bingung.
--
Det. Park menemui
atasannya dan di ajak makan siang bersama.
“Berapa lama
kau akan menjadi letnan? Berhenti menggali kasus yang tidak berguna. Tangkaplah
Ki Deuk Cheol dan dapatkan promosi,” ujar atasannya dan jelas itu kode agar
Det. Park berhenti mengerjakan kasus Sun Ho.
“Kami sedang
melacaknya sekarang?”
“Kenapa kau
mash terus mengurus kasus percobaan bunuh diri? Park Sun Ho.”
“Oh itu,”
jawab det. Park.
“Jika
seorang detektif kejahatan kekerasan terus menggali, seorang reporter akan
berpikir ada sesuatu.”
“Ini mungkin
bukan kasus percobaan bunuh diri atau kasus bully sederhana. Aku percaya kalau
harus ada penyelidikan ulang.”
“Penyelidikan
ulang, kakiku,” umpat atasan. “Kau punya bukti nyata?”
“Aku sedang
mencarinya.”
“Jika kau
punya waktu untuk itu, fokus saja menangkap Ki Deuk Cheol. Jika kau terus ikut
campur dalam kasus itu ketika kau tidak bisa menangani kasus mu sendiri, kau
mungkin akan kelihangan posisimu,” ancam atasan, secara halus.
--
Det. Park dan
det. Kim berjalan bersama membicarakan kasus Sun Ho. Det. Kim menggerutu karena
tidak mendapatkan apapun dari kamera blackbox dan juga CCTV jalanan yang suah
terhapus karena periode 1 bulan. Apalagi yang mau det. Park cari?
“Kau harus
melewati jalan ini jika ingin ke rumah Oh Jin Pyo.”
“Jadi?”
“Aku yakin
ada rumah yang memasang CCTV sendiri.”
“Apa kita
tidak akan menangkap Ki Deuk Cheol? Kenapa kau sangat terobsesi dengan kasus Park
Sun Ho?” protes det. Kim.
“Jika kita
menggali kasus ini hingga ke dasar, kita mungkin akan bisa menangkap Ki Deuk
Cheol sebagai bonus.”
“Apa
maksudnya?” tanya det. Kim
Tapi, det. Park
tidak menjawab.
--
Moo Jin ke
restoran orang tua Da Hee, tapi di tutup sementara. Dan dia melihat ada orang
yang mengikutinya. Tidak lama dia mendapat telepon dari Jin Woo yang memberitahu
kalau sedang di adakan pertemuan dengan orang tua murid. Dan dia merasa kalau
mereka mencoba menanyakan reliabilitas artikel tersebut.
--
Ibu Ki Chan
ke toko Hoho. Dan dia dengan panik mencari In Ha. Joon Ha dengan kesal bertanya
ada apa? Ibu Ki Chan protes mengenai artikel tersebut, apalagi Ki Chan bolos dari
sekolah. Dan dia juga dengan marah bertanya bagaimana bisa mereka membiarkan
seorang pemerkosa menulis artikel?
“Dia di nyatakan
tidak bersalah di pengadilan,” jawab Joon Ha.
“Aku dengar
kalau kalian membayar kriminal jadi dia dapat menulis artikel.”
“Apa? Siapa yang
bilang hal gila seperti itu?”
“Wakil
Kepala Sekolah (Sang Bok) yang mengatakannya sendiri di depan semua anggota komite
orang tua.”
“APA?!”
--
Sementara itu,
Ibu Sung Jae juga mengumpulkan semua orang tua lainnya. Dia memfitnah In Ha
yang melakukan ini demi mendapaktan uang dengan kasus Sun Ho. Apa yang di
katakannya tidak ada yang benar. Tapi, semua orang tua percaya padanya.
“Jika saja
dia bisa mengerti anak-anak dan memaafkan mereka seperti seorang ibu, segalanya
akan menjadi damai,” komentar seorang ibu (coba bayangkan anakmu yang jadi
korban. Jangan bacot saja!) “Kenapa dia harus membuat banyak orang menderita
karena mencoba balas dendam?”
“Itu karena
dia kekurangan cinta. Ada kepercayaan, harapan dan cinta. Dan yang terbaik dari
ketiganya adalah cinta,” ujar ibu Sung Jae.
--
In Ha sedang
berada di rumah sakit dan membersihkan tubuh Sun Ho. Dia juga berbicara dan
meminta Sun Ho bangung karena dia sudah membelikan sepatu baru. Dia meminta Sun
Ho untuk tetap kuat.
--
Seok Hee
berada di mini market, dan wajahnya terlihat lesu. Tapi, begitu melihat In Ha,
wajahnya bersemangat. Dia menyambut In Ha.
“Mengenai
artikel itu… aku merasa bersalah padamu. Tapi, kami tetap harus mencoba semua
yang kami bisa.”
“Jangan mengkhawatirkanku.
Aku baik-baik saja. Young Chul juga melakukan itu. Dia pantas mendapatkan itu.”
“Terimakasih
karena sangat pengertian,” ujar In Ha.
Seok Hee
memintanya untuk tidak berterimakasih. Karena dia juga bersyukur In Ha mau memaafkannya
dan bahkan masih peduli padanya seperti ini.
“Tapi, aku
masih menyimpan amarah pada Young Chul,” ujar In Ha. “Aku merasa sangat lega
karena melihatmu dapat mengerti.”
Dan Seok Hee
akhirnya memberitahu mengenai gosip yang beredar di kalangan para orang tua. Dimana
para orangtua berkata kalau In Ha membayar reporter untuk menulis artikel
tersebut.
--
Jin Woo mendapat
telepon dari Joon Ha. Tujuan, Joon Ha menelpon karena ingin tahu apa benar ada
gosip yang tersebar itu? Jin Woo tidak mengerti. Dan Joon Ha memberitahu apa yang
ibu Ki Chan katakan padanya.
Nn. Ham
kemudian memberithau Jin Woo kalau ada komentar negatif yang di tulis di petisi
milik Soo Ho.
--
Joon Ha juga
membaca komentar tersebut. Komentar-komentar negatif! Yang berkata kalau petisi
itu palsu. Artikel palsu. Orang tua mengerikan dan sebagainya.
Saat In Ha
pulang, Joon Ha langsung menutupnya. Tapi, In Ha tahu ada yang di sembunyikan
oleh Joon Ha, dan dia membaca komentar itu juga.
--
Moo Jin berjalan
cepat pulang ke rumah setelah mendapat telepon dari Joon Ha. Saat dia masuk ke dalam,
In Ha sedang duduk di meja makan. Moo Jin berusaha menghibur dan menyuruh In Ha
untuk mengabaikan semua komentar itu saja.
“Aku ingin
seperti itu, tapi komentar mereka menusuk jantungku,” tangis In Ha. “Aku
berusaha agar tidak terluka, tapi itu sangat melukai.”
Moo Jin
menggenggam tangannya, “Tidak apa. Orang tidak harus selalu kuat.”
“Ibu haruslah
kuat.”
“Bahkan ibu
hanyalah manusia. Mereka bisa terluka dan patah hati juga. kau tidak harus bersikap
kuat.”
“Aku khawati
mengenai Soo Ho. Aku rasa dia sudah melihat semuanya.”
“Dia
menelponku,” beritahu Moo Jin.
Flashback
Soo Ho menelpon Moo Jin saat
pulang sekolah bersama Dong Hee.
“Reporter itu seperti menusuk
dari belakang. Dia setidaknya harus memperingatkan kita dulu. Walau begitu,
kita mendapat banyak pengikut di halaman petisi kita,” ujar Soo Ho.
End
“Dia anak
yang pemberani,” ujar Moo Jin.
In Ha sangat
lega mendengarnya. Moo Jin mengajak In Ha untuk makan, dia juga sudah mengajak
Dong Soo dan Dong Hee untuk makan bersama mereka.
Tapi, In Ha
mendapat telepon dari Ibu Da Hee. Ibu Da Hee mengajak bertemu malam ini.
--
Jin Pyo
mengundang Reporter Choi. Dia memancing Reporter Choi seolah Reporter Choi
mengancamnya mengenai artiket tersebut. Dan ternyata dia merekam semua
pembicaraan mereka tersebut.
Dia menunjukkan
pena perekamnya pada Reporter Choi. “Ini akan membuktikan kalau kau mencoba
mengancamku.”
“Kau masih
belum berubah sedikitpun. Kau menjadi semakin buruk,” ujar rept. Choi.
“Pilihlah
musuhmu dengan bijak. Dan jangan lupa tempatmu.”
Reporter
Choi pun mengeluarkan ponselnya, dan ternyata dia juga merekam semuanya. Jin Pyo
tertawa tidak percaya. Reporter Choi bangkit dan berkata kalau dia tidak takut
dan beranjak keluar dari ruangan Jin Pyo.
--
In Ha dan Moo
Jin tiba di restoran orang tua Da Hee. Mereka masuk ke dalam dan ibu Da Hee sudah
menunggu mereka.
“Apa yang
ingin Anda bicarakan?” tanya In Ha.
“Putrimu
sudah memberitahu apa yang terjadi, bukan?”
“Aku dengan
Da Hee sangat sakit. Tapi, kau tidak seharusnya menampar…”
“Apa masalahnya?
Kau pikir Sun Ho adalah korban?”
“Apa yang
kau katakan?”
“Kau kira
Sun Ho hanyalah korban yang tidak bersalah dari kekerasan sekolah?! Sun Ho
adalah anak bermuka dua.”
“Kenapa kau
seperti ini?” marah Moo Jin.
“Dengarkan aku
baik-baik. Sun Ho bukanlah korban tapi assailant
(artinya penyerang/pemerkosa)! Dia bukanlah korban yang di perlakukan tidak
adil. Dia adalah penyerang yang mengerikan!” teriak ibu Da Hee
Bersambung
What?!!
Apa Da Hee sebenarnya
jujur?! Apa yang dia sembunyikan?! Mendengar dari rekaman pembicaraan Sun Ho
dan Joon Seok sebelumnya, Da Hee memberitahu Sun Ho kalau Joon Seok
melecehkannya hingga dia mencoba bunuh diri. Tapi, di akhir episode ini malah ibu
Da Hee berkata kalau Sun Ho lah sang penyerang!
Da Hee, what are
you hiding?! Apa dia berbohong pada Sun Ho, sama seperti yang Joon Seok katakan?
Da Hee melakukan itu, agar Sun Ho membenci Joon Seok dan membalasnya? Dan jika
memang begitu, apa Da Hee ketakutan saat tahu kalau Sun Ho bunuh diri? Sehingga
dia berbohong dan memutar balikan semuanya pada ibunya?
Atau ibu Da Hee
yang salah paham atas semuanya?! Dia salah mengira kalau pria yang Da Hee masuk
adalah Joon Seok, dan bukannya Sun Ho.
Da Hee, please
muncul dan katakan yang sejujurnya. Soalnya dalam ingatan Da Hee, kan Sun Ho
tersenyum dan memberikan buket bunga padanya. argggh… frustasi dengan Da Hee. Apa
Sun Ho benar-benar anak bermuka dua, sama seperti Joon Seok? Semoga tidak.
Aku lebih suka pada
Dong Hee dan Soo Ho.
Tags:
Beautiful World
Bingung jg ya,lanjut.....
ReplyDelete