Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 09 – 2
Images
by : jTBC
Pagi-pagi,
Moo Jin pergi
ke rumah Dong Soo dan Dong Hee. Dia meletakkan bekal di depan rumah mereka, dan
setelah itu dia langsung pergi.
Dong Soo dan
Dong Hee menemukan kotak bekal itu dan juga memo : Makanlah yang benar agar bisa berjuang. Kunyah yang baik dan habiskan semuanya. Aku tidak suka makanan bersisa –
dari wali kelasmu.
Dong Soo
tersenyum membaca memo tersebut. Dong Hee juga tersenyum dan merasa kalau Moo
Jin pasti bangun pagi-pagi untuk mengantarkan semua ini.
--
In Ha bangun
terlambat. Dan dia sudah panik karena belum menyiapkan sarapan. Tapi, begitu
keluar dari kamar, di meja makan sudah terhidang banyak makanan. Dia jelas
heran, apa Moo Jin yang memaksa semua ini? Tapi kan kulkas mereka sudah kosong.
“Lauk pauk
ini dibuat orang lain. Tapi aku yang membuat supnya,” jawab Moo Jin.
“Kamu
membeli lauk pauknya?” tebak In Ha.
Moo Jin
tidak menjawab apapun dan hanya menyuruh In Ha untuk duduk dan makan. Tidak lama,
Soo Ho keluar dari kamar. Mereka mulai sarapan bersama sambil sesekali bercanda.
Tapi, candaan itu hanyalah untuk menutupi kesedihan mereka karena Sun Ho tidak
ada di sana.
--
Ibu In Ha
ada di rumah sakit dan sedang membersihkan tubuh Sun Ho. Dia menyeka tubuh Sun
Ho sambil menangis dan berharap agar Sun Ho segera sadar.
--
Moo Jin sudah
selesai sarapan dan sedang berada di dalam kamarnya. Dia menelpon ibu In Ha dan
memberitahu kalau In Ha sudah menghabiskan semangkuk nasi. Dia juga menyuruh
Ibu In Ha untuk tidak repot-repot membawakan mereka makanan dan memintanya untuk
mampir ke rumah.
In Ha mendengarnya
dari luar kamar, dan tampak kalau dia merasa bersalah karena sebelumnya sudah
memarahi ibunya, tapi ibunya masih mempedulikannya.
--
Di sekolah,
Saat Jin Woo
masuk ke dalam ruang guru, dia mendengar Sang Bok yang sedan berteleponan dan
marah-marah. Dia jelas heran dan bertanya pada Kang Ho, dengan siapa Sang Bok
lagi teleponan? Kang Ho berbisik menjawab kalau sepertinya dengan wartawan.
Wartawan
yang sedang teleponan dengan Sang Bok adalah Reporter Choi. Dia hendak menulis
artikel mengenai kasus Sun Ho, dan juga mengenai Sun Ho yang sepertinya adalah Ketua
gang. Apalagi banyak hal yang janggal. Sang Bok jelas kesal dan mengancam akan
mengambil jalur hukum jika reporter Choi sempat mempublikasikan artikel
tersebut.
Selesai teleponan
dengan Sang Bok, Reporter Choi melihat Moo Jin yang memasuki gedung kantor
polisi.
Di dalam, Moo
Jin menemui det. Park dan menunjukkan video CCTV tersebut dan juga mereka kalau
saksi mata berkata melihat mobil mirip di rekaman CCTV terparkir di gerbang belakang
sekolah. det. Park langsung memerintahkan det. Kim untuk mengambil data model
mobil dan pelat nomor Seo Eun Joo. Dan pelat nomor itu pasti atas nama yayasan
sekolah, nama suaminya.
“Menurut
kami Seo Eun Joo juga berada di TKP malam itu,” ujar Moo Jin.
“Kita
identifikasi mobilnya dahulu,” ujar det. Park.
--
Eun Joo
berada di rumah dan terus mondar mandir ketakutan. Apalagi teringat peringatan Jin
Pyo agar dia tidak pergi meminta maaf pada keluarga Sun Ho.
Saat itu,
bel rumahnya berbunyi.
--
Det. Kim sudah
memeriksa dan melapor kalau mobil itu terdaftar atas nama Yayasan Seah.
“Bisakah
kita mengecek CCTV mobilnya?” tanya Moo Jin.
“Jika
rekamannya sudah tertimpa rekaman baru, tidak bisa dipulihkan,” ujar det. Kim.
“Setidaknya
kita bisa cek dahulu.”
“Kita tidak
bisa mencurigainya hanya karena mobilnya melewati sekolah,” ujar det. Kim lagi.
“Dia lewat
tepat di saat insiden itu terjadi. Ada saksi mata yang bahkan melihat mobil itu
diparkir. Oh Joon Seok berada di mobil Seo Eun Joo. Dan kamu tahu Oh Joon Seok
berkaitan dengan kasus ini,” ujar Moo Jin dengan suara keras.
“Tapi itu
hanya spekulasimu,” balas det. Kim.
“Polisi ini
sebenarnya bisa apa? Kalian bahkan tidak melihat mobil Seo Eun Joo melintas
dari CCTV ini, bahkan kalian tidak tahu ada saksi mata di dekat gerbang
belakang itu. Bicara dengan anak-anak itu hanya formalitas. Dan kalian terus
bilang kita butuh lebih banyak bukti dan tidak pernah berusaha mendengar pihak
korban,” marah Moo Jin.
“Saat itu,
kami tidak punya dasar untuk menginvestigasi,” balas det. Park.
“Mungkin aku
diam sampai sekarang, tapi bukan itu masalahnya. Jika cara kerja polisi terus
seperti ini, aku akan berusaha sendiri sebisaku termasuk memanfaatkan media
untuk menyelesaikan kasus ini,” putuskan Moo Jin.
“Aku akan
memeriksa kotak hitam mereka. Aku juga akan memeriksa CCTV di dekat rumah Oh
Joon Seok. Aku melakukan ini bukan karena ancaman Anda. Tapi memang tidak ada
alasan untuk investigasi sampai sekarang. Jika kita memeriksa dengan gegabah
karena adanya kesaksian, kami akan terkena dampak buruknya. Aku akan menemui
Seo Eun Joo karena kini sudah punya alasan untuk bicara dengannya. Tapi
kejadian ini sudah lama berlalu. Seperti yang Detektif Kim bilang, mungkin
rekaman kotak hitam itu sudah tidak ada.”
“Kamu bisa
cek catatan telepon Seon Eun Joo dan Oh Joon Seok?”
“Catatan
telepon termasuk dalam UU Perlindungan Informasi Pribadi. Sudah kubilang aku
perlu surat perintah untuk memeriksanya. Aku tidak bisa meminta penyidikan
ulang. Tapi aku berjanji akan memintanya begitu menemui yang mencurigakan,”
janji det. Park. Dan det. Kim tampak kesal dengan hal itu.
--
Saat Moo Jin
keluar dari kantor polisi, reporter Choi langsung menghampirinya.
--
In Ha lah
yang ternyata datang ke rumah Eun Joo. Dia memberikan uang untuk tagihan rumah
sakit Sun Ho. Dia memberikannya langsung ke Eun Joo karena rumah sakit tidak mau
menerimanya karena larangan Eun Joo.
Eun Joo
masih terus berpura-pura tidak bersalah, dan bertanya cara agar In Ha bisa
mempercayainya. Mereka kan sudah lama mengenal, dan dia pun merasa menderita
sama seperti In Ha.
“Aku hampir
lupa bahwa manusia itu tidak berubah. Saat SMA dahulu kamu bersikap baik di
depanku. Tapi itu hanya kedok agar kamu terlihat baik. Kamu penuh kepura-puraan
dan munafik. Kamu seperti boneka yang terkungkung di balik kaca toko. Saat kita
bertemu lagi setelah kamu punya anak, kukira kamu sudah banyak berubah, aku
agak iri kepadamu karena kamu terlihat kaya dan santai. Tapi aku salah. Kamu
belum berubah sama sekali,” ujar In Ha.
“Kamu pun
tidak ada bedanya,” balas Eun Joo. “Kamu masih sama seperti dahulu. Dahulu kamu
keras kepala dan merasa selalu benar. Dan kini kamu masih saja begitu.”
“Kamu benar.
Aku memang keras kepala. Tapi setidaknya, aku tidak berbohong.”
Eun Joo ikut
berkata kalau dia tidak berbohong. Dan In Ha langsung mengajukan pertanyaan,
apa benar Eun Joo langsung kembali ke rumah setelah dari tempat les? Lewat rute
mana?
“Aku tidak
perlu menjawab pertanyaan itu,” jawab Eun Joo.
“Perlu
kuberi tahu kenapa kamu tidak bisa menjawab pertanyaanku? Kamu di sana di hari
dan jam yang sama saat Sun Ho jatuh. Entah sebanyak apa keterlibatanmu pada
insiden itu, tapi yang jelas kamu ada di sana.”
“Imajinasi
yang sangat buruk, dan kamu membahasnya seolah itu bukan masalah besar,” bantah
Eun Joo.
“Karena
kenyataannya itu lebih buruk dari yang bisa kubayangkan. Kamu seorang ibu. Jadi,
mungkin kamu hanya ingin melindungi Joon Seok,” teriak In Ha.
“Kurasa aku
akan gila jika terus mendengar ocehanmu. Kamu harus pergi.”
“Kamu… keliru.
Kamu bukan melindungi Joon Seok dengan menyembunyikan kebenarannya. Kamu justru
akan menjebloskannya ke lubang neraka.”
“Kamulah
yang keliru. Kamu merasa bersalah karena gagal melindungi Sun Ho. Tapi kamu
harus berhenti menyalahkanku.”
In Ha lelah
bicara dengan Eun Joo yang masih terus menyangkal. Sebelum pergi dia berkata
pada Eun Joo, “Kamu masih bisa tidur nyenyak? Aku tidak bisa tidur nyenyak. Bagaimana
denganmu? Pasti kamu juga merasa sangat kacau.”
Eun Joo masuk
ke dalam kamarnya, dia menghela nafas berulang kali dan menangis. Tangis penuh
ketakutan.
--
Rep. choi
memberitahu Moo Jin kalau Soo Ho menemuinya.
“Dia bilang
dia akan memberi tahu keluarganya jika aku mengabarinya sebelum artikel itu
terbit. Tapi aku merasa kamu harus kukabari lebih dahulu.”
“Kamu akan
membuat artikel?” tanya Moo Jin.
“Tentu saja.
Tapi aku tidak akan menulisnya jika kamu tidak setuju. Aku ingin menulisnya
untuk menolong korban. Tapi jika keluarga korban tidak menginginkannya, aku
tidak akan menulisnya. Setelah aku bicara dengan Soo Ho, aku menjadi yakin
bahwa putramu tidak mencoba bunuh diri. Jadi, aku bertanya kepada orang-orang. Tapi
memang tidak mudah untuk menemukan buktinya. Aku tidak bisa mewawancarai staf
sekolah atau para perisak. Sepertinya akan butuh waktu lama untuk menemukan
bukti itu. Jadi, aku ingin menulis artikel berdasarkan faktanya,” jelas
reporter Choi.
“Berapa
banyak informasi yang kamu maksud?”
“Semua yang
terjadi sampai sekarang. Jika artikel ini diterbitkan, kamu akan mampu menarik
perhatian masyarakat. Dan investigasi ulang bisa dilakukan lebih cepat dari
yang seharusnya.”
“Bisa
kirimkan artikelnya kepadaku sebelum diterbitkan?” tanya Moo Jin.
“Tentu saja.”
“Mulailah
menulis,” setujui Moo Jin.
“Baik. Dan
satu lagi. Ini hanya dugaanku saja. Tapi sepertinya ada banyak orang yang
terlibat dalam kasus ini. Jadi, mungkin kasus ini akan buntu jika orang yang
ingin menyembunyikan kasus ini lebih banyak dari kalian.”
“Aku tidak
akan biarkan itu. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan menyerah. Aku akan
perjuangkan kebenarannya sampai darah terakhir,” tekad Moo Jin.
“Jika
sebesar itu kegigihanmu, aku akan berusaha keras menolong,” janji Reporter
Choi.
--
Jin Pyo
mendapat telepon dari Eun Joo yang memberitahu kalau detektif bilang akan
datang ke rumah mereka. Eun Joo menduga kalau mungkin detektif ingin menanyakan
mengenai Joon Seok karena mendapatkan laporan, tapi mereka tidak memberitahu detail-nya.
Dan juga In Ha baru datang dan yakin dia berada di TKP.
“Bagaimana
jika mereka menemukan bukti?” tanya Eun Joo takut.
“Tidak
mungkin. Seandainya ada, aku pasti sudah tahu. Tidak ada barang bukti apapun,
jadi, jangan gugup. Aku akan segera ke rumah, jadi, jangan berbohong. Kita bisa
celaka.”
Usai menelpon
Jin Pyo, Eun Joo lagi-lagi meninum obat penenang. Dia menyakinkan dirinya
sendiri kalau semuanya akan baik-baik saja.
Sementara Jin
Pyo, dia menelpon seseorang. Sepertinya petinggi polisi.
--
In Ha dan Moo
Jin memindahkan Sun Ho ke rumah sakit lain.
--
Seok Hee ke
toko Hoho dan dia mendengar dari Joon Ha kalau Sun Ho di pindahkan ke rumah sakit
lain. Seok Hee jelas jadi bingung dan penasaran, kenapa harus di pindahkan padahal
kan rumah sakit yang sekarang fasilitas dan dokternya bagus. Joon Ha tidak
menjelaskan apapun.
“Omong-omong,
kamu sudah dengar kabar dari Kyung Seon (ibu Sung Jae) lagi?” tanya Seok Hee.
“Belum.”
“Dia bukan
tipe orang yang diam saja.”
“Memangnya
dia mau berbuat apa lagi? Aku tidak takut dengan orang-orang seperti dia,”
jawab Joon Ha. Dan Seok Hee tersenyum mendengarnya.
--
Ibu Sung Jae
bersama suaminya mengajak Ibu Ki Chan dan suami-nya untuk bertemu. Hal ini
karena wartawan menelpon mereka. Ibu Sung Jae dan suaminya ingin mengajak
keluarga Ki Chan untuk bekerja sama mencegah terbitnya artikel yang aneh. Mereka
harus mencocokkan cerita mereka dulu.
Ayah Ki Chan
dengan bahasa banmal berkata untuk mengabaikan saja para wartawan yang
menelpon. Jika mereka menulis artikel aneh, tuntut saja dengan pencemaran nama
baik. Ibu Sung Jae tidak suka ayah Ki Chan bicara banmal pada suaminya. ayah Ki
Chan kesal dan berkata kalau dia setahun lebih tua. Ayah Sung Jae langsung menenangkan
suaminya agar tidak ribut.
Ibu Sung Jae
kemudian bertanya, apa alasan ibu Ki Chan memberitahu pertemuannya dengan orang
tua siswa hari itu pada Joon Ha? Ibu Ki Chan dengan kesal menjawab kalau itu
karena ibu Sung Jae mengadakan pertemuan tanpa mengajaknya.
Ayah Sung Jae
melerai pertengkaran mereka. Dan menyuruh untuk membahas masalah anak mereka
terlebih dahulu. Eh, tapi dia dan ayah Ki Chan malah bertengkar karena saling
menuntut permintaan maaf. Akhirnya, pertemuan itu berakhir tanpa hasil apapun.
--
Soo Ho ke
ruang guru untuk melapor pada guru Ham kalau dia sudah selesai bersih-bersih. Saat
dia mau keluar ruang guru, dia melihat Kang Ho yang membawa masuk Dong Hee
menemui Sang Bok.
Soo Ho
menunggu di depan ruang guru dengan cemas. Dan tidak lama, dia melihat Jin Woo
yang berjalan terburu-buru kembali ke ruang guru. Dong Hee berusaha menahan
tangisnya.
Di dalam
ruang guru, Sang Bok memarahi Dong Hee yang sudah memberitahu orang tua Sun Ho
kalau bertemu Sun Ho di hari kejadia. Harusnya, Dong Hee memberitahu hal itu
pada guru terlebih dahulu. Dia memarahi Dong Hee yang telah berbohong dan
memfitnah teman sendiri.
“Aku tidak
berbohong,” jawab Dong Hee.
Tapi Sang
Bok terus memarahinya dan bahkan membahas masalah Dong Hee di sekolah lama.
Dong Hee hanya bisa menunduk menerima semua amarah Sang Bok. Saat itu, Jin Woo
masuk dan langsung membentak Sang Bok. Dia memarahi Sang Bok karena telah memarahi
muridnya. Jin Woo juga berteriak menyuruh Dong Hee untuk kembali ke kelas.
Dong Hee
akhirnya di biarkan keluar ruang kelas. Dan Soo Ho langsung menghampirinya.
Di dalam,
Sang Bok masih bertengkar dengan Jin Woo. Dia berkata kalau masalah ini timbul
karena Jin Woo tidak mampu mengontrol murid-muridnya. Sang Bok bahkan menyuruh
Jin Woo untuk segera menyiapkan surat permintaan maaf karena dia akan
melaporkan masalah ini ke Kepala Sekolah.
“Apa
kesalahan Dong Hee?” tanya Jin Woo, emosi.
“Dia
memfitnah teman sekelasnya dan membuat keributan,” jawab Sang Bok, berteriak.
“Memfitnah
temannya dan membuat keributan. Itu hanya pendapat Anda saja. Dia cuma
mengatakan yang sebenarnya semua yang dia tahu,” balas Jin Woo, berteriak.
“Dia sudah
menyebarkan kebohongan!”
“Dari mana
Anda tahu itu bohong atau bukan?”
“Hanya dia
yang membuat tuduhan seperti itu!” Sang Bok masih ngotot!
“Berapa
banyak kesaksian yang kami butuhkan agar Anda yakin? Sepuluh? Seratus? Atau
perlu satu sekolah ini? Bagaimana jika hanya Dong Hee yang mengatakan
sebenarnya?”
“Kamu
meragukan penilaianku?”
“Kita
mengajari mereka untuk tulus, berani, dan bersikap jujur. Tapi sekolah dan para
gurunya malah menyuruh diam dan menegur di saat mereka ingin bicara.”
“Aku tidak
begitu. Kamu pikir aku sedang mencari aman? Aku melakukan ini demi sekolah.”
“Tanpa anak-anak, tidak akan ada
sekolah ini. Dan tidak ada guru.”
Sang Bok
benar-benar marah dan menyuruh Jin Woo untuk menunggu saja akibatnya. Dia
keluar ruangan dengan membanting pintu.
--
Soo Ho dan Dong
Hee berjalan pulang bersama. Soo Ho tampak kesal, dan Dong Hee berkata kalau dia
baik-baik saja. Soo Ho kesal karena ucapan Sang Bok pada Dong Hee.
Dong Hee
merasa baik-baik saja karena Jin Woo membelanya dan Soo Ho juga membelanya. Dia
benar-benar baik-baik saja.
“Kamu sama
jahatnya (terlalu baik) dengan kakakku. Jika mereka begitu lagi terhadapmu,
langsung katakan ke mereka,” ujar Soo Ho.
“Beri tahu
apa?”
“Semua yang
ingin kamu katakan.”
Dong Hee
tersenyum. Dia kemudian bertanya Soo Ho hendak membawanya kemana? Soo Ho hanya
menyuruh Dong Hee untuk ikut saja dengannya.
--
Detektif Park
dan Kim sudah berada di rumah Eun Joo. Jin Pyo juga sudah pulang. Dan mereka
langsung bertanya, kalau CCTV dan saksi mengatakan melihat mobil Eun Joo menuju
gerbang belakang sekolah di hari kejadian.
“Apa ini
penyelidikan resmi?” tanya Jin Pyo.
“Bukan. Ini
tidak resmi dan kami tidak punya surat perintah. Jadi, Anda boleh tidak
menjawab jika memang tidak berkenan. Tapi kami hanya ingin memastikan karena
ada laporan.”
“Tentu saja
kami bisa menjawab pertanyaanmu. Tapi aku merasa ini seperti menyudutkan,” ujar
Jin Pyo.
“Maaf jika
kalian merasa begitu.”
“Tapi kita
tetap harus bisa bekerja sama. Lagi pula, ini soal murid di sekolah kami. Jawab
saja pertanyaan mereka,” ujar Jin Pyo.
“Aku
menjemput Joon Seok dari tempat les dan pulang.”
“Aku yakin
ada rute yang lebih dekat dari tempat les ke rumah Anda. Jadi, kenapa Anda harus lewat sekolah?”
“Aku sudah
sering lewat rute itu. Jalanan di sana lengang, dan tidak banyak lampu merah. Jadi,
terkadang lewat sana justru lebih cepat tiba di rumah.”
“Anda memarkir
mobil Anda di gerbang belakang?” tanya det. Park, lagi.
“Tidak.”
“Lantas,
kenapa Anda ke gerbang belakang? Di sana jalan buntu.”
“Joon Seok
dan aku sedang mengobrol soal pelajarannya. Dan tanpa sengaja aku membelok
kiri, seharusnya belok kanan.”
“Dia sering
membuat kesalahan seperti itu,” bela Jin Pyo. “Jika perlu, kalian boleh
mengambil CCTV mobilnya untuk diperiksa.”
“Benarkah? Kami
akan kembalikan CCTV-nya begitu kami selesai memeriksanya.”
“Aku akan kabari
sopirnya. Kalian bisa langsung membawanya.”
Dan usai
bertanya, mereka mampir untuk pulang. Diluar, det. Kim menggerutu dan bertanya
apa det. Park benar-benar mempercayai orang tua Sun Ho? Belum menjawab, det. Park
sudah mendapat telepon dari ‘Pengawas’. Det. Park bisa menduga kalau Jin Pyo
yang pasti menelpon pengawas itu, dan karena itu dia malas mengangkatnya. Dia lebih
memilih untuk mengambil kamera blackbox di mobil Eun Joo.
--
Moo Jin
berada di sebuah restoran.
Flashback
Moo Jin menemui Dong Soo dan
memberitahu kalau dia sudah menemui guru di sekolah lama Dong Hee, dan para
murid di sana sudah menulis surat perjanjian tidak akan membully Dong Hee lagi.
Jadi, Dong Hee tidak perlu khawatir lagi. Dia juga sudah meminta Jin Woo untuk
mengawasai Dong Hee.
Dong Soo menundukkan kepala dalam-dalam
dan berterimakasih. Moo Jin tertawa melihat Dong Soo yang bersikap sangat
formal padanya dan membuatnya canggung.
“Guru Park, Dong Hee bilang CCTV
pada malam itu rusak. Benarkah itu?” bahas Dong Soo, tiba-tiba.
“Ya. Kenapa memangnya?”
“Sepertinya Bapak bisa menemukan
jawabannya dengan mudah.”
“Apa maksudmu?”
“Bapak yakin Sun Ho tidak bunuh
diri. Kalau begitu ada yang menghilangkan rekaman CCTV itu dengan sengaja. Dan
hanya satu orang yang bisa menghilangkannya sebelum polisi tiba. Satu orang? Orang yang menemukan Sun Ho dan menghubungi
nomor darurat.”
End
Dan itulah
mengapa Moo Jin mengajak Dae Gil untuk bertemu. Dan sepertinya, Dae Gil pun di
ikuti oleh seseorang (mungkin orang suruhan Jin Pyo).
--
In Ha berada
di rumah sakit. Dia menelpon Soo Ho karena mendapatkan laporan dari akademi
kalau Soo Ho tidak datang les hari ini. Kemana Soo Ho?
“Ada yang
lebih penting daripada les. Nanti kuceritakan. Aku tidak akan pulang terlambat.
Jangan cemas. Aku bersama Dong Hee,” jawab Soo Ho.
Dia dan Dong
Hee berada di depan rumah Da Hee, mengintai. Soo Ho yakin kalau Da Hee menyembunyikan
sesuatu dan ada hubungannya dengan Joon Seok.
--
Sementara itu,
Jin Pyo membakar rekaman yang berisi pertemuan Sun Ho dan Joon Seok.
--
Moo Jin
bicara dengan Dae Gil. Dia membuka pembicaraan dengan berterimakasih pada Dae
Gil karena sudah menemukan Sun Ho hari itu dan melapor cepat ke 911 hingga Sun
Ho masih bisa di selamatkan.
“Istriku dan
aku berpikir Sun Ho jatuh karena ada yang mendorong dia dari atap. Tapi kami
tidak punya bukti atau saksi mata. Jadi, sulit rasanya untuk membuktikan apa
pun. Kami pasti bisa tahu apa yang terjadi seandainya CCTV di sana berfungsi. Tapi
hari itu sedang rusak. Dan itulah yang membuatku kesal. Aku tahu ini memang
mengada-ada. Tapi bagaimana jika CCTV-nya tidak rusak? Jika memang ada yang
sengaja menghapus rekaman itu, aku mulai berpikir siapa yang bisa menghapusnya.
Saat itulah terlintas olehku orang yang tidak pernah aku duga. Sepertinya dia
baik. Aku tidak punya anggapan buruk terhadapnya. Tapi aku sadar hanya dialah
yang bisa menghapus rekaman CCTV hari itu. Itu hanya spekulasiku, dan aku tidak
punya bukti. Jadi, tidak mungkin aku bisa membuktikannya. Dan pada saat ini,
aku masih merasa dia bukan orang jahat. Aku yakin dia punya alasannya. Pasti
dia punya alasan pelik hingga terpaksa harus seperti ini. Bisakah kamu memberitahuku
alasannya?” tanya Moo Jin.
Dae Gil
terdiam.
Tags:
Beautiful World
Lanjut.....
ReplyDelete