Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 14 – 2
Images
by : jTBC
Esok hari,
Eun Joo keluar
dari kamar dan terkejut karena Jin Pyo membanting koran dengan emosi. Koran tersebut
berisi berita berjudul : SMP S Kecelakaan Misterius. Dan ada tertulis kalau istri
direktur memberikan jumlah uang yang besar kepada satpam. Dan putra yayasan direktur
ada di atap bersama dengan anak yang terjatuh.
Mata Eun Joo
bergetar membaca berita tersebut. Tapi, lagi dan lagi, Joon Seok menyuruhnya
untuk tidak mengkhawatirkan apapun. Eun Joo tidak mengatakan apapun dan hanya
berlari panik ke kamar Joon Seok.
--
Soo Ho sudah
membaca berita tersebut dari ponselnya. Dan dia tampak sangat marah, dia segera
menanyakan kebenaran berita tersebut pada Moo Jin. Apa benar ibu Joon Seok terlibat
dan membayar seseorang untuk membuat oppa-nya seperti bunuh diri?
“Sarapanlah
dulu. Ayah akan menjelaskan segalanya.”
Soo Ho tidak
mau, dia menangis dan tidak terima. Kenapa Eun Joo masih hidup dengan baik-baik
saja, ketika sudah melakukan hal seburuk itu? dan kenapa masih harus di lakukan
penyelidikan ketika sudah ada bukti jelas? Dia tidak terima dengan semua itu.
“Mereka iblis.
Mereka bukan manusia.”
“Soo Ho-ah.”
Soo Ho
benar-benar marah dan keluar dari dalam kamar.
--
Moo Jin
mengantar Soo Ho ke sekolah. Soo Ho masih tampak sangat marah. Dan Moo Jin
memintanya untuk mendengarkannya.
“Oppa mu
bilang ini pada Dong Hee. ‘Jangan kalah.’”
“Dan kita
kalah sekarang ini.”
“Itu tidak
benar. Kita berjuang. Jangan menghancurkan siapapun. Kita bertarung untuk memperbaiki
hal yang salah. Ada hal yang benar dan salah. Tapi tidak ada yang kalah dan
menang. Di saat kau menyerah pada dirimu sendiri, kau menyerah berjuang.”
Soo Ho
tampak memikirkan perkataan ayahnya.
Joon Seok
masih datang ke sekolah. Dan dia bisa merasakan semua orang membicarakannya. Dia
teringat kejadian tadi pagi, saat Jin Pyo menegaskan berulang kali padanya
kalau dia bukan pelaku dan semua hanyalah kecelakaan. Saat itu, Eun Joo juga
melarangnya ke sekolah, tapi Jin Pyo menyuruhnya untuk tidak menghindar karena
hal itu hanya akan membuat Joon Seok terlihat seperti pelaku.
Dan pada
akhirnya, inilah yang harus di hadapinya. Gunjingan orang-orang. Soo Ho yang
baru datang melihatnya. Dia sangat marah hingga dia berlari dan memukulkan batu
ke kepala Joon Seok. Dia berteriak kalau dia tidak akan pernah bisa memaafkan Joon
Seok. Tidak akan pernah!
Tapi… semua
itu hanyalah imajinasi Soo Ho. Nyatanya, dia hanya berdiri diam menatap Joon
Seok. Dia memuji dirinya sendiri yang berhasil menahan dirinya sendiri untuk melakukan
hal tersebut.
--
Artikel itu
juga sudah tersebar di ruang guru. Mereka menjadi bertanya-tanya mengenai
artikel tersebut. Dan juga itu hal yang sangat mengerikan.
Sang Bok
masuk ke dalam dengan terburu-buru. Dia memanggil Jin Woo menghadap. Dan dia
bertanya pendapat Jin Woo, haruskah Joon Seok belajar sendirian di ruang
konsultasi? (ada yang lucu, itu ngapain pula Kang Ho berdiri di belakang Jin
Woo).
“Aku tahu
dia belum di berikan hukuman resmi, tapi anak-anak akan menilai. Jadi, bukankah
menurutmu itu mungkin akan membuat Joon Seok menjadi korban?”
“Aku
mengerti.”
“Dia tidak
mendorong nya dengan sengaja. Itu hanya kecelakaan. Jadi, jangan
memperlakukannya seperti kriminal.”
“Okay.”
--
Joon Seok
masuk ke dalam kelas. Dan semua langsung menatapnya. Dia berjalan ke mejanya
tapi ternyata mejanya tidak ada. Dia melihat sekeliling dan menemukan mejanya
di letakkan di sudut kelas. Dia tampak sangat marah, apalagi di atas meja terdapat
banyak memo umpatan yang menyebutnya pembunuh, bukan manusia, dan masih banya
lagi.
Dia berbalik
dan melotot pada semuanya, tapi semua langsung berbalik. Hanya Dong Hee yang
tetap menatapnya, kasihan. Joon Seok tampak marah dan membuang semua memo
tersebut dan menarik meja kursinya dan meletakkannya kembali ke posisinya
semula.
Saat itu, Jin
Woo masuk dan memanggil Joon Seok keluar kelas untuk bicara. Dia menyarankan
agar Joon Seok belajar sendiri di ruang pribadi daripada berada di kelas. Tapi,
Joon Seok malah menjawab kalau dia masih belum menerima hukuman resminya. Jin Woo
berusaha menjelaskan kalau bukan itu intinya. Tapi, Joon Seok terus berkeras
ingin tetap berada di kelas dan membantah Jin Woo.
“Itu
kecelakaan. Itu benar-benar kecelakaan!”
“Jadi kau
mau bilang kalau kau tidak bersalah apapun? kau membully temanmu dan berbohong
sampai akhir. Dan kesalahan terbesar yang kau lakukan, kau masih tidak
menyesali apapun yang telah kau perbuat! Tunggu di ruang konseling. Aku akan
segera ke sana.”
Tapi, Joon Seok
malah berjalan pergi.
--
Eun Joo
berdiri diam di depan rumah. Dia teringat kemarahan Joon Seok padanya. Dan hal
tersebut membuatnya frustasi.
Dia tiba-tiba
terpikir sesuatu menatap ponselnya.
--
In Ha sudah
menceritakan apa yang det. Park sampaikan padanya ke Joon Ha. Dan Joon Ha
benar-benar kesal mendengarnya. Dia tidak terima dengan hasil yang mungkin akan
di terima Eun Joo yaitu hanya denda. In Ha menjawab kalau itu masih belum
pasti.
“Dan juga…
mereka sudah terpenjara selamanya.”
“Apa? Apa maksud
eonni? Bagaimana mereka bisa terpenjara?”
In Ha tidak
menjawab karena dia menerima telepon dari Eun Joo.
--
Eun Joo
berada di depan rumah In Ha, menanti In Ha. In Ha sudah pulang dan membukakan
pintu untuk Eun Joo masuk.
Di dalam
rumah, In Ha bertanya apa yang Eun Joo katakan?
Eun Joo diam
sesaat. Dan akhirnya berkata kalau dia yang salah. Joon Seok ingin memberitahu
segalanya tapi dia melarangnya. Semua adalah kesalahannya. Dia benar-benar
minta maaf. Dan tentu saja, In Ha tidak bisa memaafkannya. Dan dia bahkan marah
karena Eun Joo seperti ini saat mereka sudah menemukan bukti. Andai saja Eun
Joo langsung menelpon ke 911 dan di bawa ke rumah sakit, maka Sun Ho tidak akan
koma.
Eun Joo
menangis dan berkata kalau dia mengira saat itu Sun Ho sudah meninggal. Mendengar
hal itu, In Ha langsung menamparnya dengan sangat keras.
“Kau
seharusnya membawanya ke rumah sakit! Bagaimana bisa kau hanya memikirkan putramu
ketika ada seorang anak sekarat di depanmu?! Bagaimana bisa seorang manusia
melakukan hal seperti itu?!”
Eun Joo
berlutut, memohon maaf.
“Kau tahu,
apa yang sudah kau lakukan? Jika Sun Ho ku tidak pernah bangun, itu sama saja
kau membunuh semua orang di keluarga kami! Sun Ho, aku, Soo Ho dan ayah Sun Ho!
itu sama seperti kau membunuh kami semua!”
Eun Joo
hanya bisa terus dan terus berkata : Maaf.
“Bagaimana
bisa kau melakukan itu? dari semua orang, bagaimana bisa kau melakukannya? Bagaimana?!”
frustasi In Ha.
--
Eun Joo
keluar dari rumah In Ha. Langkahnya tidak stabil. Dia berusaha menghapus air
matanya.
--
Moo Jin
menemui det. Park. Dan dia terkejut karena det. Park memberitahu jika pada
tanggal yang Moo Jin sebutkan, saat Da Hee di lecehkan, Da Hee tidak bertemu
dengan Da Hee. Mereka memeriksa ponsel Joon Seok, dan pada tanggal tersebut,
Joon Seok tidak datang menemui Da Hee dan membatalkan janji dengan Da Hee, dia
memberitahunya di sore hari setelah Da Hee menunggunya berjam-jam dan mengirim
pesan serta menelpon berulang kali.
Di pesan
itu, Joon Seok mengirim pesan pada Da Hee kalau dia tidak serius ingin bertemu
dengan Da Hee. dan juga dia
ingin Da Hee bertingkah seolah mereka adalah teman karena hal itu membuatnya
lelah.
Jadi, det. Park
menduga kalau tidak mungkin Joon Seok melecehkan Da Hee.
“Kau bilang
Da Hee berbohong mengenai semuanya?”
“Ini sangat
jarang, tapi itu mungkin saja terjadi,” jawab Det. Park.
“Tapi Da Hee
mengalami serangan panik dan bahkan tidak bisa datang ke sekolah.”
“Dia bisa
saja mempunyai alasan berbeda. Keduanya, dia dan orang tuanya menolak untuk memasukan
tuntutan. Jadi, tidak ada cara untuk melakukan penyelidikan.”
--
Joon Seok
masih berada di sekolah, dan bahkan pergi ke kantin untuk makan siang. Dan semua
masih terus memandanginya. Joon Seok duduk sendiri dan berusaha untuk memakan
makanannya dengan lahap. Dong Hee memperhatikannya.
--
Sung Jae, Ki
Chan dan Young Chul pergi ke kantor polisi untuk di interogasi.
Giliran pertama,
Sung Jae dengan di dampingi kedua orangtuanya. Kali ini, dia mengaku kalau Sung
Jae adalah ketua gang, dan dia tidak mengaku saat di wawancarai pertama kali karena
dia takut dengan Joon Seok. Dia mengaku kalau Joon Seok mengancamnya. Tapi, dia
membantah kalau mereka membully terus menerus. Det. Park bertanya mengenai pesan
yang mereka kirim pada Sun Ho, dan Sung Jae berbohong kalau itu hanya candaan. Dan
juga Sun Ho setuju untuk bermain game Avengers tersebut.
Selanjutnya yang
di interogasi adalah Ki Chan. Dan Ki Chan berkata kalau dari awal kan dia sudah
bilang kalau Joon Seok lah ketuanya. Det. Park langsung bertanya, apa mereka
membully Sun Ho setiap saat? Dan ayah Ki Chan yang malah menjawab kalau Joon
Seok yang mengancam Ki Chan. Dia terus menerus ikut campur sehingga det. Park membentaknya
agar membiarkan Ki Chan menjawab. Dan tidak di duga, Ki Chan memberitahu kalau dia
lah yang menyarankan SMS bully itu. Dia juga mengakui bahwa Joon Seok yang
menyarankan Avengers Game dan membagikan karakter. Dia juga memberitahu kalau Sun
Ho tidak setuju dengan permainan tersebut, tapi mereka mengancam akan melakukan
game itu pada Dong Hee jika Sun Ho tidak datang. Dan itulah kenapa Soo Ho mau
datang ke sana, menemui mereka.
Dan mengingat
apa yang di lakukannya pada Sun Ho, membuat Ki Chan menangis. Dia benar-benar
menyesali semua perbuatannya (nice Ki Chan, setidaknya kau menyesal dan mau
jujur). Det. Park berjalan ke belakangnya, dan menepuk pundaknya. Mungkin dia
bangga dengan Ki Chan yang telah jujur sedari awal dan mau mengakui perbuatannya.
Young Chul
ke kantor polisi bersama Seok Hee. Dan Seok Hee mengingatkan Young Chul untuk
jujur pada polisi. Jangan berbohong sama sekali! itulah cara yang benar setelah
semua kesalahan yang dia lakukan pada Sun Ho.
Dan Young
Chul akhirnya jujur selama interogasi. Dia mengakui kalau mendengar Sun Ho
mengajak Joon Seok bertemu pertama kali. Mereka tidak bilang akan bertemu di
atap, melainkan di Laputa. Det. Park bertanya lagi, apa Laputa adalah cara
mereka menyebut atap sekolah? Young Chul bilang tidak. Dan dia juga sudah
bertanya pada Joon Seok, tapi Joon Seok berkata padanya tidak bertemu dengan
Sun Ho, dan tidak memberitahunya dimana Laputa.
--
Sekolah sudah
usai, dan Joon Seok berada di kelas seorang diri. Dia memandang ke arah tempat duduk
Sun Ho.
Flashback
Saat itu Joon Seok dan Sun Ho
berada di atap sekolah, dan hubungan mereka masih baik. Sun Ho berkata kalau
mulai dari sekarang mereka akan menyebut atap sekolah itu “Laputa”. Laputa dari
anime “Castle in the Sky” (anime dari studio Ghibli. Studio Ghibli selalu membuat
anime movie yang outstanding. Semuanya bagus dan jalan ceritanya unik. My younger
sister mengoleksi semua anime Ghibli. Even my mother suka sama anime dari
Ghibli. Eh, kok malah out of topic yah. Hahhaaha. Tapi, serius, anime dari Studio
Ghibli itu bagus. Kalian tahu Totoro? Hantu No Face? Itu dari anime Ghibli. Jangan
kira kalau anime itu hanya tontonan anak-anak ya, karena tidak demikian. Banyak
anime dengan tema dewasa, slice of life dan romance yang bagus. Aku suka nonton
anime juga soalnya. Ada yang tema cooking, sports, drama, slice of lice,
fantasy and shounen.)
“Kastil melayang di tengah awan
yang legendaris. Berbaring di sini seperti ini mengingatkanku akan Laputa.”
“Astaga, kekanak-kanakan sekali,”
komentar Joon Seok.
“Ini maknanya dalam.”
“Baiklah. Ceritakan kepadaku.”
“Singkat cerita, ini kisah
tentang pertarungan antara seorang putri Laputa yang menginginkan perdamaian
dan penjahat yang merebut Laputa. Banyak hal terjadi dan akhirnya Laputa
dihancurkan.”
“Akhir macam apa itu?”
“Sang putri selamat dan kembali
ke negerinya. Protagonis tetap hidup, jadi, itu akhir yang bahagia. Ayolah.
Berbaringlah di sini. Ini membuatmu merasa enak.”
“Kita harus ke tempat les
sekarang.”
Tapi, Sun Ho tetap berbaring
menghadap ke langit. Dan Joon Seok akhirnya mengikutinya.
End
Dan mengingat
hal itu, membuat Joon Seok menangis keras. Dia menyesali segalanya.
--
Jin Pyo
mengadakan rapat yang di hadiri oleh Sang Bok, Myung Sun, Kang Ho dan Jin Woo. Dia
meminta maaf karena apa yang terjadi.
“Kecelakaan
itu memang terjadi saat Joon Seok dan Sun Ho berargumen, dan bahwa istriku jadi
kebingungan sampai-sampai dia meninggalkan TKP begitu saja. Tapi dia tidak
sengaja menyamarkan kecelakaan itu,” ujar Jin Pyo.
Dan kembali,
Sang Bok menjilat Jin Pyo, membelanya.
“Masalahnya
adalah bagaimana kita menahan keluhan orang tua dan liputan media tentang
kritik sampai polisi menyimpulkan investigasi mereka. Itu akan memengaruhi
siswa juga. Kami telah menerima banyak panggilan dari orang tua yang cemas. Tentu
saja. Kita butuh seseorang untuk berkorban demi kebaikan sekolah. Kurasa
sekolah harus cepat tunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab. Bagaimana menurut
Anda?” tanya Jin Pyo dan menatap Myun Sun.
“Aku akan
bertanggung jawab dan mengundurkan diri,” ujar Myun Sun.
“Aku
menyesal Anda harus mengundurkan diri di tengah aib saat pensiun Anda sudah
dekat, tapi...” komentar Jin Pyo.
“Aku hanya
ingin katakan satu hal. Kurasa orang yang harus bertanggung jawab dan
mengundurkan diri bukan Kepala Sekolah melainkan Anda, Direktur Oh,” ujar Jin
Woo.
“Apa kamu
sudah gila?” marah Sang Bok.
“Tanggung
jawabnya seharusnya diemban oleh seseorang yang layak. Hanya itu cara kita
menunjukkan kepada orang tua dan siswa bahwa kita berusaha keras memperbaiki
situasi.”
“Pak Lee
benar. Memang benar keluargaku menyebabkan banyak masalah di sekolah. Tapi aku
pemilik Yayasan Seah. Seorang pemilik tidak bisa meninggalkan rumahnya begitu
saja...”
“Pak Lee. Pemilik
sekolah adalah siswa dan guru. Dan aku yang bertanggung jawab atas mereka. Aku
tidak mengundurkan diri dalam aib. Aku hanya malu di hadapan murid-muridku bahwa
aku gagal mengatasi situasi dengan benar. Aku sangat menyesal,” ujar Myung Sun.
Dan dia mengeluarkan surat penguduran diri yang ternyata telah di persiapkannya.
Semua jelas terkejut. “Aku selalu menyimpannya selama ini. Tolong pastikan guru
lain tidak menderita karena hal ini.”
--
Moo Jin memberitahu
apa yang det. Park katakan padanya mengenai Da Hee pada In Ha. In Ha bingung
apa itu artinya Da Hee sudah berbohong? Moo Jin juga tidak tahu pasti, tapi
Joon Seok tampaknya tidak menemui Da Hee hari itu.
Det. Park
menelpon Moo Jin dan memberitahu kalau mereka sudah mengumpulkan cukup bukti
kalau Joon Seok terus membully Sun Ho. Dan setelah mereka mengirimkan kasus itu
ke pengadilan remaja, kasus itu akan segera di nilai.
“Begitu, ya.
Aku tidak sempat bertanya tadi, tapi apa kamu menanyai Eun Joo tentang jurnal Sun
Ho?” tanya Moo Jin.
“Sepertinya
dia tidak tahu apa pun tentang jurnal itu,” jawab det. Park. “Aku akan
meneleponmu lagi,” ujarnya saat det. Kim menemuinya.
“Kami
menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan mobil yang jadi saksi tabrak lari Shin
Dae Gil. Ingat orang yang kita tangkap di rumah judi Ki Deuk Cheol? Dia pemilik
mobilnya,” beritahu det. Kim.
“Maksudmu Ki
Deuk Cheol ada di dalam mobil itu?”
“Itu
mungkin. Karena dia bilang mereka menggunakan mobil itu sebagai jaminan judi.”
--
Jin Pyo
pulang ke rumah dan Eun Joo sudah menunggunya di ruang tamu.
“Aku ingin
bercerai,” ujar Eun Joo. “Aku tidak butuh tunjangan. Aku hanya ingin hak asuh atas Joon Seok.”
--
Soo Ho berada
sendirian di kamar rawah Sun Ho. Dia bicara dengan Sun Ho yang belum sadarkan
diri kalau dia sebenarnya merasa Dong Hee lebih baik untuk Sun Ho daripada Da
Hee. Masalahnya, hanya mereka berdua terlalu baik.
Dan saat
itu, jari jemari Sun Ho bergerak. Soo Ho yang setelah melihat bintang, duduk di
samping Sun Ho, memperhatikan wajah Sun Ho. dan saat itu, dia melihat jari
jemari Sun Ho yang bergerak. Benar-benar bergerak.
In Ha dan
Moo Jin sedang menemui dokter.
“Itu bahkan
terjadi semalam. Tingkat saturasi oksigennya terus menurun. Itu berarti
napasnya tidak stabil. Jika itu sering terjadi, kondisinya mungkin bertambah
buruk,” beritahu dokter.
“Apa
maksudmu dia mungkin tidak bisa bernapas sendiri?” tanya Moo Jin.
Saat itu,
Soo Ho keluar dari kamar rawat dan berteriak memanggil ayah ibunya untuk segera
masuk. dia memberitahu jemari Sun Ho bergerak. In Ha langsung memanggil nama
Sun Ho berulang kali. Moo Jin pun demikian. Dia meminta Sun Ho untuk bangun.
Dan keajaiban
terjadi. Mata Sun Ho terbuka.
Bahkan dokter
tampak terkejut. Keajaiban benar-benar telah terjadi.
Bersambung
Tags:
Beautiful World