Network
: iQiyi iQiyi
Luo
Jing menangis melihat itu. Dan tiba- tiba saja Ying Chi muncul dihadapannya,
dan dia bertanya apa Luo Jing sudah mengetahui segalanya, tentang dia yang
selalu menyalahkan diri nya sendiri. Dan Luo Jing menangis.
Kemudian
Ying Chi bertanya lagi, “Apakah kamu masih menyalahkan ku yang tidak bisa
melindunginmu pada waktu itu?”
“Aku
tentu saja menyalahkanmu,” jawab Luo Jing.
“Itu
semua salahku. Karena saat itu aku tidak sepenuhnya memilah perasaanku,
menyebabkan Ying Yun salah paham dan menyebabkan itu terjadi. Junior, kamu
harus menyalahkan ku,” jelas Ying Chi, menyalahkan dirinya sendiri.
Luo
Jing menggelengkan kepala nya, dan menangis. “Aku menyalahkan mu untuk
menanggung semuanya sendirian. Apa kamu tahu, muncul dalam bentuk fisik akan
menyebabkan kerusakan pada roh mu? Xiao Hua Hua bodoh.”
“Melakukan
semua ini selama kamu tidak menyalahkan ku, maka itu setimpal.”
Selama
ini banyak hal yang Luo Jing tidak mengerti, sehingga dia mau menyerah. Tapi
sekarang dia merasa telah mengerti semuanya. Seperti takdir, jika kita tidak
menghadapi nya dan tidak mengubahnya, maka hidup hanya akan berubah menjadi
perjalanan yang hambar.
“Bahkan
jika kita bisa bertemu lagi, itu tidak ada artinya. Benar begitukah?” tanya Luo
Jing, meminta pendapat.
Mendengar
perkataan Luo Jing yang bijaksana. Ying Chi menjelaskan bahwa dulu dia merasa
telah melampaui Luo Jing, tapi sekarang dia merasa Luo Jing lah yang telah
melampui nya.
Dan
Luo Jing tersenyum bangga. “Tentu saja. Aku Lin Luo Jing, dan juga Hua Ying Xue
mu. Benarkan?”
“Junior,
aku berjanji padamu. Aku akan mengambil jiwa ini kembali ke tubuhnya.
Melepaskan semuanya untuk memulai dari awal. Aku tidak akan membuat kamu
mengkhawatirkan aku lagi,” janji Ying Chi. Dan Luo Jing mengangguk mengiyakan.
“Terima
kasih, Junior,” kata Ying Chi dengan tulus. Lalu dia menghilang dalam sekejap.
Luo
Jing membiarkan Ying Chi menghilang dari hadapannya dengan perasaan sedih. Luo
Jing kemudian memperhatikan gelang mutiara ditangannya yang sudah tidak
bercahaya lagi.
“Terima
kasih, Xiao Hua Hua. Dari sekarang, tidak peduli apa bahaya atau kesulitan yang
aku hadapi. Hanya mengetahui bahwa kamu masih ada, membuat ku merasa aman. Apa
lagi, semuanya akan baik- baik saja,” kata Luo Jing penuh tekad.
“Dalam
game ini, aku sudah mengalami pengalaman yang menyakitkan. Waktu cepat berlalu.
Cinta, kebencian, emosi, penyesalan. Bahkan kematian sama sekali tidak
semenakutkan itu. Apa lagi yang harus ditakutkan? Aku mengerti sekarang. Dengan
berani mengejar apa yang kamu inginkan adalah kultivasi terbaik,” gumam Luo
Jing sambil tersenyum.
Lalu
Luo Jing pun kembali ke tempatnya berasal.
Xi Que
menghampiri Luo Jing, dan bercerita bahwa tampaknya dia bermimpi barusan. Dia
melihat Luo Jing tiba- tiba menghilang, dan itu menakutinya.
“Xi Que.
Aku merasa seperti aku baru saja bermimpi panjang,” jelas Luo Jing sambil
menghapus air mata yang tersisa di pipinya.
“Orang2 dalam game ini memberiku pengalaman hidup yang
begitu nyata. Jika aku pergi, mereka mungkin akan sangat sedih. Untuk mereka, dan
juga untuk diriku sendiri, aku harus hidup sekali lagi.”
“Nona,”
panggil Xi Que.
“Apa
kamu tahu, hidupku sebelumnya, selain belajar, itu adalah bermain game. Aku
tidak pernah mencintai siapapun. Dan juga tidak tahu apa itu cinta. Namun sejak
aku datang ke tempat ini, mengalami begitu banyak hal, aku merasa akhirnya
mengerti,” kata Luo Jing, bercerita sambil tertawa pelan.
“Mulai
hari ini, Aku, Lin Luo Jing. Tidak akan melarikan diri lagi. Aku akan
menghadapi segalanya dengan ketangguhan. Memulai kembali hidupku dalam game
ini,” kata Luo Jing dengan tegas dan penuh kepercayaan diri.
“Nona.
Terkadang aku merasa seperti kamu benar- benar berbeda dari kami. Tapi Xi Que
tidak tahu dimana bedanya. Seperti jika, Nona bukan bagian dunia ini. Tapi
tidak peduli siapa Nona, Xi Que sudah menerima mu. Kamu akan selalu menjadi
Nona ku. Selamanya,” balas Xi Que sambil tersenyum senang.
“Kamu
akan selalu menjadi Xi Que kecilku,” balas Luo Jing sambil tersenyum juga.
Tags:
Unique Lady